Você está na página 1de 23

DEPARTEMEN ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
Jl. Mayjen Sutoyo No. 2 Cawang Jakarta 13650

REFERAT
STRIKTUR URETRA

Disusun oleh : FRANSISKA LUMEMPOUW KOEDOEBOEN


1261050302

Pembimbing:
dr. Egi Edward Manuputty, Sp.U

KEPANITERAAN KLINIK ILMU BEDAH DI RUMAH SAKIT PGI CIKINI


PERIODE 08 MEI 2017 22 JULI 2017
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2017
BAB
I
PENDAHULUAN
Uretra merupakan saluran akhir dalam pengeluaran urine keluar
tubuh. Uretra pada pria memiliki fungsi ganda yaitu sebagai saluran
urine dan saluran untuk semen dari organ reproduksi. Uretra pria
dewasa berkisar antara 23-25 cm, sedangkan uretra wanita sekitar 3-
5 cm, karena itulah uretra pria lebih rentan terkena infeksi atau terkena
trauma dibanding wanita.
II
BAB
ANATOMI

Epitel pelapis
uretra anterior: epitel skuamous
uretra posterior : epitel transisional
DEFINISI

Striktur uretra adalah penyempitan lumen uretra karena


fibrosis pada dindingnya.
ETIOLOGI

Gambar 2.3. Letak striktur uretra memberikan petunjuk penyebab terjadinya striktur uretra
PATOFISIOLOGI
Jaringan sikatriks Hambatan aliran
Proses radang pada lumen urine hingga
uretra retensi urin

Mengumpul di Mencari jalan keluar


di tempat lain (di
Jika terinfeksi rongga sebelah proksimal
periuretra striktura)

Abses Fistula
Pecah
periuretra uretrokutan
DERAJAT PENYEMPITAN

Gambar 2.4. Derajat penyempitan lumen (striktur uretra)


GEJALA KLINIS
Pancaran
air seni
Nyeri lemah &
bercabang Frekuensi
pada
lebih
daerah
sering
pelvik

Gejala
Retensi
Striktur Urgensi
urine
uretra

Terkadang
dengan
infiltrat dan Disuria
abses
Hematuria
DIAGNOSIS
ANAMNESIS
1. Berkurangnya aliran urin
2. Ketegangan saat berkemih
3. Pancaran air kencing kecil dan bercabang
4. Perasaan tidak puas setelah berkemih
5. Frekuensi berkemih lebih dari normal
6. Tidak dapat menahan keinginan untuk berkemih
7. Terkadang sakit dan nyeri saat berkemih
8. Kadang dijumpai infiltrate, abses dan fistel
9. Retensi urin
10. Nyeri pada daerah pelvic
11. Riwayat urethritis
12. Trauma dengan kerusakan pada panggul
13. Straddle injury
14. Instrumentasi uretra
15. Pemakaian kateter
16. kelainan sejak lahir
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN FISIK PEMERIKSAAN FISIK


Inspeksi : daerah meatus
1. Penurunan aliran urin
uretra eksterna, lihat
pembengkakan atau fistel di 2. Pembesaran kandung
sekitar area genitalia kemih
Palpasi : sepanjang uretra 3. Pembesaran
anterior di ventral penis, limphonodus pada
rasakan ada jaringan parut
daerah inguinal
atau nanah. Pemeriksaan
colok dubur untuk 4. Pembesaran prostat
mengetahui apakah terdapat 5. Permukaan bawah
pembesaran prostat penis menjadi keras
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Periksa urin dan melakukan


pemeriksaan urin kultur untuk
melihat adanya infeksi.
Ureum kreatinin untuk melihat
faal ginjal. Ureterogram Normal : Penyempitan pada uretra bagian posterior dan
uretra prostatika adalah normal.
Ureterogram : striktur multipel pada uretra anterior (tanda panah)
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Melihat pembuntuan uretra secara langsung dilakukan melalui Derasnya pancaran dapat diukur dengan membagi
uretroskopi yaitu melihat striktur transuretra. Jika ditemukan volume urine yang dikeluarkan pada saat miksi dibagi
striktur langsung diikuti dengan uretrotomi interna (sachse) dengan lama proses miksi
yaitu memotong jaringan fibrotik dengan memakai pisau
sachse
TATALAKSANA
Dilatasi uretra dengan bougie

Businasi (dilatasi) dengan busi logam yang dilakukan secara hati-hati. Tindakan yang kasar tambah
akan merusak uretra sehingga menimbulkan luka baru yang pada akhirnya menimbulkan striktura lagi
yang lebih berat. Tindakan ini dapat menimbulkan salah jalan (false route)
TATALAKSANA
Uretrotomi interna : yaitu memotong jaringan sikatriks uretra
dengan pisau Otis atau dengan pisau Sachse. Otis dikerjakan
jika belum terjadi striktura total, sedangkan pada striktura yang
lebih berat, pemotongan striktura dikerjakan secara visual
dengan memakai pisau sachse

Uretrotomi eksterna : adalah tindakan operasi terbuka berupa


pemotongan jaringan fibrosis, kemudian dilakukan anastomosis
di antara jaringan uretra yang masih sehat.
TATALAKSANA
Uretroplasty : dilakukan pada penderita dengan panjang striktur uretra
lebih dari 2 cm atau dengan fistel uretro-kutan atau penderita residif
striktur pasca Uretrotomi Sachse. Operasi uretroplasty ini bermacam-
macam, pada umumnya setelah daerah striktur di eksisi, uretra
diganti dengan kulit preputium atau kulit penis dan dengan free graft
atau pedikel graft yaitu dibuat tabung uretra baru dari kulit
preputium/kulit penis dengan menyertakan pembuluh darahnya
PROGNOSIS
Striktura uretra kerap kali kambuh, sehingga pasien harus
sering menjalani pemeriksaan yang teratur oleh dokter.
Penyakit ini dikatakan sembuh jika setelah dilakukan observasi
selama 1 tahun tidak menunjukkan tanda-tanda kekambuhan.
BA B
III
KESIMPULAN
Striktura uretra adalah penyempitan lumen uretra karena fibrosis pada dindingnya.
Penyebab : infeksi kuman gonokokus, trauma pada uretra seperti : trauma tumpul
pada selangkangan, fraktur tulang pelvis dan tindakan transuretra uretra yang kurang
hati-hati, serta kelainan bawaan,
3 tingkatan penyempitan lumen uretra : ringan, sedang dan berat
Diagnosis striktur uretra
Anamnesis : aliran urin berkurang atau tidak, pancaran air kencing kecil, bercabang,
ada perasaan tidak puas setelah berkemih, frekuensi berkemih lebih dari normal, tidak
dapat menahan keinginan untuk berkemih, sakit dan nyeri saat berkemih, retensi urin,
nyeri pada daerah pelvic. Pemeriksaan fisik dilakukan
Inspeksi : daerah meatus uretra eksterna, lihat pembengkakan atau fistel di sekitar
area genitalia
Palpasi : sepanjang uretra anterior di ventral penis, rasakan ada jaringan parut atau
nanah. Pemeriksaan colok dubur untuk mengetahui apakah terdapat pembesaran prostat
KESIMPULAN
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan radiologi yang paling sering dilakukan untuk striktur
uretra adalah retrograde uretrogram. Pemeriksaan ini berguna untuk
mengetahui panjang dan lokasi dari striktur.
Pemeriksaan darah lengkap dan analisis urine dikerjakan untuk
memantau perkembangan pasien dan mengeksklusi penyakit lain.
KESIMPULAN
Manajemen pasien striktur tergantung dari
lokasi striktur,
panjang / pendek striktur,
dan kedaruratannya.

Jenis-jenis intervensi
dilatasi uretra
uretrotomi interna
Uretroplasti
DAFTAR PUSTAKA
Purnomo, Basuki.B. 2012. Dasar Dasar Urologi Edisi Ketiga. Jakarta : Sagung Seto.
Shenoy, K. Rajgopal. Nileshwar, Anitha. 2014. Buku Ajar Ilmu Bedah Ilustrasi Berwarna Edisi Ketiga Jilid Satu.
Tangerang : Karisma Publishing Group.
Sjamsuhidayat R, Wim de Jong. 2010. Striktur Uretra, dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 3. Jakarta : Penerbit
Buku Kedokteran EGC.
Reksoprodjo, Soelarto. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah Staf Pengajar Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Tangerang : Bina Rupa Aksara Publisher.
Smith, Donald R. General Urology. 2008. Lange Medical Publication. Drawer L, Los Altos. California.
Snell, Richard S. Perineum. 1998. Anatomi Klinik Edisi 3. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mansjoer, Arif. dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Media Aesculapius.
Stricture Urethra. http://www.strictureurethra.com, diakses tanggal 19 Juni 2017.
Cook J, Sankaran B, Wasunna A.E.O. 1995. Uretra Pria dalam: Penatalaksanaan Bedah Umum di Rumah Sakit.
Jakarta : EGC.
Urethral Stricture Disease. http://www.urologyhealth.org/ adultconditionsbledder/urethralstricturedisease.html, diakses
tanggal 24 Juni 2017.
Urethral Stricture. http://www.drrajmd.com/urology/urethral-stricture, diakses tanggal 24 Juni 2017.
Purwadianto A, Sampurna B. 2000. Retensi Urin, dalam: Kedaruratan Medik, Pedoman Penatalaksanaan Praktis.
Ed Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara.

Você também pode gostar