Você está na página 1de 12

Journal Reading

Perbandingan Efektifitas dan Keamanan Parasetamol


Intravena dan Ibuprofen Oral pada Penutupan Duktus
Arteriosus Persisten pada Bayi Kurang Bulan

Pembimbing : dr. Yulia, Sp.A


Disusun oleh : Fitra Hadi (2012730127)

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak


Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta
2016
LATAR BELAKANG
TUJUAN PENELITIAN
METODE

Analisis Data Analisis Bivariat


SUBJEK PENELITIAN
Bayi yang diikutsertakan telah mendapat persetujuan tertulis dari orang tua
Terdapat 128
76 BKB masuk dalam BKB dengan 52 BKB masuk dalam
kriteria inklusi kehamilan <37 kriteria eksklusi
minggu
Kriteria eksklusi:
Kriteria inklusi: Bayi dengan kelainan ginjal,
BKB <37 minggu yang dirawat di peningkatan kadar SGOT/SGPT > dari
RSMH berusia 48 jam 2x, penyakit jantung ductal
Pada saat penelitian mulai diakukan dependent, jumlah trombosit
diagnosis DAP melalui pemeriksaan <50.000/mm3, enterokolitis
ekokardiograf nektrotika, perdarahan peri
intraventrikular (PPIV) derajat III-IV,
sepsis neonatorum, dan
hiperbilirubinemia
76 Subjek

Terapi menggunakan
Terapi menggunakan
Parasetamol intravena
Ibuprofen oral (n=40)
(n=36)

- Diberikan dosis - Diberikan dosis awal


15mg/kgBB/6 jam 10 mg/kg, dilanjutkan
selama 3 hari 5 mg/kg pada 24 dan
berturut-turut 48 jam berikutnya

Sebelum dan sesudah pengobatan


dilakukan pemeriksaan darah
lengkap, fungsi ginjal, diuresis,
fungsi hati, bilirubin, dan
ultrasonografi (USG) kepala
HASIL

(91,6%)
(72,5%)

Pada kelompok terapi ibuprofen oral terdapat


lima bayi dinyatakan drop out dengan rincian
dua bayi meninggal sebelum penelitian
selesai dan tiga bayi dihentikan pengobatan
selanjutnya karena timbul komplikasi berupa
perdarahan saluran cerna sebelum
menyelesaikan terapi tiga dosis.
Ibuprofen oral didapatkan efek
samping obat berupa
trombositopenia pada 10 (28,5%)
bayi dan perdarahan saluran cerna
ringan pada 9 (25,7%) bayi, yaitu
ditemukannya cairan berwarna
kecoklatan yang mengalir dari pipa
orogastrik yang berhenti setelah
dipuasakan beberapa waktu.

Pada kedua kelompok pengobatan tidak terjadi perubahan bermakna dalam hasil
pemeriksaan laboratorium fungsi hati dan ginjal sebelum dan sesudah obat diberikan,
dan juga tidak berbeda bermakna antara kedua kelompok
PEMBAHASAN
Pada kelompok terapi parasetamol intravena, penutupan
DA terjadi pada 33 dari 36 bayi dan pada ibuprofen oral terjadi
pada 29 dari 40 bayi setelah pemberian tiga dosis obat.

Penilaian re-opening dua hari setelah siklus pertama


pengobatan dilakukan untuk mengevaluasi DA yang terbuka
kembali setelah menutup. Re-opening tidak ditemuan pada
kelompok parasetamol dan ditemukan pada satu bayi (3,4%)
dari kelompok ibuprofen.
Penggunaan parasetamol intravena dengan dosis 15
mg/kgbb/kali tiap 6 jam tidak mengakibatkan efek samping.
Ibuprofen sebagai penghambat siklooksigenase efektif
untuk penutupan DAP, tetapi dapat menimbulkan efek samping,
seperti perdarahan gastrointestinal dan enterokolitis nekrotikan.

Pada penelitian inii, kejadian efek samping secara


keseluruhan lebih besar pada pemberian ibuprofen oral
dibandingkan parasetamol intravena.
KESIMPULAN

Penutupan duktus arteriosus persisten pada


kelompok terapi parasetamol intravena lebih banyak
dibanding ibuprofen oral.

Jadi, penelitian ini menunjukkan bahwa


parasetamol intravena lebih efektif dan aman dibandingkan
ibuprofen oral untuk penutupan DAP pada BKB.
TERIMA KASIH

Você também pode gostar