2) Ukur (Tekanan) darah. 3) Ukur (Tinggi) fundus uteri. 4) Pemberian imunisasi (Tetanus Toksid) TT lengkap. 5) Pemberian (Tabel Zat Besi), minimum 90 tablet selama kehamilan. 6) Tes, terhadap Penyakit Menular Seksual. 7) Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Menguntungkan terhadap Diagnosis yg telah ditegakkan. Bila asuhan or intervensi tdk Membawa hasil or dampak spt Yg diharapkan maka sebaiknya dibutuhkan kajian ulang dan penyusunan kembali rencana asuhan hingga dapat memberi dampak spt yg diharapkan. - Anjurkan ibu agar didampingi suami/anggota keluarga yg lain selama hamil, persalinan dan kelahiran bayi. - Ajarkan suami & anggota keluarga mengenai cara-cara bagaimana mereka dapat memperhatikan & mendukung ibu selama hamil, persalinan dan kelahiran bayi. - Secara konsisten lakukan praktek-praktek pencegahan infeksi yg baik. - Hargai privasi ibu. - Hargai & bolehkan praktek- praktek tradisional yg tidak merugikan merugikan kesehatan ibu. - Siapkan rencana rujukan (bila perlu) - Mempersiapkan kehamilan, persalinan dan kelahiran bayi dgn baik dan bahan-bahan, perlengkapan dan obat- obatan yg diperlukan. 1. Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil 2. Standar 4 : Pemeriksaan & Pemantauan Antenatal 2. Standar 5 : Palpasi Abdominal 3. Standar 6 : Pengelolaan Anemia pada kehamilan 4. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi 5. Standar 8 : Persiapan Persalinan Standar 3 : Identifikasi Ibu Hamil - Melakukan kunjungan rumah, berinteraksi dengan masyarakat. - Memberikan penyuluhan & motivasi, agar mendorong ibu memeriksakan kehamilannya. Standar 4 : Pemeriksaan dan Pemantauan Antenatal - Memberikan sedikitnya 4 x pelayanan ANC. Pelayanan meliputi : Anamnesa, Pemantauan ibu dan janin. - Mengenal kehamilan resiko tinggi : Anemia, kurang gizi, hipertensi dan PMS. Standar 5 : Palpasi Abdominal - Melakukan pemeriksaan abdominal dan palpasi Leopold I, II, III, IV - Merujuk tepat waktu Standar 6 : Pengelolaan Anemia pd Kehamilan Melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan dan merujuk. Standar 7 : Pengelolaan Dini Hipertensi pd Kehamilan Menemukan sec. dini kenaikan tekanan darah pd kehamilan & mengenali tanda-tanda pre- eklampsia. Standar 8 : Persiapan Persalinan Memberikan saran yg tepat kepada ibu hamil, suami, serta keluarga untuk menentukan tempat persalinan, persalinan yg aman dan bersih, serta transportasi dan biaya rujukan. Ada banyak alasan mengapa ibu tdk melakukan pemeriksaan antenatal. Dibawah ini ada beberapa kemungkinan penyebab ibu tdk memeriksakan kehamilannya : 1. Ibu seringkali tdk berhak memutuskan sesuatu, karena hal itu hak suami atau mertua, sementara mereka tidak mengetahui perlunya memeriksakan kehamilan dan hanya mengandaikan cara-cara tradisional. 2. Fasilitas utk pelayanan antenatal tdk memadai, tdk berfungsi sbg mana mestinya, tdk memungkinkan kerahasiaan, harus menunggu lama atau perlakuan petugas yg kurang memuaskan (petugas tdk melakukan asuhan sayang ibu). Jika terdapat salah satu hal diatas bidan harus bekerjasama dgn masyarakat utk mengembangkan strategi dlm mengatasi masalah. Setiap ibu harus melakukan paling sedikit 4 x pemeriksaan antenatal selama kehamilannya. Satu kali kunjungan pd trimester I, satu kali kunjungan pd trimester II dan dua kali pada trimester III. Bekerjasama dgn setiap ibu, suami dan keluarganya utk membuat suatu strategi yg memungkinkan ibu utk melakukan perawatan antenatal. 1. Segera rujuk, jika ditemukan kelainan yg memerlukan pemeriksaan lanjutan. 2. Tindak lanjuti setiap rujukan. 3. Rujukan sebaiknya dilakukan tepat waktu utk menghindari komplikasi. Kelainan yang memerlukan pemeriksaan lanjutan meliputi : 1. Tinggi fundus uteri berbeda dgn usia kehamilan dlm minggu. 2. Kelainan letak (letak bokong, letak lintang, letak yg berubah-ubah. 3. Dugaan kehamilan ganda. 4. Denyut jantung janin < 100x/menit atau >160x/menit atau iramanya tdk teratur. 5. Gerak janin lemah or menurun, < 10 x dlm 12 jam pd bulan terakhir kehamilan. 6. Cairan amnion berlebihan (dinding perut bulat & mengkilap) atau kurang (bagian janin mudah terlihat dr luar). Anemia pd kehamilan merupakan masalah besar yg berdampak buruk terhadap kehamilan/persalinan baik bg ibu dan bayinya serta memerlukan penanganan yg hati-hati, termasuk pemeriksaan utk mencari penyebab. Jika prevalensi malaria tinggi, tekankan utk menggunakan kelambu dan memberantas nyamuk. Pencegahan anemia pd kehamilan dimulai dgn memberikan makanan bergizi bg anak perempuan, utamanya remaja putri. Pd ibu hamil dgn anemia, shock dpt terjadi pd perdarahan yg sedikit sekalipun. Karena itu usahakan perdarahan sesedikit mungkin pd saat persalinan. Tekanan darah harus diukur dgn seksama, sebaiknya pd lengan kiri dlm posisi duduk or berbaring dgn punggung kiri di tinggikan dgn bantal. Jangan membaringkan ibu hamil terlentang pd punggungnya, krn dpt menyebabkan pingsan atau hasil pengukuran tekanan darah yg salah. Baca angka pd tensimeter setinggi mata, bila menggunakan tensimeter air raksa. Gunakan ukuran mangset yg tepat, sedikitnya 80 % mangset dpt melingkari lengan dgn selang mangset di bagian dlm tepi bawah mangset 2 cm diatas lipatan siku. Gunakan stateskop dgn benar, bagian telinga harus terpasang dgn baik. Periksa apakah semua peralatan bekerja dgn baik. Catat tekanan sistol dan diastol. Peringatkan ibu hamil agar tdk memasukkan / mengoleskan minyak atau bahan lainnya ke dlm vagina pd akhir kehamilan, terutama menjelang persalinan. Hal ini dpt menimbulkan infeksi dan membahayakan ibu/janin. Peringatkan ibu hamil, suami / keluarga bahwa mereka harus mencari bidan jika ketuban telah pecah dan atau pd saat mulai terjadi mules pd proses persalinan. Peringatkan ibu hamil bahwa setiap perdarahan pervaginam selama kehamilan atau persalinan yg bukan darah lendir normal, adalah tanda bahaya yg harus segera dirujuk or memanggil bidan, meskipun perdarahannya hanya sedikit. Pastikan bahwa ibu hamil, suami/keluarganya mengerti tanda dan gejala preeklampsia berat (pusing, penglihatan kabur, sakit kepala, nyeri epigastrik, pembengkakan pd wajah) memerlukan rujukan segera. Bidan sahabat perempuan Perempuan sehat, anak sehat, bangsa sehat