Você está na página 1de 53

Visum et Repertum

Surat Keterangan Medik


Rekam Medis
Rahasia Kedokteran
Peraturan lain terkait praktik kedokteran

Oktavinda S. F. Thabrani
Pasal 133 KUHAP
Dalam hal penyidik untuk kepentingan
peradilan menangani korban baik luka,
keracunan ataupun yang mati diduga
karena peristiwa yang merupakan
tindak pidana, ia berwenang
mengajukan permintaan keterangan
ahli kepada ahli kedokteran kehakiman
atau dokter dan atau ahli lainnya
Visum et Repertum
laporan tertulis yang dibuat dokter atas
sumpah jabatan, tentang apa yang dilihat
dan ditemukan pada barang bukti tubuh
manusia, atas permintaan tertulis dari
pihak yang berwenang, untuk kepentingan
peradilan
(Lokakarya Visum et Repertum, Jakarta 1986)
Menolak?
PASAL 216 KUHP
Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah
atau permintaan yang dilakukan menurut undang-
undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi
sesuatu, atau oleh pejabat berdasar- kan tugasnya,
demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut
atau memeriksa tindak pidana; demikian pula
barangsiapa dengan sengaja mencegah,
menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan
guna menjalankan ketentuan, diancam dengan
pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu
atau denda paling banyak sembilan ribu rupiah.
DOKTER SEBAGAI SAKSI AHLI
MEMBERIKAN PENILAIAN ATAU
PENGHARGAAN TENTANG SUATU
PERISTIWA YANG TELAH TERJADI

HASIL AKHIR BUKAN PROSES

DALAM VeR TIDAK MENYATAKAN


pembunuhan
bunuh diri
kecelakaan
perkosaan
penganiayaan
PEMBUKAAN
KESIMPULAN

PENDAHULUAN PENUTUP

PEMBERITAAN

Photo: courtesy of dr. Wibisana


Bagian Pendahuluan
Identitas
Peminta: berdasarkan Surat Permintaan
Visum
Korban
Pemeriksa

SPV harus diperiksa keabsahannya


Bagian Pemberitaan
berisi FAKTA, dari hasil apa yang
dilihat/diketahui pada saat pemeriksaan
medik
bersifat sebagai PENGGANTI BARANG
BUKTI
pemeriksaannya harus sesuai standar,
diuraikan secara rinci dan objektif

Deskripsi luka yang akurat


LUKA

Puncak kepala, VL, 5 x 1, WT, HT, ATS/TT


LUKA

Puncak kepala, VL, 5 x 1 , WT, HT, ATS/TT


LUKA

Pada kepala bagian depan sisi kanan, enam sentimeter dari GPD,
enam sentimeter diatas batas tumbuh rambut depan, terdapat luka
terbuka tepi tidak rata, dasar jaringan ikat, bila dirapatkan berbentuk
garis sepanjang lima sentimeter
Bagian Kesimpulan
Dibuat bergantung kasus
Berhubungan dengan pasal-pasal dalam
Undang-undang terkait
Dugaan penganiayaan pasal 351-352, pasal
90 KUHP
Dugaan perkosaan pasal 285 KUHP / pasal
81 UU perlindungan anak
dst
Surat Keterangan Medis
Dibuat yang dibuat oleh dokter
berdasarkan permintaan pasien
Tertulis
Berisi keterangan tentang kondisi pasien
Surat Keterangan Medis
Perbedaan dengan VeR
Tanpa pro justitia
Kesimpulan lebih fleksibel
Surat Keterangan Medis
Dapat digunakan dalam pengadilan
Nilai di mata hukum
UU no 23 / 2004: untuk kasus KDRT bernilai
sama
Kasus secara umum: tergantung hakim
(aturan mengenai alat bukti yang sah)
Carilah dua aturan berikut
Peraturan Menteri Peraturan Menteri
Kesehatan no Kesehatan no 36
269/MENKES/PER tahun 2012 tentang
/III/2008 tentang Rahasia
Rekam Medis Kedokteran
Diskusikan dengan kawan di sebelah
anda jawaban pertanyaan berikut
Siapakah pemilik Siapa saja yang
rekam medis? harus menjaga
Kapan Rekam rahasia
Medis boleh kedokteran?
dibuka? Kapan boleh
Berapa lama RM dibuka?
disimpan? Sampai kapan
rahasia kedokteran
harus disimpan?
Rekam Medis
Peraturan Menteri Kesehatan no
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis
Rekam Medis
Rekam medis adalah berkas yang
berisikan catatan dan dokumen tentang
identitas pasien, pemeriksaan,
pengobatan, tindakan dan pelayanan lain
yang telah diberikan kepada pasien
(PerMenKes no 269/MENKES/PER/III/2008)
Rekam Medis

Berkas rekam medis milik sarana pelayanan


kesehatan.
Isi rekam medis merupakan milik pasien.
Rekam Medis

Isi rekam medis sebagaimana dimaksud pada


ayat (2) dalam bentuk ringkasan rekam medis.

Ringkasan rekam medis sebagaimana dimaksud


pada ayat (3) dapat diberikan, dicatat, atau
dicopy oleh pasien atau orang yang diberi kuasa
atau atas persetujuan tertulis pasien atau
keluarga pasien yang berhak untuk itu
Rekam Medis
Informasi tentang identitas, diagnosis,
riwayat penyakit, riwayat pemeriksaan
dan riwayat pengobatan pasien harus
dijaga kerahasiaannya oleh dokter,
dokter gigi, tenaga kesehatan tertentu,
petugas pengelola dan pimpinan
sarana pelayanan kesehatan
Rekam Medis dapat dibuka dalam hal

a. untuk kepentingan kesehatan pasien;


b. memenuhi permintaan aparatur penegak
hukum dalam rangka penegakan hukum
atas perintah pengadilan;
c. permintaan dan/atau persetujuan pasien
sendiri;
Rekam Medis dapat dibuka dalam hal

d. permintaan institusi/lembaga berdasarkan


ketentuan perundang-undangan; dan
e. untuk kepentingan penelitian, pendidikan,
dan audit medis, sepanjang tidak
menyebutkan identitas pasien.
Penjelasan

Penjelasan tentang isi rekam medis hanya boleh


dilakukan oleh dokter atau dokter gigi yang
merawat pasien dengan izin tertulis pasien atau
berdasarkan peraturan perundang-undangan

Pimpinan sarana pelayanan kesehatan dapat


menjelaskan isi rekam medis secara tertulis atau
langsung kepada pemohon tanpa izin pasien
berdasarkan peraturan perundang-undangan
Rahasia Kedokteran
Peraturan Menteri Kesehatan no 36 tahun 2012
Rahasia kedokteran
Rahasia kedokteran adalah data dan
informasi tentang kesehatan seseorang
yang diperoleh tenaga kesehatan pada
waktu menjalankan pekerjaan atau
profesinya
Pasal 3 ayat 1
Rahasia kedokteran mencakup data dan
informasi mengenai:
a. identitas pasien;
b. kesehatan pasien meliputi hasil
anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang, penegakan
diagnosis, pengobatandan/atau tindakan
kedokteran; dan
c. hal lain yang berkenaan dengan pasien.
Pasal 3 ayat 2
Data dan informasi sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dapat bersumber
dari pasien, keluarga pasien, pengantar
pasien, suratketerangan konsultasi atau
rujukan, atau sumber lainnya
Semua pihak yang terlibat dalam
pelayanan kedokteran dan/ atau
menggunakan data dan informasi tentang
pasien wajib menyimpan rahasia
kedokteran.
Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang
memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan
pasien;
b. pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan
kesehatan;
Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
d.tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan
informasi kesehatan pasien di fasilitas pelayanan
kesehatan;
e.badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan
kesehatan;dan
f.mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan,
pengobatan, perawatan, dan/atau manajemen informasi di
fasilitas pelayanan kesehatan
Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran
berlaku selamanya,walaupun pasien telah
meninggal dunia
1) Rahasia kedokteran dapat dibuka hanya untuk
kepentingan kesehatan pasien, memenuhi permintaan
aparatur penegak hukum dalam rangka penegakan
hukum, permintaan pasien sendiri, atau berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan.

2) Pembukaan rahasia kedokteran sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilakukan terbatas sesuai
kebutuhan
Kepentingan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi :
a. audit medis;
b. ancaman Kejadian Luar Biasa/wabah penyakit
c. penelitian kesehatan untuk kepentingan negara;
d. pendidikan atau penggunaan informasi yang akan
berguna di masa yang akan datang; dan
e. ancaman keselamatan orang lain secara individual atau
masyarakat.
Penanggung jawab pelayanan pasien atau
pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan
dapat menolak membuka rahasia
kedokteran apabila permintaan tersebut
bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
Peraturan lain terkait praktik
kedokteran
Peraturan lain terkait praktik
kedokteran
UU Praktik Kedokteran
UU Perumah-sakitan
Peraturan Konsil Kedokteran
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
a. melakukan Praktik Kedokteran dengan
tidak kompeten;
b. tidak merujuk pasien kepada Dokter atau
Dokter Gigi lain yang memiliki kompetensi
yang sesuai;
c. mendelegasikan pekerjaan kepada
tenaga kesehatan tertentu yang tidak
memiliki kompetensi untuk melaksanakan
pekerjaan tersebut;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
d. menyediakan Dokter atau Dokter gigi pengganti
sementara yang tidak memiliki kompetensi dan
kewenangan yang sesuai atau tidak melakukan
pemberitahuan perihal penggantian tersebut;
e. menjalankan Praktik Kedokteran dalam kondisi
tingkat kesehatan fisik ataupun mental sedemikian
rupa sehingga tidak kompeten dan dapat
membahayakan pasien;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
f. tidak melakukan tindakan/asuhan medis
yang memadai pada situasi tertentu yang
dapat membahayakan pasien;
g. melakukan pemeriksaan atau pengobatan
berlebihan yang tidak sesuai dengan
kebutuhan pasien;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
h. tidak memberikan penjelasan yang jujur,
etis, dan memadai (adequate information)
kepada pasien atau keluarganya dalam
melakukan Praktik Kedokteran;
i. melakukan tindakan/asuhan medis tanpa
memperoleh persetujuan dari pasien atau
keluarga dekat, wali, atau pengampunya;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
J. tidak membuat atau tidak menyimpan
rekam medis dengan sengaja;
k. melakukan perbuatan yang bertujuan
untuk menghentikan kehamilan yang tidak
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
I. melakukan perbuatan yang dapat
mengakhiri kehidupan pasien atas
permintaan sendiri atau keluarganya;
m. menjalankan Praktik Kedokteran dengan
menerapkan pengetahuan, keterampilan,
atau teknologi yang belum diterima atau di
luar tata cara Praktik Kedokteran yang
layak;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
n. melakukan penelitian dalam Praktik Kedokteran
dengan menggunakan manusia sebagai subjek
penelitian tanpa memperoleh persetujuan etik
(ethical clearance) dari lembaga yang diakui
pemerintah;
o. tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar
perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan
dirinya, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang
bertugas dan mampu melakukannya;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
p. menolak atau menghentikan tindakan/asuhan
medis atau tindakan pengobatan terhadap pasien
tanpa alasan yang layak dan sah sesuai dengan
ketentuan etika profesi atau peraturan perundang-
undangan yang berlaku;
q. membuka rahasia kedokteran;
r. membuat keterangan medis yang tidak
didasarkan kepada hasil pemeriksaan yang
diketahuinya secara benar dan patut;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
s. turut serta dalam perbuatan yang
termasuk tindakan penyiksaan (torture) atau
eksekusi hukuman mati;
t. meresepkan atau memberikan obat
golongan narkotika, psikotropika, dan zat
adiktif lainnya yang tidak sesuai dengan
ketentuan etika profesi atau peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
u. melakukan pelecehan seksual, tindakan
intimidasi, atau tindakan kekerasan
terhadap pasien dalam penyelenggaraan
Praktik Kedokteran;
v. menggunakan gelar akademik atau
sebutan profesi yang bukan haknya;
w. menerima imbalan sebagai hasil dari
merujuk, meminta pemeriksaan, atau
memberikan resep obatlalat kesehatan;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
x. mengiklankan kemampuan/pelayanan
atau kelebihan kemampuanl pelayanan
yang dimiliki baik lisan ataupun tulisan yang
tidak benar atau menyesatkan;
y. adiksi pada narkotika, psikotropika,
alkohol, dan zat adiktif lainnya;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
z. berpraktik dengan menggunakan surat
tanda registrasi, surat izin praktik, dan/atau
sertifikat kompetensi yang tidak sah atau
berpraktik tanpa memiliki surat izin praktik
sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku;
Peraturan Konsil Kedokteran no 4 tahun
2011: pelanggaran disiplin kedokteran
aa.tidak jujur dalam menentukan jasa medis;
bb.tidak memberikan informasi, dokumen,
dan alat bukti lainnya yang diperlukan
MKDKI I MKDKI-P untuk pemeriksaan atas
pengaduan dugaan pelanggaran Disiplin
Profesional Dokter dan Dokter Gigi;
Terima kasih

Você também pode gostar