Você está na página 1de 21

Aspek Keperilakuan pada Pengambilan

Keputusan dan Para Pengambil


Keputusan
LATAR BELAKANG

Keputusan (decision) adalah suatu pilihan, yaitu pilihan dari dua atau lebih
kemungkinan. Mc Kenzei melihat bahwa keputusan adalah pilihan nyata
karena pilihan diartikan sebagai pilihan tentang tujuan termasuk pilihan
tentang cara untuk mencapai tujuan itu, apakah pada tingkat perorangan
atau kolektif. Manajemen membutuhkan Informasi sebagai dasar
pengambilan keputusan mereka. Sistem Informasi mempunyai peranan
yang penting dalam menyediakan Informasi untuk manajemen setiap
tingkatan. Tiap-tiap kegiatan dan keputusan manajemen yang berbeda
membutuhkan informasi yang berbeda. Oleh karena itu, untuk dapat
menyediakan informasi yang relevan dan berguna bagi manajemen, maka
pengembangan Sistem Informasi harus memahami terlebih dahulu kegiatan
yang dilakukan oleh manajemen dan tipe keputusannya. Pengambilan
keputusan adalah memilih satu atau lebih diantara sekian banyak alternatif
keputusan yang mungkin. Alternatif keputusan meliputi keputusan ada
kepastian, keputusan beresiko, keputusan ketidakpastian dan keputusan
dalam konflik.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

DEFINISI

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu hasil


atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada
pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang
tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu
menghasilkan satu pilihan final. Keputusan dibuat untuk mencapai
tujuan melalui pelaksanaan atau tindakan.
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

LANGKAH-LANGKAH PENGAMBILAN KEPUTUSAN

1. Pengenalan dan pendefinisian atas suatu masalah atau suatu


peluang.

2. Pencarian atas tindakan alternatif dan kuantifikasi atas


konsekuensinya.

3. Pemilihan alternatif yang optimal atau memuaskan.

4. Penerapan dan tindak lanjut.


MOTIF KESADARAN

Motif kesadaran ialah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk bertindak
melakukan sesuatu yang masih berada dalam tingkat kesadaran seseorang.
Terdapat dua faktor penting dari motif kesadaran dalam konteks pengambilan
keputusan, yaitu :

1. Keinginan akan kestabilan atau kepastian.

Keinginan akan kestabilan menegaskan adanya kemampuan untuk


memprediksikan. Ini menjadi pendorong bagi keinginan kita untuk membuat bagian-
bagian dari konsep yang cocok satu sama lain secara konsisten.

2. Keinginanan akan kompleksitas dan keragaman.

Motif kompleksitas menimbulkan keinginan akan suatu stimulus dan eksplorasi


serta mengaktifkan pikiran sadar dan bawah sadar untuk mencari data baru dari
ingatan atau lingkungan, kemudian menyeimbangkannya dan mengaturnya dengan
motif.
JENIS MODEL KEPUTUSAN

Para ahli psikologi telah mengembangkan empat jenis model


keputusan :

Model keputusan yang diprogram secara sederhana.

Model keputusan yang tidak diprogram secara sederhana.

Model keputusan yang diprogram secara kompleks.

Model keputusan yang tidak diprogram secara kompleks.


JENIS-JENIS DARI MODEL PROSES
Model Ekonomi

Model ini mengasumsikan bahwa semua tindakan manusia dan keputusan secara
sempurna, rasional dan bahwa dalam sebuah organisasi, ada konsistensi antara
berbagai motif dan tujuan.

Model Sosial

Model ini merupakan kebalikan ekstrem dari model ekonomi. Model ini
mengasumsikan bahwa manusia pada dasarnya tidak rasional dan bahwa keputusan
dihitung berdasarkan interaksi sosial.

Model Kepuasan Simon

Model ini lebih berguna dan lebih praktis. Hal ini didasarkan pada konsep Simon
pada orang administrasi, di mana manusia dipandang rasional karena mereka
memiliki kemampuan untuk berpikir, memproses informasi, membuat pilihan, dan
belajar.
PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM
ORGANISASI
Perusahaan Sebagai Unit Pengambilan Keputusan

Perusahaan dapat dianggap unit pengambilan keputusan dalam banyak cara untuk
individu. Masalah keputusan yang dihadapi perusahaan sangat banyak dan gejala
masalah dana alternatif yang paling jelas. Hanya jika pencarian gagal akan
membuktikan asli organisasi memperluas penelitian mereka dan bahkan
memperpanjang ke daerah-daerah rentan organisatoris.

Pembelajaran Organisasi

Ketika pendekatan pencarian tertentu menemukan solusi yang layak untuk suatu
masalah, organisasi kemungkinan besar akan mengulang pendekatan yang sama
dalam memecahkan masalah serupa di masa mendatang. Ketika sebuah pendekatan
khusus gagal, maka organisasi akan menghindari pendekatan tersebut dimasa
mendatang. Hal sama berlaku untuk urutan alternatif yang dipertimbangkan; juga,
akan berubah jika organisasi mengalami kegagalan dengan preferensi tertentu.
PENGAMBIL KEPUTUSAN DALAM
ORGANISASI
Kekuatan dan Kelemahan Individu sebagai Pengambilan Keputusan

Manusia merupakan makhluk yang rasional karena memilih kepastian untuk berpikir, memilih, dan
belajar. Tetapi rasionalitas manusia sangat terbatas karena mereka hampir tidak pernah
memperoleh informasi yang penuh dan hanya mampu memproses informasi yang tersedia secara
berurutan. Perilaku rasional dari individu dalam situasi pengambilan keputusan terbatas akan suatu
solusi yang masuk akal dalam kondisi dimana konsekuensi dari tindakan tidaklah pasti.

Pengambilan keputusan rasional batasan individu bervariasi sesuai dengan:

1. Lingkup pengetahuan yang tersedia sehubungan dengan semua alternatif yang mungkin diambil
dan konsekuensinya.

2. Gaya kognitif mereka dengan asumsi bahwa tidak ada satu gaya yang selalu unggul karena
dalam situasi masalah spesifik, lebih dari satu pendekatan dapat menyebabkan hasil yang dapat
diterima.

3. Struktur nilai mereka yang berubah.

4. Kecenderungan mereka untuk "memuaskan" daripada untuk melakukan optimalisasi.


PERAN KELOMPOK SEBAGAI PEMBUAT
KEPUTUSAN DAN PEMECAHAN MASALAH

Pemikiran kelompok (group think) menggambarakan situasi dimana tekanan untuk


mematuhi dan mencegah anggota-anggota kelompok individual untuk mempresentasikan
ide atau pandangan yang tidak populer. Karena mereka ingin menjadi bagian yang positif
dari kelompok tersebut dan bukan sebagai kekuatan yang disruptif.

Janis mengartikulasikan gejala dari fenomena ini sebagai berikut:

Anggota kelompok perlawanan merasionalisasi keputusan dengan asumsi mereka telah


dibuat.

Anggota menerapkan tekanan langsung pada mereka yang mengungkapkan keraguan


tentang pandangan kelompok itu bersamaan dengan mempertanyakan validitas argumen
pendukung alternatif pilih oleh mayoritas.

Para anggota yang memiliki keraguan atau memegang sudut pandang yang berbeda
berusaha untuk menghindari dari apa yang tampaknya menjadi konsensus kelompok.

Harus terdapat suatu ilusi mengenai kebulatan suara.


PENGAMBILAN KEPUTUSAN OLEH
PENDATANG BARU VS PAKAR
Bouwman (1984) mengungkapkan sejumlah perbedaan yang menarik
dalam strategi dan pendekatan yang digunakan serta data spesifik yang dipilih
oleh pakar dan pendatang baru ketika mengambil keputusan berdasarkan
informasi akuntansi atau informasi keuangan lainnya. Pendatang baru
mengumpulkan data tanpa melakukan deskriminasi dan menunggu untuk
melihat apa yang terjadi. Sebaliknya, para pakar mengumpulkan data secara
diskriminatif guna menindak-lanjuti observasi tertentu.

Untuk menggambarkan perbedaan dalam penggunaan data dibagi


kedalam kedalam tiga komponen:

Pengujian Informasi

Integrasi pengamatan dan temuan

Pertimbangan
PERAN KEPRIBADIAN DAN GAYA KOGNITIF
DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Kepribadian mengacu pada sikap atau keyakinan individu.


Sementara itu, gaya kognitif mengacu pada cara atau metode mana
seseorang menerima, menyimpan, memproses, serta meneruskan
informasi. Setiap orang memiliki gaya kognitif yang berbeda dan
menggunakan metode yang sama sekali berbeda ketika menerima,
menyimpan, dan memproses informasi. Dalam situasi pengambilan
keputusan, kepribadian dan gaya kognitif saling berintraksi dan
mempengaruhi dampak dari informasi akuntansi.
PERAN INFORMASI AKUNTANSI DALAM
PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Secara definisi, keputusan manajemen mempengaruhi kejadian atau


tindakan pada masa depan. Sedangkan informasi akuntansi memfokuskan
pada peristiwa-peristiwa dimasa lalu, dimana tidak dapat mengubah
kejadian atau dampaknya kecuali jika hal itu dilakukan melalui proses
pengambilan keputusan dengan kejadian masa depan beserta konsekuensi
yang ditentukan.

Karena pengambilan keputusan dan informasi mengenai hasil kinerja


akuntansi fokus pada periode waktu yang berbeda, maka keduanya hanya
dihubungkan oleh fakta bahwa proses pengambilan keputusan
menggunakan data akuntansi tertentu yang dimodifikasi selain itu juga
menggunakan data informasi nonkeuangan.
DATA AKUNTANSI SEBAGAI STIMULI
DALAM PENGENALAN MASALAH

Akuntansi dapat berfungsi sebagai stimuli dalam pengenalan


masalah melalui pelaporan deviasi kinerja aktual dari sasaran
standar anggaran atau memalui informasi kepada manajer bahwa
mereka gagal untuk mencapai target output atau laba yang
ditentukan sebelumnya. Ketika informasi akuntansi digunakan
sebagai alat pengenalan masalah, maka informasi tersebut juga
digunakan sebagai dasar untuk menentukan konsekuensi yang
dapat dikuantifikasikan atas tindakan alternatif yang perlu
dipertimbangkan lebih lanjut.
DAMPAK DATA AKUNTANSI DALAM
PEMILIHAN KEPUTUSAN
Informasi akuntansi memainkan peran yang lebih penting dalam
keputusan jangka pendek dibandingkan dalam keputusan yang
melibatkan konsekuensi jangka panjang, karena informasi akuntansi
hanya mencerminkan biaya dan pendapatan yang berkaitan dengan
operasi sekarang. Dan para pengambil keputusan lebih memilih
informasi eksternal jika informasi tersebut langsung tersedia dan tidak
begitu mahal dibandingkan dengan data akuntansi yang dikembangkan
secara internal.
Informasi akuntansi merupakan pilihan pada keputusan akhir yang
bergantung pada derajat akurasi yang melekat pada pengelolaan data
akuntansi. Kebutuhan mendesak akan lebih membutuhkan keputusan,
penekanan lebih banyak ditempatkan pada data akuntansi yang telah
siap tersedia. Hal ini juga dikemukakan oleh Sigit Hermawan dalam
jurnal nya yang menyatakan bahwa dari hasil penelitiannya Sistem
Akuntansi Manajemen merupakan salah satu dampak akuntansi yang
berkaitan dengan pengambilan keputusan dan kinerja manajerial.
HIPOTESIS KEPERILAKUAN DARI
DAMPAK DATA AKUNTANSI

Tingkat pengaruh informasi akuntansi bervariasi berdasarkan jenis


pengambil keputusan. Burns (1981) mengelompokkan pengambil keputusan
ke dalam tiga kelompok :

Para pembuat keputusan dalam perusahaan yang mengambil keputusan


mengenai operasi dan sistem akuntansi digunakan untuk menyusun laporan.

Para pengambil keputusan dalam perusahaan yang hanya dapat membuat


keputusan mengenai operasi saja.

Mereka yang berada di luar perusahaan yang membuat keputusan


mengenai perusahaan tersebut yang dapat mempengaruhi lingkungan dan
operasinya, tetapi tidak memiliki kendali langsung atas operasi perusahaan.
CONTINUE
Bruns juga meringkas berbagai hipotesis dalam model dampak data akuntansi sebagai
berikut:

I. Informasi akuntansi akan mempengaruhi keputusan majanemen atau mempengaruhi


keputusan tentang sistem akuntansi jika:
1. Informasi akuntansi yang relevan dengan keputusan
2. Akuntansi pembuat keputusan conceives sebagai tujuan
3. Pembuat keputusan adalah anggota dari sebuah perusahaan yang dapat
mengontrol seleksi dan pengoperasian sistem akuntansi.
II. Informasi akuntansi akan mempengaruhi keputusan jika:
1. Informasi akuntansi yang relevan dengan keputusan
2. Keputusan pembuat conceives akuntansi sebagai tujuan, dan
3. Pembuat keputusan adalah anggota dari perusahaan yang tidak dapat
mengontrol seleksi dan pengoperasian sistem akuntansi, atau
4. Pembuat keputusan berada di luar perusahaan, atau yang conceives
pembuat keputusan akuntansi sebagai ukuran yang sempurna,
5. Non-akuntansi informasi tidak relevan dengan keputusan
CONTINUE
III. Informasi akuntansi dapat mempengaruhi keputusan jika:

1. Informasi akuntansi yang relevan dengan keputusan

2. Keputusan pembuat conceives akuntansi sebagai ukuran yang sempurna

3. Non-akuntansi informasi yang relevan terhadap keputusan;

4. Yang conceives pembuat keputusan akuntansi sebagai langkah yang tidak


sempurna,

5. Non-akuntansi informasi tidak relevan dengan keputusan

IV. Informasi akuntansi tidak akan mempengaruhi keputusan jika:

1. Informasi akuntansi tidak relevan terhadap keputusan, atau

2. Informasi akuntansi yang relevan dengan keputusan itu, tetapi

3. Pembuat keputusan conceives informasi akuntansi sebagai langkah yang tidak


sempurna,

4. Non-informasi akuntansi yang relevan terhadap keputusan.


UMPAN BALIK

Untuk memahami perubahan dalam metode akuntansi dan untuk


menyesuaikan aturan pengambilan keputusan sesuai dengan yang
diharapkan, maka pengambil keputusan harus menerima informasi
mengenai perubahan tersebut atau memiliki umpan balik tidak
langsung mengenai perubahan tersebut. Jika seseorang
mengabaikan dampak jangka pendek yang mungkin akibat selang
waktu antara perubahan dan indikasinya, maka kecil
kemungkinannya bahwa tidak terdapat umpan balik sama sekali.
FIKSASI FUNGSIONAL
Fiksasi fungsional merupakan proses yang berfokus pada angka-angka atau indeks
seakan-akan mereka memiliki pengertian yang sama tanpa memperhatikan cara
penghitungannya. Fiksasi fungsional menyatakan bahwa para individu menggunakan simbol,
penggabungan atau pengganti dalam menilai masa yang akan datang sedemikian rupa
sehingga imbol, penggabungan atau pengganti itu dianggap mempunyai pengertian dan
relevansi yang sama sepanjang waktu.

Hal ini merupakan fenomena keperilakuan yang mengimplikasikan ketidakmampuan


dipihak pengguna informasi akuntansi untuk memahami apa yang tersirat di balik simbol yang
diberikan kepada suatu angka. Ketika mereka menerima suatu pendekatan pengukuran
akuntansi sebagai alat untuk mengelola proses pengambilan keputusan mereka, maka perilaku
mereka jarang sekali akan dipengaruhi oleh perubahan dalam metode akuntansi yang
digunakan. Sebagai suatu atribut dari pengambilan keputusan, fiksasi fungsional bervariasi
tingkatnya dari situasi yang satu ke situasi yang lain, namun tidak pernah tidak ada sama
sekali
KESIMPULAN
Dalam pembuatan maupun pengambilan keputusan didasari oleh beberapa
aspek prilaku. Keputusan yang diambil oleh individual maupun kelompok pada
dasarnya mencerminkan prilaku mereka . Mulai dari motif kognitif, keputusan
mayoritas vs minoritas, kontroversi hingga basis power menjadi factor-factor dalam
pengambilan keputusan.

Tak dapat dipungkiri bahwa informasi akuntansi juga berperan dalam


pengambilan keputusan manajemen. Keputusan manajemen mempengaruhi
tindakan atau kejadian masa depan. Mereka mungkin mempengaruhi peristiwa di
masa depan secara tunggal atau mereka dapat mempengaruhi semua kejadian atau
tindakan setelah adanya keputusan . Tidak ada event atau tindakan yang dapat
diubah setelah semuanya lengkap. Informasi akuntansi tidak hanya berfokus pada
kejadian masa lalu saja, tetapi merubah kejadian akibat kejadian atau efek dari
kegagalan proses keputusan masa depan dan konsekuensi yang akan diterima.

Você também pode gostar