Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Elizabeth Haryanti
Lab/Bagian Ilmu Penyakit Dalam, FK UWKS
Daftar Pustaka
1. Harrisons Principle of Internal Medicine
2. Buku Ajar Ilmu Penyakit dalam PAPDI
3. Primer on Rheumatic Diseases
4. Makalah ilmiah
Manusia
Gerak
Sendi
Sendi :
Merupakan organ
Unit fungsionil
Fungsi :
Engsel - pergerakan dan
Penyangga tubuh.
Organ sendi
Terdiri dari :
1. Jaringan sendi
1.1. Sinovium
1.2. Cavum sendi
1.3. Tulang rawan
2. Jaringan diluar sendi
2.1. Tendon
2.2. Bursa
2.3. Otot
2.4. Tulang
Anatomi sendi
HUBUNGNGAN ANTAR JARINGAN SENDI
Produksi
Membran sinovial Pembuangan Cairan sendi
Pengenceran
Pembuangan
Pemb.makan Pelumasan
Tulang rawan
Penyakit reumatik :
kelainan pada sendi dan
jaringan sekitar
Mengganggu aktivitas sehari-hari dan
aktivitas kerja.
Pengeluaran dana tinggi
Merupakan problem kesehatan dunia.
Peningkatan jumlah sesuai
jumlah usia lanjut
Jenis penyakit reumatik :
Jenis
ratusan jenis penyakit.
penyakit reumatik :
ratusan jenis penyakit.
Data di rumah sakit
Data di rumah sakit
Reumatik Non Artikuler (RNA),
Reumatik Non Artikuler (RNA),
Osteoartritis (OA),
Osteoartritis (OA),
Artritis Pirai
Artritis Pirai(AP)
(AP)atau
atauGout,
Gout,
Artritis Reumatoid
Artritis Reumatoid(AR),
(AR),
Nyeri pinggang
Nyeri pinggang
Lupus Eritematosus
Lupus EritematosusSistemik (LES),
Sistemik (LES),
DanDan
lain-lain
lain-lain
Di masyarakat
Di masyarakat
Inflamatory arthritis (4)
Inflamatory arthritis (4)
OA(3)
OA(3)
Soft tissue
Back pain disorder
Soft tissue (2)
(1) Back pain disorder (2)
(1) The bourden of rheumatic diseases
on the community
(Ref.:Arthritis and Rheumatism in practice,
P Dieppe at al Gower
Med.Pub.London.1991)
Dekade usia penyakit tulang dan sendi
Penyakit reumatik akan merupakan beban kesehatan dimasa mendatang,
Osteoartritis :
* 40% usia > 70 tahun mengeluh OA lutut.
* 80% pasien OA mengalami gangguan pergerakan dan
* 25% tidak bisa menjalani kehidupan sehari-hari
* Pada artritis reumatoid satu dekade dari mulai timbulnya keluhan
menimbulkan gangguan
dalam pekerjaan karena adanya kecacatan sendi.
* Keluhan nyeri pinggang menjadi epidemi mengingat 80%
masyarakat dalam kehidupannya pernah mengalaminya.
Penyebab
Proses Imunologis
Keradangan
Gejala
Nyeri- bengkak- kaku- gangguan gerak
Keradangan
merupakan suatu interaksi komplek
antara
bahan penyebab dengan
sel parenkhim dan komponen jaringan
serta
dengan pembuluh darah, komponen
plasama, dan sel darah ,
Kerusakan jaringan
Pengeluaran : Vasokontriksi
histamin Akut :
Vasodilatasi
Metab.AA Neutrofil
Kronis
POR
Makrofag &
Ensim
Keradangan limfosit
Sitokin
Prinsip
Penyebab Hilangkan
penyebab
Proses keradangan
Atasi proses
keradangan
Patologis - Gejala
Simptomatis
Penanganan
komplikasi Komplikasi
Prinsip penanganan penyakit reumatik
Membrane Phospholopids
Phospholipase A
Cyclooxygenase-1 Cyclooxygenase-2
House keeping gene Inflamatory gene
(constitutive) (inducible)
NSAIDs corticosteroids
Gastrointestinal integrity Mitogenesis and growth
Platelete aggregation Regulation of female reproduction
Renal function Bone formation
Renal function
Other function ?
Peran OAINS pada keradangan
Jenis OAINS
(obat analgetik anti inflamasi non steroid)
OSTEOARTRITIS
Osteoartrosis
Artosis deforman
Hypertropic arthritis
Degenerative arthritis
Degenerative joint
diseases
Kejadian OA :
Tertinggi di RS
terutama pada usia lanjut
75% pada usia > 75 tahun
Peningkatan dimasa mendatang
jarang menimbulkan kematian
Kecacatan tinggi
Biaya perawatan 30 kali dari AR
Penyebab
Faktor penyebab multifaktor
1. OA Primer
1.1. Keturunan
1.2. Usia (Usia lanjut)
1.3. Mekanis (mikrotrauma),
1.4 Kelainan bikomia tulang rawan
2. OA sekunder
Akibat penyakit lain
Penyebab :
Faktor penyebab multifaktor
1. OA Primer
1.1. Keturunan
1.2. Usia (Usia lanjut)
1.3. Mekanis (mikrotrauma),
. 1.4 Kelainan bikomia tulang rawan
2. OA Sekunder
. Ketidak seimbangan mekanis sendi,
Kelainan kongenital misalnya displasia sendi panggul atau
ada trauma sebelumnya.
. Keradangan sendi,
Artritis Reumatoid, Artritis Infektiosa
. Kelainan tulang
Penyakit Paget
. Kelainan gangguan pembekuan darah,
Hemofilia yang menyebabkan hemartrosis
. Penyakit sendi neuropati,
Akibat rasa nyeri dan propioseptik sendi terganggu menyebabkan proteksi
sendi hilang. Pada DM, sifilis, trauma medula spinalis.
2.6. Penyuntikan kortikosteroid pada sendi berkelebihan
. Gangguan hormonal
Akromegali, penyakit Cushing
. Kelainan metabolisme
Gout, penyakit akibat penumpukan CPPD (Calsium pyrophospat
Dyhidrate), penyakit Wilson dan hemokromatosis.
. Penyakit Kaschin-Beck
Gangguan pertumbuhan pada anak yang diperkirakan berhubungan dengan toksin jamur
Patogensesis
Sinovitis sekunder
Patofisiologi OA
Faktor penyebab
Perubahan
biomekanikal dan biokimia
tulang rawan
Perubahan
kolagen
Pengeluaran
degradative enzyme
pembentukan
osteofit
OSTEOARTRITIS
Perubahan sendi pada OA
Perubahan sendi pada OA
Patologi OA
Kelainan tl.rawan :
edem, celah, fibrilasi, erosi, penipisan
Tulang subkhondral
sklerosis, siste, eburnasi, osteofit
Sinovium : sinovitis kronis
jar sekitar : penebalan kapsul sendi,
kelemahan otot, efusi
Kelainan Patologis OA Lutut
Permukaa
n tulang
rawan
terjadi
erosi
Edukasi
penganan fisik,
medisinal ,
psikologik dan
operatif.
Edukasi
Meningkatkan pengetahuan penderita
tentang :
apa yang dimasuk penyakit OA
faktor penyebab dan faktor yang
mermperberat/memperingan
proses dan kemungkinan selanjutnya
komplikasi yang mungkin terjadi
penanganannya (obat/non obat)
Kegiatan/pekerjaan dan olah raga
Terapi Fisik
Istirahat sendi
Kompres es / hangat
Fisioterapi
Senam reumatik
Kegiatan sehari-hari/pekerjaan
Olah raga
Accupunture
TENS
Pulse electromagnetic field
Refleksi
dan lain-lain
Artritis Gout
(artritis pirai)
Pendahuluan
Sintesis Purin
(endogen) Body purine nucleotide
Diet purin
(eksogen) Purine
Ekskresi
urine dan saluran cerna
Presifitasi kristal urat pada jaringan
Kristal urat
(MSU) Faktor pembentukan kristal
Kadar AU
Kadar ion
Temperatur
Faktor solubel
Ditangkap oleh
sel radang
Keradangan
Kristal MSU
Hiperurisemia asimptomatis
Artritis pirai atau artritis gout
Artritis pirai akut
Stadium interkritik
Stadium kronis dengan tofus
Pembentukan tofus
Kelainan ginjal
Nefropati urat
Nefropati asam urat
Batu saluran kencing
Penyakit yang menyertai
Perjalanan hiperurisemia sampai menimbulkan kelainan patologis
Artritis pirai akut pada MTP I (Podagra)
Tofus pada MTP I pecah
Tofus pada MTP I yang pecah dengan infeksi kronis
Gambaran radiologis : erosi pada MTP I
Tofus
pada
siku
Tofus
pada
daun telinga
Berbagai faktor penyebab atau yang menyertai hiperurisemia
Diagnosis AP
Komplikasi
dan penyakit lain yang menyertai
Komplikasi gout
Edukasi
Program makanan
Istirahat sendi,
Fisioterapi
Penanganan medisinal
(tergantung stadium)
Peran medisinal pada gout
Sintesis Purin
(endogen) Body purine nucleotide
Diet purin
(eksogen) Purine
OAINS Allopurinol
Kolkhisin diet
Kortikosteroid
hiperurisemia Asam urat
urikosurik
Ekskresi
Keradangan jaringan urine dan saluran cerna
artritis gout
kelainan ginjal
Penanganan artriti pirai
Proses autoimun
imunitas humoral (FR) , imunitas seluler
mediator keradangan
sitokin, dll
SINOVITIS
Produk dari reaksi keradangan pada AR
setelah terbentuk trimolecdular complex
(TMC)
Keadaan
Awal
TNF-a IL-2
IL-1 IFN-g
Regulasi IL-6 TNF-b
IL-8 IL-4
IL-10 INOS
Inflamasi /
TGF-b
Kerusakan Sendi
Sel B Synoviocyte Aktivasi Adhesion
APC
CD4 T cell
Peran Humoral Immunity Pada AR
Limfosit B Produksi Ig G
Antigen Ab 1 / Ag 2
Sinovium Abnormal
Ag 1
Produksi FR Ab 2
Aktivasi Komplemen
Evaluasi Pengobatan
Radiologi
Stadium awal normal
Pembengkakan jar. lunak
Periartikular osteopenia
Marginal erosion
Astroskopi
Melihat langsung makroskopis
Biopsi PA
Gambaran radiologis pada AR
Diagnosis AR
KRITERIA ARTRITIS REMATOID
1. Kaku sendi pagi hari 1 jam
2. Artritis 3 sendi
3. Artritis sendi tangan
4. Artritis simetris
5. Nodul rematoid
6. Faktor reumatoid positif
7. Gambaran radiologis yang khas
Artritis Rematoid: 4 kriteria diatas;
kriteria 1-4 6 minggu
Penatalaksanaan AR
Tujuan :
Pendidikan dan motivasi
Mengurangi keradangan
Memeprtahankan fungsi sendi
Perbaiki kerusakan sendi
Dengan cara :
Pendidikan
Terapi fisik
Terapi medisinal
Pembedahan
Lain-lain : alternatif
Dilakukan oleh team (Ruematologist/Internist,
Ortopedist, Fisioterapist, Psikiater, Sosial worker
dan keluarga)
Terapi Medisinal :
Simptomatis
NSAID
Kortikosteroid
Efek antiinflamasi dan imunosupresi
Tanpa efek disease modication
DMARD
(Disease Modified Anti Rheumatic Drug)
obat remitif
Biologic response modifiers
Pengobatan masa depan
Cara pemilihan DMARD
Cara Tradisional (Sistem Piramida)
Pada step awal QAINS
1 - 3 bulan tidak ada perbaikan/ bertambah progrsif
ditambah OR (misalnya klorokuin, garam emas,
atau sulfasalasin) dapat dikombinasi Steroid oral atau
intra-artikuler.
Kombinasi multidrug: Step-down Bridge
Pemberian beberapa OR secara bersamaan (Steroid
oral, garam Emas, Metrotreksat dan Klorokiun)
Secara bertahap dihentikan satu persatu mulai dari
OR paling toksik dan OR yang paling kurang toksik
(Klorokiun)
diteruskan sampai beberapa bulan atau tahun.
The Sawtooth Strategy
Kombinasi berbagai obat diberikan pada awal dan
secara serial dapat diganti apabila obat terbeut tidak
berperan
Jenis DMARD (beberapa):
Klorokuin
Menurunkan pengeluaran asam lemak tidak
jenuh(prekursor mediator keradangan.
Dosis Klorokuin 250 mg atau Hidroksi Klorokuin 400 mg
po, setiap hari, sedikitnya 6 bulan.
Apabila berefek dapat dilanjutkan sampai beberapa tahun
Sulfasalasin.
Dalam usus akan dipecah menjadi 2 komponen, yaitu
Sulfanamid (Sulfapiridin ) yang mempunyai efek anti
radang.
Dosis Sulfasalasin 0,5 g sehari dan dinakkan 0,5 setiap
minggu sampai maksimal 2 g sehari.
Apabila belum berefek dapat dinaikkan 3 g sehari setelah 3
bulan.
Efek obat telah terlihat dalam 1 - 2 bulan.
Apabila dalam 3 bulan tidak berefek obat dapat disetop.
Pemakaian dosis pemeliharaan 1 g sehari (maksimal 2 g).
Jenis DMARD (sambungan)
Metrotreksat.
Merupakan obat imunosupresan yang mulai
banyak dipergunakan pada AR saat ini.
Mekanisme kerja yang pasti belum diketahui.
DMARD UNTUK TERAPI ARTRITIS REMATOID
OBAT ONSET DOSIS TOKSISITAS
Kulit (cont) :
Purpura atau ekhimosis dapat terjadi karena
penyakitnya atau efek samping kortikosteroid.
Pada mukosa dapat terjadi ulkus pada pallatum atau
perforasi septum nasalis.
Vaskulitis kulit dapat menyebabkan ulserasi dari
bentuk yang kecil sampai besar.
Sering dengan perdarahan dan eritema periungual.
Livido retikularis, suatu bentuk vaskulitis ringan yang
sangat sering ditemui pada LES.
Gejala Klinis LES (samb)
Sendi :
Artralgia, artritis, jarang sampai terjadi deformitas, atau
miositis.
Sendi yang sering terkena ialah sendi interfalangeal
proksimal, lutut, pergelangan tangan,
metakarpofalangeal, siku dan pergelangan kaki.
Kardiovaskuler :
Perikarditis
Penyakit jantung koroner akibat arterosklerosis
Endokarditis verukosa.
Pembuluh darah perifer
Vaskulitis yang mengenai arteri kecil sampai kapiler
pada kulit.
Artritis sendi tangan pada LES
Klinis gonitis pada LES
Miositis pada otot sekitar mata
Gejala Klinis LES (samb)
Paru :
Pleuritis dengan efusi pleura, dan pneumonitis
Hemoptisis merupakan kelainan yang serius
Gastrointestinal :
Manifestasi gastrointestinal tidak spesifik
Nyeri abdomen sering dikeluhkan akibat distres
abdominal (akibat penyakit atau obat).
Dapat terjadi peritonitis steril, perfosi usus, pankreatitis
dan hepatomegali.
Ginjal :
Nefritis Lupoid dengan gambaran klinis berupa
proteinuria, hematuria, silinderuria
Sindrom Nefrotik atau sampai gagal ginjal.
Susunan syaraf :
Kejang-kejang
Psikosis dan Neuropati perifer.
Penunjang Diagnosis LES
Pemeriksaan laboratorium rutin
Trombositopenia, akibat adanya antibodi terhadap
trombosit, yang dilihat pada pemeriksaan Direct
Coombs-like Test.
Terjadi perpanjangan tes Partial Thromboplastin Time,
akibat adanya antibodi terhadap faktor pembekuan
(F.VIII,IX,XII).
Peningkatan Laju Endap Darah,
namun tidak selalu mencerminkan aktivitas penyakit.
Proteinuria,hematuria, atau silinderuria,
apabila terjadi kelainan ginjal.
Penunjang Diagnosis LES (samb)
Pemeriksaan imunologis.
Pemeriksaan autoantibodi.
ANA (Antinuclear Antibody) antibodi thd semua
komponen inti sel.
Anti-Sm, antibodi terhadap Acidic Nucleoprotein,
dengan spesifitas tinggi.
Lain-lain Ab. Anti-ds-DNA adalah spesifik untuk LES
namun hanya ditemukan 40-50% penderita
Pemeriksaan sel LE
Pemeriksaan jumlah komplemen
Positip palsu untuk Tes Sifilis akibat adanya Ab
Antikoagulan dan Ab Antikardiolipin.
Sel LE pada LES
Penunjang Diagnosis LES (samb)
Pemeriksaan Biokimia
Hipergama globulinemia.
Fungsi faal ginjal
Pemeriksaan lain
tergantung manifestasi organ yang terkena
Foto dada
Body Scan
Ensefalogram, dll.
Pemeriksaan Ro tangan penderita LES
DIAGNOSIS
Diagnosis LES ditegakkan berdasarkan Kriteria ARA (American
Rheumatism Association) yang telah diperbaiki tahun 1982.
Kriteria tersebut antara lain :
1. Eritema di muka (Butterfly Rash)
2. Discoid Lupus
3. Fotosensitivitas
4. Ulkus pada mulut atau nasofaring.
5. Artritis non erosif
6. Kelainan renal, dapat berupa : Proteinuria > 0,5 gm/24 jam,
Siilinderuria
7. Pleuritis atau Perikarditis
8. Psikosis, kejang
9. Kelainan darah, dapat berupa : Anemia hemolitik, Lekopenia,
Limfonemia, Trombositopenia
10.Kelainan imunologis : Sel LE Positif, Ab Anti-DNA, Ab Anti-Sm,
Positip palsu dari tes sifilis.
11.ANA positip
Diagnosis LES ditegakkan apabila terdapat 4 atau lebih kriteria
diatas.
PROGNOSIS LES
Kemungkinan hidup dalam 5 tahun mencapai
90%.
RNA
Reumatik Non Artikuler (RNA)
Kelainan pada jaringan lunak dan otot termasuk
ligamen,entesis, sarung tendon dan bursa.
Penyebab RNA : Belum jelas
Faktor pencetus:
Beban kerja berlebihan
Trauma
Kelainan postural
Usia lanjut
Degenerasi jaringan ikat
Psikologis: stress, depresi
Gejala RNA:
Nyeri lokal
Keradangan lokal
Kekakuan otot
Hambatan pergerakan sendi
The causes of muscle stiffness
Physical
Factors
Hormonal Disease of
Factors inners organ
Traumas Isometric
Infection
Stiffness Excercise
1.Edukasi
2. Terapi fisik
3. Terapi medisinal
Analgetika sederhana
OAINS
Kortikosteroid lokal
4. Tindakan lain/alternatif
Sites of action of psychotropic drugs in extra
NTB articularBT
rheumaticNTdisorders D
Emotional Anxiety Aggression Depression
Stress
T Stiffness
T
Tendinitis
Functional Pain D
Impairment
N
Emotional disorder
D N T
Terimakasih