Você está na página 1de 24

MORNING REPORT

26 AGUSTUS 2017
SHIF SIANG 14.00 21.00

Dm Issa-Dm Putry-Dm Yoshua Konsulen dr. Amrul, Sp.B


Identitas
Nama : Ny. A.D.G
Umur : 42 tahun
JK : perempuan
Agama : protestan
MR : 474020
Anamnesis
KU : nyeri pada lutut sebelah kiri
RPS :
Pasien rujukan dari RS Baa dengan diagnosis vulnus
Scopetarium regio genu sinistra sisi lateral postt
eksplorasi + dispepsia. Pasien datang dengan keluhan
nyeri pada lutut sebelah kiri sejak 1 hari SMRS setelah
tertembak senapan angin. Terjadi perdarahan.
Pasien dibawa ke puskesmas rote tengah, kemudian
di rujuk ke RS Baa. Di RS Baa dilakukan eksplorasi dan
foto AP dan lateral dari genu sinistra. Namun, tidak
dapat dikeluarkan karena peluru menembus tulang
femur, sehingga pasien dirujuk ke RSUD Johannes.
Pasien sempat mengalami pingsan karena perdarahan
saat dilakukan operasi eksplorasi.
Anamnesis
MOI : menurut kesaksian pasien, pasien di tembak
menggunakan senapan angin oleh anaknya di dalam
rumah, berjarak 2 meter
RPD : asma (-), HT (-), jantung (-), alergi (-)
Riw. Pengobatan :
- IVFD asering guyur 200 cc 20 tpm kemudian lanjut
drip dengan neurobion 2 amp
- Cefadroxil 2 X 500 mg p.o
- Antasida 3 X 1C
- Metronidazol 3 X 500 mg
- Asam mafenamat 3 X 500 mg
Pemeriksaan Fisik
Primary Survey
A : clear, patent
B : spontan , RR 18x/menit
C : nadi 88 x/menit regular
D : compos mentis E4V5M6
E : Vulnus Schlopetorum post eksplorasi pada
regio genu sinistra lateral, udem (+), Krepitasi (-
), sensibilitas (+)
Pemeriksaan Fisik
Secondary Survey

KU tampak sakit berat


Kesadaran Somnolen GCS :E3V5M6
Kepala/wajah : kreptitasi (-), jejas (-)
Mata : hematom palpebra (-/-), pupil isokor
(+/+), RCL/RCTL (+/+)
Telinga : otore (-)
Hidung : Rhinore (-), epistaksis (-)
Leher : jejas (-)
Thoraks
Pulmo
I : pengembangan dada simetris, retraksi (-), jejas
(-)
P : Nyeri tekan (-), krepitasi (-),
P : sonor pada seluruh lapangan paru
A : vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing
(-/-)
Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
I : Jejas (-)
A : bising usus (+) kesan normal
P : nyeri tekan (+) regio epigastrium
P : timpani
Ekstremitas inferior sinistra
Look : deformitas (+)
Feel : CRT < 2 detik
Movement : gerak terbatas
Status Lokalis
Tampak vulnus schlopetorum post eksplorasi
corpus alienum pada regio genu sinistra lateral,
udem (+), NT (+), ukuran panjang 8 cm
Peluru yang di keluarkan
Pemeriksaan Penunjang
HB 12,5 GDS 114
WBC 12,1 Ur/Cr 17,2/0,73
PLT 215 Na 137
PT 10,6 K 3,5
APTT 42,0 Cl 112
Assesment
1. Vulnus schlopetorum post eksplorasi pada regio
genu sinistra lateral
2. Dispepsia
Planning
1. IVFD RL 20 tpm
2. KTC 3x1 amp
3. Ranitidin 2x1 amp
4. Antasida 3x1 c
5. Rawat luka
6. R/ debridement + eksplorasi
Air Gun Shot
Pendahuluan
Senapan angin mulai digunakan sejak
Napoleonic mendorong proyektil (peluru/ bola
besi) dengan memakai bantuan udara atau gas.
Pendahuluan
Senapan angin memiliki kecepatan yang sama
dengan pistol konvensional dalam menembus
otot.
Kebanyakan senapan angin konvensional tidak
membutuhkan surat izin, termasuk anak2 usia
<14 tahun diperbolehkan menggunakan senapan
angin.
Epidemiologi
Insiden tersering : remaja laki2
Lokasi air gun injury tersering : mata, kepala,
leher, dada
Prevalensi : 12.9 per 100.000 populasi yang
diterapi akibat air gun injury .
Pemeriksaan Penunjang
Xray
Pemeriksaan Penunjang
Terapi
Ekstraksi corpus alienum
Rawat luka
Pencegahan
Harus ada surat izin penggunaan senapan angin.
Hukuman yang cukup berat untuk mencegah
digunakannya senapan angin sebagai mainan.
Lebih banyak edukasi bahaya penyalahgunaan
senapan angin lewat media massa.

Você também pode gostar