Dm Issa-Dm Putry-Dm Yoshua Konsulen dr. Amrul, Sp.B
Identitas Nama : Ny. A.D.G Umur : 42 tahun JK : perempuan Agama : protestan MR : 474020 Anamnesis KU : nyeri pada lutut sebelah kiri RPS : Pasien rujukan dari RS Baa dengan diagnosis vulnus Scopetarium regio genu sinistra sisi lateral postt eksplorasi + dispepsia. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada lutut sebelah kiri sejak 1 hari SMRS setelah tertembak senapan angin. Terjadi perdarahan. Pasien dibawa ke puskesmas rote tengah, kemudian di rujuk ke RS Baa. Di RS Baa dilakukan eksplorasi dan foto AP dan lateral dari genu sinistra. Namun, tidak dapat dikeluarkan karena peluru menembus tulang femur, sehingga pasien dirujuk ke RSUD Johannes. Pasien sempat mengalami pingsan karena perdarahan saat dilakukan operasi eksplorasi. Anamnesis MOI : menurut kesaksian pasien, pasien di tembak menggunakan senapan angin oleh anaknya di dalam rumah, berjarak 2 meter RPD : asma (-), HT (-), jantung (-), alergi (-) Riw. Pengobatan : - IVFD asering guyur 200 cc 20 tpm kemudian lanjut drip dengan neurobion 2 amp - Cefadroxil 2 X 500 mg p.o - Antasida 3 X 1C - Metronidazol 3 X 500 mg - Asam mafenamat 3 X 500 mg Pemeriksaan Fisik Primary Survey A : clear, patent B : spontan , RR 18x/menit C : nadi 88 x/menit regular D : compos mentis E4V5M6 E : Vulnus Schlopetorum post eksplorasi pada regio genu sinistra lateral, udem (+), Krepitasi (- ), sensibilitas (+) Pemeriksaan Fisik Secondary Survey
KU tampak sakit berat
Kesadaran Somnolen GCS :E3V5M6 Kepala/wajah : kreptitasi (-), jejas (-) Mata : hematom palpebra (-/-), pupil isokor (+/+), RCL/RCTL (+/+) Telinga : otore (-) Hidung : Rhinore (-), epistaksis (-) Leher : jejas (-) Thoraks Pulmo I : pengembangan dada simetris, retraksi (-), jejas (-) P : Nyeri tekan (-), krepitasi (-), P : sonor pada seluruh lapangan paru A : vesikuler (+/+), Rhonki (-/-), Wheezing (-/-) Cor : S1S2 tunggal, reguler, murmur (-), gallop (-) Abdomen : I : Jejas (-) A : bising usus (+) kesan normal P : nyeri tekan (+) regio epigastrium P : timpani Ekstremitas inferior sinistra Look : deformitas (+) Feel : CRT < 2 detik Movement : gerak terbatas Status Lokalis Tampak vulnus schlopetorum post eksplorasi corpus alienum pada regio genu sinistra lateral, udem (+), NT (+), ukuran panjang 8 cm Peluru yang di keluarkan Pemeriksaan Penunjang HB 12,5 GDS 114 WBC 12,1 Ur/Cr 17,2/0,73 PLT 215 Na 137 PT 10,6 K 3,5 APTT 42,0 Cl 112 Assesment 1. Vulnus schlopetorum post eksplorasi pada regio genu sinistra lateral 2. Dispepsia Planning 1. IVFD RL 20 tpm 2. KTC 3x1 amp 3. Ranitidin 2x1 amp 4. Antasida 3x1 c 5. Rawat luka 6. R/ debridement + eksplorasi Air Gun Shot Pendahuluan Senapan angin mulai digunakan sejak Napoleonic mendorong proyektil (peluru/ bola besi) dengan memakai bantuan udara atau gas. Pendahuluan Senapan angin memiliki kecepatan yang sama dengan pistol konvensional dalam menembus otot. Kebanyakan senapan angin konvensional tidak membutuhkan surat izin, termasuk anak2 usia <14 tahun diperbolehkan menggunakan senapan angin. Epidemiologi Insiden tersering : remaja laki2 Lokasi air gun injury tersering : mata, kepala, leher, dada Prevalensi : 12.9 per 100.000 populasi yang diterapi akibat air gun injury . Pemeriksaan Penunjang Xray Pemeriksaan Penunjang Terapi Ekstraksi corpus alienum Rawat luka Pencegahan Harus ada surat izin penggunaan senapan angin. Hukuman yang cukup berat untuk mencegah digunakannya senapan angin sebagai mainan. Lebih banyak edukasi bahaya penyalahgunaan senapan angin lewat media massa.