Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Lensa Kontak
Oleh
Ayu Wulandari, S.Ked
Pembimbing
dr H. Djarizal SP.M, MPH
Pendahuluan
Lensa kontak merupakan salah satu alat koreksi kelainan refraksi
sebagai alternatif
Keuntungannya :
membantu penglihatan lebih baik,
waktu berdaptasi pendek, Kelemahannya adalah lebih mudah
terlepas pada pusat mata daripada tipe
Nyaman
yang lain, debris lebih mudah menempel
mengoreksi hampir seluruh pada lensa, memerlukan penggunaan
kelainan refraksi mata yang konsisten dan pemeriksaan
mudah digunakan dan disimpan, kesehatan mata.
jangka penggunaannya relatif
lama,
tersedia dalam berbagai warna,
dan bifokal.
Daily-wear soft lens
Terbuat dari plastik yang lembut dan fleksibel, yang
mempermudah masuknya oksigen ke mata.
Keuntungan:
waktu beradaptasi sangat pendek,
lebih nyaman dan tidak mudah terlepas seperti RGP
Tersedia dalam berbagai warna dan bifokal,
baik untuk yang selalu menjaga penampilan.
Kelemahan:
Tidak mengoreksi semua kelainan refraksi mata,
penglihatan tidak setajam seperti menggunakan lensa RGP,
lensanya mudah berminyak dan harus diganti, dan memerlukan
perawatan yang intensif.
Extended-wear
Extended-wear disposable
Planed replacement
Lensa ini digunakan secara berjangka sebagai
pengganti dari soft lens, kebanyakan digunakan
lebih dari 2 minggu, sebulan atau 4 bulan.
Keuntungan: mudah dibersihkan dan tidak
mudah terkena infeksi, baik untuk mata yang
sehat, tetapi harus dengan resep dokter.
Kelemahan: penglihatan tidak setajam seperti
menggunakan lensa RGP, tidak mengoreksi
semua kelainan refraksi mata, dan
perawatannya lebih sulit.
Indikasi dan Kontraindikasi
Kontra indikasi:
Indikasi penggunaan lensa 1. Dre eye
kontak : 2. Masalah dengan kelopak mata
1. Indikasi optik 3. gangguan mental dan tidak ada
2. Indikasi terapetik gairah hidup,
3. Indikasi preventif 4. blepharitis kronik dan styes rekuren,
4. Indikasi diagnostik 5. konjungtivitis kronis
5. Indikasi operatif 6. degenarasi kornea mata,
6. Indiaksi kosmerik dan 7. penyakit yang rekuren seperti
pekerjaan episkleritis, skleritis, dan iridocyclitis
Komplikasi
Epitelium kornea
Kelopak mata
Kerusakan epitel yang mekanik.
Giant papillary
conjunctivitis (GPC) Chemical epithelial defect.
Ptosis Hypoxia.
Konjungtiva Reaksi imun superfisial.
Alergi Stroma kornea
Contact lens-induced Infiltrat steril.
superior limbic Infeksi korne
keratoconjunctivits (CL- Mata merah
ISLK) dll
Penatalaksanaan
Prevensi
Untuk mencegah terjadinya komplikasi
Terapeutik akibat penggunaan lensa kontak, ada
beberapa hal yang harus diperhatikan
Obat-obatan dan dilakukan menurut American
yang Optometric Association:
Selalu mencuci tangan sebelum
digunakan, menggunakan lensa kontak.
berdasarkan Bersihkan lensa kontak dengan hati-
hati secara rutin, gosok lensa kontak
penyebab dengan menggunakan jari-jari tangan
mikroba dari dan bilas dengan air bersih sebelum
merendam lensa kontak dalam
infeksi kornea larutan multi-fungsi pada malam hari.
Lanjutan
Simpan lensa yang digunakan dalam kotak
penyimpanan dan ganti kotak tersebut setiap 3 bulan.
Selain itu, bersihkan kotak setelah menggunakannya.
Gunakan produk-produk yang telah disarankan oleh
dokter mata anda untuk membersihkan dan
mendesinfeksi lensa kontak anda.
Selalu ikuti rekomendasi lensa kontak yang telah
direncanakan oleh dokter mata anda.
Lepaskan lensa kontak anda sebelum berenang atau
mandi.
Lakukan pemeriksaan mata dan lensa kontak anda
secara rutin kepada dokter mata anda.
Kesimpulan
Lensa kontak merupakan lensa sclera kaca
berisi cairan. Lensa ini sulit dipakai untuk
jangka panjang serta menyebabkan edema
kornea dan rasa tidak enak pada mata.
Beberapa tipe lensa kontak yang dapat
digunakan sebagai pilihan pada saat ini adalah
lensa kontak lunak (soft contact lenses), lensa
kaku permeable gas (rigid gas permeable
lensa), lensa kontak torik (torik soft contact
lenses) dan lensa kontak khusus pada pederita
presbiopia.
Lanjutan
Penggunaan lesan kontak harus
dilakukan secara benar, serta harus
dilakukan perawata secara reguler,
sehingga dapat menghindari
komplikasi yang dapat saja timbul.
DAFTAR PUSTAKA
Kalaiyarasan. 2004. Contact lens fitting. AECS Illumination 2(4): 20-24
Loh K.Y., Agarwal P.2010.Contact lens-related corneal ulcer. Malaysia Family Physicion 1(5): 6-8
Liesegang T.J. 1997. Contact Lens-related microbial keratitis: Part I: epidemiology. Cornea 16(2):125-131
Moriyama A.S.,Lima A.L.H.2008. Contact lens-associated microbial keratitis. Arq Bras Oftalmol 71(6):32-36
Tsai James C. Oxford American Handbook of Ophthalmology. New York: Oxford University Press; 2011. p 228
230, 625
Riordan Paul, Eva. Anatomi dan Embriologi Mata.Dalam: Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum.Edisi ke-17.
Jakarta: EGC; 2010. hal 11-12
Crick RP, Khaw PT. A Textbook Of Clinical Ophthalmology. 3rdEdision. Singapore. World Scientific; 2003. p 35,94
IlyasSidarta. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. hal. 8-9,
200-208
Ilyas Sidarta, dkk. Ilmu Penyakit Mata untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran. Edisi ke-2. Jakarta:
Sagung Seto; 2010. hal. 6-7, 143-150
American Academy of Ophthalmology. Anatomy in Lens and Cataract. Section 11. Basic and Clinical Science
Course; 2007. p 5-6, 33, 50-54, 60-61
Ilyas Sidarta. Ilmu penyakit mata. Edisi ke-3. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009. hal. 8-9,
200-208
Riordan Paul, Eva. Lensa kontak: Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum.Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2010. hal 145-
146
Wijana Nana, dr. Ilmu penyakit mata. Lensa kontak. Cetakan ke-5. 1989. Hal 271
TERIMA KASIH