Você está na página 1de 132

BLOK BLOK

KELENJAR
ENDOKRIN DAN PENYAKIT
INFEKSI DAN PENYAKIT TROPIK
METABOLIK
2015

2015
:Oleh
DR. ZUHRONI, MA
BAHAN KULIAH
AGAMA
BLOK KELENJAR
ENDOKRIN DAN PENYAKIT
METABOLIK
2015
:Oleh
DR. ZUHRONI, MA
MATERI AGAMA
BLOK KELENJAR ENDOKRIN DAN
PENYAKIT METABOLIK

Haid dan Istihadhah serta Berbagai


Permasalahannya
Makanan halal dan Thayyib.
Proporsionalitas Makan dan Minum.
Operasi Kegemukan.
HAID DAN
PERMASALAHANNYA
HUKUM MEMPELAJARI HAL-HAL YANG
TERKAIT DENGAN HAID

SALAT, THAHARAH, PUASA, HAJI, ITIKAF,


BALIGH, HUBUNGAN SUAMI-ISTERI, CERAI,
IDDAH, DSB,

Wajib Ain
DARAH WANITA
1.Haid
2.Nifas
3. Istihadlah
4. Darah saat hamil.
5. Darah Sebelum
melahirkan
DARAH WANITA
Haid :
Keluar dalam keadaan sehat,
Nifas
Keluar setelah melahirkan,
Istihadlah
Keluar tidak pada hari haid dan nifas; dalam keadaan
sakit (darah penyakit).
PENGERTIAN HAID

Mengalirnya sesuatu (Bahasa).


Dinamakan haidl, karena mengalir dari rahim wanita
(bahasa).
BEBERAPA DEFINISI HAID
Menurut Fukaha

Darah yg keluar dari rahim sewaktu sehat, bukan disebabkan


melahirkan atau sakit, pada waktu tertentu.
Darah yg keluar dari rahim setelah sampai umur baligh dalam
keadaan sehat pada waktu tertentu, bukan karena melahirkan.
Darah yg keluar dari rahim wanita sehat dalam waktu tertentu,
bukan karena melahirkan atau karena ada penyakit dalam rahim.
Darah yg keluar dari kemaluan wanita secara
alami, tanpa sebab, di waktu-waktu tertentu.
Darah yg asalnya dari bagian dalam rahim,
keluarnya bukan karena penyakit, luka,
keguguran, atau kelahiran bayi
Al-Qurthubi (Mufassir)
Darah hitam kental, dominan warna merah.

Abu Malik Kamal


Darah berwarna kehitaman, kental, baunya tidak
sedap, mengalir/keluar dari tempat tertentu
(kemaluan) pada waktu-waktu tertentu
Abu Muhammad bin Hazm
Darah hitam yg kental beraroma tidak sedap.
Kapan saja tampak darah ini dari kemaluan wanita, maka
tidak halal shalat, puasa, dan thawaf di Baitullah serta tidak
boleh bersetubuh kecuali bila telah suci.
Al-Mawardi :

Nama darah yg keluar dari rahim, bukan


disebabkan karena melahirkan, dalam batas dan
waktu tertentu (istilah).
Darah yg mengalir (dari rahim), biasa dialami wanita
pada waktu tertentu pada masa balignya, sebagai
tanda kesanggupan untuk hamil
Darah Haid:
Dalam keadaan sehat, bukan penyakit, sebagian ulama
manambahkan tidak dalam keadaan sedang hamil.
Bukan disebabkan karena melahirkan.
Telah malampaui batasan minimal masa suci.
Tidak di bawah masa minimal haid, jika kurang dari batas
minimal maka mesti digenapi hingga batas minimal.
Tidak melebihi batas maksimal, jika melebihi maka
kelebihannya adalah darah penyakit.
Mayoritas ulama mencirikan warna haid adalah kekuning-
kuningan keruh, namun sebagian ulama yg lain menolak ciri ini
Masa Suci antara Dua Haid
(Khilafiah)

15 hari (mayoritas ulama).


13 hari
Sembilan hari
Lima hari
Delapan hari.
Sepuluh hari
Tidak ada batasnya.
KRITERIA DARAH HAID

Darah keluar dari rahim wanita, bukan dari bagian lain.


Dalam keadaan sehat, bukan penyakit, sebagian ulama
manambahkan tidak dalam keadaan sedang hamil.
Bukan disebabkan karena melahirkan.
Telah malampaui batasan minimal masa suci.
Tidak di bawah masa minimal haid, jika kurang dari batas
minimal maka mesti digenapi hingga batas minimal.
Tidak melebihi batas maksimal, jika melebihi maka
kelebihannya adalah darah penyakit.
Mayoritas ulama mencirikan warna haid: Kekuning-kuningan
keruh, namun sebagian ulama yg lain menolak ciri ini
Kenajisan Darah Haid
Najis = Termasuk jenis darah yg mengalir (Ittifaq)

Jenis Kenajisan:
Mutawassithah

Cara menghilangkannya:
Dicuci hingga hilang unsur-unsurnya (bau, warna, rasa,
dan zatnya)
Akibat Hukum Datangnya Haid

Seorang wanita dianggap telah balig, menjadi mukallaf,


dianggap telah cukup akap bertindak hukum.
Pertanda wanita tersebut tidak hamil,
Dijadikan sebagai batas penghitungan masa iddah bagi
wanita subur
Menjadikannya wajib mandi saat haidnya berhenti.
Haram melakukan hubungan badan pada masa tersebut.
Ulama berbeda pendapat tentang saksi (kaffarat) yg
melanggarnya (wajib dan tidak wajib).
USIA WANITA HAID:
MASALAH
IJTIHADIYAH

Tidak ada nash sharih (jelas) yg


menyebutkan umur minimalnya.
Jumhur (mayoritas) ulama :
Minimal berusia 9 tahun.
Keluarnya Darah Sebelum
Berumur 9 Th.

Ulama berbeda pendapat (haid dan bukan


haid).

Masa Menopause
Menurut Syafi`iyyah = Saat umur 62 tahun,.
Menurut Hanafiyyah = Umur 55 sampai 60 tahun.
Malikiyah = 70 tahun.
Madzhab Imam Ahmad = 50 tahun,
Batas Minimal Siklus Haid
1. Tiga hari tiga malam (Abu Hanifah), sekitar 72 jam.
2. Tiga hari dua malam.
3. Tidak ada batasnya, meskipun hanya sesaat
(Malikiyyah).
4. Sehari semalam (24 jam) ('Ali bin Ab Thlib. Batasan
Mazhab Syfi'i dan Hanbali, 'Ath', Abu Tsaur, al-
Auz'i, dan Ishq.
5. Sehari saja (12 jam), tidak termasuk malamnya.
Maksimal Lamanya Masa Haid
1. 15 hari (Mayoritas ulama: Malikiyah, Syafiiyyah, dan
Hanabilan).
2. 13 Hari.
3. Sepuluh hari (Hanafiyah).
4. Tujuh hari (Ahmad dan Ibnu Hazm (Ulama Zhahiriyyah).
5. 17 hari.
6. Tidak ada batasnya (Ibnu Taimiyyah) .

Kebiasaan Lamanya Haid


6; 7 hari
BATASAN MINIMAL ANTARA HAID KE
HAID BERIKUTNYA
1. 17 hari.
2. 15 hari
3. 13 hari.

Pendapat yg kuat tdk ada batasnya

BATASAN MAKSIMAL = Tdk ada batasannya


BATASAN MINIMAL DAN MAKSIMAL HAID, NIFAS, DAN MASA SUCI

MASALAH
IJTIHADIYAH
Cairan Kuning Keruh (Bercak) Pasca-
Bersuci dari Haid

Tidak dianggap sebagai darah haid.


Tetap suci, wajib shalat, puasa, dan boleh
melakukan jimak.
Rukun Mandi Haid
Niat
Membasahi seluruh badan,

Tidak ada kewajiban lain selain


itu.
Sunnah Mandi dari Haid
a. Membasuh kedua tangan tiga kali.
b. Membasuh kemaluan dg tangan kiri,
c. Menggosok tangan kiri ke tanah/tembok.
d. Berwudu.
e. Membasahi kepala tiga kali.
f. Membasahi seluruh badan dimulai bagian kanan,
g. Dianjurkan memakai sabun atau semisalnya.
h. Seusai mandi, mengambil kapas atau kain yg telah
diolesi minyak wangi untuk digunakan mengusap
bekas darah sampai baunya hilang.
DALAM KEADAAN HAID DAN NIFAS
BOLEH:
1. Berdzikir, berdoa, dll.
2. Membaca Al-Quran dan memegang mushaf Al Quran
(Khilafiah).
3. Bermesraan dg suami, sepanjang tidak coitus.
4. Melakukan berbagai aktivitas yg baik, selain yg
terlarang atas wanita yg dalam keadaan haid /nifas

Jika mempunyai kebiasaan ibadah tertentu


(istiqamah), tetap mendapatkan pahala
sempurna, meski tidak melakukannya karena
terhalang syari
APAKAH WANITA HAMIL
MENGALAMI HAID ?

Pada umumnya = tidak. Jika keluar darah = bukan haid


(mayoritas Ulama)
Darah tsb = Haid (Imam Malik, Imam Syafii, dan Al Laits.
Larangan Bagi Wanita Haid
dan Nifas
Shalat
Sujud tilawah dan sujud syukur
Thawaf
Shaum
I`tikaf
Masuk masjid, kalau takut akan membuatnya najis.
Membaca al-Qur`an
Menyentuhnya (al-Quran)
Menulisnya (al-Quran)
Larangan untuk Suami

1. Menjatuhkan thalak.
2. Menggauli dan melakukan sesuatu yg
menggairahkan nafsu seksual (mayoritas),
menurut sebagian ulama = yg dilarang hanya
coitus.
Perbedaan antara Darah Istihadlah
dg Darah Haid

Warna
Haid = umumnya hitam, istihadlah = umumnya
merah segar.
Kelunakan dan Kerasnya.
Haid = sifatnya keras, istihadlah = lunak.

Kekentalan
Haid = kental, istihadlah = sebaliknya.
Aroma
Haid = beraroma tidak sedap/busuk.
Ketidakteraturan Haid (Haid
Melebihi/Kurang dari Kebiasaan).

Menurut Syafi`iyyah = jika kurang atau melebihi


kebisaannya, kurang dari sehari semalam, atau
melebihi 15 hari, termasuk istihadlah. Ibadah
tetap wajib baginya.
Sebagian ulama berpendapat = tidak ada
ketentuan, tergantung pada kebiasaan wanita itu
sendiri.
Masa Suci antara Dua Masa
Haid

Paling sedikit lima = belas hari (Jumhur Ulama).


Pada umumnya = 23 atau 24 hari.
Tidak ada batas maksimal, karena ada wanita yg
haid setahun sekali, ada yg hanya sekali seumur
hidup.
Perlukah Wanita Muslimah
Berpakaian Khusus Saat Haid?
Memberitahukan kepada suami saat haid
tanpa harus melalui ucapan, sehingga tidak
mengajak berhubungan badan.
Jiwa suami merasa jijik pada baju yg
terkena darah haid. Mengenakannya,
pengkhususan baju haid akan
menghindarinya.
Datang atau Berhentinya Haid
Saat Waktu Shalat atau Puasa
Jika haid datang pada waktu shalat dan dia
belum shalat, dia berhutang shalat.
Jika berhenti haid, maka harus segera
mandi dan shalat, jika tidak, maka
termasuk mengabaikan shalat.
LARANGAN MENUNDA MANDI HAID

Jika suci setelah Ashar atau sebelum


terbenamnya Matahari= Wajib segera
mandi dan shalat Zhuhur dan Ashar.
Jika suci setelah Isya (sebelum Fajar) =
Wajib segera mandi dan shalat Maghrib dan
Isya.
ISTIHADHAH
ISTIHADHAH
Darah yg keluar dari kemaluan wanita bukan pada
waktunya dan keluarnya dari urat. (An-Nawawi).
Darah segar yg di luar kebiasaan seorang wanita
disebabkan urat yg terputus (Al- Qurthubi).
Darah yg terus-menerus keluar dari (vagina) wanita
dan tidak terputus selamanya atau terputus sehari dua
hari dalam sebulan (Al-Utsaimin)
JENIS DARAH ISTIHADHAH

Keluarnya darah kurang dari masa haid.


Keluarnya darah lebih dari masa haid atau
nifas.
Keluarnya darah sebelum usia haid atau
setelah menopause.
HUKUM-HUKUM ISTIHADHAH

1. Wajib berwudhu setiap kali hendak shalat.


2. Sebelum berwudhu, harus membersihkan bekas
darah di badan (kemaluannya) dan pakaiannya. dan
menahan darahnya dg kain (pembalut) atau
sejenisnya.
3. Hukum bersetubuh, mayoritas ulama
membolehkannya sesuai yg dilakukan oleh
sejumlah sahabat nabi atau jia khawatir akan zina.
KENAJISAN DARAH
ISTIHADHAH

Jika banyak = Najis Mutawassithah.


Jika sedikit = Termasuk yg dimaafkan (tdk najis)
DARAH ISTIHADHAH yg
KELUAR TERUS MENERUS

Secara umum = Darah yg keluar dari dua alat pembuangan tubuh


membatalkan awudhu, darah istihadhah adalah najis.
Berwudhu untuk setiap shalat setelah masuk waktunya,
Mencuci daerah yg mengenai badannya dan menjaga pakaiannya
tetap suci untuk shalat jika tidak memberatkannya.
Jika tidak bisa = Termasuk diimaafkan, namun semaksimal
mungkin dijaga agar darahnya tdk mengenai pakaian, tubuh, atau
tempat shalatnya dg memakai pembalut atau sejenisnya.

Hukum najis lain yg sejenis =


Batasan di atas
Apakah Wajib Mandi Setiap
Akan Shalat?

Tidak wajib, hanya mesti wudhu (Jumhur


ulama).
Mandi setiap shalat = sunnah (Empat Imam
Mazhab)
NIFAS
Darah yg keluar dari kemaluan pasca melahirkan

Batasan Nifas (Khilafiah):


Minimal:
Satu tetes; tidak ada batasan minimal.
Batasan Maksimal:
60 hari; 40 hari
Kebiasaan:
40 hari
Penggunaan Obat utk Mencegah
Haid untuk Tujuan Ibadah
Niat, untuk kesempurnaan ibadah haji = mubah.
Niat, puasa Ramadhan sebulan penuh = makruh,
tetapi bagi wanita yg sulit mengqadhanya pada hari
lain = mubah.

Selain dua alasan di atas, hukumnya tergantung


pada niatnya. Bila untuk perbuatan yg menjurus
pada pelanggaran hukum agama = Zina= Haram.
Syarat Bolehnya Dilakukan Pencegahan
Haid (Sebagian Ulama)

1. Tidak dikhawatirkan membahayakan, jika


membahayakan = Tidak boleh.
2. Ada izin dari suami jika tindakan tersebut
terkait dg kebutuhan suami.
FATWA MUI TENTANG PENGGUNAAN PIL
PENUNDA HAID

Penggunaan pil anti haid untuk kesempurnaan ibadah haji


hukumnya mubah.
Pengunaan pil anti haid dg maksud agar dapat mencukupi
puasa Ramadhan sebulan penuh, hukumnya makruh, tetapi
bagi wanita yg sukar mengqadha puasanya pada hari lain,
hukumnya mubah.
Penggunaan pil anti haid selain dua hal di atas, hukumnya
tergantung pada niatnya. Bila untuk perbuatan yg menjurus
pada pelanggaran hukum agama, hukumnya haram
FATWA LAIN:
Sayyid Sabiq:
Tidak apa-apa menggunakan obat untuk menghentikan haid
sehingga yg bersangkutan dapat melaksanakan thawaf

Majlis Bahsul Masail NU:


Membolehkan menangguhkan haid, dg catatan sepanjang tidak
membahayakan, dan hukum hajinya sah.

Sebagian ulama:
Mensyaratkan bolehnya dg dua syarat:
1. Tidak dikhawatirkan memhayakan, jika membahayakan= tidak
boleh.
2. Adanya izin suami jika terkait dg kebutuhan suami
Obat Perangsang Haid

Tidak dimaksudkan untuk


menggugurkan kewajiban, seperti
agar tidak berpuasa, shalat, tdk
berhubungan badan dg suami, dan
lain-lain.
Harus mendapatkan izin dari suami
bagi isteri.
THAHARAN DAN SHALAT BAGI WANITA
ISTIHADHAH

Penunaian wudhu dan shalat =


Batasan bagi penerita salasil baul
KETENTUAN THAHARAH BAGI
WANITA ISTIHADHAH
=
SALASIL BAUL
Berbagai Batasan Umum
1. Sebelum berwudhu harus istinja' terlebih dulu.
2. Ada kontinuitas antara istinja' dg memakaikan kain atau
pembalut dan semacamnya, dan adanya kontinuitas antara
memakaikan kain pada tempat keluar hadas tersebut dg
wudhu.
3. Ada kontinuitas antara amalan-amalan dalam wudhu (rukun
dan sunnahnya)
4. Ada kontinuitas antara wudhu dan shalat, segera shalat
seusai wudhu dan tidak melakukan pekerjaan lain selain
shalat.
5. Pelaksanaan shalat Salasil Baul, jika ada waktu-waktu
tertentu reda atau berhenti, maka wajib menantinya
kemudian berwudhu dan shalat pada saat-saat tersebut,
selama tidak keluar dari batasan waktu shalat.
6. Berwudu setelah masuk waktu salat, dan menjaga darahnya
agar tidak tercecer sehingga mengenai badan, pakaian, atau tempat
shalat.
7. Mayoritas ulama = keluarnya najis tersebut tidak membatalkan
wudhu, alasannya untuk menghindari kesulitan. Namun. pasien
diwajibkan berwudhu pada setiap kali akan shalat setelah waktu
masuk.
8. Sekali wudhu bagi pasien salsaail baul atau yg sejenisnya hanya
dapat dipakai untuk sekali shalat wajib beserta shalat-shalat sunnah
yg mengiringinya. Jika datang shalat berikutnya, dia mesti berwudhu
lagi karena pada hakikatnya dia telah berhadats. Hanya sedikit ulama
(sekelompok kecil Ulama dari Mazhab Maliki) menyatakan tidak harus
wudhu lagi jika sekiranya belum batal.
8. Batasan yg membatalkan wudhu sama dg batasan baku,
selain yg terkait dg istihadhah.
9. Pakaian yg terkena darah tersebut jika sedikit termasuk yg
dimaafkan jika dapat diupayakan penjagaannya sesuai dg
kadar kemampuannya.
10. Berbagai keadaan keluarnya darah setelah wudhu termasuk
tidak membatalkan wudhunya.
11. Jika dalam tubuh dipasang berbagai alat medis, atau alat
untuk mengeluarkan atau memasukkan darah yg sulit atau
tidak diperkenankan mencabutnya saat wudhu atau mandi,
maka dilakukan sesuai dg kemampuannya, jika tidak
memungkinkan dapat dialakukan tayammum.
12. Pengeluaran darah dari tubuh hukumnya tidak sama dg yg
keluar melalui lubang kemaluan.
13. Badan dan pakaian yg terkena najis wajib dihilangkan,
namun jika tidak memungkinkan dia wajib shalat dg apa
adanya.

Ketentuan ini berlaku bagi orang yg mengalaminya dalam kurun waktu yg


lama, atau sepanjang hari, atau sekurangnya sepanjang waktu shalat
dari awal waktu hingga akhir waktu. Namun jika hanya terjadi dalam
waktu yg relatif tidak lama, maka hukumnya berlaku seperti ketentuan
bagi orang sehat. Demikian juga bagi orang yg telah sembuh.
BATASAN SHALAT BAGI PENDERITA
ISTIHADHAH

Batasan Umum:
Salat wajib dikerjakan sesuai ketentuan syarak, namun
dalam keadaan khusus: Tidak ada kemampuan karena
sakit dan lainnya: misalnya, tidak mampu berdiri, boleh
dg berdiri sambil bersandar, dan seterusnya sesuai dg
kadar kemampuannya.
Batasan Khusus:

Jika darah keluar terputus-putus, biasa terhenti pada


waktu-waktu shalat, maka dianjurkan mengakhirkan
shalatnya pada waktu darah terhenti, selama tidak
khawatir waktu shalat habis.
Jika khawatir habis waktu, mesti menyumbat atau
memakai alat tertentu agar tidak tercecer, kemudian
(wudhu) dan shalat, tidak dibedakan darah yg keluar
itu sedikit atau banyak.
Jika dalam posisi berdiri darah akan keluar dan jika duduk
tidak, ia harus shalat dg duduk. Atau jika diyakini akan keluar
jika ruku atau sujud dan tidak keluar jika duduk, maka shalat
cukup dg duduk (isyarat).
Jika kondisinya sangat sulit shalat pada setiap waktu,
diperkenankan menjamaknya.
Jika pasien ingin shalat berjamaah di masjid, harus dijaga agar
najis tidak menetesi lantai atau tempat shalat di masjid.
Prioritas yg menjadi imam = orang yg sehat dari istihadhah
dan yg sejenisnya.
MAKANAN dan MINUMAN
HUKUM MEMBAHAS DAN MENGETAHUI MAKANAN DAN
MINUMAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Wajib

Makan yg halal = wajib

Semua hal yg terkait dg dapat terlaksananya


makan halal = wajib
ANJURAN MAKAN
yg HALAL DAN
THAYYIB
maka hendaklah manusia itu memperhatikan
makanannya.
Maka makanlah yg halal lagi baik dari rezki yg telah diberikan Allah
kepadamu; dan syukurilah ni`mat Allah jika kamu hanya kepada-
Nya saja menyembah.
MAKANAN
Segala sesuatu yg dimakan manusia dan
dikonsumsi, baik dalam bentuk makanan atau
yg lain.

Prinsip Umum:

Semua jenis makanan/minuman adalah halal


dimakan/diminum kecuali yg dilarang tegas dlm
nash.
BATASAN
HALAL dan THAYYIB
Halal = Dari aspek benda (substansi) dan cara
mendapatkannya.
Thayyib =Baik = Dari aspek dampak yg
ditimbulkannya. Bergizi:
- Tidak membahayakan.
- Tidak mengancam nyawa.
- dll.
Thayyib = Berkenaan dg pemenuhan
kriteria dari segi kualitas (asupan gizi)
makanan dan dampak bagi tubuh
Halal = Lebih kepada batasan syariat
(agama) terhadap boleh tidaknya
memakan makanan.
yg thayyib belum tentu halal, dan juga
sebaliknya
MAKANAN DAN
MINUMAN YG TIDAK
HALAL DAN TIDAK
THAYYIB
dan menghalalkan bagi mereka segala yg baik dan mengharamkan
bagi mereka segala yg buruk dan membuang dari mereka
JENIS MAKANAN HARAM DALAM ISLAM
SEGI JENIS

A
L
Babi
Q Bangkai
U
R
Darah
A Disembelih tdk atas nama ALlah
N
H
A Binatang predator
D
Hidup dua alam.
I
S Sejumlah hewan tertentu.

AL-Khabais =menjijikkan
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging
babi dan apa yg disembelih dg menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yg
terpaksa memakannya dg tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayg.
Katakanlah: "Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yg diwahyukan
kepadaku, sesuatu yg diharamkan bagi orang yg hendak
memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yg
mengalir atau daging babi -karena sesungguhnya semua itu kotor-
atau binatang yg disembelih atas nama selain Allah. Barangsiapa yg
dalam keadaan terpaksa sedang dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka sesungguhnya Tuhanmu Maha
Pengampun lagi Maha Penyayg." (QS. al-Anam: 145)
KRITERIA/SIFAT YG DIHARAMKAN
DLM AL-QURAN

dan menghalalkan bagi mereka segala yg baik dan


mengharamkan bagi mereka segala yg buruk
.(menjijikkan) (QS. al-Araf: 157)
KEHALALAN DAN
KEHARAMAN
MAKANAN, MINUMAN, DAN OBAT

Cara /Jenis
Memperoleh substansi
PEMBAGIAN
JENIS MAKANAN

Buah-buahan, biji-bijian, daun-


daunan
Semua Halal, kecuali:
Najis, atau bercampur dg najis.
Menimbulkan bahaya/mudharat/penyakit
Memabukkan.
Bercampur dg barang haram/najis
HEWAN
Yg diharamkan (ittifaq)
Bangkai (kecuali belalang dan ikan), meliputi semua

Jenisnya:
Mati karena: dicekik, dipukul, terjatuh, ditanduk,
diterkam binatang buas, dan yg sejenisnya, kecuali
jika sempat menyembelihnya.
Bagian yg terpisah/dipotong dari binatang yg masih
hidup.
Daging sisa dimakan binatang buas
Darah.
Babi.
Disembelih bukan dg nama Allah.
Binatang yg disembelih untuk berhala/
sejenisnya.
Al-Khabaits (Menjijikkan).
Tafsiran? = perbedaan pendapat
BINATANG HARAM (Jumhur):
Binatang buas: harimau, kucing, dsb
Binatang yg sering mengganggu manusia (gajah,
orangutan, dsb.).

Jalalah (binatang halal makan kotoran


sehingga berubah baunya).
Sebagian Ulama:
Makruh
Haram, kecuali dikurung terlebih dulu .
.
Keledai, bighal (peranakan keledai dan kuda).
Menjijikan/al-Khabaits (berdasarkan ketentuan nash an/atau
akal yg sehat).
Binatang yg diperintahkan untuk dibunuh (ular, burung gagak,
tikus, anjing gila, burung elang, nyamuk, kalajengking).
Binatang yg dilarang membunuhnya (semut, lebah, burung
Hudhud, dan burung Suradi, kodok

Sebagian ulama = tidak berarti haram, perintah menjaga


pelestarian alam.
Sebagian ulama = Makruh.
Semua di atas
=
Makruh
(Imam Malik)
3. UNGGAS DAN BURUNG
HARAM (Jumhur Ulama):
Yg termasuk kriteria di atas.
Berkuku panjang dan buas.
Pemakan bangkai.

Imam Malik: Semua mubah


Kecuali:
kelelawar/jenisnya = makruh.
4. Jenis Ikan

Halal (Jumhur)
Semua jenis ikan yg hidup
di air/bukan ampibi atau yg
beracun.
Tidak perlu disembelih .
BINATANG AMPIBI

Haram (Jumhur)
Makruh (Malik)
Jenis Ikan yg Memiliki Kesamaan
dg Binatang Haram di Darat
(anjing laut, singa laut, babi laut,dsb.)

Khilafiah

Halal Makruh Haram

keumuman keumuman
nash subhat keharaman
ikan = halal binatang
Makanan Import dan dalam Kemasan

Dasar Penentuan:
Asal segala sesuatu adalah
halal, kecuali ada dalil/bukti yg
mengharamkannya.
Berdasarkan kebiasaan,
penyembelihannya sesuai dg
ajaran agama yg dianutnya .
Asal Negara Produsen &
Hukum Sembelihan Mereka

HALAL HARAM
Negara Ahli Kitab
Negara muslim (mayoritas)
Dari Negara Islam
Negara Kafir/Musyrik
Tidak diketahui asal negaranya Atheis
Agama-agama budaya
MAKANAN DI RESTORAN

Prinsip
Umum
Dianjurkan berhati-hati terhadap
sesuatu yg belum jelas.
Tidak diwajibkan mempermasalahkan
dan menanyakan sesuatu yg tidak
dilihatnya secara jelas:
Proses penyembelihannya
Cara memasaknya
BINATANG BURUAN
Alat/Cara Perburuan dg:
Senapan
Menggunakan binatang yg terlatih (anjing):

Tandanya:
o Jika dilepaskan, pergi, lari
o Bila dicegah, diam.
o Bila menangkap buruannya, tidak memakannya.
o Melakukan hal-hal di atas berulangkali.
Bekas gigitan anjing,
dibuang yg terkena
gigitan karena najis
PENYEMBELIHAN
PENYEMBELIHAN
Syarat menyembelih

Penyembelih:
- Muslim/Ahli Kitab
- Tamyiz
HEWAN YG DISEMBELIH
- Terputusnya tenggorokan dan
kerongkongan, kecuali terpaksa.
Penyembelihan anak binatang yg masih dlm
perut induknya, cukup dg sembelihan induknya

Binatang yg disembelih masih


hidup
CARA PENYEMBELIHAN

Menggunakan alat yg tajam


Penyembelihan tidak menyebut nama selain
Allah.
Menyembelih Binatang Liar
atau Kesulitan Menyembelihnya

Cukup dg melukai bagian tubuhnya yg


mungkin.
Dg alat apa saja yg mungkin.
PENYEMBELIHAN DG CARA
MEKANISASI/MESIN
DAN PEMINGSANAN
Syah
Jika Persyaratannya terpenuhi

Alasan
Mesin tidak berjalan sendiri, tetapi dijalankan oleh seseorang.
Pemingsanan dimaksudkan untuk mengurangi rasa akit hewan
yg disembelih.
PENYEMBELIHAN DALAM KEADAAN DARURAT

Tidak ada makanan/minuman lain

Rukhshah

Syaratnya:

Tidak melewati batas/berlebihan


Tidak menginginkannya.
ETIKA MAKAN
ADAB MAKAN DAN MINUM
(SECARA UMUM)
Berwudhu.
Membaca basmalah sebelum dan hamdalah sesudahnya.
Mencuci tangan sebelum makan.
Makan dg tangan kanan
Memuji makanan yg dihidangkan.
Bila dijamu orang lain, hendaknya mendoakannya.
Memungut makanan yg terjatuh jika memungkinkan.
Tidak terlalu besar dg suapannya.
Makan dg tenang, tidak terburu-buru.
Tidak memperhatikan suapan temannya.
Tidak mencela makanan
Tidak terlalu kenyang.
Tidak menggunakan emas
Membaca hamdalah setelah makan
Dll.
ETIKA SEWAKTU MAKAN
1.Membaca Bismillah pada suapan pertama.
2.Menggunakan tangan kanan
3.Memperkecil suapan
4.Mengunyahnya dengan baik
5.Tidak mencela makanan
6.Makan yang terdekat
7.Tidak meniup makanan yang masih panas
8.Makan makanan yang terdekat
9.Berkumur setelah makan
10.
Doa untuk tamu
11.
Makan dengan tiga jari
12.
Memungut dan memakan makanan yg jatuh
13.
Tida bertelekan
14.
Tidak meludah dan berdahak kecuali darurat
15.
Makan secara berjamaah

PROPORSIONALITAS MAKAN DAN MINUM


(Etika Makan= Makan Thayyib)

Tidak Berlebihan
Sesuai tuntutan Nabi:
Makan setelah lapar, berhenti
sebelum kenyang.
Sepertiga perut untuk makanan,
sepertiga untuk minuman, dan
sepertiga untuk udara.
Proporsionalitas Makan dan
Minum = Tdk Berlebihan

Dan makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.


Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yg berlebih-lebihan
.(Q. s. al-A'rf (7): 31)
Hadis Nabi:

Nabi saw bersabda: Makan, minum, berpakaian, dan


bersedekahlah kalian dg tidak berlebihan dan
membanggakan diri . (HR. al-Bukhri, Ibn Mjah,
Ahmad, Al-Nasi, dan al-Hkim)
PORSI MENGONSUMSI MAKANAN

Janganlah seseorang mengisi perutnya sesuatu yg buruk baginya, apabila tidak


menyulitkannya hendaknya ia mengisi sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk
minuman, dan sepertiga untuk nafas/dirinya. (HR. Ahmad & at-Turmudzi)
BERLEBIHAN MAKAN= CIRI
ORANG KAFIR

Dan orang-orang yg kafir itu bersenang-senang (di


dunia) dan mereka makan seperti makannya
binatang-binatang. Dan neraka adalah tempat tinggal
mereka. (QS. Muhammad (47):12).
PERBEDAAN PORSI MAKAN
ORANG KAFIR DAN MUKMIN 7 :1

Dari Miqdam bin Ma'di Karib, ia berkata: Aku pernah mendengar


Rasulullah saw. bersabda: "Janganlah perut anak Adam dipenuhi dg
beban keburukan dalam perut hingga memenuhi perut, sekiranya
mesti, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman,
dan sepertiga untuk nafas (udara) (HR Ahmad dan al-Turmudzi)
Seorang mukmin makan dg satu lambung "
dan orang kafir makan dg tujuh lambung"
.(HR al-Bukhri dan Muslim)
MINUMAN
MINUMAN
:Prinsip Umum
Semua jenis minuman adalah
halal, kecuali yg
diharamkan dalam nash.

Zat Cara Akibat


/kandungannya Memperolehnya yg ditimbulkan

-Khamr Mencuri -Mendatangkan


- Najis Ghashab mudarat.
- Alkohol Merampok - Memabukkan
OPERASI
KEGEMUKAN
ANJURAN BERHIAS
BATASAN HARAMNYA BERHIAS

Menyerupai lain jenis (tasyabbuh),


Pamer dan takabbur.
Mengubah fitrah/ciptaan Allah yg normal
Tabarruj, (pergaulan maksiat, pengumbaran
aurat dan pelecehan harkat wanita)
BATASAN HARAMNYA BERHIAS
Menyerupai dg lain jenis (tasyabbuh),

Dari Ibnu 'Abbs, ia berkata: Rasulullah saw. melaknat


kaum laki-laki yg menyerupakan dirinya dg perempuan,
juga kaum perempuan yg menyerupakan dirinya dg laki-
laki. (HR al-Bukhri, Abu Dwud, al-Turmudzi, Ibnu Mjah,
Ahmad, al-Drimi).
Larangan Pamer dan Takabbur.

dan Allah tidak menyukai setiap orang yg


sombong lagi membanggakan diri" (Qs. al-
Hadid (57):23).
Mengubah Fitrah/Ciptaan Allah yg Normal

Dari Abdillah, ia berkata: Allah melaknat para wanita


yg bertato dn wanita yg membuat tato, yg dicukur
alisnya dan yg menyukurnya, yg mengikir giginya untuk
keindahan, mengubah kodrat asli (yg normal) Allah"
(HR. Muslim).
Tabarruj, (Pergaulan Maksiat, Pengumbaran
Aurat dan Pelecehan Harkat Wanita)

dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku


seperti orang-orang Jahiliyah (Q.s. al-Ahzab:33)
Jenis Berhias Haram dalam Sunnah

1. Al-Wsyimah (Tato)
2. An-Nmishah (Menyukur Alis)
3. Al-Wshilah (Menyambung Rambut)
4. Al-Mutafallijt (Mengikir Gigi).
Aku pernah mendengar Rasulullah saw mengutuk wanita-
wanita yg mencukur alisnya, wanita yg meminta dikikir giginya
(pangur: Jawa), wanita yg membuat tato (di kulitnya) adalah
wanita-wanita yg mengubah ciptaan Allah (Muttafaq 'alaih)
Segi Urgensinya:

1. Operasi terhadap bagian tubuh (biasanya yg


tampak) karena mengalami gangguan fungsional,
baik karena bawaan lahir maupun akibat
kecelakaan.
2. Operasi terhadap bagian tubuh yg tak mengalami
gangguan fungsional hanya bentuknya kurang
sempurna atau ingin diperindah
Batasan Kebolehan Melakukan
Tindakan Bedah

Tidak mengubah ciptaan Allah yg asli dan normal.


Tujuannya: adanya al-hajat atau darurat.
Menormalkan atau mengobati
Adanya keyakinan keberhasilan operasi.
Tidak ada unsur memanipulasi dan menipu dan
mengada-ada.
Tidak berdampak menimbulkan mudaharat yg
lebih besar.
Untuk mengobati aib yg ada di badan, atau
dikarenakan kejadian yg menimpanya seperti
kecelakaan, kebakaran atau yg lainya.
KEBERADAAN DOKTER BEDAH

Siapa saja yg memberi pengobatan padahal ia tidak


menguasai ilmunya, maka ia mesti menanggung
(nya) (HR. Ibnu Mjah, al-Dr Quthni, Ab Dwd,
al-Nasi, dan al-Hkim dari 'Amr bin Syu'aib).
Alasan Operasi Karena Patuh Pada
Perintah Suami

Nabi bersabda: "Tidak ada ketaatan dalam hal maksiat kepada Allah,
bahwa ketaatan itu hanya dalam kebaikan" (HR. Muslim, al-Nasi,
Abu Dwd, dan Ahmad).
ALASAN SUNNAH BOLEHNYA BEDAH MEDIS

Praktik Khitan (bedah tertua)


Praktik Hijamah (bekam)
Praktik al-Kayy (menyulut dg besi panas).
Penanganan terhadap korban luka saat
perang.
SKENARIO
1. Penglihatan Terganggu (Pemberian kalori
yang halal dan thayyib)
2. Gondok (cemas menghadapi kemungkinan
dioperasi)
3. Menstruasi tidak Teratur (haid atau
istihadhah)
SEKIAN
Terima Kasih
Terima Kasih

Terima Kasih

Selamat Belajar, Semoga Sukses,


Amin !

Você também pode gostar