Você está na página 1de 28

LAPORAN KASUS

TINEA CRURIS, PEDIS, KORPORIS, UNGULUM

Ayu Wulandari, S.Ked

Pembimbing
dr.Fitri Yanti, Sp.KK

Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


RSUD Raden Mattaher Jambi
Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
PENDAHULUAN
O Tinea merupakan penyakit disebabkan
oleh jamur dermatofita, golongan
jamur ini memiliki sifat mencerna
keratin, dermatofita terbagi dalam tiga
genus yaitu microsporum,
Trichophyton, dan Epidermophyton.
O Pembagian dermatofita yang sering
digunakan para spesialis kulit adalah
yang berdasarkan lokasi.
Lanjutan
Dengan demikian dikenal bentuk-bentuk yaitu:
Tinea kapitis (Dermatofitosis pada kulit dan rambut
kepala)
Tinea barbe (Dermatofitosis pada dagu dan jenggot)
Tinea kruris ( dermatifitosis pada daerah genitokrural,,
sekitar anus, bokong, dan kadang-kadang sampai perut
bagian bawah)
Tinea pedis et manus (Dermatofitosis pada kaki dan
tangan)
Tinea ungulum (Dermatofitosis pada kuku tangan dan
kaki)
Tinea korporis (Dermatofitosis pada bagian lain yang
tidak termasuk bentuk 5 tinea diatas)
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Tanggal : 10 Januari 2015 Jam : 11.10 WIB
Nama :Ny. Nurhayati
Umur : 52 Tahun
Jenis Kelamin: perempuan
Alamat : Tempino. Muara Jambi
Suku/Bangsa:Melayu / Indonesia
Agama : Islam
Status Perkawinan : Sudah Menikah
Pekerjaan saat ini : IRT
Berat Badan: 47 Kg
AUTOANAMNESIS ( Tanggal 10 Januari 2015)

Keluhan Utama :
O Bercak berwarna kemerahan yang
gatal pada kedua kaki sejak 3 hari
yang lalu.

Keluhan Tambahan : (-)


Riwayat Perjalanan Penyakit
O Sejak 2 tahun yang lalu, awalnya
Os mengeluh timbul bercak
kemerahan dan gatal pada bagian
kaki kanan.
O Awalnya bercak ini hanya muncul
sedikit dibagian kaki kanan nya,
namun bercaknya semangkin
membesar dan bertambah banyak.
Kemudian bercak merah dan gatal
juga timbul pada bagian bokong.
O 2 bulan ini pasien juga mengeluh timbul
gatal pada bercak merah di bagian kaki kiri,
O gatal, Os pun sering menggaruk kedua kaki
dan bokong rasa gatal tersebut berubah
menjadi rasa perih akibat Os sering
menggaruk nya.
O Os merasa bercak tersebut semakin melebar
jika Os menggaruknya terus-menerus. Dan
setelah bercak tidak perih lagi, bercak
tersebut mengalami pengelupasan dan
bercak kembali terasa gatal.
O os memutuskan untuk berobat kerumah
sakit karena bercak tersebut meluas ke
kaki kiri.
O Dari rumah sakit os diberikan obat-obatan
salep dan pil. Sehingga keluhan gatal
tersebut menghilang. ketika obat dari
rumah sakit habis, os merasakan
penyakitnya sering kambuh.
O Gatal dirasakan bertambah berat jika cuaca
panas dan berkeringat, serta malam hari.
O 3 hari ini pasien mengeluhkan
bercak yang di kedua kaki dan
bokong kembali terasa gatal.
O Bercak tersebut lebih tinggi
dibanding kulit sekitar. Karena terasa
gatal, pasien pun sering menggaruk
kedua kaki dan bokong tersebut
setiap os merasa gatal.
O Pasien juga mengeluh kuku kaki pasien
mulai rusak dan kadang terasa gatal,
riwayat trauma disangkal.
O Pada saat di rumah pasien tidak pernah
berganti pakaian dan handuk dengan orang
lain, pasien juga mandi 2x dalam sehari,
pagi dan sore menggunakan air sumur dan
mengganti pakaian 2x sehari.
O pasien di rumah hanya menjaga cucu.
Pasien tidak pernah mencuci baju, mencuci
piring.
Karena merasa keluhan gatal tidak membaik, maka Os
akhirnya memutuskan untuk berobat ke poli kulit dan
kelamin RSUD Raden Mattaher Jambi pada tanggal 10
Januari 2015.

Riwayat penyakit dahulu:


O Os mengaku tidak pernah mengalami keluhan seperti
ini sebelumnya.
O Riwayat DM (+) namun tidak terkontrol.

Riwayat penyakit keluarga :


O Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang
sama seperti Os.
Pemeriksan Fisik (Tanggal 10 januari 2015)

O Status Generalis
Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Kompos Mentis
Tanda Vital :
O Tekanan Darah : 160/110 mmHg
O Nadi : 78x/i
O Pernafasan : 17x/i
O Suhu : Afebris
Lanjutan

OThoraks :
OInspeksi : Bentuk normal, gerak nafas kedua
OKepala : Normochepal dada Simetris, lesi kulit (-)
OPalpasi : Vokal fremitus (+/+) simetris
OPerkusi : Sonor dikedua paru
OMata : Konjungtiva anemis (-/-), OAuskultasi :
sklera ikterik (-/-)., Pupil isokor Ojantung : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
kiri kanan OParu : SN vesikuler, wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
OHidung : Septum deviasi (-),
sekret (-) OAbdomen :
OInspeksi : Datar
OPalpasi : Hepar dan lien tidak teraba
OMulut : Bibir kering (-), dinding membesar
faring hiperemis (-) OPerkusi : Timpani
OAuskultasi : Bising usus (+) normal

OTelinga : Normal, tanda radang


OEkstremitas Superior : akral hangat, oedem
(-)
(-), sianosis (-)

OLeher: Pembesaran kelenjar OEkstermitas Inferior : akral hangat, oedem (-),


getah bening (-) Peningkatan JVP sianosis (-), tampak lesi kulit pada kaki kiri
(-) dan kanan

OGenitalia :
Tidak dilakukan pemeriksaan
secara langsung
STATUS DERMATOLOGIS
Lanjutan
Lanjutan
O Diagnosis Banding
O Psoariasis vulgaris
O Dermatitis kontak alergi
O Kandidosis kuku
O Diagnosis Kerja
O Tinea pedis + Tinea Cruris + Tinea
korporis +Tinea unguium
O Prognosis
O Quo Ad vitam : Bonam
O Quo Ad functionam : Bonam
O Quo Ad sanationam : Bonam
O Pemeriksaan yang dilakukan :
pemeriksaan KOH HIFA
PEMBAHASAN
O Berikut dilaporkan sebuah kasus
dengan diagnosis tinea pedis, tinea
cruris, tinea corporis, unglum pada
seorang wanita berusia 52 tahun
yang berobat ke poliklinik kulit dan
kelamin RSUD Raden Mattaher
Jambi.
Lanjutan
O Teori
O Kasus
O Tinea kruris ( dermatifitosis
pada daerah genitokrural,, O Perjalanan
sekitar anus, bokong, dan penyakitnya lama
kadang-kadang sampai perut
bagian bawah) 2 tahun
O Tinea pedis et manus O Rasa gatal pada
(Dermatofitosis pada kaki dan daerah kedua kaki
tangan)
O Tinea ungulum (Dermatofitosis
dan bokong dan
pada kuku tangan dan kaki), kuku
O Tinea korporis (Dermatofitosis O Ditemukan ada plak
pada bagian lain yang tidak
termasuk bentuk 5 tinea
hiperpigmentasi,
diatas). skuama, eskoriasis
O Bersifat akut dan menahun dan kuku yang rusak
Lanjutan
O TEORI
O Kasus
O Beberapa faktor presdiposisi Tinea O Pasien
meliputi :
dikasus ini
O Pengobatan yang tidak patuh
memiliki faktor
O Suhu dan kelembapan yang tinggi
predisposisi yaitu :
O daerah yang tropis. O Pengobatan yang tidak
O Iklim atau musim sangat patuh
berpengaruh, seperti musim panas O Suhu dan kelembapan
yang menyebabkan banyak yang tinggi
berkeringat.
O Iklim atau musim sangat
O kebersihan diri dan lingkungan
yang buruk, daerah pedesaan yang berpengaruh, seperti
padat, dimana pada lingkungan musim panas yang
tersebut biasanya lembab dan menyebabkan banyak
kotor.
berkeringat.
O kebiasaan menggunakan pakaian
yang ketat atau
Teori
O Tinea kruris dan corporis O Tinea pedis
O Efloresensinya terdiri atas O Area interdigitalis
macam-macam bentuk yang O Efloresensinya terdiri atas
primer dan sekunder macam-macam bentuk yang
(polimorfik) meliputi makula primer dan sekunder
eritematosa numular, (polimorfik) meliputi fisura,
berbatas tegas dengan tepi skuama, hiperkeratotik pad
lebih aktif terdiri dari papula
telapak kaki, vesikula,
atau pustul. Bila kronik
O Tinea ungulum
macula menjadi
hiperpigmentasi dengan O Semua kuku jari tangan dan
skuama diatasnya. kaki
O Kuku rusak dan rapuh serta
O Areagenitalia, inguinal dan suram warnanya ,
gluteal permukaan kuku menebal.
Kasus
O pada Regio cruris dekstra O Regio Pedis sinistra Plak
Plak hiperpitmentasi Hiperpigmentasi plakat
multiple ukuran letikuler ukuran bentuk
nomular, sirkumskrip, teratur,sirkumskrip,
penyebaran diskret, Skuama Pitriasisformis
Skuama Pitriasisformis sirkumkrip berwarna putih
diatas permukaan plak, diatas permukaan plak.
Ekskoriasi multiple ukuran O Regio Cruris sinistra, Plak
milier penyebaran diskret. Hiperpigmentasi soliter
O Regio dorsal pedis Kuku ukuran 4x2cm, bentuk
berwarna putih kekuningan teratur, sirkumkrip,
pada bagian distal Skuama Pitriasisformis
menjalar kebagian sirkumkrip berwarna putih
proksimal, Plak diatas permukaan plak,
hipepitmentasi konfluens Ekskoriasi multiple ukuran
ukuran plakat sirkumskrip, miliar lentikuler
Skuama Pitriasisformis sirkumskrip.
diatas permukaan plak.
O TEORI
O KASUS
O Pengobatan untuk Tinea O Pada Pasien ini :
Cruris, corporis, pedis,
ungulum dapat topikal dan
sistemik O Topikal :
O Topikal : O Salep whitfield (selama 1-2
minggu)
O asam salisil 2-4%,asam
benzoat 6-12%,sulfur 4-6%,
vioform 3%,asam O Sistemik :
undesilenat 2-5%. O Griseofulvin 500-1000 mg
O Sistemik : per hari, diberikan 2x1
selama 4 minggu
O Griseofulvin 0,5-1 g/hari
O Ketokonazol 200 mg/hari
O Itrakonazol 100-200
mg/hari
O Terbinafin 62,5-25o
TERIMA KASIH

Você também pode gostar