Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Kelompok 2
1 KB
Kimia Analisis Dasar
Titrimetri merupakan salah satu metode
dari analisi kimia yang perhitungannya
berdasarkan hubungan stokiometri
sederhana dari reaksi-reaksi kimia.
Titrasi adalah suatu proses dimana
larutan standar ditambahkan secara
perlahan-lahan dari sebuah buret pada
suatu larutan analit sampai terjadi reaksi
yang sempurna dari kedua larutan
tersebut.
Reaksi-reaksi dalam Titrasi
a. Asam-basa
Jika HA merupakan asam yang ditentukan dan BOH basanya, reaksinya
adalah :
HA + OH A + HO
dan
BOH + HO B + 2 HO
Titran biasanya merupakan larutan standar elektrolit kuat, seperti natrium
hidroksida dan asam klorida.
b. Oksidasi-reduksi (redoks)
Reaksi-reaksi kimia yang menyangkut oksidasi reduksi secara luas digunakan
dalam analisis titrimetri. Misalnya, besi dalam keadaan oksidasi +2 dapat
dititrasi dengan suatu larutan standar serium (IV) sulfat.
Fe + Ce Fe + Ce
Pengoksidasi lain yang secara luas digunakan sebagai suatu titran adalah
kalium permanganat (KMnO). Reaksinya dengan besi (II) dalam larutan asam
adalah :
5 Fe + MnO + 8H 5 Fe + Mn + 4 HO
c. Pengendapan
Pengendapan anion perak dengan anion halogen
merupakan prosedur titrimetri yang digunakan secara luas.
Reaksinya adalah :
Ag + X AgX
dengan X mungkin ion klorida, bromida, iodida atau
tiosianat.
d. Pembentukan Komplekas
Sebuah contoh reaksi yang menghasilkan kompleks stabil
adalah antar ion-ion perak dan sianida :
Ag + 2CN AgCN
Reaksi ini merupakan dasar dari cara liebig untuk
menentukan sianida. Pereaksi organic tertentu seperti EDTA
membentuk kompleks stabil dengan sejumlah ion metal dan
digunakan secara luas untuk menentukan logam-logam
secara titrimetri.
PERSYARATAN REAKSI DALAM TITRIMETRI
1. Reaksi harus diproses sesuai
persamaan kimiawi tertentu dan
tidak boleh ada reaksi samping.
2. Reaksi harus benar-benar selesai
pada titik ekivalensi. Untuk ini
konstanta kesetimbangan reaksi
haruslah amat besar sehingga
akan ada perubahan yang besar
dalam konsentrasi analit atau
titran pada titik ekivalensi.
3. Harus tersedia beberapa metode
untuk menentukan kapan titik
ekivalen tercapai, atau harus
tersedia indikator atau metode
instrumental agar titik ekivalen
terdeteksi.
4. Reaksi harus berjalan cepat,
sehingga titrasi dapat
diselesaikan dalam beberapa
menit.
Larutan Standar
Standar
Primer
Dan
Standar
Sekunder
STANDAR PRIMER
Standar primer harus mempunyai karakteristik sebagai
berikut :
1. Harus tersedia dalam bentuk murni, atau dalam suatu
tingkat kemurnian yang diketahui. Secara umum jumlah
pengotor tidak boleh melebihi 0,01 sampai 0,02%.
2. Substansi tersebut harus stabil. Harus mudah dikeringkan
dan tidak terlalu higroskopis sehingga tidak banyak
menyerap air selama penimbangan.
3. Standar primer diharapkan mempunyai berat ekivalen
yang cukup tinggi agar dapat meminimalisasi
konsekuensi galat pada saat penimbangan.
Persyaratan Reaksi dalam Analisis Titrimetri
Contoh soal:
Hitung molaritas larutan yang mengandung 6,00 g NaCl (BM =
58,44) dalam 200 mL larutan.
M (mol/liter) = 6,00 g NaCl x 1000 mL/liter/ 58,44g/mol NaCl x
200 mL
M=0,513 mol/liter.
INDIKATOR ASAM - BASA