Você está na página 1de 15

Studi Kasus

Theory Of Constraint
1. Mengidentifikasi Kendala-Kendala Perusahaan

Sebagai contoh, Confer Company memproduksi dua jenis


komponen mesin X dan Y dengan Margin kontribusi masing-masing
$300 untuk X dan $600 untuk Y. Perusahaan dapat menjual semua
produknya.
Setiap komponen harus dibor dengan mesin khusus.
Perusahaan menyediakan 3 mesin bor yang menyediakan 120 jam
pengeboran per minggu bersama-sama.
X Y
Jam bor/ 1 jam 3 jam
unit $ 300 $ 600
MC / unit
Kendala jam bor 120 jam/ minggu
Dapat 120 jam : 1 jam/ unit 120 jam : 3 jam/
diproduksi = 120 unit unit = 40 unit
MC total 120 unit x $ 300 = 40 unit x $ 600 =
$36.000 $24.000
MC / sumber $300 : 1 = $300 $600 : 3 = $200
daya (TOP)
Dari perhitungan tersebut, didapatkan hasil bahwa margin kontribusi
total yang dihasilkan produk X lebih besar dibandingkan produk Y
walaupun margin kontribusi per produk Y lebih besar dibandingkan
produk X. oleh karena itu, bauran yang optimal adalah 120 unit
komponen X tanpa memproduksi komponen Y. bauran ini
menggunakan seluruh 120 jam mesin yang tersedia sehingga kendala
mesin dikatakan mengikat.

Selain satu kendala internal yang mengikat, terdapat kendala internal


yang mengikat dan kendala eksternal yang mengikat. Dalam hal ini,
margin kontribusi per unit dari sumber daya yang terbatas juga dapat
digunakan untuk mengidentifikasi bauran produk optimal bila ada
kendala eksternal yang mengikat. Lebih lanjut digambarkan dengan
contoh berikut ini.
Diketahui seperti contoh sebelumnya, dalam proses produksi Confer
Company terdapat kendala internal sebesar 120 jam mesin. Selain itu,
diasumsikan penjualan produk X maksimal 30 unit dan produk Y maksimal
100 unit. Apabila melihat kendala internal saja, maka perusahan dapat
memproduksi 120 unit produk X menggunakan seluruh jam mesin. Namun
dalam hal ini, produk X yang dapat dijual hanya sebanyak 30 unit sehingga
pilihan untuk memproduksi produk X saja bukanlah pilihan yang tepat.
Disini terdapat kendala eksternal yang dapat mempengaruhi keputusan untuk
memproduksi dan menjual produk X saja. Kontribusi per unit berdasarkan
jam mesin (sumber daya yang terbatas) produk X adalah $ 300 dan produk Y
adalah $ 200, sesungguhnya dengan memproduksi produk X seluruhnya
sebelum memproduksi produk Y akan lebih menguntungkan. Pertama yang
dilakukan adalah memproduksi 30 unit produk X dengan menggunakan 30
jam mesin. Sisanya yaitu 90 jam mesin digunakan untuk memproduksi
produk Y (90 jam mesin : 3 jam mesin per unit = 30 unit). Maka didapatkan
hasil bauran optimal adalah 30 unit produk X dan 30 unit produk Y yang
menghasilkan total margin kontribusi sebesar ($ 300 x 30 unit)+($ 600 x 30
unit) = $ 27.000
2. Mengeksploitasi Kendala-Kendala Yang Mengikat

Setelah kendala yang mengikat pada operasi


diidentifikasikan, manajemen harus melakukan apapun yang
diperlukan untuk memaksimalisasikan arus produksi yang melalui
kendala tersebut. Pada langkah ini, akuntan manajemen menentukan
bagaimana cara yang paling efisien menggunakan sumber daya
perusahaan.

Di banyak perusahaan hanya ada sedikit kendala sumber


daya yang mengikat. Kendala pengikat utama disebut drummer,
dimana tingkat produksi kendala drummer merupakan tingkat
produksi keseluruhan pabrik. Apabila dalam perusahaan hanya ada
satu kendala internal yang mengikat maka secara otomatis kendala
tersebut menjadi drummer.
Dalam penjadwalan ke hulu, TOC menggunakan 2 fitur tambahan
yaitu tali (ropes) dan penyangga waktu (buffer) untuk menurunkan
tingkat persediaan dan memperbaiki kinerja perusahaan.

Tali (Ropes) adalah tindakan yang diambil untuk mengikat


tingkat dimana bahan baku dikirim ke pabrik (awal proses) pada
tingkat produksi sumber daya yang memiliki kendala. Tujuan ropes
adalah memastikan persediaan BDP tidak melampaui tingkat
pelepasan bahan baku dan mengendalikan tingkat produksi operasi
pertama secara efektif. Selanjutnya tingkat operasi pertama
mengendalikan tingkat operasi-operasi berikutnya.
Lanjutan . . .
Berikut adalah gambaran DBR system.
Lanjutan . . .
Proses DBR dapat diilustrasikan Confer Company memiliki tiga
proses berurutan yaity penggerindaan, pengeboran dan pemolesan.
Setiap proses memiliki sumber daya yang terbatas.

Kendala internal yang mengikat adalah pengeboran dan bauran


optimal yaitu 30 produk X dan 30 produk Y sehingga pengeboran
hanya dapat memproduksi sebanyak bauran optimal. Kedua proses
lainnya adalah kendala longgar sehingga dapat memproduksi lebih
banyak dari bauran optimal. Karena laju proses pengeboran menuju
proses pemolesan, maka kendala pengeboran diidentifikasi sebagai
drummer pabrik
Apabila permintaan menyebar selama 5 hari kerja seminggu maka
tingkat produksi harus 6 buah per hari untuk setiap produk (30 produk
: 5 hari = 6 produk per hari). Penyangga waktu 2 hari akan
memerlukan 24 produk yang diselesaikan dari proses penggerindaan
(12 produk X dan 12 produk Y). untuk menjaga agar penyangga
waktu tidak melebihi 6 buah per hari setiap produk, maka bahan baku
harus dilepas ke proses penggerindaan sedemikian rupa (hal ini
disebut rope yaitu mengikat pelepasan bahan baku ke tingkat
produksi kendala drummer).
3. Subordinasi Sumber Lainnya

Pada intinya, kendala drummer menetapkan kapasitas seluruh pabrik.


Semua departemen lainnya harus disubordinasi sesuai kebutuhan
kendala drummer. Setelah menemukan kendala dan telah diputuskan
bagaimana mengelola kendala tersebut maka harus mengevaluasi
apakah kendala tersebut masih menjadi kendala pada performansi
sistem atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke langkah ke lima,
tetapi jika ya, maka akan menuju ke langkah ke empat.
Tujuan mengelola arus produksi di dalam dan di luar kendala yang
mengikat adalah untuk melancarkan arus produksi. Suatu alat penting
untuk mengelola arus produksi dalam konteks ini adalah sistem DBR
(Drum-Buffer-Rope), yaitu sistem yang menyeimbangkan arus
produksi yang melalui suatu kendala mengikat. Drum adalah kendala
sumber daya yang mengikat utama. Buffer adalah jumlah minimum
persediaan yang dibutuhkan untuk menjaga agar sumber daya yang
mempunyai kendala tetap sibuk dalam interval waktu tertentu. Rope
adalah tindakan yang diambil dari awal operasi sampai pada tingkat
produksi sumber daya yang memiliki kendala dengan tujuan
menyeimbangkan arus produksi.
4. Evaluasi kendala

Jika langkah ini dilakukan, maka langkah kedua dan ketiga


tidak berhasil menangani kendala. Maka harus ada perubahan besar
dalam sistem, seperti reorganisasi, perbaikan modal, atau modifikasi
substansi sistem.
Untuk menghilangkan kendala-kendala dan meningkatkan
throughput, manajemen harus memikirkan mengenai penambahan
kapasitas bagi kendala-kendala yang mengikat. Berikut ini adalah
beberapa cara yang dapat dilakukan manajemen untuk mengangkut
suatu kendala dengan menambah kapasitas pada operasi yang
menghadapi kendala
5. Mengulangi Proses Keseluruhan
Jika langkah ketiga dan keempat telah berhasil dilakukan
maka akan mengulangi lagi dari langka pertama. Prosses ini akan
berputar sebagai siklus. Tetapi waspada bahwa suatu solusi dapat
menimbulkan kendala baru perlu dilakukan. Hansen dan Mowen
menjelaskan bahwa perusahaan dapat menaikkan produktifitas suatu
kendala yang mengikat hingga mencapai titik dimana kendala
tersebut tidak lagi mengikat. Dalam hal ini, kendala drummer akan
beralih ke kendala lainnya. Setelah kendala drummer yang baru telah
diidentifikasi, maka proses TOC akan berulang. Hal ini bertujuan
untuk memperbaiki kinerja secara berkelanjutan dengan mengelola
berbagai kendala.
Strategi yang paling baik untuk merespon kendala-kendala yang
terjadi adalah mendesain kembali proses produksi, yang meliputi
penggunaan teknologi produksi yang baru, mengeliminasi produk-
produk yang sulit untuk diproduksi, dan mendesain ulang beberapa
produk agar lebih mudah untuk diproduksi.

Setelah selesai melaksanakan kelima langkah tersebut,


maka langkah-langkah itu diulangi lagi dari awal sampai akhir.
Tujuannya adalah untuk memperbaiki kinerja secara berkelanjutan
dengan mengelola kendala-kendala yang ada

Você também pode gostar