Você está na página 1de 17

AGAMA SEBAGAI

MORAL,
AKHLAK MULIA
DALAM
KEHIDUPAN
Agama dalam bahasa Indonesia,
religion dalam bahasa Inggris, dan
Din dalam bahasa Arab merupakan
sistem kepercayaan yang meliputi
tata cara peribadatan hubungan
manusia dengan Sang Khalik,
hubungan manusia dengan manusia,
dan hubungan manusia dengan alam
lainnya yang sesuai dengan
kepercayaan tersebut
Dalam bahasa arab agama adalah Din yang
secara etimologis memiliki arti balasan atau
pahala, ketentuan, kekuasaan, pengaturan,
perhitungan, taat, patuh dan kebiasaan.
Agama memang membawa peraturan,
hukum yang harus dipatuhi, menguasai dan
menuntut untuk patuh kepada Tuhan dengan
menjalankan ajarannya, membawa
kewajiban yang jika tidak dilaksanakan akan
menjadi hutang yang akan membawa
balasan baik kepada yang taat memberi
balasan buruk kepada yang tidak taat.
Secara terminologis, Hasby as-siddiqi
mendefinisikan agama sebagai dustur
(undang-undang) ilahi yang didatangkan
Allah untuk menjadi pedoman hidup dan
kehidupan manusia didunia untuk mencapai
kerajaan dunia dan kesejahteraan akhirat.
Agama adalah peraturan Tuhan yang
diberikan kepada manusia yang berisi
sistem kepercayaan, sistem penyembahan
dan sistem kehidupan manusia untuk
mencapai kebahagiaan didunia dan
diakhirat.
Menurut Endang Saefudin Anshari (1990)
Agama meliputi sistem kepercayaan atas
adanya sesuatu yang mutlak diluar manusia,
sistem ritual tatacara peribadatan manusia
kepada yang mutlak dan sistem norma atau
tata kaidah yang mengatur hubungan
manusia dengan sesama manusia dan
hubungan dengan alam lainnya sesuai dan
sejalan dengan tata keimanan dan tata
peribadatan tersebut.
Dalam studi agama, para ahli agama
mengklasifikasikan agama ke dalam pelbagai
kategori. Menurut al-Maqdoosi agama
diklasifikasikan menjadi 3 kategori:
1) agama wahyu dan non-wahyu,
2) agama misionaris dan non-misionaris, dan
3) agama lokal dan universal.
Berdasarkan klasifikasi manapun diyakini bahwa
agama memiliki peranan yang signifikan bagi
kehidupan manusia karena di dalamnya terdapat
seperangkat nilai yang menjadi pedoman
dan pegangan manusia. Salah satunya adalah
dalam hal moral.
Hubungan Moral, Akhlak dan Etika
Jika dilihat dari maknanya maka persamaan
dari moral, akhlak dan etika adalah pada
fungsinya. Semua berfungsi pada pengarah
atau petunjuk agar seseorang mengetahui
mana perbuatan yang baik dan mana
perbuatan yang buruk. Dengan itu manusia
diharapkan senantiasa melakukan
perbuatan-perbuatan yang baik, agar tercipta
masyarakat yang warganya berperilaku baik
dan sopan.
Jika dilihat dari sisi sumber, etika
bersumber pada rasio sedangkan
akhlak bersumber pada Al-Quran
dan Hadist sementara rasio hanya
mendukung terhadap apa yang
dikemukakan oleh Al-Quran dan
Hadist.
Sementara moral umumnya
berdasarkan pada ketentuan atau
kebiasaan umum yang berlaku
dimasyarakat.
Moral adalah sesuatu yang berkenaan
dengan baik dan buruk. Tak jauh berbeda
dengan moral hanya lebih spesifik adalah
budi pekerti. Adapun etika atau ilmu akhlak
kajian sistematis tentang baik dan buruk.
Bisa juga dikatakan bahwa etika adalah
ilmu tentang moral.
Hanya saja perbedaan antara etika dan
ilmu akhlak (etika Islam) bahwa yang
pertama hanya mendasarkan pada akal,
sedangkan yang disebut terakhir
mendasarkan pada wahyu, akal hanya
membantu terutama dalam hal perumusan
Di tengah krisis moral manusia modern
(seperti dislokasi, disorientasi) akibat
menjadikan akal sebagai satu-satunya
sumber moral, agama bisa berperan lebih
aktif dalam menyelamatkan manusia
modern dari krisis tersebut.
Agama dengan seperangkat moralnya yang
absolut bisa memberikan pedoman yang
jelas dan tujuan yang luhur untuk
membimbing manusia ke arah kehidupan
yang lebih baik.
Akhlak dalam praktiknya ada yang mulia
disebut akhlak mahmudah dan ada akhlak
yang tercela yang disebut akhlak
madzmumah. Akhlak mulia adalah akhlak
yang sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya
sedangkan akhlak tercela ialah yang
tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
Allah dan rasul-Nya. Kemudian dari pada
itu, kedua kategori akhlak tersebut ada
yang bersifat batin dan ada yang bersifat
lahir. Akhlak batin melahirkan akhlak lahir.
Menurut al-Ghazali sendi akhlak mulia ada
empat: hikmah, amarah, nafsu,
keseimbangan diantara ketiganya. Keempat
sendi tersebut melahirkan akhlak-akhlak
berupa: jujur, suka memberi kepada
sesama, tawadlu, tabah, tinggi cita-cita,
pemaaf, kasih sayang terhadap
sesama,menghormati orang lain, qanaah,
sabar, malu, pemurah, berani membela
kebenaran, menjaga diri dari hal-hal yang
haram. Sedangkan empat sendi akhlak
batin yang tercela adalah keji
Selain itu etika bersifat teoritis sementara moral
dan akhlak lebih bersifat praktis. Artinya moral
itu berbicara soal mana yang baik dan buruk,
akhlak berbicara soal baik dan buruk, benar dan
salah, layak dan tidak layak, sementara itu etika
lebih berbicara kenapa perbuatan itu dikatakan
baik atau buruk.

Etika menyelidiki, memperhatikan dan


mempertimbangkan tentang yang baik dan buruk,
moral menyatakan ukuran yang baik tentang
tindakan itu dalam kesatuan sosial tertentu,
moral itu hasil dari penelitian etika.
Akhlak karena bersumber pada wahyu maka
ia tidak bisa berubah. Akhlak dalam islam
bersifat tetap dan tidak bisa diubah-ubah
oleh pemikiran manusia. Apa yang dikatakan
baik oleh Al-Quran dan apa yang dikatakan
buruk oleh Hadist maka sampai kapanpun
akan seperti itu.

Meskipun akhlak bersumber pada Al-Quran


dan Hadist sedangkan moral dan etika
bersumber pada akal atau budaya serta
tempat, tetap saja bahwa semuanya
mempunyai keterkaitan yang sangat erat.
Kesimpulan
Agama merupakan sistem kepercayaan yang
meliputi tata cara peribadatan hubungan manusia
dengan sang khalik, hubungan manusia dengan
manusia, dan hubungan manusia dengan alam
lainnya sesuai dengan kepercayaan tersebut.
Moral yang bersumber agama bersifat mutlak,
permanen, eternal dan universal. Nilai-nilai moral
dalam islam berlaku untuk semua orang dan semua
tempat tanpa memandang tanpa memandang latar
belakang etnis kesukuan, kebangsaan, dan sosial
kultural.
Jika dilihat dari maknanya maka persamaan dari
moral, akhlak dan etika adalah pada fungsi, sisi
sumber dan pada sifatnya.
DAFTAR PUSTAKA

AH. Hasanuddin. (Tanpa Tuhan). Cakrawala Kuliah Agama. Surabaya: Al-Ikhlas.

Ahmad Amin. (1983). Al-akhlak, Etika (Ilmu Akhlak). alih bahasa KH.Farid
Maruf. Jakarta: Bulan Bintang.

Abu Alla al-Maududi. (1971). Moralitas Islam. Jakarta: Publicita.

Endang Saefudin Anshari. (1980). Kuliah Al-islam. Bandung: Pustaka salman ITB.

Endang Saefudin Anshari . (1980). Agama dan Kebudayaan. Surabaya: Bina Ilmu.

Fazlur Rahman. (1979). Islam. Chicago: The University of Chicago Press.

Fazlur Rahman . (1980). Major Themes of The Quran. Chicago: Bibliotheca


Islamic. (1984). Islam and Modernity: Transformation of an Intellectual
Tradition. Chicago: The University of Chicago Press.

Hamzah Yaqub. (1983). Etika Islam. Bandung: Diponegoro.

Imam Al-Ghazali. (1971). Ihya Ulmuddin. Juz VIII. Medan: Pustaka Indonesia.

Você também pode gostar