Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
SYAEPPUDIN
16360259
Pembimbing
dr.Hj.Suherjati Setyadi. Sp.A
dr. Imelda. Sp.A
Sebagai bagian dari upaya eliminasi regional, vaksin yang mengandung rubella
(RCV) baru-baru ini diperkenalkan di Filipina, namun beban rubella dan
sindrom rubella kongenital (CRS) yang sebenarnya di negara ini sebagian
besar tidak diketahui.
Untuk memberikan informasi
dasar mengenai rubella dan
CRS sebelum pengenalan
vaksin rutin di Filipina
Kesimpulan:
Seperti halnya pada negara lain yang
memperkenalkan RCV, pengawasan terhadap
rubella telah ditetapkan baru-baru ini. Penelitian
sebelumnya menunjukkan disabilitas yang besar
akibat CRS dan sebagian besar wanita yang
beresiko memiliki bayi yang terkena CRS.
Pembentukan survailens CRS dan meningkatkan
kesadaran terhadap deteksi kasus rubella harus
diprioritaskan.
Pedahuluan
15 penelitian
Profil serologik rubella, 5
Profil klinis dan presentasi, 6
Artikel tidak terpublikasi, 4
Dari tahun 1973-1997, 5 penelitian seroprevalensi rubella
dipublikasikan, 4 diantaranya dilakukan di Metro Manila
dengan memasukan 1 area pedesaan, dan 1 di Kota
Cebu (Tabel 1) .
Dari 10 penelitian tentang CRS, tujuh penelitian telah
dipublikasi (Tabel 1) dan tiga tidak dipublikasikan (Tabel
2).
Tabel 1. Penelitian publikasi terhadap survey serologis dab manifestasi klinis
sindrom rubella kongenital di Filipina.
a) Survey Serologis (n = 5)
Manifestasi CRS
Bulan/Tahun
terutama untuk Kriteria diagnosis
Penulis penelitian Metode Kriteria Inklusi Hasil
mengidentifikasi CRS
dilakukan
kasus
Nueva-Espana dkk. Januari 1981 sampai Gangguan Tinjauan retrospektif Anak usia 0-16 Gangguan 17 kasus (dari total
1988 Juni 1986 pendengaran pada rekam medis tahun dengan pendengaran 496) memiliki
klinik audiologi dan gangguan ditambah riwayat riwayat rubella
uji audiologi pendengaran maternal dengan maternal dan hanya
dirumah sakit tersier demam dan ruam 3 kasus dari 17
(rata-rata 4.7 tahun) serta tanda lain yang terdiagnosis CRS.
berhubungan dengan
CRS
Santos-Cabaero dkk, 1998 Penyakit jantung, Tinjauan retrospektif Anak dengan Kasus rubella yang Tuli dan katarak
1998 gangguan pada rekam medis diagnosa CRS oleh terkonfirmasi merupakan gejala
pendengaran dan pasien dokter dengan IgM rubella utama dengan 26
katarak (62%) dan 28 (67%)
kasus. Temuan
lainnya termasuk
keterlambatan
psikomotor (50%),
penyakit jantung
kongenital (45%),
kolestasis neonatal
(31%) dan glaukoma
(4 kasus dari 10)
Yu dan Remeriz September Gangguan Prospektif, Siswa sekolah Gangguan 136 (23.5%)
2003 sampai Oktober pendengaran penelitian cross- tunarungu (usia pendengaran siswa tuli
2002 sectional rata-rata 14.2 dengan riwayat memiliki riwayat
menggunakan tahun) rubella maternal rubella maternal,
kuesioner dimana diantara
15 (2.6%)
memiliki masalah
visual dan 8
(1.4%) memiliki
penyakit jantung
bawaan).
Tescon dan santiago Januari 2000 sampai Katarak Tinjauan retrospektif Bayi usia 0-12 bulan Katarak kongenital 45 kasus (ari total
2004 agustus 2003 dengan rekam medis dengan katarak dengan riwayat 218 kasus atau
atraumatik di rumah camoak maternal dan 20.5%) memiliki
sakit tersier penyakit jantung. CRS, 18 kasus (dari
218 kasus atau 8.2%)
diduga CRS. CRS
merupakan penyebab
utama katarak
sekunder
Agnas 2005 Januari 1995 sampai Penyakit Jantung, Tinjauan retrospektif Anak yang Kasus rubella yang Katarak merupakan
desember 2002 Katarak dan dengan rekam medis didiagnosis CRS terkonfirmasi dengan manifestasi klinis
gangguan pasien oleh dokter IgM rubella utama, diikuti oleh
pendengaran patent ductus
arteriosus pada 24
(49%) dan 15 kasus
(31%). Manifestasi
klinis lain adalah
hepatomegali (10%),
ikterus (10%),
stenosis arteri
pulmoner (6%),
pertumbuhan
ekstrauterin
terhambat (4%),
glaukoma (2%) dan
anemia hemolitik
(2%).
Tipayno 2008 Januari 1986 sampai Gangguan Tinjauan retrospektif Pasien yang diuji Diagnosis klinis 48 pasien dari 2783
desember 2005 pendengaran pada rekam medis pada klinik audiologi CRS (kriteria yang (1.7%) didiagnosis
audiologi anak di rumah sakit digunakan untuk CRS oleh dokter, 44
tersier (rata-rata 3.9 diagnosis tidak pasien (91%) dengan
tahun) disebutkan) gangguan
pendengaran, 80%
dengan gangguan
pendengaran berat.
Penelitian yang tidak dipublikasikan (n = 4) pada sindrom rubella kongenital.
Rodriguez 1995 1995 Gangguan Pendengaran Tinjauan skematik Anak dengan gangguan 13% terdiagnosa
retrospektif pendengaran rubella kongenital
Santoz-Gonzales dan 2013 Katarak Tinjauan retrospektif Anak yang diduga atau Dari 23 kasus, terdapat
Santiago 2013 terhadap rekam medis terkonfirmasi 6 (26%) terkonfirmasi
di klinik oftalmologi laboratorium dengan IgM rubela, 11 (48%)
pediatrik CRSa terduga dam 6 (26%)
diduga kasus CRS.
Katarak terdapat pada
21 (91%) kasus CRS.
Dua pasien
menunjukkan retinopati
pigmen.
Limgenco 2000 2000 Akibat pada kehamilan Tinjauan retrospektif Wanita hamil dengan 4 kasus infeksi rubella
titer TORCHb maternal, 1 mengalami
kematian janin dalam
rahim dan 3 bayi
terdiagnosa sindroma
rubella kongenital.
Sembilan dari 10 penelitian tersebut merupakan tinjauan
retrospektif dan hanya satu penelitian yang merupakan
cross-sectional.
Diantara penelitian yang dipublikasikan, satu penelitian
menggambarkan CRS dengan kasus katarak kongenital
dan dua penelitian menggambarkan CRS pada pasien
dengan gangguan pendengaran.
Diantara semua pasien dengan katarak kongenital, CRS
ditemukan sebagai penyebab paling umum katarak
kongenital sekunder (28.7% dari semua katarak
kongenital).
Hanya satu penelitian yang tidak dipublikasikan yang
melaporkan hasil kehamilan pada wanita yang diuji titer
rubella. Dari 124 ibu hamil, terdapat 4 (3.2% dari semua
yang diuji) kasus infeksi rubella maternal: 1 mengalami
kematian janin dan 3 bayi didiagnosis dengan CRS .
Manifestasi klinis paling umum dalam pelaporan adalah
katarak atau penyakit jantung kongenital. Patent ductus
arteriosus dan stenosis pulmonal adalah manifestasi
jantung yang paling umum terlihat pada sekitar 45%
kasus anak-anak dengan CRS.
Penelitian Cross-sectional. Sejak 5 maret 2002
sampai 5 juni 2002, 383 wanita hamil berpartisipasi
dalam penelitian ini, dimana 324 (84.6%) memiliki
kadar IgG rubella positif dengan ELISA dan 59
(15.4%) negatif atau samar (Tabel 3).
Tidak terdapat perbedaan yang signifikan yang
terlihat pada kelompok dengan imunitas rubella dan
kelompok yang rentan dengan usia, tingkat
pendidikan, tempat kerja, atau riwayat imunisasi
rubella.
Diantara 12 subjek yang tidak yakin dengan
imunisasi rubella mereka, 2 merupakan seronegatif.
Tidak ada hubungan antara seropositif rubella dan
faktor yang diteliti
Karakteristik wanita hamil dan status serologis rubella, 2002.
Usia
0.33
16-25
176 152 (86.36, 80.39-91.06) 24 (13.64, 8.94-19.61)
26-35
168 142 (84.52, 78.15-89.63) 26 (15.48, 10.37-21.85)
36-45
39 30 (76.92, 60.67-88.87) 9 (23.08, 11.13-39.33)
Pendidikan
0.88
Sekolah Dasar
21 17 (80.95, 58.9-94.55) 4 (19.05, 5.45-41.91)
Sekolah Tinggi
180 152 (84.44, 78.31-89.41) 28 (15.56, 10.59-21.69)
Kuliah
182 155 (85.16, 79.15-89.99) 27 (14.84, 10.01-20.85)
Pekerjaan
0.21
Dirumah
245 (83.33, 78.57-
294 49 (16.67, 12.59-21.43)
87.41)
Diluar rumah
89 79 (88.76, 80.30-94.47) 10 (11.24, 5.52-19.69)
Riwayat imunisasi
rubella 0.75
Tidak
311 (84.51, 80.40-
368 57 (15.49, 11.95-19.6)
88.05)
Iya
3 3 (100) 0
Tidak diketahui
12 10 (83.33, 51.58-97.91) 2 (16.67, 2.09-48.41)
Diskusi
Berdasarkan hasil penelitian seroprevalensi,
jumlah wanita rentan tampaknya menurun di
Filipina sejak tahun 1980 an, dimana 37%
dari semua wanita yang diuji rentan terhadap
rubella.
Pada tahun 2002, 15% wanita hamil didaerah
perkotaan rentan terhadap rubella.
Di filipina diperkirakan terdapat 100 sampai
149 kasus CRS per 1000 kelahiran hidup
setiap tahunnya
Pada tahun 2014 dan 2015, 6 dan 7 negara
di area pasifik barat telah melaporkan > 1
kasus rubella yang telah dikonfirmasi per
1.000.000 penduduk sementara tidak ada
negara yang melaporkan kasus CRS.
Surveilans rubella telah diintegrasikan
dengan surveilans measles-rubela, dimana
pasien yang mengalami ruam dan demam
yang diuji negatif terhadap campak nantinya
akan diuji terhadap rubella.
Hal ini mungkin juga dianggap remeh
karena kebanyakan kasus rubela memiliki
perjalanan yang lamban.
Meskipun demikian, negara tersebut
melaporkan kasus rubella yang
dikonfirmasi oleh laboratorium adalah 3.4 ,
1.5 dan 1.4 (per tahun) per 1.000.000
penduduk pada tahun 2014, 2015 dan
2016.
Mengingat tujuan eliminasi rubella
regional, RCV diperkenalkan di Filipina
pada usia 9 dan 12-15 bulan serta usia 7
tahun disekolah.
Namun skrining kerentanan rubella tidak
dilakukan secara rutin diantara ibu hamil
dan imunisasi wanita masa sbur belum
termasuk dalam pengaturan kesehatan
masyarakat.
Kesimpulan
Ulasan peneliti menyajikan informasi dasar tentang rubella dan CRS
dan mendukung pembentukan surveilans CRS dinegara ini untuk
mengidentifikasi tanggungan dan juga implementasi program untuk
memantau dampak imunisasi.