Você está na página 1de 26

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

S DENGAN
GSP : HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG MERAK
RS. JIWA DR. SOEHARTO HEERDJAN
JAKARTA

DISAJIKAN OLEH :
KELOMPOK RUANG MERAK

AKADEMI KESEHATAN SWAKARSA


JAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Angka Kejadian
WHO AMERIKA INDONESIA JAKARTA RUANG MERAK

450 juta 1 PER 6 juta orang 1%dari 3 bulan terakhir


orang 10.000 orang dari jumlah 9 juta didapatkan
diseluruh pertahun penduduk orang = data halusinasi
dunia 9000. 35
orang(71,4%),
HDR 6 orang
(12,2 %), ISOS
8 orang
(16,3%)

Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan masalah utama GSP : Halusinasi


Pendengaran di ruang Merak Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta
BAB II
TINJAUAN TEORI

Halusinasi adalah gangguan persepsi tentang


suatu objek atau gambaran dan pikiran yang
sering terjadi tanpa adanya rangsangan dari luar
yang dapat meliputi semua system pengindraan.
Menurut ( Stuart and sundeen,2001).
Jenis jenis halusinasi

Jenis- jenis halusinasi menurut Stuart and


Sundeen :
Halusinasi pendengaran (Oditori )
Halusinasi penglihatan (Visual )
Halusinasi penghidu ( Olfaktori )
Halusinasi pengecap ( gustatori )
Halusinasi peraba ( tactil )
Fase Halusinasi
Menurut tim kesehatan jiwa fakultas kedoktreran universitas Indonesia fase-
fase halusinasi adalah :
Fase I :
Memberi nyaman tingkat ansietas sedang secara umum halusinasi
merupakan suatu kesenangan..
Fase II :
Menyalahkan
Tingkat kecemasan berat secara umum halusinasi menyebabkan rasa
antipasti
Fase III :
Mengontrol
Tingkat kecemasan berat
Pengalaman sensori ( halusinasi ) tidak dapat di tolak
Fase IV :
Menguasai tingkat kecerdasan, panik secara umum, diatur dan di pengaruhi
oleh halusinasi.
Faktor predisposisi

Biologis
Psikologis
Sosial budaya
Faktor presipitasi

Biologis
Stres lingkungan
Pemicu gejala
KOMPLIKASI

Resiko perilaku kekerasan


Isolasi sosial
Rentang respon
Rentang Respon Neuro Biologis

Respon Adaptif Respon Maladaptif

- Pikiran logis - Pikiran kadang menyimpang - Kelainan pikiran(delusi)


- Persepsi akurat - Ilusi - Halusinasi
- Emosi konsisten - Emosional berlebihan - tidak mampumengatur
emosi
- Perilaku sosial - perilaku ganjil - ketidak teraturan
- Hubungan sosial - menarik diri - isolasi sosial

( menurut Gawil W Stuart 2006 )


ASUHAN KEPERAWATAN

Pohon masalah

Resiko Perilaku kekerasan

GSP : Halusinasi

Isolasi sosial
BAB III
TINJAUAN KASUS
Resume
Klien bernama Tn. S tanggal masuk 15 des 2009 dengan no register 00-78-97
dengan dx medis : skizofrenia paranoid, klien di rawat di ruang merak, RS. Dr.
Soeharto Heerdjan, klien berusia 30 th, jenis kelamin laki-laki, klien beragama
islam, suku bangsa jawa,status perkawinan belum menikah, pendidikan
terakhir SMA, alamat binong permai Tangerang.
Klien datang dibawa oleh keluarga dengan alasan di rumah ngamuk ngamuk,
marah marah tanpa sebab, mau membunuh ibunya, bicara sendiri, sering
mendengar suara suara untuk membunuh ibunya, susah tidur.
pada saat pengkajian tanggal 14 januari 2010 didapatka data : Klien pernah di
rawat di RSJ dr. Soeharto Heerjan pada tahun 2007, tahun 2008 dan dua kali
pada tahun 2009. klien mengatakan mendengar suara suara yang menyuruh
untuk membunuh ibunya, suara itu muncul saat klien sedang menyendiri, suara
itu muncul selama 3 menit(3-4x dlm sehari), klien merasa terganggu saat suara
itu muncul, yang dilakukan klien saat suara-suara itu datang klien menutup
telinga, . Klien terlihat menyendiri, tidur-tiduran dikamar, pada saat
berbincang-bincang kontak mata klien kurang, bicara lambat, afek tumpul,
lesu dan malas beraktivitas, ekspresi wajah sedih, mondar-mandir tanpa
tujuan, senyum dan tertawa sendiri.
Klien mengatakan tidak minum obat secara teratur saat
dirumah.Adiknya mengalami gangguan jiwa, pengobatannya dibawa
ke RSJ. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan pada saat
sekolah sering diejek oleh teman-temannya, klien pernah di PHK dari
pekerjaannya sehingga klien merasa malu dan putus asa untuk
mendapatkan pekerjaan.
Klien anak pertama dari empat bersaudara, klien tinggal serumah
dengan ibu dan tiga saudaranya. Yang mengambil keputusan di
keluarga ibunya, Klien jarang diajak mengambil keputusan , Klien
tidak disayangi oleh keluargaKlien mengatakan keluarga tidak
memperhatikan cara minum obat. Selama kelompok dinas di ruang
merak keluarga tidak pernah menjenguk
Pola asuh dalam keluarga kurang baik. Keluarga kurang
memperhatikan klien, keluarga klien jarang menjenguk, hanya satu
kali dalam sebulan.klien belum menikah, ayah klien meninggal saat
klien masih SMP,klien mengatakan keluarga tidak memperhatikan klien
dalam hal minum obat dan tidak membawa berobat jalan. persidal 2x1
mg / tablet ( pagi dan sore ), Trihexypenidil 2x2 mg / tablet (pagi dan sore ),
Clorpromazine 1x100 mg / tablet(malam)
Analisa data
Tgl/jam DATA FOKUS Masalah
keperawatan

14 januari 2010 DS : Klien mengatakan Gangguan sensori

16.00-16.10 omendengar suara suara menyuruh untuk persepsi halusinasi


membunuh
Pendengaran
ibunya
oSuara itu datang pada saat klien
menyendiri
oFrekuensinya 3 menit (3-4 x dlm sehari)
oKlien merasa terganggu bila klien mendengar
suara
oYang dilakukan jika mendengar suara-suara klien
menutup telinganya.

DO : Klien tampak
o Mondar-mandir tanpa tujuan
o senyum senyum sendiri
o terawa sendiri
14 januari DS : Klien mengatakan Isolasi social
2010 Klien malas
16.00-16.10 berbincang-bincang dengan temannya.
Lebih senang diam, menyendiri.
lebih senang tidur-tiduran
DO : Klien tampak
Menyendiri
tidak mau bergaul
kontak mata kurang
tidur-tiduran ditempat tidur
Lesu dan malas untuk
beraktivitas
Bicara klien lambat
Afek tumpul

14 januari DS : Klien mengatakan Harga Diri Rendah


2010 Malu bergaul dengan orang lain kerena sering diejek
16.30-16.40 teman - temannya
Klien malu bergaul karena mengalami gangguan jiwa
Klien malu karena di PHK dan sekarang tidak punya
pekerjaan.
DO : Klien tampak
Ekspresi wajah klien sedih
Klien sering menunduk di ajak saat berbincang-
bincang.
14 januari DS : Klien mengatakan Regimen
2010 Pernah dirawt di RSJ 4 kali teraupetik
16.30-16.40 Saat dirumah minum obat Inefektif
tidak teratur
DO : Dari status didapatkan data
Klien perrnah dirawat di RSJ 4 kali 12 april 2007, 28
juli 2008, 30 september 2009 dan 15 besember 2009.

DS: klien mengatakan


14 januari Yang mengambil keputusan di keluarga ibunya Koping Keluarga
2010 Klien jarang diajak mengambil keputusan Inefektif
17.00-17.10 Klien tidak disayangi oleh keluarga
Klien mengatakan keluarga tidak memperhatikan
cara minum obat.
DO :
Selama kelompok dinas di ruang merak keluarga
tidak pernah menjenguk
14 januari 2010 DS : Klien mengatakan Resiko prilaku
17.00-17.10 odahulu sewaktu di rurmah suka marah-marah kekerasan
tanpa sebab
o Saat ini klien merasa terganggu jika
mendengar suara-suara itu
DO : Klien tampak
oEkspresi wajah tampak tegang jika bercerita
tentang suara-suara yang didengar
Pohon masalah

Resiko Perilaku kekerasan

GSP : Halusinasi Pendengaran CP

Isolasi sosial
Regiment Therapeutik Inefektif

Harga diri rendah

Koping Keluarga Inefektif


Diagnosa Keperawatan

Gangguan sensori persepsi : Halusinasi


pendengaran
Isolasi sosial
Harga diri rendah
Koping keluarga inefektif
Regimen terapeutik inefektif
Resiko perilaku kekerasan
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1 : GSP : HALUSINASI PENDENGARAN


Tujuan Umum :
Klien dapat mengontrol halusinasi yang di alami nya.

Tujuan Khusus 1 :
Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tujuan Khusus 2 :
Klien dapat mengenal halusinasinya.
Tujuan khusus 3 :
Klien dapat mengontrol halusinasi.
Tujuan Khusus 4 :
Klien dapat dukungan dari keluarga dalam mengontrol halusinasinya.
Tujuan Khusus 5 :
Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.
Strategi Pelaksanaan IV
Strategi pelaksanaan IV
Tanggal 18 januari 2010, pukul 10.00 10.10 WIB
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian
2. Memberikan pendidikan kesehatan tentang penggunaan obat secara teratur
3. Menganjurkan klien memasukkan kegiatan ke dalam jadwal kegiatan harian
Evaluasi :
Tanggal 18 Januari 2010, 10.10 10 20 WIB
Subjektif :
Klien mengatakan sudah memasukkan kegiatan kedalam jadwal kegiatan
harian
Klien mengatakan sudah tau mamfaat bila minum obat dan kerugian bila
tidak minum obat
Klien mengatakn mau minum obat secara teratur
Klien mengatakan sudah memasukkan kegiatan kedalam jadwal kegiatan
hari
Objektif :
Klien sudah mengisi jadwal kegiatan harian
Klien dapat menyebutkan manfaat dan kerugian bila tidak minum obat
secara teratur
Klien dapat mengisi jadwal kegiatan minum obat kedalam jadwal
kegiatan harian
Analisa data :
Klien mampu mengontrol halusinasi dengan cara yang ke empat yaitu
minum obat secara teratur
Perencanaan :
Perawat :
Anjurkan klien untuk mengisi jadwal kegiatan harian
Evaluasi kembali apa yang sudah di ajarkan untuk menghilangkan suara-
suara
Klien :
Anjurkan klien untuk melaksanakan apa yang sudah di ajarkan perawat
memasukkannya kedalam jadwal kegiatan harian
BAB IV
PEMBAHASAN
No. Konsep Kesenjangan Faktor Faktor
Pendukung Penghambat
1. F. Predisposisi klien tidak mengalami gangguan penulis klien lebih
yang di akibatkan oleh faktor mendapatkan banyak tidur -
biologis, pada kasus ada kerjasama yang tiduran, saat
kesesuaian dari segi psikologis dan baik dengan berbicara klien
sosial budaya klien mempunyai perawat lebih banyak
harapan ingin bekerja namun tidak ruangan. menunduk, afek
terpenuhi , klien sering diejek sehingga tumpul, klien
mengalami stress dan akibatnya terjadi senang jalan-
gangguaan jiwa.
jalan tanpa
2. F. Presipitasi Klien tidak mengalami gangguan tujuan dan pada
biologis, pada kasus pemicunya karna saat pengkajian
lingkungan yang sering mengejek dan
penulis tidak
adanya keputus asaan, kegagalan.
bertemu dengan
3. Mekanisme Prilaku yang ditampilkan adalah keluarga klien.
Koping menghindari interaksi dengan orang
lain
4. Manifestasi Tidak ada kesenjangan dengan teori
Prilaku
5. Pohon Masalah Terdapat kesenjangan teori dan kasus,
di kasus terdapat 3 diagnosa dan di
kasus terdapat 6 diagnosa
6. Diagnosa kep. ditemukan 6 Dx. Keperawatan didukung oleh data-
pada kasus sedangkan pada teori data yang lengkap
hanya 3 Dx. Keperawatan baik data yang
diperoleh dari status
klien dan dari perawat
ruangan.

7. Intervensi kep. Tidak ada kesenjangan dalam Faktor pendukung


merencanakan tindakan untuk perencanaan
keperawatan adalah adanya standar
operasional
perencanaan yang
sudah disahkan.

8. Implementasi SP 1-4 GSP : Halusinasi Perawat mempunyai


kep. Pendengaran kemampuan memberi
stimulus yang kuat pada
klien dan selalu
berkoordinasi dengan
perawat ruangan

9. Evaluasi kep. SP 1-4 sudah dilaksanakan, Dx.


Kep yang ditemukan belum
tercapai SP selanjutnya, isolasi
sosial, harga diri rendah, resiko
gangguan sensori persepsi :
halusinasi, koping keluarga
BAB V
KESIMPULAN
ASUHAN KEPERAWATAN KESIMPULAN
PENGKAJIAN Didapatkan data demografi yang terdiri dari data
adaptif maupun mal adaptif yang mendukung untuk
masalah keperawatan
DX. KEPERAWATAN Terdapat 6 DX. Keperawatan

INTERVENSI Intervensi keperawatan pada Klien GSP:Halusinasi


sesuai dengan SOP yang sudah ada.

IMPLEMENTASI Telah dilakukan SP 1-4 GSP : Halusinasi Pendengaran


sedangkan untuk SP keluarga tidak dilakukan karena
perawat saat dinas tidak bertemu dengan keluarga.
EVALUASI Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien dapat
mengontrol Halusinasinya dengan cara menghardik ,
berbincang-bincang dengan orang lain,melakukan
kegiatan sesuai kemampuan dan minum obat sesuai
program pengobatan walaupun dengan stimulus yang
SARAN

Untuk Mahasiswa.

Agar lebih aktif dalam pengkajian pada klien yang


kurang kooperatif.

Agar lebih banyak membaca referensi keperawatan


Jiwa .

Você também pode gostar