Você está na página 1de 36

KERANGKA KONSEPTUAL

AUDIT SEKTOR PUBLIK


Nama anggota:
Nia Azura Sari
11273203526
Vira Octariana
11273202848
KERANGKA KONSEPTUAL
AUDIT SEKTOR PUBLIK

Adapun ruang lingkup yang termasuk dalam kerangka konseptual audit


sektor publik adalah sebagai berikut :
Kebijakan dan prosedur pengendalian
Pengujian audit sektor publik
Akun dan asersi dalam pengujian audit sektor publik
Siklus audit sektor publik
Survei awal karakter industri/bidang/organisasi yang akan diaudit
Pembuatan program audit dan penerbitan surat tugas audit
Pelaksanaan audit sektor publik
KEBIJAKAN DAN PROSEDUR PENGENDALIAN

A. Definisi Struktur Pengendalian Internal


Suatu` proses yang dijalankan oleh eksekutif (kepala
daerah, instansi/dinas, dan segenap personel) yang didesain
untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang
pencapaian tiga golongan tujuan yang terdiri atas:
1. Keandalan laporan keuangan
2. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang ada
3. Efektivitas dan efisiensi operasi
B. Jenis Pengendalian Internal
Berikut adalah penjelasan jenis jenis pengendalian internal:
1. Organisasi
Penyerahan wewenang dan tanggung jawab, termasuk jalur pelaporan untuk
semua aspek operasi, dan pengendaliannya seharusnya disebutkan secara rinci dan
jelas.
2. Pemisahan tugas
Salah satu fungsi utama pengendalian adalah pemisahan tugas dan tanggung
jawab, sebab dengan adanya pemisahan tugas dapat mengurangi risiko terjadinya
manipulasi maupun kesalahan yang disengaja.
3. Fisik
Pengendalian ini berhubungan dengan supervisi aktiva. Prosedur dan
keamanan yang memadai dirancang untuk memberi keyakinan bahwa akses terhadap
aktiva, baik langsung maupun tidak langsung lewat dokumentasi terbatas pada
personel yang berwenang.
4. Persetujuan dan otorisasi
Seluruh transaksi seharusnya diotorisasi ataupun disetujui oleh orang yang
tepat serta adanya batas wewenang yang juga harus dijelaskan.
5. Akuntansi
Pengecekan akurasi catatan, penghitungan jumlah total, rekonsiliasi,
pemakaian nomor rekening, jurnal-jurnal dan akuntansi untuk dokumen.
6. Personel
Keberadan prosedur menjamin bahwa penempatan personel sesuai dengan
kemampuan dan tanggung jawabnya
7. Supervisi
Setiap sistem pengendalian internal seharusnya mencakup supervisi oleh
atasan yang bertanggung jawab atas transaksi dan pencatatannya sehari-hari.
8. Manajemen
Ini adalah pengendalian yang dilakukan oleh manajemen di luar dari tugas
rutinnya. Termasuk didalamnya adalah pengendalian secara keseluruhan
C. Unsur Unsur Dari Struktur Pengendalian Internal
1. Lingkungan pengendalian
Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam
suatu entitas adalah:
Nilai integritas dan etika
Komitmen terhadap kompetensi
Filosofi dan gaya operasi manajemen
Struktur organisasi
Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab
Kebijakan dan praktik sumber daya manusia
2. Penaksiran risiko
Penaksiran risiko mencakup pertimbangan khusus atau risiko yang timbul dari :
Perubahan standar akuntansi
Hukum dan peraturan baru
Perubahan yang berkaitan dengan revisi sistem dan teknologi baru yang digunakan
untuk pengolahan informasi
Pertumbuhan pesat suatu entitas yang menuntut perubahan fungsi pengolahan dan
pelaporan informasi serta karyawan yang terlibat dalam fungsi tersebut
3. Informasi dan komunikasi
Berkaitan dengan sistem akuntansi yang efektif untuk dapat memberikan
keyakinan yang memadai bahwa transaksi yang dicatat atau yang terjadi adalah sah;
telah diotorisasi; telah dicatat; telah dinilai secara wajar; telah digolongkan secara wajar;
telah dicatat dalam periode yang seharusnya; dan telah dimasukkan ke dalam buku
pembantu dan diringkas dengan benar
4. Aktivitas pengendalian
Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang
dibuat untuk memastikan pelaksanaan petunjuk yang dibuat oleh
manajemen. Aktivitas pengendalian dapat dibagi atas beberapa
kelompok, yaitu:
Pengendalian pengolahan informasi
Pemisahan fungsi yang memadai
Pengendalian fisik atas kekayaan pemda dan catatan
Peninjauan atas kinerja
5. Pemantauan
Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja dari
struktur pengendalian internal sepanjang waktu.
D. Keterbatasan Pengendalian Internal
Beberapa penyebabnya antara lain karena:
1. Pengendalian internal yang bergantung pada pemisahan tugas dapat dimanipulasi
dengan kolusi
2. Otorisasi dapat diabaikan oleh seseorang yang mempunyai kedudukan tertentu
atau oleh manajemen
3. Personel keliru dalam memahami perintah sebagai akibat dari kelalaian, tidak
perhatian, maupun kelelahan.

Berikut ini adalah ciri-ciri sistem pengendalian yang baik:


1. Independen dalam prosedur pemrosesan
2. Hanya dapat dimanipulasi dengan kolusi
3. Terdapat personel dengan senioritas yang memadai
4. Dilakukan secara tepat waktu.
E. Pemahaman Atas Struktur Pengendalian Internal
Dalam memperoleh pemahaman atas struktur
pengendalian internal, auditor menggunakan tiga jenis prosedur
audit berikut:
1. Mewawancarai personel dinas/instansi yang berkaitan
dengan unsur struktur pengendalian
2. Melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan
3. Melakukan pengamatan atas kegiatan perusahaan
PENGUJIAN AUDIT SEKTOR PUBLIK
A. Pengklasifikasian Berdasarkan Tujuan Pengujian
Dasar pengklasifikasian pengujian audit tergantung pada tujuan pengujian yang
dilakukan oleh auditor, yaitu:
1. Pengujian pengendalian untuk menyediakan bukti-bukti yang berkaitan dengan (1)
efektivitas desain kebijakan atau prosedur sistem akuntansi, prosedur pengendalian atau
lingkungan pengendalian, atau dengan (2) efektivitas pelaksanaan kebijakan atau prosedur
tersebut.
2. Pengujian substantif untuk menyediakan bukti-bukti tentang validitas perlakuan akuntansi
atas transaksi dan neraca, atau sebaliknya, tentang kesalahan atau ketidakberesan yang
terjadi.
B. Jenis Jenis Pengujian Pengendalian
Terdapat dua jenis pengujian pengendalian:
1. Pengujian pengendalian yang berkaitan langsung dengan efektivitas desain kebijakan atau
prosedur dan untuk menentukan apakah kebijakan atau prosedur tersebut benar-benar
digunakan dalam kegiatan organisaasi
2. Pengujian pengendalian yang berkaitan dengan efektivitas kebijakan dan prosedur,
bagaimana cara penerapannya, konsistensinya dengan penerapan sebelumnya, dan oleh
siapa penerapan tersebut dilakukan selama periode audit
C. Perancangan Pengujian Substantif
Perancangan pengujian substantif meliputi penentuan:
1. Sifat pengujian
2. Waktu pengujian
3. Luas pengujian substantif
D. Sifat atau Jenis Substantif
Jika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah, maka auditor
harus menggunakan prosedur yang lebih efektif. Tiga jenis pengujian substantif yang
dapat digunakan adalah:
1. Pengujian rinci atau rincian saldo
2. Pengujian rinci atau rincian transaksi
3. Prosedur analitis
E. Prosedur untuk Melaksanakan Pengujian Substantif
Ada delapan prosedur untuk melaksanakan pengujian pengendalian
substantif, yaitu :
1. Pengajuan pertanyaan kepada para karyawan berkaitan dengan kinerja tugas
mereka
2. Pengamatan atau observasi terhadap persoalan dalam melaksanakan tugas
mereka
3. Inspeksi atas dokumen catatan
4. Perhitungan kembali (reperforming)
5. Konfirmasi
6. Analisis
7. Pengusutan (tracing)
8. Penelusuran (vouching)
AKUN DAN ASERSI DALAM PENGUJIAN AUDIT
SEKTOR PUBLIK
AKUN PENDAPATAN

A. Tujuan
Tujuan audit siklus akun pendapatan adalah untuk mengungkapkan ada
tidaknya salah saji yang material dalam proses pendapatan daerah/organisasi, dana
perimbangan, dan pendapatan lain-lain yang sah.
B. Proses pemeriksaan
Pemeriksaan atas siklus pendapatan mencakup:
1. Pendapatan daerah seperti pos pajak daerah, retribusi laba, dll
2. Dana perimbangan mencakup bagi hasil pajak, bukan pajak
3. Pendapatan lain-lain yang sah sesuai dengan lingkup pemeriksaan
C. Jenis Koreksi Pembukuan Pendapatan
Jenis koreksi pembukuan yang harus dilakukan atas pendapatan adalah sebagai
berikut:
1. Kesalahan pembukuan dan/atau penyajian saldo awal tahun anggaran/sisa perhitungan
anggaran tahun lalu
2. Kesalahan pembukuan dan atau penyajian pendapatan daerah dan pendapatan UKP
3. Kesalahan pembukuan dan atau penyajian saldo akhir tahun anggaran sisa perhitungan
anggaran tahun anggaran perhitungan
4. Kesalahan penyajian dalam daftar lampiran perhitungan anggaran tahun anggaran
perhitungan
5. Kesalahan yang wajib dikoreksi oleh auditor, terdiri atas :
Kesalahan pembukuan (kekeliruan pencatatan)
Kesalahan pembebanan
Kesalahan penjumlahan dan pengurangan angka (aritmatika)
AKUN BELANJA
A. Tujuan
Tujuan audit siklus belanja adalah untuk memperoleh bukti mengenai masing-masing
asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi da saldo siklus belanja. Tujuan audit
ditentukan berdasarkan kategori berikut:
1. Sifat Siklus Belanja
Siklus belanja organisasi sektor publik mencakup berbagai proses dan keputusan untuk
memperoleh barang dan jasa yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan organisasi sektor
publik. Dua kelompok transaksi utama dalam siklus ini adalah transaksi pembelian dan
pengeluaran kas. Kedua transaksi tersebut mempengaruhi berbagai akun tersebut:
Kas
Persediaan barang habis pakai
Aktiva tetap
Aktiva lain-lain
utang
2. Risiko Bawaan
Risiko bawaan pos belanja organisasi sektor publik pada banyak organisasi
sangatlah tinggi. Ada berbagai faktor yang menyebabkan tingginya risiko bawaan siklus
belanja ini, yaitu:
Volume transaksi yang selalu tinggi
Pembelanjaan dan pengeluaran tanpa otorisasi yang dapat terjadi
Pembelian aset yang tidak perlu
Masalah akuntansi yang berkembang
AKUN AKTIVA TETAP

Aktiva tetap merupakan aset/harta yang dimiliki oleh organisasi


sektor publik yang digunakan dalam kegiatan operasi organisasi.
Tujuan audit aktiva tetap adalah untuk memperoleh bukti tentang
setiap asersi signifikan yang berkaitan dengan transaksi dan saldo aktiva
tetap. Audit aktiva tetap sangat penting karena biasanya aktiva tetap
merupakan aset/kekayaan terbesar yang dimiliki oleh suatu organisasi
sektor publik.
AKUN JASA PERSONALIA
Siklus jasa personalia sangat penting karena masalah
gaji, pajak penghasilan pegawai, dan biaya ketenagakerjaan
lainnya merupakan komponen biaya utama di hampir semua
entitas
AKUN INVESTASI (PEMBIAYAAN)

Investasi ini pada umumnya merupakan bagian dari


strategi jangka panjang suatu organisasi sektor publik. Jangka
waktu investasi sementara tidak lebih dari satu periode
akuntansi. Risiko salah saji pada transaksi investasi organisasi
sektor publik umumnya rendah karena jarangnya transaksi yang
terjadi
AKUN KAS

Saldo kas berasal dari pengaruh kumulatif siklus belanja, siklus investasi, dan
siklus jasa personalia. Tujuan audit saldo kas adalah untuk memperoleh bukti tentang
masing masing asersi yang signifikan, yang berkaitan dengan transaksi dan saldo kas.
Tujuan audit ditentukan berdasarkan kelima kategori asersi laporan keuangan:
Asersi keberadaan dan keterjadian
Asersi kelengkapan
Asersi hak dan kewajiban
Asersi penilaian dan pengalokasian
Asersi pelaporan dan pengungkapan
SIKLUS AUDIT
SIKLUS AUDIT KEUANGAN SEKTOR PUBLIK
A. Perencanaan Audit Keuangan
Pemahaman atas sistem akuntansi keuangan sektor publik. Hal ini sangat
penting karena saat ini audit sektor publik tidak lagi berfokus pada laporan realisasi
anggaran saja tetapi juga lsporsn keuangan lainnya.
Penentuan tujuan dan lingkup audit. Dalam menentukan tujuan dan ruang
lingkup, auditor harus memastikan bahwa tujuan dan ruang lingkup audit yang
ditetapkan telah sesuai dengan mandat serta wewenang lembaga audit dan pengawas
yang bersangkutan
Penilaian resiko. Kegiatan audit dilaksanakan melalui berbagai pengujian
yang mengandung resiko kesalahan, sehingga penilaian risiko pengendalian (control
risk), risiko bawaan (inherent risk), dan risiko deteksi (detection risk) harus dilakukan.
Penyusunan rencana audit. Suatu rencana audit harus disusun berdasarkan
tahapan kegiatan perencanaan audit.
B. Penetapan Regulasi Audit Keuangan
Bagian ini penting dalam proses audit karena dibutuhkan aturan untuk
memberikan arahan yang jelas, dan sebagai kontrol agar pelaksanaan audit laporan
keuangan bisa memberikan opini yang tepat.
C. Penyusunan Perencanaan Audit Tahunan Oleh Lembaga Auditor
Setelah ditetapkan aturan dan regulasi langkah selanjutnya adalah
menyusun perencanaan. Perencanaan audit yang matang akan sangat menentukan
kesukesan audit.
D. Temu Rencanaan Audit Tahunan
Setelah lembaga auditor selesai menyusun perencanaan audit tahunan.
Kemudian mereka bertemu dengan kepala atau pimpinan organisasi sektor publik
untuk membicarakan perencanaan audit yang sudah disusun.
E. Penerbitan Regulasi Tentang Tim dan Kebijakan Audit Tahunan
Regulasi yang ditetapkan dalam tahap ini menyangkut tim atau personelyang
akan melakukan audit terhadap organisasi sektor publik maupun regulasi dalam
menjalankan proses audit
F. Penerimaan Regulasi Organisasi yang Akan Diaudit
Regulasi yang telah diterbitkan tersebut akan diterima oleh lembaga pemeriksa
sehingga bisa melakukan proses audit di lembaga atau organisasi sektor publik
G. Survei Awal Karakter Industri/Organisasi yang Akan Diaudit
Tahapan selanjutnya dalam siklus audit sektor publik ini adalah survei awal
terhadap karakter industri/organisasi yang akan diaudit
H. Pembuatan Program Audit
Untuk setiap area yang diaudit, auditor harus menyusun langkah-langkah audit
yang akan dilakukannya. Langkah-langkah ini tertuang dalam program audit
I. Penerbitan Surat Tugas Audit
Pihak organisasi sektor publik segera mengeluarkan surat tugas kepada
lembaga pemeriksa untuk melaksanakan audit.
J. Pelaksanaan Audit Keuangan
Dalam melaksanakan audit keuangan, auditor melakukan hal-hal berikut:
Menilai pengendalian internal
Melakukan prosedur analitis
K. Pembuatan Daftar Temuan
Setelah melakukan kegiatan pelaksanaan audit, auditor biasanya mendapatkan
temuan-temuan terkait dengan keuangan klien. Temuan-temuan tersebut kemudian
didaftar sebagai bukti dalam penyampaian pendapat nantinya.
L. Pembicaraan Awal Tentang Daftar Temuan
Berdasarkan temuan-temuan di lapangan, kemudian auditor melakukan
pembicaraan dengan pimpinan organisasi sektor publik terkait temuan-temuan tersebut.
Dalam tahapan ini, auditor akan melakukan cross-check atas hasil temuannya dengan
fakta yang terjadi di lapangan.
M. Penyusunan Draft Laporan Hasil Pemeriksaan
Setelah hasil temuan auditor dibicarakan atau melakukan cross-check dengan
pejabat organisasi sektor publik, auditor kemudian menyusun draft laporan hasil
pemeriksaan.
N. Pembahasan Draft Laporan Hasil Pemeriksaan dengan Organisasi yang
Diaudit
Dalam tahapan ini, auditor memastikan apa yang telah disusun didalam draft
laporan hasil pemeriksaan sudah sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan.
O. Penyelesaian Laporan Hasil Pemeriksaan
Setelah melakukan pembahasan draft laporan hasil pemeriksaan dan
dipastikan kelengkapan serta kesepakatan mengenai draft tersebut sudah tercapai,
kemudian akan dilakukan peyelesaian atau finalisasi draft tersebut menjadi laporan hasil
pemeriksaan akhir.
P. Tindak Lanjut Temuan Laporan Hasil Pemeriksaan
Berdasarkan temuan-temuan yang ada di lapangan, auditor melakukan tindak
lanjut atau dengan kata lain, memberikan rekomendasi perbaikan kepada organisasi
sektor publik.
Q. Penerbitan Laporan Hasil Pemeriksaan
Tahapan terakhir dari siklus audit keuangan adalah penerbitan laporan hasil
pemeriksaan kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan terhadap organisasi yang
telah diaudit tersebut.
AUDIT KINERJA
A. Perencanaan
Perencanaan audit seharusnya mencakup:
1. Sasaran audit, luas dan metodologi
2. Kriteria pengukuran kinerja
3. Koordinasi dengan auditor pemerintah lain jika dibutuhkan
4. Pengetahuan dan keterampilan staf audit
5. Kepatuhan dengan hukum dan peraturan serta aturan lain
6. Pengukuran pengendalian internal
Tahap perencanaan audit seharusnya menjabarkan program audit. Program audit
mencakup hal-hal berikut ini:
1. Pendahuluan dan latar belakang informasi mencakup pihak berwenang dalam entitas
yang diaudit, sejarah dan sasaran, lokasi penting, informasi lain yang dibutuhkan untuk
menyusun program audit.
2. Tujuan audit
3. Luas pekerjaan audit
4. Metode audit yang digunakan seharusnya digambarkan secara jelas. Untuk audit kinerja
langkah yang dianjurkan, prosedur dan perencanaan sampling seharusnya juga tercakup
5. Penjelasan pola khusus yang digunakan organisasi yang diaudit
6. Beberapa instruksi khhusus yang diperlukan untuk melengkapi audit
7. Format umum laporan audit
Langkah yang dianjurkan dalam program audit seharusnya tidak digunakan
prosedur checklist. Staf seharusnya memahami sasaran audit dan menggunakan inisiatifnya
untuk menentukan prosedur yang diperlukan untuk audit kinerja.
B. Komponen Audit Kinerja
1. Identifikasi lingkungan manajemen
2. Perencanaan dan penetapan tujuan
3. Struktur organisasi
4. Kebijakan dan pelaksanaan
5. Sistem dan prosedur
6. Pengendalian dan metode pengendalian
7. Sumber daya manusia dan lingkungan fisik
8. Pelaksanan penempatan karyawan
9. Analisis fiskal
10.Investifgasi masalah khusus
C. Pelaporan
Struktur laporan seharusnya serupa dengan laporan penelitian lainnya. Hal ini
seharusnya terdiri atas tiga bagian : pembukaan, isi, dan referensi.
Pembukaan seharusmya menunjukkan maksud laporan dan mencakup judul,
daftar isi, dan daftar tabel.
Isi adalah laporan yang sebenarnya, berisi pendahuluan beberapa penjelasan,
temuan, rekomendasi untuk tindakan koreksi, dan tanggapan manajemen.
Bagian pendahuluan dari isi segarusnya mencakup pernyataan sasaran audit dan gambaran
skop dan metodologi audit. Pernyataan bahwa audit ttelah dilaksanakan sesuai GAGAS
seharusnya juga mencakup atau mengungkapkan bahwa standar telah dilaksanakan.
Penemuan adalah laporan tentang apa yang ditemukan auditor. Temuan ini harus
menunjukkan relevansi, temuan yang material selama audit. Temuan ini juga harus
menjelaskan kecukupan, kelengkapan, informasi relevan. Laporan temuan dapat dimengerti,
dan kesimpulan auditor dapat diterima. Penemuan seharusnya sebagai sumber
rekomendasi untuk tindakan koreksi.
Sebagai tambahan laporan temuan bahwa pengembangan dari sasaran audit, laporan
seharusnya menunjukkan efektivitas pengendalian internal dan kelemahannya dapat
ditemukan. Ketidakpatuhan dengan hukum, peraturan dan aturan lainnya juga harus dapat
disampaikan dalam laporan. Laporan ini juga seharusnya menggambarkan catatan
pelanggaran yang ditemukan selama proses audit.
Bagian referensi berisi catatan kaki dan bibliografi.
REFERENSI

Bastian, Indra. Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat. 2006


http://my-accounting.blogspot.co.id/2014/11/makalah-audit-sektor-
publik.html

Você também pode gostar