Você está na página 1de 22

(Laporan Pendahuluan dan Konsep Asuhan Keperawatan)

Kelompok 13
Gendewa Goa Wijaya 05201211037
Septa Baby Nabella 05201211049
Pengertian
Abortus adalah ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi pada
usia kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram (Rumah Sakit Umum Dokter Soetomo, 2008).

Abortus adalah berakhirnya kehamilan dengan pengeluaran


hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan
dengan usia gestasi kurang dari 20 minggu dan berat janin
kurang dari 500 gram (Eastman, 2005)

Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi pada usia


kehamilan kurang dari 28 minggu atau berat janin kurang dari
1.000 gram. ( Brooker, 2005).
Klasifikasi
Menurut Pedoman Dioagnosis dan Terapi Ilmu Kebidanan dan Penyakit
Kandungan, 2008 :

Abortus iminens
peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20
minggu saat hasil konsepsi masih dalam uterus tanpa adanya dilatasi serviks
Abortus insipiens
peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan
adanya dilatasi serviks uterus yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus
Abortus inkompletus
pengeluaran hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih
adanya sisa yang tertinggal dalam uterus.
Abortus kompletus
abortus yang hasil konsepsinya sudah dikeluarkan.
Missed abortion
kematian janin berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin mati itu tidak
dikeluarkan selama 8 minggu atau lebih.
Etiologi
Abortus dapat terjadi karena beberapa sebab Menurut Brooker, 2005. Ensiklopedia
Keperawatan, yaitu :

Kelainan telur
menyebabkan kelainan pertumbuhan yang sedinikian rupa hingga janin tidak
mungkin hidup terus, misalnya karena faktor endogen seperti kelainan chromosom
(trisomi dan polyploidi).
Penyakit ibu
Infeksi akut yang berat, Kelainan endokrin, Trauma, Gizi ibu yang kurang baik,
Kelainan alat kandungan
Faktor suami
Terdapat kelainan bentuk anomali kromosom pada kedua orang tua serta faktor
imunologik yang dapat memungkinkan hospes (ibu) mempertahankan produk
asings ecara antigenetik (janin) tanpa terjadi penolakan.
Faktor lingkungan
Paparan dari lingkungan seperti kebiasaan merokok, minum minuman beralkohol
serta paparan faktor eksogen seperti virus, radiasi, zat kimia, memperbesar
peluang terjadinya abortus.
PATOFISIOLOGI
Manifestasi Klinis
Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu
Pada pemeriksaan fisik: keadaan umum tampak lemah atau
kesadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut
nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau
meningkat.
Perdarahan pervaginam, mungkin disertai keluarnya jaringan
hasil konsepsi.
Rasa mulas atau keram perut didaerah atas simfisis, sering
disertai nyeri pinggang akibat kontraksi uterus
Pemeriksaan ginekologi (Inspeksi vulva: perdarahan pervaginam,
ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau
bususk dari vulva)
Abortus imminens yaitu:
a. Mules sedikit atau sama sekali tidak
b. Uterus membesar sebesar tuanya kehamilan
c. Serviks belum membuka
d. Tes kehamilan positif
e. Perdarahan pervaginam

Abortus insipiens
a. Perdarahan per vaginam masif, kadang kadang
keluar gumpalan darah.
b. Nyeri perut bagian bawah seperti kejang karena
kontraksi rahim kuat.
c. Serviks sering melebar sebagian akibat kontraksi.
Abortus inkomplitus
a. Perdarahan pervaginam, tidak akan berhenti sampai hasil konsepsi
dikeluarkan
b. Nyeri perut bawah mirip kejang.
c. Dilatasi serviks akibat masih adanya hasil konsepsi di dalam uterus yang
dianggap sebagai corpus allienum.
d. Keluarnya hasil konsepsi (seperti potongan kulit dan hati).

Abortus komplitus
a. Perdarahan pervaginam, mungkin disertai hasil konsepsi
b. Tampak pucat, konjungtiva anemis
c. Tanda syok bila perdarahan banyak
d. Kontraksi uterus (+)

Missed Abortion
a. Rahim tidak membesar, malahan mengecil karena absorpsi air ketuban
dan macerasi janin.
b. Buah dada mengecil kembali.
c. Gejala kehamilan tidak ada, hanya amenorea terus berlangsung.
Penatalaksanaan
Menurut Pedoman Dioagnosis dan Terapi Ilmu Kebidanan dan
Penyakit Kandungan, 2008 :
Abortus iminens
a. Istirahat baring agar aliran darah ke uterus bertambah dan
rangsangan mekanik berkurang.
b. Periksa denyut nadi dan suhu badan dua kali sehari bila
pasien tidak panas dan tiap empat jam bila pasien panas.
c. Tes kehamilan dapat dilakukan. Bila hasil negatif, mungkin
janin sudah mati. Pemeriksaan USG untuk menentukan
apakah janin masih hidup.
d. Berikan obat penenang, biasanya fenobarbital 3x30 mg.
Berikan preparat hematinik misalnya sulfas ferosus 600-
1.000 mg.
e. Diet tinggi protein dan tambahan vitamin Ca
f. Bersihkan vulva minimal dua kali sehari dengan cairan
antiseptik untuk mencegah infeksi terutama saat masih
mengeluarkan cairan coklat.
Abortus insipiens
a. Bila perdarahan tidak banyak, tunggu terjadinya
abortus spontan tanpa pertolongan selama 36 jam
dengan diberikan morfin.
b. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, yang
biasanya disertai perdarahan, tangani dengan
pengosongan uterus memakai kuret vakum atau
cunam abortus, disusul dengan kerokan
memakai kuret tajam. Suntikkan ergometrin 0,5 mg
intramuskular.
c. Pada kehamilan lebih dari 2 minggu, berikan infuse
oksitosin 10 IU dalam dekstrose 5% 500 ml dimulai 8
tetes/menit dan naikkan sesuai kontraksi uterus sampai
terjadi abortus komplit.
d. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih
tertinggal, lakukan pengeluaran plasenta secara
manual.
Abortus inkomplit
a. Bila disertai syok karena perdarahan, berikan infus cairan
NaCl fisiologis atau ringer laktat dan secepat mungkin di
transfusi darah.
b. Setelah syok diatasi, lakukan kerokan dengan kuret tajam lalu
suntikkan ergometrin 0,2 mg intramuscular.
c. Bila janin sudah keluar, tetapi plasenta masih tertinggal,
lakukan pengeluaran plasenta secara manual.
d. Berikan antibiotik untuk mencegah infeksi.

Abortus komplit
Bila seluruh jaringan janin sudah keluar dari uterus, yaitu dengan
cara penangan sebagai berikut:
a. Bila kondisi baik, berikan ergometrin 3x1 tablet selama 3
sampai 5 hari.
b. Bila anemia, berikan hematinik seperti sulfas ferosus atau
transfuse darah.
c. Berikan antibiotic untuk mencegah infeksi.
d. Anjurkan untuk diet tinggi protein, vitamin dan mineral.
Missed Abortion
Penatalaksanaan :
a. Bila kadar fibrinogen normal, segera keluarkan jaringan
konsepsi dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
b. Bila kadar finrinogen rendah, berikan fibrinogen kering atau
segar sesaat sebelum atau ketika mengeluarkan konsepsi.
c. Pada kehamilan kurang dari 12 minggu, lakukan pembukaan
serviks dengan gagang laminaria selama 12 jam lalu dilakukan
dilatasi serviks dengan dilatator Hegar kemudian hasil
konsepsi diambil dengan cunam ovum lalu dengan kuret tajam.
d. Pada kehamilan lebih dari 12 minggu, berikan dietilstilbestrol 3 x
5 mg lalu infus oksitosin 10 IU dalam dektrose 5% sebanyak
500 ml mulai 20 tetes per menit dan naikkan dosis sampai ada
kontraksi uterus. Oksitosin dapat diberikan sampai 100 IU dalam
8 jam. Bila tidak berhasil, ulang infus oksitosin setelah pasien
istirahat satu hari.
e. Bila fundus uteri sampai 2 jari bawah pusat, keluarkan hasil
konsepsi dengan menyuntik larutan garam 20% dalam kavum `
uteri melalui dinding perut.
Komplikasi
Menurut Ilmu Kandungan,2005 :
a. Perdarahan
b. Perforasi
c. Syok
d. Infeksi(abortus infeksi dan sepsis)
e. Pada missed abortion dengan retensi lama
hasil konsepsi dapat terjadi kelainan
pembekuan darah.
Pemeriksaan Penunjang

Tes kehamilan dengan hasil positif bila janin


masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah
abortus
Pemeriksaan Doppler atau USG untuk
menentukan apakah janin masih hidup
Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada
missed abortion
Diagnosa Keperawatan
Kekurangan volume cairan berhubungan
dengan kehilangan vaskuler berlebih
Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan injury biologis
Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
trauma jaringan
Cemas b.d perubahan status kesehatan
Gangguan Aktivitas b.d kelemahan,
penurunan sirkulasi
Intervensi
No Dx Keperawtan Tujuan Intervensi Rasional
1 Kekurangan volume Tupan : 1. Observasi TTV 1. Mengetahui keadaan
cairan berhubungan Kebutuhan volume cairan 2. Posisikan ibu dengan umum klien
denga kehilangan dapat terpenuhi tepat (semi fowler). Menjamin keadekuatan
vaskuler berlebih Tupen : 3. Lakukan tirah baring darah yang tersedia
Setelahdilakukan tindakan dan menghindari ibu untuk otak, peninggian
keperawatan selama 3 x 24 untuk valsava manufer. panggul menghindari
jam volume cairan 4. Laporkan serta catat kompresi vena
terpenuhi dengan kriteria jumlah dan sifat 3. Pendarahan dapat
hasil : kehilangan darah. berhenti dengan reduksi
a Pasien mengungkapkan aktivitas
tidak lemah, dan tidak Untuk mengetahui
merasa haus lagi perkiraan banyak nya
b. Mukosa bibir lembab kehilangan darah
c. Turgor kulit normal
d. Mata tidak cekung
2 Gangguan rasa Tupen : 1. Observasi TTV 1. Untuk mengetahui
nyaman nyeri Nyeri teratasi 2. Jelaskan nyeri yang keadaan umum klien
berhubungan Tupan : di derita klien serta 2. Meningkatkan
dengan injury Setelah dilakukan penyebabnya koping klien dalam
biologis tindakan 3 x 24 jam 3. Tentukan riwayat mengatasi nyeri
nyeri teratasi dengan nyeri. Misalnya lokasi 3. Untuk mengetahui
kriteria hasil : nyeri, frekuensi, durasi, lokasi nyeri, skala,
a. Pasien tidak dan intensitasnya dan intensitasnya
mengeluh nyeri lagi 4. Berikan tindakan 4. Untuk mengurangi
b. Skala nyeri berkurang fixsasi (misalnya nyeri
(<3) dengan gurita) 5. Untuk mengurangi
5. Kolaborasi berikan nyeri
analgetik
3 Resiko tinggi Tupan : 1. Observasi TTV 1. Mengetahui
infeksi Tidak terjadi infeksi 2. Terangkan pada keadaan umum klien
berhubungan Tupen : klien pentingnya vulva 2. Untuk mencegah
dengan trauma Setelah dilakukan hygiene terjadinya infeksi
jaringan tindakan 3x 24 jam 3. Lakukan teknik berkelanjutan
pasien tidak mengalami vulva hygiene 3. Inkubasi kuman
infeksidengan kriteria 4. Tingkatkan teknik pada area genital
hasil : 1. Tidak merasa cuci tangan yang yang relatif cepat
nyeri pada daerah vulva. benar untuk dapatmenyebabkan
2. Tidak merasa gatal 3. meningkatkan infeksi
TTV normal personal hygiene klien 4. Membantu
mencegah penularan
bakteri
4 Cemas berhubungan Tupan : 1. Jelaskan prosedur dan arti 1. Pengetahuan dapat
dengan ancaman Klien tidakn merasa cemas dan gejala membantu menurunkan rasa
kematian diri sendiri dan sudah merasakan ketenangan. 2. Berikan informasi dalam takut dan meningkatkan rasa
janin Tupen : bentuk verbal dan tertulis serta kontrol terhadap situasi
Setelah dilakukan tindakan beri kesempatan klien untuk 2. Pengetahuan akan
3x24jam pasien tidak mengalami mengajukan pertanyaan membantu ibu untuk
cemas. Dengan ktriteria hasil: 3. Pantau respon verbal dan mengatasi apa yang sedang
a. Klien tampak tenang non verbal ibu dan pasangan. terjadi dengan lebih efektif.
b. Klien tidak terlihat cemas 4. Libatkan ibu dalam Informasi sebaiknya tertulis,
lagi perencanaan dan berpatisipasi agar nantinya
dalam perawatan sebanyak memungkinkan ibu untuk
mungkin mengulang informasi akibat
tingkat stress.
3. Menandai tingkat
kecemasan yang sedang
dialami ibu atau pasangan.
Menjadi mampu melakukan
sesuatu untuk membantu
mengontrol situasi sehingga
dpt mnrnkn rasa takut
5 Gangguan Aktivitas Tupan : 1. Kaji tingkat kemampuan 1. Mungkin klien tidak
berhubungan dengan Klien dapat melakukan klien untuk beraktivitas. mengalami perubahan
kelemahan, aktivitas tanpa adanya 2. Kaji pengaruh aktivitas berarti, tetapi perdarahan
penurunan sirkulasi komplikasi. terhadap kondisi masif perlu diwaspadai
Tupen : uterus/kandungan. untuk menccegah kondisi
1. Klien tampak bisa 3. Bantu klien untuk klien lebih buruk.
beraktifitas seperti biasa nya. memenuhi kebutuhan 2. Aktivitas merangsang
aktivitas sehari-hari peningkatan vaskularisasi
4. Bantu klien untuk dan pulsasi organ
melakukan tindakan sesuai reproduksi
dengan 3. Mengistiratkan klilen
kemampuan/kondisi klien secara optimal.
4. Mengoptimalkan
kondisi klien, pada
abortus imminens,
istirahat mutlak sangat
diperlukan
Terimakasih

Você também pode gostar