Você está na página 1de 39

ABNORMAL

PLASENTA

Ari Chandra Ervina


NORMAL PLASENTA
Berat plasenta 470 gr
Berbentuk bulat atau oval dengan diameter 22 cm
Memiliki ketebalan 2 - 4 cm , Max ketebalan 40 mm
Selama kehamilan, plasenta normal meningkat
ketebalannya sekitar 1 mm setiap minggunya.
Posisi : normalnya sebagian besar berada di segmen atas
rahim; 2/3 pada permukaan posterior dan 1/3 pada
permukaan anterior
Permukaan plasenta terdiri dari :
-Pars Fetalis
-Pars maternalis
Fungsi plasenta
Fungsi dari plasenta adalah:
1. Nutrisi : tempat pertukaran zat dan pengambilan bahan
nutrisi untuk tumbuh kembang janin
2. Respirasi: memberikan O2 dan mengeluarkan CO2 janin
3. Ekskresi: mengeluarkan sisa metabolisme janin
4. Endokrin : sebagai penghasil hormone -hormon kehamilan
seperti HCG, HPL, esterogen, progesteron
5. Imunologi : menyalurkan berbagai komponen antibody ke
janin
6. Farmakologi: menyalurkan obat-obatan yang diperlukan
janin, diberikan melalui ibu
7. Proteksi: barrier terhadap infeksi bakteri dan virus, zat
toksik
;
Abnormalitas plasenta
1. Shape and size
a. Plasenta bilobate ( bipartite/ dupleks)
yaitu plasenta yang membentuk dua lobus
terpisah, dipisahkan oleh selaput janin. Placenta
bilobate yang berukuran lebih kecil disebut lobus
suksenturiata. Paling banyak terjadi pada plasenta
kembar.
b. Plasenta multilobate
yaitu plasenta yang memiliki tiga lobus atau lebih
c. Plasenta membranasea
yaitu dimana plasenta berbentuk tipis dan lebar,
sebagian besar membrane janin jarang diliputi oleh
vili fungsional, sering menyebabkan perdarahan.

d.Ring shape placenta


Ditemukan jaringan plasenta yang berbentuk
cincin, anular
Perkembangan ini merupakan varian dari plasenta
membranasea
Penyebabnya karena atrofi dari jaringan di bagian
cincin
e. Plasenta fenestrata
Bagian sentral dari plasenta menghilang/ berlubang
Defeknya lebih sering mengenai villus saja dan
lempeng korionik tetap utuh.

f. Placentomegaly
Ketebalan meningkat >40 mm, ditemukan pembesaran
villi
Ditemukan pada gestasional diabetes, anemia berat
pada ibu hamil, fetal hydrops, infeksi sifilis,
toxoplasmosis, dan cytomegalovirus.
g. Extrachorial placentation
Lempeng korionik yang terletak di sisi plasenta
janin.
Lebih kecil dari lempeng basal plasenta.
Bagian perifernya terbuka
Tdd: circummarginate dan circumvallate
g. Placenta akreta.inkreta, percreta

Placenta akreta
Villi korionik plasenta menembus desidua sampai
berhubungan dengan lapisan miometrium

Plasenta inkreta
Villi korionik melekat pada seluruh lapisan
miometrium

Plasenta percreta
Villi korionik melekat pada seluruh ketebalan
myometrium hingga mencapai lapisan serosa dinding
uterus
Anomaly of Placental site
2.Gangguan Sirkulasi

A. Gangguan aliran darah ibu


1. Subchorionic fibrin deposition
Disebabkan karena terjadinya perlambatan
aliran darah maternal di dalam ruang intervillous
yang di ikuti dengan deposisi fibrin.
2. Perivillous fibrin deposition
Aliran darah maternal disekitar villi
mengakibatkan deposisi fibrin dan dapat
mengakibatkan berkurangnya oksigenasi villi serta
terjadi syncytiotrophoblastic necrosis.
3. Maternal floor infarction
Mempunyai permukaan yang bergelombang, tebal, tegas,
berwarna putih yang menghambat aliran darah maternal ke dalam
ruang intevillous.

4. Thrombus intervillous
Kumpulan dari darah maternal yang terkoagualsi yang umumnya di
temukan pada bagian ruang intervillous yang bercampur dengan darah
janin yang berasal dari villi yang rusak.

5. Infarction
Villi chorionic menerima oksigen dari sirkulasi ibu disuplai oleh
pembuluh darah uteroplasental ke ruang intervillus. Penyakit
uteroplasental yang menghalangi hubungan ini menyebabkan infark
villus.
6. Hematoma
Hematoma retroplasenta : diantara plasenta dan
desidua
Hematoma marginal : diantara korion dan desidua
bagian perifer plasenta ( Hemorrhage subkorionik )
Trombosis subkorial : dikenal sebagai breus mole,
berada di ruang intervillous dan di bawah lempeng
korion
Hematoma subamnionik : ditemukan dibawah amnion
dan dilempeng atas korion.
B. Gangguan Aliran Darah Janin
1. Fetal thrombotic vasculopathy
Adanya pembentukan trombus dan menghambat aliran
darah janin.

2. Hematoma subamnionik
Terletak diantara plasenta dan amnion.
Menyebabkan pecahnya pembuluh darah didekat insersi
tali pusat dan perdarahan fetomaternal.
3. Kalsifikasi plasenta

Di dapati pengendapan garam kalsium di


seluruh plasenta tetapi paling sering di
temukan di basal plasenta tertanamnya
villi dan degenerasi fibrin ggn.sirkulasi
Kalsifikasi ini meningkat seiring bertambahnya
usia kehamilan dan dikaitkan dengan
kebiasaan merokok, status ekonomi yg tinggi
dan meningkatnya level serum kalsium
maternal
4. Tumor Plasenta
1. Korioangioma
Tumor jinak yang mempunyai komponen komponen
seperti pembuluh darah dan stroma villus korionik.
Lesi berbatas tegas, bulat.
Dekat permukaan korionik dan menonjol ke dalam
rongga amnion.
2.Metastase Tumor ke Plasenta
Tumor maligna jarang bermetastase ke plasenta
Beberapa yang paling sering bermetastase ke
plasenta : melanoma, leukimia, limfoma serta ca
payudara.
Sel tumor umumnya terbatas hanya mencapai
hingga pada ruang intervillous metastasis ke
janin jarang terjadi.
Abnormalitas pada Membran
1.Pewarnaan mekonium
Pewarnaan amnion tampak jelas dalam waktu 1-3
jam setelah keluarnya meconium
Pada bayi postmatur, kompresi kepala dan tali
pusat serta hipokia janin pada syndrome aspirasi
mekonium

2.Korioamnionitis
Berbagai organisme dapat menginfeksi membran,
tali pusat, dan janin.
Infeksi biasanya di tandai dengan kesuraman
membran dan dapat juga berbau busuk
Adanya penebalan pada membran secara
menyeluruh infeksi cairan ketuban
Abnormalitas Membran yang lain
3. Amnion nodusum
Adalah lesi plasenta yang terdiri dari nodul kecil
berwarna coklat terang. Hal ini di anggap sebagai ciri
khas oligohidramnion yang lama dan berat

4. Amnionic band
Terjadi jika gangguan amnion menyebabkan
pembentukan pita atau tali yang menjebak janin
serta mengganggu pertumbuhan dan perkembangan.
Abnormal Pada Tali Pusat
1.Panjang
Kebanyakan tali pusat mempunyai panjang
sekitar 50-60cm.
Beberapa terukur sepanjang <32cm atau
>100cm
Tali pusat pendek : mempengaruhi jumlah
cairan amnion,gerakan janin yang menurun,
hambatan pertumbuhan janin,malformasi
kongenital,intrapartum distress dan resiko
kematian 2x lipat
Tali pusat yang yang panjangnya berlebihan
dikaitkan dengan belitan tali pusat / prolaps
dengan anomali janin, asidemia dan kematian.
2.Cord coiling
Pada umumnya pembuluh darah melingkar melalui
tali pusat, dan perkiraannya bisa ditentukan
dengan UCI ( Umbilical Coiling Indeks) dan
sonografi.

UCI = JUMLAH GULUNGAN LENGKAP


PANJANG TALI PUSAT (dalam satuan cm)

Jika Hypocoiling , diperkirakan adanya hambatan


pertumbuhan janin, asidosis dan asfiksia janin
intrapartum
3. Arteri umbilikalis tunggal
Insiden arteri umbilikalis tunggal adalah 0,63%
pada kelahiran hidup, 1,92% pada kematian
perinatal, dan 3% pada kembar.
Menurut beberapa teori penyebabnya adalah
atrofi sekunder pada arteri umbilikalis.
Kejadiannya meningkat pada wanita dengan
diabetes, eklamsia,preeklamsia, perdarahan
antepartrum, oligohiramnion, dan kelainan
kromosom.
4. Remnant dan Kista
Pseudokista terbentuk dari degenerasi lokal
jelli wharton dan terjadi dimana-mana
sepanjang tali pusat
Jika kista berjumlah lebih dari satu maka
kista tersebut bisa di pergunakan untuk
memprediksi adanya keguguran dan
aneuploidy
Apabila kista bertahan lebih dari trimester I
maka di kaitkan dengan adanya kecacatan
struktural dan anomali kromosom.
5. Insersi

Terdapat insersi berupa: marginal,bercabang dan


velamentosa

Vasa previa
Jarang terjadi, pembuluh darah berada pada
membran yang terletak pada bagian pembukaan
serviks.
Bisa menyebabkan perdarahan intrapartum karena
pembuluh darah ikut robek saat ketuban pecah
Rentan terhadap adanya kompresi,perlecetan yang
dapat mengakibat eksanguinasi janin yang cepat
6.Simpul, Striktur dan Lengkungan

Simpul terbentuk karena pergerakan janin terjadi


sekitar 1% kelahiran
Striktur tali pusat merupakan penyempitan terfokus
pada diameter tali pusat yang biasanya terjadi di dekat
insersi tali pusat janin.
Lengkungan tali pusat melingkar di sekitar bagian-
bagian janin dan ini terjadi pada tali pusat yang
panjang.
Tali pusat yang melingkar dileher disebut nuchal cord
Velamentous Insertion
7. Vaskuler

Adanya hematoma pada tali pusat dikaitkan


dengan panjang tali pusat yang pendek,
trauma, aneurysma ataupun lilitan. Disebabkan
karena ruptur variks dari vena umbilicalis.
Varix vena umbilicalis mengalami adanya
dilatasi yang terjadi di bagian intraamniotik
maupun di bagian intra abdominal janin pada
vena umbilicalis rupture variks, kompresi
arteri umbilicalis, dan gagal jantung janin
akibat peningkatan preload.
Pathological Examination

Sebagian besar ahli patologi setuju bahwa


tidak diindikasikan untuk pemeriksaan
rutin pada plasenta.
Tetapi keputusan untuk melakukan
pemeriksaan patologi tergantung pada
temuan klinis pada plasenta.
Terima Kasih

Você também pode gostar