Você está na página 1de 11

SOSIOLOGI AGAMA

PRODI PENDIDIKAN SOSIOLOGI


SEMESTER VI

PERTEMUAN II
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (1)

Agama merupakan fenomena universal.


Joachim Wach: ekspresi atau ungkapan
pengalaman keagamaan dalam bentuk:
1. Ungkapan dalam bentuk pemikiran,
2. Ungkapan dalam bentuk tindakan,
3. Ungkapan dalam bentuk
persekutuan.
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (2)

Agama menjadi bahan pemikiran para


penganutnya dan juga para ahli dalam
bidang yang beragam, seperti filsafat,
teologi, sejarah, psikologi, sosiologi,
antropologi, dll.
Kajian terhadap agama ada yang
menekankan pada aspek ajaran dan ada juga
pada gejala-gejala keagamaannya.
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (3)
Posisi seorang Sosiolog dalam kajian
keagamaan: memahami makna yang
diberikan oleh para penganut agama
terhadap agamanya sendiri, dan berbagai
hubungan agama dengan struktur sosialnya,
dan dengan aspek budaya lainnya seperti
ilmu pengetahuan dan teknologi.
Seorang Sosiolog Agama tidak harus meng-
identifikasikan dirinya sebagai penganut
agama tersebut, tetapi juga tidak perlu
menghindar dari agamanya.
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (4)
Tugas dasar sosiologi agama bukan untuk
mengerti esensi metafisik agama, tetapi hanya
mempelajari aspek sosialnya, yaitu data empirik
yang dapat diverifikasi dengan panca indera
(menyangkut perilaku individu dan kelompok).
Sosiologi agama dalam kajiannya tidak
bermaksud membedakan mana agama yang
benar dan salah, melainkan melihat bagaimana
agama itu dapat mempengaruhi perilaku individu
dan masyarakat penganutnya.
Sosiologi agama memfokuskan pada: a. dimensi
sosial dari agama, dan b. aspek-aspek agama
yang mempengaruhi perilaku individu dan sosial.
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (5)
Perspektif yang digunakan dalam sosiologi
agama adalah data empirik dan obyektivitas.
Sosiologi agama hanya berurusan dengan
fakta yang dapat diobservasi.
Sosiologi agama juga bersikap obyektif, yaitu
menghindari masuknya kepercayaan pribadi
dalam suatu studi.
Sosiologi agama, menurut Berger dan
Luckman, lebih melihat agama sebagai
fenomena kebudayaan.
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (6)
KeithA. Robert: pendekatan sosiologi
agama memfokuskan kajiannya pada:
1. Perilaku individu dalam kelompok
keagamaan (perilaku ritual dan proses
sosial).
2. Kelompok-kelompok dan lembaga
keagamaan (pembentukannya,
kegiatannya, dan kelangsungannya).
3. Konflik antar kelompok keagamaan
(internal suatu agama atau antar
agama).
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (7)
Talcott Parsons melihat:
1. Agama sebagai seperangkat simbol yang
menghubungkan manusia dengan kondisi
akhir (ultimate conditons). Fungsi sosiologi
agama adalah menjelaskan konsekuensi
simbol-simbol tersebut terhadap perilaku.
2. Agama merupakan artikulasi antara sistem
kultural dan sosial yang diinternalisasikan
dan diwariskan secara terus menenrus.
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (8)

Milton Yinger:
Sosiologi agama berusaha menemukan
prinsip-prinsip umum mengenai hubungan
agama dengan masyarakat.
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (9)
Menurut para penganut sosiologi positivistik
(Auguste Comte) metode-metode ilmiah tidak
hanya digunakan terhadap dunia benda
kealaman tetapi juga terhadap berbagai
sistem simbolik seperti agama.
Para pendukung positivisme berkeyakinan
bahwa fakta-fakta sosial dapat diperlakukan
sebagai benda, dan bahwa penelitian yang
dilakukan dari sudut pandang ini akan
membangun berbagai generalisasi (empirik
dan dapat ditarik berbagai hukum mengenai
masyarakat.
AGAMA DALAM KAJIAN ILMIAH (11)
Contoh teori-teori keagamaan:
1. EB Tylor (evolusi agama),
2. JG Frazer (mana),
3. E. Durkheim (totemism)
4. Weber, Durkheim dkk (fungsional)
5. Marx (candu masyarakat)
6. Gramsci (perubahan sosial)
7. Parsons (referensi transendental)
8. Mannheim (legitimasi sosial)
9. Dan

Você também pode gostar