Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
IDENTITAS
Nama Pasien : Ny. S
Umur : 38 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Desa Mandu Dalam RT 02, Sangkulirang
No. RM : 212376
Tanggal masuk RS : 11 Mei 2016
Anamnesis
Keluhan Utama pusing
Seorang G9P5A3 datang ke IGD dengan
membawa surat rujukan dari Puskesmas
Sangkulirang tanpa didampingi bidan
dengan keterangan hamil cukup bulan
dengan tekanan darah tinggi. Tekanan
darah meningkat sejak usia kehamilan 6
Riwayat Penyakit bulan. Pasien belum merasakan kenceng-
kenceng teratur, belum keluar lendir darah,
Sekarang dan air ketuban. Gerakan janin dirasakan
masih aktif. Pasien mengeluh pusing dan
kaki bengkak. Kaki bengkak sudah dirasakan
sejak usia kehamilan 6 bulan, pusing baru
dirasakan akhir-akhir ini. Pandangan kabur
(-), nyeri ulu hati (-), mual (-), muntah (-),
sesak (-)
Penyakit asma (+)
Riwayat Penyakit Penyakit jantung, diabetes mellitus,
hipertensi disangkal
Dahulu Hipertensi pada kehamilan sebelumnya
disangkal
Ekstremitas :
Superior : deformitas (-/-), edema (-/-)
Inferior : deformitas (-/-), edema (+/+)
Status Obstetrik
Pemeriksaan Leopold
Leopold I : TFU 33 cm, bokong
Leopold II : punggung kanan
Leopold III : kepala
Leopold IV : konvergen
DJJ : DJJ (+) 140x/menit
His : 1x10 dalam 15 (belum
teratur)
Pemeriksaan dalam
vulva/urethra tidak ada kelainan, portio
tebal lunak, (-)
Laboratorium : anemia, leukosistosis, proteinuria
Resume
Ny S, 38th, G9P5A3 datang dengan keluhan pusing dan bengkak pada kaki
Tidak mengalami penglihatan kabur, nyeri ulu hati, sesak
Tekanan darah meningkat sejak usia kehamilan 6 bulan, riw HT (-)
Mual (-), muntah (-), kencang-kencang teratur (-), keluar lendir darah dan air
anamnesa ketuban (-)
Pasien tidak ingat HPHT, HPL 17 Mei 2016 (dari USG tanggal 29 Maret 2016),
UK 38-39 minggu
Jam 11.00
DL post operasi
Hb : 8,3
AL : 22.400
Hct : 26,9
AT : 284.000
13 Mei 2016 14 Mei 2016
S : nyeri luka jahitan (+), pusing (+) S : nyeri luka jahitan (+), BAB (-), pusing
O : Baik, CM (-)
O : Baik, CM.
VS: TD: 150/90, N: 80x/m, R:
VS: TD: 150/100, N: 80x/m, R:
20x/m, S: afebris 20x/m, S: afebris
Abdomen : datar lembut, TFU Abdomen : datar lembut, TFU
2 jari dibawah umbilicus, 2 jari dibawah umbilicus,
kontraksi baik, luka tertutup kontraksi baik, luka tertutup
verban verban
Genitalia : terpasang kateter, Genitalia : terpasang kateter,
prod urin: 400cc/6 jam, perdarahan (-)
perdarahan (-) A : P6A3 post SC a/i preeklampsia berat
A : P6A3 post SC a/i preeklampsia & post tubektomi h-2
berat & post tubektomi h-1 P :
Aff Infus dan DC
P :
Ganti verban luka kering
IVFD RL:D5% 20 tpm
Injeksi stop dan ganti obat oral
Injeksi cefotaxime 1g/12 jam
Ciprofloxacin 3 x 500 mg
Drip Alinamin 1A/24 jam & Inj Asam mefenamat 3 x 500 mg
Ranitidin stop SF 1 x 1
Katropen supp 1/8 jam Dopamet 3 x 500 mg
Dopamet 3 x 500 mg Boleh pulang
Kontrol Poli Kandungan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI PREEKLAMPSIA
Preeklampsia adalah gangguan luas kerusakan
endotel pembuluh darah dan vasospasme yang
terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu dan dapat
timbul hingga 4-6 minggu post partum
Preeklampsia adalah timbulnya hipertensi disertai
proteinuria pada umur kehamilan > 20 minggu atau
segera setelah persalinan
Notes:
Hipertensi : TD 140/90 mmHg
DEFINISI
Proteinuria: protein dlm urin 300 mg/dL dlm urin tampung 24 jam atau > +1
pd sampel urin acak urin
KLASIFIKASI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN
Hipertensi dengan
Hipertensi Kronik Superimposed
Preeklampsia
Hipertensi
Ringan
TD 140/90 mmHg
Berat (dengan/tanpa
Hipertensi
Preeklampsia impending
Gestasional
eklampsia)
Eklampsia
Impending eclampsia (+) gejala2 subjektif:
Nyeri kepala hebat
Ggn visus
Muntah The National High Blood Pressure
Nyeri epigastrium Education Program Working Group on High
Kenikan progresif TD Blood Pressure in Pregnancy (NHBPEP)
FAKTOR RESIKO
Peran
Peran
Protasiklin
Faktor
dan
Imunologis
tromboksan
Peran
Disfungsi
Faktor
Endotel
Genetik
PATOFISIOLOGI
KRITERIA DIAGNOSIS
Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang
RINGAN BERAT
Hipertensi: TD 160/110 mmHg
Hipertensi: TD 140/90 mmHg
Proteinuria: > 5 g/24 jam atau tes dipstick urine
Proteinuria: 300 mg/24 jam > +1
atau tes semikuantitatif Kreatinin plasma >1,2 mg/dL
dipstick urine +1 Ggn visus & serebral: kesadaran <<<, nyeri
kepala, skotoma, pandangan kabur
Tanpa gejala sistemik yang Nyeri epigastrium/nyeri pd kuadran atas
berat abdomen
Oliguria (urin < 500 cc/24 jam)
Edema paru & sianosis
Hemolisis mikroangiopatik LDH
Trombositopenia berat: < 100.000 sel/mm3 atau
penurunan trombosit dgn cepat
Ggn fx. Hepar ALT & AST 2x
Pertumbuhan janin terhambat
Sindrom HELLP
ALUR TERAPI
KEJANG ANTI KONVULSAN
PREEKLAMPSIA
BERAT DAN
EKLAMPSIA ANTI KONVULSAN ANTI HIPERTENSI
PASANG INFUS KESEIMBANGAN CAIRAN
PENGAWASAN OBSERVASI TANDA
VITAL, REFLEKS, DJJ, EDEMA PARU, UJI
PEMBEKUAN DARAH
PARTUS BEDAH
RUJUK PERVAGINAM CAESAR
PENGELOLAAN UMUM
JIKA DIASTOLIK > 110 mmhg BERIKAN ANTI HIPERTENSI
SAMPAI DIASTOLIK ANTARA 90-100 mmHg
Pasang infus ringer laktat/ asetat
Ukur keseimbangan cairan
Kateterisasi urine dan catat jumlah urin
Jika jumlah urin < 30 ml/jam Hentikan magnesium sulfat
(MgSO4) dan berikan cairan IV (NaCl 0,9% atau RL) pada
kecepatan 1 liter per 8 jam
Pantau Edema Paru
Pengawasan keadaan umum dan kesadaran
Observasi tanda vital, refleks & djj tiap 1 jam
Lakukan uji pembekuan darah
ANTI KONVULSAN
Magnesium Sulfat terapi lini pertama preeklampsia /
eklampsia
Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklampsia pada
pasien preeklampsia berat
Merupakan pilihan utama pada pasien preeklampsia berat
dibandingkan diazepam dan fenitoin untuk mencegah terjadinya
kejang atau kejang berulang tanpa menimbulkan depresi
susunan saraf pusat baik bagi ibu/janin
Cara kerja magnesium sulfat : Vasodilator serebral dan
stabilisator membran, mengurangi iskemia dan kerusakan neuron
yang mungkin terjadi vasodilatasi pembuluh darah dapat
menurunkan tekanan darah meningkatkan aliran darah
plasenta menurunkan iskemia plasenta
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN MGSO4
Loading dose : 4 gr MgSO4 40% (10ml) dalam 10 ml aquades
bolus selama 15 menit
jika akses IV sulit IM 10 gr MgSO4 40%, masing-masing
bokong kanan dan kiri 5 gr (12,5ml)
Maintenance dose : 6 gr MgSO4 40 % (15ml) dalam 500 cc
Ringer Laktat selama 6 jam (28tpm) diulang hingga 24 jam post
partum / kejang berakhir (eklampsia)
Awasi : volume urin, frekuensi nafas dan refleks patella setiap
jam
Pastikan tidak ada tanda-tanda intoksikasi magnesium jika
ada, stop dan berikan antidotum
Sediakan antidotum (Berikan Kalsium glukonas 1 g (20 ml
dalam larutan 10%) IV perlahan-lahan sampai pernafasan mulai
lagi (bolus dlm 10menit) jika ada tanda intoksikasi
Bila ada kejang ulangan : berikan 2 gr MgSO4
Kapan antihipertensi diberikan?
Indikasi utama pemberian antihipertensi keselamatan Ibu
dalam mencegah penyakit serebrovaskular
Indikasi diberikan antihipertensi jika TD 140/90 (ESC,
2010)
Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah : nifedipin
oral, hydralazine, dan labetolol parenteral (ACOG, 2016)
Alternatif anti hipertensi yang lain adalah : metildopa,
nitrogliserin, labetolol
Target penurunan tekanan darah <160/110 (ACOG, 2016)
Antihipertensi antenatal sebaiknya diberikan kembali
postpartum dan dpt dihentikan saat target TD sudah tercapai
Penurunan tekanan darah yang terlalu besar akan
mencetuskan fetal distress
Antihipertensi
Antihipertensi
SIKAP TERHADAP KEHAMILAN
Perawatan Aktif (Agresif) terminasi +
medikamentosa
Indikasi 1/> keadaan:
Ibu
Usia kehamilan 37 minggu (ringan), 34 minggu (berat)
(+) gejala2 impending eclampsia
Kegagalan terapi konservatif
Diduga (+) solusio plasenta
Timbul onset persalinan, ketuban pecah atau perdarahan
Janin
Ada tanda2 fetal distress
Ada tanda2 intra uterine growth restriction (IUGR)
NST nonreaktif dgn profil biofisik abnormal
Tjd oligohidramnion
SIKAP TERHADAP KEHAMILAN
Perawatan Aktif (Agresif) terminasi + medikamentosa
Indikasi 1/> keadaan:
Laboratorik
Tanda2 sindrom HELLP
Perawatan Konservatif (Ekspektatif) pertahankan
kehamilan + medikamentosa
Indikasi kehamilan preterm < 34 minggu tanpa tanda
impending eclampsia dgn keadaan janin baik
Pada preeklampsia berat, perawatan di fasilitas kesehatan yang
adekuat dg tersedianya perawatan intensif utk maternal dan
neonatal
Pemberian kortikosteroid direkomendasikan utk membantu
pematangan paru janin
Tatalaksana
Preeklampsia
Tatalaksana
Preeklampsia
Berat
Tatalaksana
Preeklampsia
Berat
PENGELOLAAN PERSALINAN
Persalinan harus diusahakan segera setelah keadaan pasien stabil. Penundaan
persalinan meningkatkan risiko untuk ibu dan janin
PREEKLAMPSIA BERAT PERSALINAN DALAM 24 JAM
EKLAMPSIA PERSALINAN DALAM 12 JAM
DILAKUKAN BEDAH CAESAR BILA :
- Jika persalinan pervaginam tidak dapat diharapkan dalam 12 jam (pada eklampsia)
atau dalam 24 jam (pada preeklampsia), lakukan seksio sesarea/
- Jika denyut DJJ < 100/menit atau > 180/menit lakukan seksio sesaria
- Jika serviks belum matang, janin hidup, lakukan seksio sesaria.
- Tidak ada koagulopati
- Anestesi terpilih : anestesi umum
JIKA TIDAK TERSEDIA ANESTESI UMUM, JANIN MATI, BBLR
- LAKUKAN PERSALINAN PERVAGINAM
JIKA PEMATANGAN SERVIKS BAIK INDUKSI OKSITOSIN 5 IU / 500 ML DEKSTROSE
5% ATAU PROSTAGLANDIN
OLIGURIA (<400 ML/24 JAM)
SINDROM HELLP
KOMA BERLANJUT > 24 JAM SETELAH KEJANG