Você está na página 1de 16

Analisis dalam jaringan

Pengertian
Analisis sel dalam jaringan yaitu suatu
metode yang melakukan analisis satu atau
lebih sel di dalam suatu jaringan. Salah satu
contoh yang menggunakan metode analisis sel
dalam jaringan adalah imunohistokimia.
Imunohistokimia merupakan suatu cara
pemeriksaan untuk mengukur derajat
imunitas atau kadar antibodi atau antigen
dalam sediaan jaringan.
Prinsip dasar
Klasifikasi cara mempelajari sel dapat dipandang
dari sifat selnya yaitu terbagi:
Teknik Analisis Sitologi dan Sitokimia
Sitologi berasal dari akar kata cytos yang artinya cel
dan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi sitologi
berarti ilmu yang mempelajari tentang sel. Tujuan
utama mempelajari sitokimia adalah untuk
identifikasi dan lokalisasi komponen kimiawi sel,
baik yang sifatnya kualitatif maupun kuantitatif.
Sitokimia modern, mengikuti tiga metode
pendekatan utama, yaitu:
a. Metode fraksionasi
b. Mikrokimia dan Ultra Mikrokimia
c. Pewarnaan Sitokimia dan Histokimia
Metode Fraksionisasi
Metode fraksionasi ialah teknik untuk
memisahkan bagian-bagian sel
Secara umum, teknik ini melibatkan
homogenisasi, yaitu pemecahan sel secara
halus, dan sentrifugasi, yaitu pemisahan
komponen-komponen sel oleh gaya
sentrifugal dalam alat sentrifuge.
Mikrokimia dan Ultra Mikrokimia

Banyak cara untuk menganalisis mikro dan


ultramikrokimia, antara lain dengan
mikrokalorimeter, mikrospetrometrik, dsb.
Cara-cara tersebut memiliki sensitifitas tinggi
sehingga dapat digunakan untuk
membedakan enzim dan koenzim.
Pewarnaan Sitokimia dan Histokimia
Istilah histokimia dan sitokimia
terutama digunakan untuk menunjukkan
metode penetapan lokasi struktur sel dalam
sediaan jaringan dengan menggunakan
aktivitas enzimatik yang khas distruktur.
Untuk mempertahankan enzim-enzim
tersebut, prosedur histokimia biasanya
diterapkan pada jaringan yang tidak terfiksasi
atau sedikit terfiksasi.
Pembuatan sediaan (preparat)
Cara pembuatan sediaan histologis
disebut mikroteknik.
Pembuatan sediaan dari suatu jaringan
dimulai dengan operasi, biopsi, atau autopso.
Jaringan yang diambil kemudian diproses
dengan fiksatif yang akan menjaga agar
sediaan tidak akan rusak (bergeser posisinya,
membusuk, atau rusak).
Perkembangan metode analisis sel
dalam jaringan
a. Perkembangan histologi
Marcello Malpighi (1628-1694), seorang ahli
anatomi dari Italia atau yang sering disebut
sebagai bapak anatomi mikroskopis ini adalah
orang pertama yang menjelaskan alveolus paru-
paru, kapiler, sel-sel limpa, sel-sel ginjal, dan
lapisan kulit malpighi yang merupakan unit
sebenarnya pembentuk jaringan tubuh. Dimana
penelitian itu dilakukannya menggunakan
mikroskop primitif.
Marie Franois Xavier Bichat (1771-1802),
seorang ahli patologi Perancis, atau yang sering
disebut bapak histologi ini adalah orang pertama
yang secara sistematis mempelajari jaringan yang
dianggap sebagai blok penyusun unsur tubuh
August Mayer(1787-1865) menciptakan istilah
histologi yang berarti studi tentang jaringan
tubuh yang berasal dari bahasa Yunani yaitu
histos (jaringan) dan logos (ilmu).
Kemudian Richard Owen (1804-1892), seorang
palaentologis Inggris merekomendasikan agar
penggunaan istilah histologi digunakan secara
meluas.
Rudolph von Klliker (1817-1905), seorang
profesor anatomi Swiss menjadi orang pertama
yang mempublikasikan buku tentang histologi
yang berjudul Handbuch der Gewebelehre.
b. Perkembangan Imunohistokimia
Prinsip dasar imunohistokimia telah diketahui
sejak sekitar tahun 1930, namun penggunaanya
mulai meluas mulai tahun 1942 ketika studi
pertama mengenai imunihistokimia dilaporkan.
Imunohistokimia berkembang dengan
ditemukannya Indirect method, kemudian
ditemukan adisi horseradish peroxidase.
Setelah itu teknik peroxidase dan anti-peroxidase
ditemukan pada tahun 1979. Kemudian
penggunaan Avidin & Biotin complex pada awal
tahun 1980an.
c. Perkembangan Teknik Instrumental
Dua sifat sel yang menjadi dasar pengembangan
teknik analisis instrumental pada sel, ialah ukuran
sel dan sifat sel yang tembus cahaya. Sel
mempunyai ukuran yang sangat kecil yang
dinyatakan dalam micron (1 mikron =1/1000 mm
= 1/25.400 inci).
Oleh karena itu, diperlukan teknik instrumental
yang mampu membesarkan obyek mampu
membesarkan obyek untuk mempelajari sel,
berupa mikroskop, yang macam-macamnya telah
disebutkan.
Contoh Analisis oleh Teknik Analisis Sel
dalam Jaringan
Imunohistokimia adalah metode untuk
mendeteksi keberadaan antigen spesifik di dalam sel
suatu jaringan dengan menggunakan prinsip pengikatan
antara antibodi (Ab) dan antigen (Ag) pada jaringan
hidup. Pemeriksaan ini membutuhkan jaringan dengan
jumlah dan ketebalan yang bervariasi tergantung dari
tujuan pemeriksaan. Teknik imunohistokimia bermanfaat
untuk identifikasi, lokalisasi, dan karakterisasi suatu
antigen tertentu, serta menentukan diagnosis, terapi, dan
prognosis kanker.
References
Campbell and Reece. 2002. Biologi Jilid I. Jakarta:
Penerbit Erlangga.
Muslim, Chorul. 2003. Biologi Molekuler Sel.
Bengkulu: Dikti Bengkulu.
Oryza-sativa, 2010. Perkembangan Konsep, Teori
Sel, dan Cara Analisis Mempelajari Sel. Jakarta
Wolfe, Stephen L., 1983. Introduction To Cell
Biology. California: Wadsworth Publishing
Company.

Você também pode gostar