Você está na página 1de 23

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN

Jakarta, 11 Agustus 2014


1
DASAR HUKUM

UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara


1.

UU No. 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara


2.

UU No. 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan


3. Tanggung Jawab Keuangan Negara

PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas


4. Pembantuan

PP No. 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan APBN


5.

PMK No. 248/PMK.07/2010 Perubahan atas PMK No. 156/


6. PMK.07/ 2008 Tentang Pedoman Pengelolaan Dana DK dan TP

PMK No. 190/PMK.05/2012 Tentang Tata Cara Pembayaran Dalam


7. Rangka Pelaksanaan APBN
2
POLA PENYERAPAN ANGGARAN
KEMENTERIAN/LEMBAGA
PERSENTASE REALISASI BELANJA K/L PER TRIWULAN PERSENTASE REALISASI BELANJA K/L PER TRIWULAN
T.A. 2009 - 2013 KUMULATIF
(dalam miliar rupiah) T.A. 2009 - 2013
(dalam miliar rupiah)
100%
100%
80%
80%
60%
60%
40% 40%
20% 20%

0% 0%
TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN
TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN TRIWULAN
I II III IV
I II III IV
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV
2009 10.9% 31.4% 53.1% 90.0%
2009 10.9% 20.5% 21.8% 38.7%
2010 10.2% 19.1% 22.0% 39.6% 2010 10.2% 29.2% 51.3% 88.4%
2011 7.6% 15.5% 21.3% 44.5% 2011 7.6% 23.1% 44.4% 87.2%
2012 10.2% 19.3% 19.9% 39.1% 2012 10.2% 29.5% 49.4% 86.4%
2013 8.5% 17.7% 22.8% 40.7% 2013 8.5% 26.2% 48.9% 87.9%

RATA-RATA REALISASI BELANJA K/L PER TRIWULAN RATA-RATA REALISASI BELANJA K/L PER TRIWULAN
T.A. 2009 - 2013 KUMULATIF
(dalam miliar rupiah) T.A. 2009 - 2013
(dalam miliar rupiah)
100%
80% 100% 88.0%
80%
60%
40.5% 60% 49.4%
40% 27.9%
18.4% 21.6% 40%
20% 9.5% 9.5%
20%
0% 0%
TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN IV TRIWULAN I TRIWULAN II TRIWULAN III TRIWULAN3IV

INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 3


POLA PENYERAPAN ANGGARAN
KEMENTERIAN PERDAGANGAN

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pagu Kementerian


Perdagangan dalam kurun waktu TA 2010-2014 mengalami kenaikan dan
penurunan dengan kenaikan tertinggi pada TA 2011 sebesar 80,04% dan
penurunan tertinggi pada TA 2014 dengan 21,01%.
Kenaikan dan penurunan pagu anggaran berbanding lurus dengan tingkat 4
realisasi dengan TA 2013 menunjukkan realisasi tertinggi dengan 90,8%.
DATA REVISI DIPA TAHUN 2013
Komposisi Revisi DIPA 2013
192 , 1%
925 , 7% 180 , 1%
169 , 1%

5,188 , 36%
7,809 , 54%

Perubahan Pagu Pergeseran Alokasi


Administratif Pembukaan Dana Blokir
Perubahan Hal III DIPA/Output Lain-Lain

Faktor Revisi DIPA


Isu revisi DIPA mayoritas disebabkan oleh Kebijakan
perencanaan Satker/ K/L 1%
Asumsi revisi disebabkan faktor Kebijakan
Jenis revisi : Perubahan Pagu
Asumsi revisi disebabkan faktor
Perencanaan
perencanaan jenis revisi : pergeseran 99%
alokasi, administratif, pembukaan blokir,
perubahan hal.III, lain-lain
Pergeseran alokasi Jenis Revisi DIPA terbanyak

INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 5


DATA REVISI DIPA KEMENTERIAN PERDAGANGAN
TAHUN 2013

6
PENYELESAIAN TAGIHAN TAHUN 2013

Secara Nasional : Kementerian Perdagangan:


- Tepat Waktu (17) hari ) : - Tepat Waktu (17) hari ) :
72,89% 60,83%
- Tidak Tepat Waktu : 27,11% - Tidak Tepat Waktu : 39,17%

INTEGRITAS PROFESIONALISME SINERGI PELAYANAN KESEMPURNAAN 7


Pagu Anggaran TP TA 2012-2013

% Proporsi
TA Kegiatan Output Pagu Realisasi Penye- Pagu TP thd
rapan Pagu K/L

2012 Pengembangan Pasar 605.794.163.000 583.413.537.585 96,3% 24,4%


Sarana Distribusi Tradisional
Perdagangan (3721) (001)
Pusat Distribusi 22.000.000.000 19.226.081.000 87,4% 0,9%
(002)

2013 Pengembangan Pasar 736.150.000.000 700.424.049.210 95,1% 24,7%


Sarana Distribusi Tradisional
Perdagangan (3721) (001)
Pusat Distribusi 50.350.000.000 31.048.183.000 61,7% 1,7%
(002)

1. Pagu anggaran TP merupakan jenis pagu anggaran terbesar


Kementerian Perdagangan dalam 2 tahun terakhir dengan porsi
lebih dari 25%.
2. Penyerapan anggaran TP selalu diatas angka 90% dan lebih baik
dari rata-rata penyerapan anggaran Kementerian Perdagangan
secara keseluruhan.
8
Perbandingan Dana Tugas Pembantuan
Ditjen Perdagangan Dalam Negeri TA 2012-2013

Uraian TA 2012 TA 2013


Pagu 627.839.118.000 795.500.000.000
Realisasi 602.639.618.585 731.472.232.210
% Penyerapan 96,0% 92,0%
Proporsi pagu thp 25,2% 26,7%
Total Pagu K/L
Jumlah satker 92 satker 124 satker
Realisasi satker < 10 satker 11 satker
90%
Realisasi satker = 1 satker 5 satker
0%

9
Tingkat Penyerapan Anggaran Tugas Pembantuan
Ditjen Perdagangan Dalam Negeri TA 2012-2013

Penyerapan anggaran TP selama 2 tahun terakhir selalu diatas angka 90%


namun terjadi penumpukan realisasi anggaran pada triwulan IV tahun
anggaran (68,3% pada TA 2012 dan 70,4% pada TA 2013)
10
Satker dengan Penyerapan Anggaran TP dibawah 90% TA 2012-2013

TAHUN ANGGARAN 2012 (dalam ribuan) TAHUH ANGGARAN 2013 (dalam ribuan)
No %
%
Unit Eselon I Pagu Penyerapa Blokir Unit Eselon I Pagu Blokir
Penyerapan
n
1 DINAS PERINDUSTRIAN DAN 5.000.000 0,0% 2.910 DINAS PERINDUSTRIAN 4.000.000 0,00% -
PERDAGANGAN KABUPATEN TELUK PERDAGANGAN KOPERASI DAN UKM
WONDAMA KAB. LABUHAN BATU
2 DINAS PERINDUSTRIAN DAN 12.000.000 54,1% DINAS PERINDUSTRIAN, 5.000.000 0,00% -
PERDAGANGAN PROVINSI MALUKU - PERDAGANGAN, KOPERASI, UKM DAN
PASAR KAB. MANDAILING NATAL
3 DINAS PEINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, 2.000.000 76,8% DINAS PERDAGANGAN DAN PASAR 5.000.000 0,00% -
KOPERASI DAN UKM KABUPATEN - KOTA METRO
KEPULAUAN TALAUD
4 DINAS PERINDUSTRIAN, PERDAGANGAN, 3.000.000 80,5% DINAS PERINDUSTRIAN DAN 15.000.000 0,00% 15.000.000
KOPERASI, DAN UMKM KOTA GUNUNG - PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI
SITOLI SELATAN
5 DINAS PERINDUSTRIAN DAN 5.000.000 86,1% DINAS PERINDUSTRIAN DAN 3.000.000 0,00% 3.000.000
PERDAGANGAN KABUPATEN MALUKU - PERDAGANGAN KAB. BURU SELATAN
TENGAH
6 DINAS PERINDUSTRIAN DAN 10.000.000 88,0% DINAS PERINDUSTRIAN, 6.000.000 1,68% -
PERDAGANGAN JAWA TENGAH - PERDAGANGAN, KOPERASI DAN
PENANAMAN MODAL KAB. BELITUNG
7 DINAS KOPERASI, UMKM, DAN PASAR 3.000.000 88,9% DINAS PERINDUSTRIAN DAN 7.500.000 14,13% -
KOTA DEPOK - PERDAGANGAN KAB. BATANG

8 DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN 7.500.000 89,0% DINAS PERINDUSTRIAN, 5.000.000 66,14% -
PERDAGANGAN KOTA MATARAM - PERDAGANGAN DAN KOPERASI KAB.
TOBA SAMOSIR
9 DINAS KOPERASI, PERINDUSTRIAN DAN 4.000.000 89,0% DINAS KOPERASI, UMKM DAN 7.500.000 79,57% -
PERDAGANGAN KABUPATEN LUWU - PERDAGANGAN KABUPATEN TOLI-TOLI
UTARA
10 DINAS PERINDUSTRIAN DAN 7.500.000 89,4% DINAS PERINDUSTRIAN DAN 6.500.000 83,08% -
PERDAGANGAN KABUPATEN BONE - PERDAGANGAN KOTA DENPASAR
11 DINAS PERINDUSTRIAN, 2.500.000 84,41% -
-PERDAGANGAN DAN KOPERASI
KABUPATEN GIANYAR
DEFINISI
Tugas Pembantuan (TP) adalah
Penugasan dari Pemerintah kepada daerah dan/atau
desa, dari pemerintah provinsi kepada kabupaten, atau
kota dan/atau desa, serta dari pemerintah kabupaten,
atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas
tertentu dengan kewajiban melaporkan dan
mempertanggungjawabkan pelaksanaannya kepada
yang menugaskan.

Dana Tugas Pembantuan (TP) adalah


Dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh
daerah dan desa yang mencakup semua penerimaan
dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan tugas
pembantuan.
12
PEJABAT PERBENDAHARAAN

1. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


Penunjukan KPA atas pelaksanaan Tugas Pembantuan dilakukan
oleh Menteri/Pimpinan Lembaga atas usul Gubernur/Bupati/Walikota
Dalam rangka percepatan pelaksanaan anggaran, Menteri/Pimpinan
Lembaga dapat mendelegasikan penunjukan KPA kepada Gubernur/
Bupati/ Walikota

2. PPK dan PPSPM


Ditetapkan oleh Menteri/Pimpinan Lembaga, namun kewenangan
tersebut dilimpahkan kepada KPA

3. Bendahara Pengeluaran
Diangkat oleh Menteri/Pimpinan Lembaga , namun dapat
didelegasikan kepada Kepala Satker

13
PENUNJUKAN PEJABAT PERBENDAHARAAN

a. Segera menunjuk/menetapkan Pejabat


Perbendaharaan pada awal tahun anggaran,
dan menyampaikan SK ke KPPN

b. Apabila belum ada penunjukan dapat


menunjuk pejabat yang lama dengan
memberitahukan kepada KPPN

14
KEWAJIBAN KPA

a. Meneliti DIPA untuk memastikan kebenaran baik jumlah


dana atau akun yang digunakan;
b. Menyusun POK beserta jadwal kegiatan
(disbursement plan);
c. Menunjuk petugas pengantar SPM (Petugas yang
ditunjuk adalah pejabat perbendaharaan atau PNS
yang memahami prosedur pencairan dana).

15
Alur Pelaksanaan Belanja

Penga
Pelaksanaan Perja Prestasi Pena
daan
Komitmen njian kerja SPP
barang gihan
KPA /jasa

Pembebanan Perintah Pengujian


dan Perintah Pembebanan
Bayar
Bayar tagihan

Pencairan
Kuasa Pengujian
Pencairan Dana
BUN Dana
AKUN TERKAIT PELAKSANAAN
TUGAS PEMBANTUAN
Akun 526115 (Belanja Barang Fisik Lainnya Untuk Diserahkan
Kepada Masyarakat/Pemda)
Digunakan untuk pengadaan Barang Fisik Lainnya oleh
Kementerian Negara/Lembaga untuk diserahkan kepada
masyarakat/pemerintah daerah, termasuk belanja barang
fisik lain Tugas Pembantuan.

Akun 526212 (Belanja Barang Penunjang Tugas Pembantuan


Untuk Diserahkan Kepada Pemerintah Daerah)
Digunakan untuk mencatat pengeluaran pembelian/pengadaan
barang terkait dengan kegiatan pendukung atas kegiatan
utama Dana Tugas Pembantuan. Pembelian/Pengadaan
tersebut menghasilkan BMN untuk diserahkan kepada
pemerintah daerah melalui SKPD.
Apabila aset itu dalam jangka waktu 6 (enam) bulan setelah
realisasi pengadaan, belum diserahkan ke pemda atau pemda
tidak bersedia menerima, maka aset dimaksud harus
direklasifikasi dari Persediaan menjadi Aset Tetap (AT).

17
Aspek Manajerial Aspek Akuntabilitas
a. Perkembangan realisasi a. Laporan Realisasi
penyerapan dana Anggaran
b. Pencapaian target b. Neraca
keluaran c. Catatan Atas Laporan
c. Kendala yang dihadapi Keuangan
d. Saran tindak lanjut d. Laporan Barang

Sejalan dengan: Sejalan dengan :


- PP 39/2006 ttg Tata Cara - PP 8/2006 ttg Pelaporan Keuangan
Pengendalian dan Evaluasi Rencana Dan Kinerja Instansi Pemerintah
Pembangunan - PP 27/2014 ttg Pengelolaan Barang
Milik Negara/Daerah
KENDALA UMUM PELAKSANAAN ANGGARAN

Lemahnya perencanaan kegiatan,termasuk


ketidaklengkapan dokumen anggaran yang
menyebabkan diblokirnya anggaran, dan banyaknya
revisi akibat kurang matangnya perencanaan kegiatan.
Kurang tertibnya administrasi, seperti keterlambatan
penunjukan pejabat perbendaharaan,ketidaklengkapan
dokumen dan proses verifikasi yang memerlukan waktu.
Kelemahan di bidang pengadaan (procurement), seperti
keragu-raguan satker dalam proses pengadaan dan
permasalahan sertifikasi pejabat/panitia pengadaan dan
PPK.
Kelemahan implementasi regulasi, termasuk
pelaksanaan pengadaan barang/jasa (Perpres 54 tahun
2010 / Perpres 70 tahun 2012 ) dan ijin multiyears
contract.
19
LANGKAH-LANGKAH PERCEPATAN
PENYERAPAN ANGGARAN
1. Proses pelelangan dapat dilakukan sebelum tahun anggaran dimulai,
setelah Rencana Kerja dan Anggaran disetujui oleh Dewan Perwakilan
Rakyat

2. Untuk keperluan proses dimaksud, PA memberitahukan kepada KPA rincian


kegiatan dan jumlah alokasi pagu setiap satker

3. Pendanaan untuk proses pelelangan tersebut dibebankan pada DIPA TA


berjalan, sepanjang dananya telah dialokasikan.

4. KPA agar segera membuat rencana kegiatan dan rencana penarikan dana
yang akurat.

5. KPA agar segera melakukan evaluasi atas pelaksanaan anggaran yang


masih rendah, dan apabila ada kendala pada KPPN agar segera
menyampaikan permasalahan kepada Kepala Kanwil DJPB atau Dirjen
Perbendaharaan cq. Direktur Pelaksanaan Anggaran.
20

20
LANGKAH-LANGKAH STRATEGIS
1. Menyusun Rencana Penyerapan Anggaran (disbursement plan) yang
disertai dengan rencana pengadaan (procurement plan) yang
sistematis.

2. Menetapkan target capaian output/kinerja.


3. Segera melakukan ralat atau revisi anggaran untuk kegiatan yang
memerlukan penyesuaian.

4. Melakukan monitoring dan evaluasi secara sistematis terhadap


rencana yang telah disusun.

5. Meningkatkan peran Unit Pengawasan Internal dengan membentuk


helpdesk pelaksanaan anggaran dan Unit Pengawasan Internal
melakukan pembinaan dan pengawasan sejak awal tidak hanya post
audit.

6. Meningkatkan koordinasi dengan stakeholders (K/L, LKPP dan


Kementerian Keuangan). 21

21
PENDAMPINGAN

Dalam hal dapat diketahui faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya


penarikan anggaran pada satuan kerja, untuk selanjutnya perlu dilakukan
pendampingan pada satker guna memecahkan permasalahan sesuai faktor
penyebabnya, misalnya :

1. Pendampingan satker pada saat penyusunan perencanaan anggaran.


2. Pendampingan satker pada saat penyusunan Rencana Penarikan
Anggaran.
3. Pendampingan satker pada saat penyusunan Procurement Plan.
4. Pendampingan satker pada saat pelaksanaan kegiatan.
5. Pendampingan satker pada saat pengadaan barang dan jasa.
6. Pendampingan satker pada saat pertanggungjawaban/laporan keuangan

Tenaga pendampingan dapat dilakukan oleh pihak Lembaga Kebijakan


Pengadaan barang dan jasa Pemerintah (LKPP), Kantor Pusat Ditjen
Perbendaharaaan, Kantor Pusat Ditjen Anggaran, dan petugas Kementerian
Negara/Lembaga

22
TERIMA KASIH

INTEGRITASPROFESIONALISMESINERGIPELAYANANKESEMPURNAAN 23

Você também pode gostar