Você está na página 1de 17

Aliran Tingkah Laku

Kelompok 7
Nama Anggota:
Sri Mulyani (F1041161019)
Vika Rosa (F1041161034)
Abdurrahman (F1041161052)
Nuriska Indriantie (F1041161060)
Edward L. Thorndike (1874 1949) mengemukakan bahwa
belajaradalah proses interaksi antara stimulus dan respon.

Stimulus yaitu apa saja yang Respon adalah reaksi yang dimunculkan
dapat merangsang terjadinya siswa ketika belajar, yang juga dapat
kegiatan belajar seperti pikiran, berupa pikiran, persaan atau gerakan
perasaan, atau hal-hal yang (tindakan).
dapat ditangkap melalui alat
indera.

Teori belajar stimulus respon yang dikemukakan oleh Thorndike ini disebut juga
Koneksionisme.
Percobaan Thorndike

Percobaan Thorndike yang terkenal dengan binatang coba kucing yang telah
dilaparkan dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya
dapat dibuka secara otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar
tersebut tersentuh.

Dari percobaan ini Thorndike


menemukan hukum-hukum belajar
Hukum law of readiness (Kesiapan), yaitu
semakin siap suatu organisme memperoleh
suatu perubahan tingkah laku, maka
pelaksanaan tingkah laku tersebut akan Prinsip pertama teori koneksionisme adalah
menimbulkan kepuasan individu belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi
(connection) antara kesan panca indera
dengan kecenderungan bertindak.

Hukum law of exercise (latihan), yaitu


semakin sering tingkah laku diulang/
dilatih (digunakan) , maka asosiasi
Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi
tersebut akan semakin kuat.
(yang merupakan perangsang) dengan tindakan
akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan,
tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya
tidak dilanjutkan atau dihentikan.

Hukum law of effect (akibat), yaitu hubungan stimulus respon cenderung


diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya
tidak memuaskan.
Selain daripada itu Thorndike menambahkan hukum tambahan sebagai berikut:

Hukum Reaksi Bervariasi (multiple responses).


Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh prooses trial dan error yang
menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh respon yang
tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.

Hukum Sikap (Attitude).


Hukum ini menjelaskan bahwa perilakku belajar seseorang tidak hanya ditentukan
oleh hubungan stimulus dengan respon saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang
ada dalam diri individu baik kognitif, emosi , sosial , maupun psikomotornya.

Hukum Aktifitas Berat Sebelah (Pre-potency of Element).


Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon
pada stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan
situasi (selective response).
Hukum Response by Analogy.
Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam melakukan respon pada situasi
yang belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat
menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang
pernah dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur-unsur yang
telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak unsur yang sama maka transfer
akan makin mudah.

Hukum perpindahan Asosiasi (Associative Shifting)


Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan dari situasi yang dikenal ke
situasi yang belum dikenal dilakukan secara bertahap dengan cara
menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi
sedikit unsur lama.
Asumsi dasar teori Thorndike

Belajar itu adalah tingkah laku

Perubahan tingkah-laku (belajar) secara


fungsional berkaitan dengan adanya
perubahan dalam kejadian-kejadian di
lingkungan kondisi-kondisi lingkungan.

Hubungan yang berhukum antara tingkah-laku dan


lingkungan hanya dapat di tentukan kalau sifat-sifat
tingkah-laku dan kondisi eksperimennya di
devinisikan menurut fisiknya dan di observasi di
bawah kondisi-kondisi yang di control secara
seksama

Data dari studi eksperimental tingkah-laku merupakan


satu-satunya sumber informasi yang dapat di terima
tentang penyebab terjadinya tingkah laku
Aplikasi Teori Thorndike dalam Pembelajaran Matematika

Sebelum memulai proses belajar mengajar,


pendidik harus memastikan siswanya siap
mengikuti pembelajaran tersebut

Pembelajaran yang diberikan sebaiknya berupa


pembelajaran yang kontinu

Dalam proses belajar, pendidik hendaknya


menyampaikan materi dengan cara yang
menyenangkan

Pengulangan terhadap penyampaian materi


dan latihan, dapat membantu siswa mengingat
materi terkait lebih lama

Supaya peserta didik dapat mengikuti proses


pembelajaran, proses harus bertahap dari yang
sederhana hingga yang kompleks
Kritikan
Hukum Efek Thorndike diserang dengan
beberapa alasan. Kritikus mengatakan
argumennya itu tidak berujung pangkal: Kritik kedua, dengan fakta bahwa efek
Jika respon probablility naik, itu dikatakan respon muncul untuk bekerja kembali
karena kepuasan latihan suatu keadaan. dalam waktu pada ikatan saraf yang
Jika itu tidak naik, itu diklaim tidak ada menyebabkannya. Ada stimulus yang
kehadiran. Ia percaya bahwa situasi menyebabkan respon tertentu untuk
semacam ini tidak memungkinkan untuk terjadi karena ada hubungan saraf
tes teori sejak peristiwa yang sama antara bahwa stimulus dan respon itu.
(meningkat atau menurun probabilitas Thorndike merasa bahwa ini adalah
respon) adalah Thorndike telah reaksi mengkonfirmasikan
menunjukkan kritik ini menjadi tidak valid neurofisiologis di alam dan organisme
karena sesuatu sekali telah terbukti itu tidak sadar akan hal itu. Meskipun
satisfier, jika dapat digunakan untuk Thorndike tidak merinci karakteristik
perilaku modifly dalam situasi lain (Meehl, reaksi ini, ia menduga bahwa seperti
1950). Dengan kata lain, itu adalah reaksi neurofisiologis adalah penguat
"transituational" sifat pemuas yang sejati obligasi saraf
menyimpan hukum efek dari sirkularitas
Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)
Ganjaranmerupakan respon yang Penguatan merupakan suatu
sifatnya menggembirakan dan yangmengakibatkan meningkatnya
merupakan tingkahlaku yang kemungkinan suatu respon dan lebih
sifatnya subyektif mengarahkepada hal-hal yang
sifatnya dapat diamati dan diukur
Teori Skinner menyatakan penguatan terdiri atas
penguatan positif dan penguatan negatif

Penguatan dapat dianggap sebagai Penguatan negatif adalah bentuk stimulus yang
stimulus positif, jikapenguatan tersebut lahir akibat dari fespon siswa yang kurang atau
seiring dengan meningkatnya perilaku tidak diharapkan. Penguatan negative
siswa dalammelakukan pengulangan diberikan agarrespon yang tidak diharapkan
perilakunya itu. Dalam hal ini penguatan atau tidak menunjang pada pelajaran
yangdiberikan kepada siswa tidakdiulangi siswa. Penguatan negatif itu
memperkuat tindakan siswa, sehingga dapat berupa teguran, peringatan atausangsi
siswa semakinsering melakukannya
Percobaan Skinner

Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam


kotak yang disebut skinner box, yang sudah dilengkapi dengan berbagai
peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu
yang dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena dorongan
lapar tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana
kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar.
Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku
yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.

Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus,


Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting
dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya
adalah pengetahuan yang terbentuk melalui
ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila
diberi penguatan
Skinner memiliki tiga asumsi dasar dalam membangun teorinya,yaitu:

Behavior is lawful (perilaku memiliki hukum tertentu)

Behavior can be predicted (perilaku dapat diramalkan)

Behavior can be controlled (perilaku dapat dikontrol)


Aplikasi Teori Skinner Terhadap Pembelajaran Matematika

Bahan yang dipelajari dianalisis sampai pada


unit-unit secara organis

Hasil berlajar harus segera diberitahukan


kepada siswa, jika salah dibetulkan dan jika
benar diperkuat

Proses belajar harus mengikuti irama dari yang


belajar

Materi pelajaran digunakan sistem modul

Tes lebih ditekankan untuk kepentingan


diagnostic

Dalam proses pembelajaran lebih dipentingkan


aktivitas sendiri
Kritikan

Kritik terhadap teori pengkondisian operan Skinner adalah seluruh


pendekatan itu terlalu banyak menekankan pada control eksternal
atas perilaku murid. Teori ini berpandangan bahwa strategi yang
lebih baik adalah membantu murid belajar mengontrol perilaku
mereka sendiri dan menjadi termotivasi secara internal. Beberapa
kritikus mengatakan bahwa bukan ganjaran dan hukuman yang akan
mengubah perilaku, namun keyakinan atau ekspektasi bahwa
perbuatan tertentu akan diberi ganjaran atau hukuman. atau
dengan kata lain teori behaviorisme tidak memberi cukup perhatian
pada proses kognitif dalam proses belajar

Você também pode gostar