Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Strabismus
Disusun Oleh :
Isabella Regina Nikenshi Ganggut
Narasumber :
dr. Juniati Victoria Pattiasina, SpM
LATAR BELAKANG
Untuk mengetahui dan memahami tentang strabismus dari segi definisi, etiologi
dan epidemiologi, patologi dan patogenesis, manifestasi klinis, diagnosis,
penatalaksanaan, dan prognosisnya.
Penyimpangan abnormal dari Garis penglihatan tidak paralel dan pada
letak satu mata terhadap mata waktu yang sama kedua mata tidak
lainnya tertuju pada benda yang sama
HETEROFORIA
Ditahan lurus oleh
Hipoforia Eksoforia
penglihatan
binokular
Hiperfori
a
Pemeriksaan mata:
- saat usia 3-4 tahun.
- Riwayat keluarga: usia 12-18
bulan.
- Prevalensi strabismus pada populasi umum terjadi pada
kira-kira 2-5%.
- pria dan wanita dalam perbandingan yang sama
Otot Kerja Primer Kerja Sekunder
Rektus superior Elevasi Aduksi, intorsi
Rektus inferior Depresi Abduksi, ekstorsi
Rektus lateralis Abduksi -
Rektus medialis Aduksi -
Oblikus superior Intorsi Depresi, abduksi
Oblikus inferior Ekstorsi Elevasi, abduksi
Arah pandangan bagi otot
untuk mengeluarkan daya
kontraksi yang terkuat
sebagai suatu agonis
Tarikan otot
Posisi mata Keseimbangan
ekstraokular
Integrasi kedua
bayangan sedikit
berbeda
Diplopia
Otak mengabaikan suatu
bagian bayangan yang
diterima oleh mata yang
berdeviasi sehingga
menghindari diplopia
Skotoma
Tidak dapat dibuktikan ada defisit lapang pandangan
sewaktu mata diperiksa terpisah
Mata yang sering fiksasi
Penurunan ketajaman normal
Pengalaman visual penglihatan tanpa dapat
abnormal berkepanjangan dideteksi adanya penyakit
anak < 7 tahun Mata yang tidak dipakai
organik pada suatu mata penurunan penglihatan
Abnormalitas
koordinasi pusat
Penyakit saraf kranialis
pergerakan mata ke-III, ke-IV, ke-VI dan
hubungan sentralnya
antara ketiganya
Abnormalitas Opasitas pada
Kelainan refraksi
retina media mata
Mengaburkan /
Menghambat Mencegah translasi
mencegah
pembentukan bayangan menjadi
pembentukan
bayangan impuls neural
bayangan
ESOTROPIA EKSOTROPIA
Strabismus konvergen Strabismus divergen
Infantilis Infantilis
Didapat Didapat
Sekunder Sekunder
Terjadi pada 6 bulan pertama kehidupan
setelah usia 6 bulan, disebut sebagai "early-acquired
Sesaat setelah lahir True congenital
ETIOLOGI
Variasi anatomi
Sebagian kecil Anomali insersi otot
Sebelum terjadi
gejala,
penglihatan
binokular masih
normal
AKOMODATIF
Terdapat akomodasi normal 1. Hiperopia yang cukup tinggi
Respon konvergensi berlebihan 2. Rasio KA/A yang tinggi
Divergensi fusional relatif insufisien
AKUT
Berkembang tiba-tiba Gejala: diplopia mendadak
Penglihatan binokular sebelumnya normal
MEKANIKAL
Terdesak dari otot ekstraokular
Obstruksi fisik dari otot ekstraokular
Penyebab
Defisit sensorik primer
Intervensi bedah
Kehilangan visual / trauma pada salah satu mata yang membatasi fusi
sensorik
SENSORIK anisometropia tidak dikoreksi, katarak unilateral, opasitas kornea, atrofi
optik, penyakit makula.
Sering pada anak dibawah usia 5 tahun
INTERMITEN
Memburuk secara progresif
KHAS: Penutupan satu mata dalam cahaya terang
Manifestasi pertama terlihat pada fiksasi jauh.
Berkembang tiba-tiba
AKUT Umunya pada pasien yang lebih tua
Usia
Fiksasi Anamnesis
onset
Jenis
deviasi
Fiksasi normal Dipertahankan terus
Masing-masing mata
bersifat sentral sementara mata mengikuti
dievaluasi tersendiri
(foveal) suatu target yang bergerak
Teknik mengukur
Mengikuti Forced-choice
kuantitas ketajaman
< 2,5 tahun sasaran preferential looking
penglihatan pada anak
bergerak
E
2,5 3 Gambar jungkir Alfabet
4 tahun 5-6 tahun
tahun Allen balik Snellen
(Snellen)
Pemeriksaan
dengan
retinoskopi
Siklopegia >>>
Tetes / salep mata
Anak > 6 tahun Mengganggu Siklopentolat
1% atau 2%
penglihatan dekat
Konstan Bervariasi
Berpindah
atau atau
atau tidak
intermiten konstan
45
Uji Krimsky (menilai derajat deviasi)
Penutup diangkat
UJI MEMBUKA Amati posisi mata yang sebelumnya ditutup berubah / tidak
Jika berubah heteroforia
PENUTUP Arah gerakan = jenis heteroforia
UJI PENUTUPAN Penutup ditaruh berselang-seling di depan mata yang pertama, kemudian mata
yang lain
SELANG-SELING Memperlihatkan deviasi total
Dilakukan dengan sasaran & kaca Di depan salah satu mata pasien Uji filter merah
polaroid ditaruh kaca berisi lensa merah,
Di depan salah satu mata
Sasaran yang dilihat monokular mata yang lain lensa hijau
diletakkan sebuah filter merah
memiliki petunjuk kedalaman yang Melihat senter berisi bintik,
hampir tidak terlihat Melihat ke cahaya sasaran fiksasi
merah, hijau, dan putih
yang terletak jauh atau dekat
Stereogram titik acak (random dot Bintik warna penanda persepsi
Terlihat cahaya putih dan merah
stereogram) tidak memiliki melalui mata
petunjuk kedalaman monokular Ada Bayangan menyatu
Titik putih (potensial dapat dilihat Cahaya warna merah
Setiap mata melihat suatu bidang kedua mata) penanda diplopia muda
acak Tidak Melihat satu cahaya
Bila terdapat stereopsis melihat ada merah & satu cahaya
bentuk 3 dimensi putih
Pemulihan efek sensorik
Penjajaran mata
yang merugikan
terbaik yang dapat
Ambliopia
dicapai dengan terapi
Supresi
medis atau bedah
Hilangnya stereopsis
TERAPI AMBLIOPIA
OKLUSI
Mata baik ditutup untuk merangsang mata
STADIUM TERAPI YANG yang ambliopia
BERHASIL
Penutupan terus menerus sampai beberapa minggu
AWAL Tutup paruh waktu bila ambliopia tidak terlalu parah / anak terlalu muda
Tidak lebih dari 4 bulan bila tidak ada perbaikan
Menurunkan kemampuan
Menyebabkan siklopegia
akomodasi
PRISMA
KACAMATA Pengarahan ulang garis penglihatan secara optis
Diresepkan secara akurat Unsur retina dibuat segaris untuk menghilangkan diplopia
Mekanisme fusi alamiah sebesar-
besarnya Uji adaptasi prisma Memperkirakan pergeseran posisi
(pre operasi) pasca operasi
Bifokus memungkinkan relaksasi
untuk akomodasi penglihatan dekat Pada pasien deviasi horizontal
Indikasi tindakan bedah
karena memfusikan deviasi
komponen vertikal
vertikal kecil yang simultan
OBAT FARMAKOLOGI
MIOTIK Inaktif
asetilkolinesterasi Impuls saraf
Ekotiopat pada menguat
Isoflurorat neuromuskular
iodida
Pengobatan
Prognosis baik
< 6 tahun (terutama < 2 tahun)
KESIMPULAN
Strabismus atau mata juling adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penyimpangan abnormal
dari letak satu mata terhadap mata yang lainnya, sehingga garis penglihatan tidak paralel dan
pada waktu yang sama, kedua mata tidak tertuju pada benda yang sama. Ketidaksesuaian
penjajaran tersebut dapat terjadi dalam segala arah, yaitu ke dalam, ke luar, ke atas, dan ke
bawah.
Dalam mendiagnosis strabismus diperlukan anamnesa yang cermat mulai dari riwayat keluarga,
usia, jenis onset, jenis deviasi, lalu pemeriksaan meliputi ketajaman penglihatan, penetuan
kesalahan refraksi, inspeksi, penentuan sudut strabismus sampai pada pemeriksaan sensorik
meliputi pemeriksaan stereopsis, supresi dan potensial fusi.
Terapi pada strabismus untuk memulihkan efek sensorik dapat dicapai dengan terapi medis yaitu
terapi oklusi dan terapi atropin serta pemakaian kacamata dan obat farmakologik, sedangkan
terapi bedah meliputi tindakan reseksi dan resesi, dan penggeseran titik perlekatan otot.