Você está na página 1de 80

AGAMA 3

PILIH HIDUP ATAU MATI


KELOMPOK 15
KELOMPOK 15
Silvia Dwi Mustika (Penulis) 405120001
Masyitah Novia Yanti 405120004
Anggreini Oktavia Trisno 405120015
Clarissa Tan (Sekretaris) 405120024
Stephanie Natalia 405120028
Yohanes Firmansyah 405120051
Renny Novalita (Ketua) 405120088
Seri Agustin Sartika 405120132
Ade Fitriyani 405120134
Retno Wulandari 405120151
Audrina Ernes 405120176
Jeinie Pricylia Yusuf 405120200
Pilih Hidup atau Mati
Seorang laki-laki berusia 60 tahun, beragam islam, menderita
kelainan pada katup jantung. Dokter mengatakan bahwa agar
penyakitnya sembuh, jalan satu-satunya adalah dengan cara
penggantian katup jantung. Setelah dijelaskan keuntungan
dan kerugian dari operasi penggantian katup jantung ini,
akhirnya pasien setuju. Tetapi sebelumnya, harus diperoleh
donor yang sesuai dengan keadaan tubuh pasien. Setelah
pencarian selama beberapa bulan, belum juga ditemukan
donor untuk katup jantungnya tersebut. Karena mengingat
keadaan pasien yang semakin memburuk, maka dokter
menyarankan untuk menggunakan katup jantung babi. Tetapi
pasien kebingungan dan belum dapat memutuskan karena
mengingat babi merupakan binatang yang diharamkan bagi
umat Muslim.
Bagaimana sebaiknya pasien dan dokter menyikapi keadaan
demikian?
Unfamiliar Terms
Tidak ada.
Rumusan Masalah
1.Bagaimana seharusnya tindakan dokter
dalam kasus ini?
2.Apakah ada toleransi pada umat Muslim
pada binatang yang diharamkan?
3.Menurut hukum Indonesia, apakah
transplantasi organ hewan diperbolehkan?
4.Bagaimana sikap pasien terhadap anjuran
dokter dalam kasus pemicu?
Curah Pendapat
1. Ungkapkan dan berikan penjelasan kepada
pasien dengan lengkap dan jujur demi kebaikan
pasien sesuai ilmu kedokteran (bersikap netral
dan mengembalikan pilihan kepada pasien)
2. Ada, dalam Islam dijelaskan bahwa dalam
keadaan sangat mendesak, segala yang haram
diperbolehkan.
3. Boleh.
4. -. Mencari dan mempertimbangkan pendapat
dari berbagai pihak (pemuka agama, dokter,
keluarga)
-. Pasien mencari referensi tentang kasusnya.
Jenis
Definisi
Tujuan

TRANSPLANTASI

Pandangan Dampak

Agama Hukum Positif Negatif


Kode etik
kedokteran
Learning Objectives
1.MM definisi transplantasi.
2.MM tujuan dan dampak transplantasi.
3.MM jenis transplantasi.
4.MM pandangan hukum tentang
transplantasi.
5.MM pandangan agama tentang
transplantasi.
6.MM pandangan kodeki dan prosedur
transplantasi.
LO 1
DEFINISI TRANSPLANTASI
Definisi
Transplantasi berasal dari istilah tranpalantation:
bentuk noun dari kata kerta to transplant yang berarti to take up and
plant to another (mengambil dan menempelkan pada tempat lain)
Transplantasi adalah suatu upaya medis untuk memindahkan
sel, organ, jaringan tubuh dari pendonor kepada resipien.
Donor dapat dibagi menjadi 2 :
- donor dari orang yang masih hidup & bersedia diambil
salah satu organnya
- donor setelah orang itu meninggal & orang itu telah
menyetujui untuk memberikan sebagian organ
tubuhnya
Dua komponen penting yang
mendasari tindakan transplantasi
1. Eksplantasi:
usaha mengambil jaringan atau organ
manusia yang hidup atau yang sudah
meninggal.

2. Implantasi:
usaha menempatkan jaringan atau organ
tubuh tersebut kepada bagian tubuh sendiri
atau tubuh orang lain.
Dua komponen penting yang menunjang
keberhasilan tindakan transplantasi
1.Adaptasi donasi:

usaha dan kemampuan menyesuaikan diri orang hidup


yang diambil jaringan atau organ tubuhnya, secara biologis dan
psikis, untuk hidup dengan kekurangan jaringan atau organ.

2. Adaptasi resipien:

usaha dan kemampuan diri penerima jaringan atau organ


tubuh baru sehingga tubuhnya dapat menerima atau menolak
jaringan atau organ tersebut untuk berfungsi baik, mengganti
yang sudah tidak dapat berfungsi lagi
Berdasarkan UU No. 23 tahun 1992 tentang
kesehatan:
Transplantasi adalah tindakanmedis untuk
memindahkan organ dan atau jaringan tubuh
manusia yang berasal dari tubuhorang lain atau
tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk
mengganti jaringan dan atauorgan tubuh yang
tidak berfungsi dengan baik.

Menurut Kamus Kedokteran DORLAND,


Transplantasi organ adalah penanaman
jaringan yang diambil dari tubuh yang sama
atau dari individu lain.
Berdasarkan Pasal 1 butir 5 UUK:
Transplantasi adalah rangkaian tindakan medis untuk memindahkan
organ atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain
atau tubuh sendiri dalam rangka pengobatan untuk mengganti organ
atau jaringan tubuh yang tidak berfungsi dengan baik

Dalam dunia kedokteran:


Jaringan atau organ tubuh yang dipindah disebut graft atau
transplant
Pemberi transplant disebut donor

Penerima transplant disebut kost atau resipien.


Sejarah Perkembangan Transplantasi
Tahun 600 SM di India, Susruta telah melakuakan transpalantasi
kulit. Semantara jaman Renaissance, seorang ahli bedah dari Itali
bernama Gaspare Tagliacozzi juga telah melakukan hal yang
sama.Diduga John Hunter ( 1728 1793 ) adalah pioneer bedah
eksperimental, termasuk bedah transplantasi. Dia mampu membuat
criteria teknik bedah untuk menghasilkan suatu jaringan trnsplantasi
yang tumbuh di tempat baru. Akan tetapi sistim golongan darah dan
sistim histokompatibilitas yang erat hubungannya dengan reaksi
terhadap transplantasi belum ditemukan. Pada abad ke 20,
Wiener dan Landsteiner menyokong perkembangan transplantasi
dengan menemukan golongan darah system ABO dan system
Rhesus. Saat ini perkembangan ilmu kekebalan tubuh makin
berperan dalam keberhasilan tindakan transplantasi.
Sejarah Perkembangan
Organ Dokter Tahun

Kornea Eduard Zirm 1905

Ginjal - 1950

Paru-paru James Hardy 1960

Jantung Christian barnard 1967

Liver Thomas stralz 1967

Tangan - 1998

Uterus - 2000

Muka - 2005

Penis - 2005
LO 2
TUJUAN DAN DAMPAK TRANSPLANTASI
Tujuan
Tujuan utama transplantasi
Untuk sifat kemanusiaan
Menghindarkan dari suatu kematian yang
diduga akan terjadi tanpa dilakukan
transplantasi
Melepaskan derita sakit atau kelainan
biologis
Tujuan lain:
Untuk kesembuhan dari suatu penyakit
(buta, rusaknya jantung, ginjal, dll)
Pemulihan kembali fungsi suatu organ,
jaringan, atau sel yang telah rusak atau
mengalami kelainan tapi sama sekali tidak
terjadi kesakitan biologis, misalnya bibir
sumbing
Berdasarkan tingkat tujuannya :
tingkat kebutuhan
Semata-mata pengobatan dari sakit
atau cacat, yang kalau tidak dilakukan
dengan pencangkokan tidak akan
menimbulkan kematian (transplantasi
kornea dan bibir sumbing)
tingkat darurat
Sebagai jalan terakhir, yang kalau tidak
dilakukan akan menimbulkan kematian
(transplantasi ginjal, hati, jantung)
Manfaat (keuntungan)
Terbebas dari penyakit atau penderitaan
Merasa lebih baik
Memiliki energi lebih
Memilki kualitas hidup yang lebih baik
Dapat melakukan aktivitas lebih banyak selayaknya orang
normal
Menghilangkan gejala dan banyak komplikasi kegagalan organ
stadium akhir
Memperbaiki kesempatan kelangsungan hidup jangka lama
masing-masing pasien
Resipien menerima organ baru yang nantinya akan bekerja
seperti organ normal
Mudharat (kerugian)
Setelah pembedahan dilakukan,bisa terjadi satu
atau beberapa episode penolakan, penolakan ini
bisa menyebabkan:
Peningkatan berat badan akibat penimbunan cairan
(transplantasi ginjal)
Demam
Nyeri dan pembengkakan di daerah tmpt
pencangkokan
Denyut jantung abnormal (transplantasi jantung)
Infeksi dan komplikasi
Adanya jaringan parut
Butuh proses pembedahan besar
Proses untuk mendapatkan organ lebih sulit atau lebih lama
Tubuh menolak organ yang dicangkokkan
Penderita harus rutin minum obat imunosupresan, yang
mempunyai banyak efek samping
Komplikasi:
Pendarahan pada jahitan
Infeksi
Penolakan pencangkokan (tranplantasi)
Peningkatan berat badan
Kerusakan pada organ transplan (organ transplan dianggap benda
asing oleh sistem imun)
Efek bagi Resipien

Sistem imun tubuh menolak organ yang baru ditransplantasikan dan hal itu
bisa mengakibatkan resipien meninggal. Untuk itu, harus minum obat
imunosupresan untuk jangka panjang, seperti siklosporin dan kortikosteroid
untuk menghambat pembentukan interleukin oleh makrofag (sel T). Obat ini
berfungsi untuk memanipulasi imunitas resepien, agar tubuh dapat
menerima organ baru tersebut bukan sebagai benda asing.
Namun, sebagai akibat pemakaian obat yang menekan fungsi sel T,
resepien transplantasi ginjal menunjukkan peninggian risiko terhadap
infeksi oleh berbagai pathogen intraseluler seperti virus, protozoa, bakteri
dan jamur.
Efek bagi Resipien
Obat imunosupresan merubah penampilan.
Wajah akan tampak lebih gemuk, berat badan
bertambah, timbul jerawat, atau bulu di wajah.

Selain itu, imunosupresan juga dapat


menyebabkan katarak, diabetes, asam lambung
berlebihan, tekanan darah tinggi, dan penyakit
tulang.

Efek penolakan (Rejeksi Akut dan Rejeksi Kronis)

Tetapi tidak semua resipien mengalami gejala


tersebut.
25
Tipe Reaksi Penolakan
Rejeksi Hiperakut 24 jam setelah transplantasi.
Rejeksi Akut terlihat pada resipien yang sebelumnya tidak
tersensitisasi terhadap transplan pada penolakan umum
allograft dan pengobatan imunosupresif yang kurang efektif.
Rejeksi Kronis hilangnya fungsi organ yang dicangkokkan
secara perlahan beberapa bulan-tahun sesudah organ
berfungsi normal dan disebabkan oleh sensitivitas yang timbul
terhadap antigen transplan atau oleh sebab intoleransi
terhadap sel T.
Immunosupressan setelah beberapa minggu
transplantasi. Pemberian Immunosupressan mampu menekan
reaksi penolakan ini.
LO 3
JENIS TRANSPLANTASI
Klasifikasi Transplantasi

Transplantasi

Jenis yang Hubungan genetik


dilakukan

Jaringan Autotransplantasi

Organ Homotransplantasi

Heterotransplantasi
Transplantasi yg Dilakukan
Transplantasi jaringan pencangkokan
kornea mata
Transplantasi organ pencangkokan
ginjal, jantung, dsb
Berdasarkan Hubungan Genetik antara Donor dan
Resipien

1.Transplantasi Otogenus (Otograf)


Jaringan yang ditransplantasikan berasal
dari individu yang sama atau kembali kepada
pemiliknya

2.Transplantasi Heterogenus (Xenograft)


Jaringan yang ditransplantasi berasal dari
species yang berlainan.
3.Transplantasi Homogenus (Homograft)
Jaringan yang ditransplantasi diambil dari
donor yang lain berasal dari species yang sama

a. Allograft / Allogenus
Di mana jaringan yang diambil berasal dari
donor yang tidak ada hubungan keluarga
dengan resipien
b. Isograft / Iogenus homograft
Jaringan yang diambil berasal dari donor
yang mempunyai hubungan keluarga
dengan resipien

4. Syntheticgraft:
Yaitu transplantasi bahan buatan untuk
menggantikan/menambah fungsi aslinya. 31
TRANSPLANTASI
(jenis)

TRANSPLANTASI
TRANSPLANTASI ORGAN
JARINGAN

Co/ :
1. Pencangkokan Kornea
Co/ :
Mata 1. Pencangkokan Ginjal
2. Pencangkokan
Jantung
TRANSPLANTASI
(Hub. Genetik antara Donor dan Resipien)

Heterotransplantasi
Autotransplantasi
Homotransplantasi Resipien dan Donor
Transplantasi adalah 2 jenis
dilakukan antara Donor dan Resipien individu yg
donor dan resipien adalah individu yang berbeda,misalnya
dari individu yang sama jenisnya dari hewan mc
sama
LO 4
PANDANGAN HUKUM TENTANG TRANSPLANTASI
Pandangan Hukum
UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:
Pasal 32 ayat (1), (2), (3)
Pasal 33 ayat (1)
Pasal 34 ayat (1), (2), (3)

Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1981 tentang bedah Mayat Klinis


dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat atau Jaringan
Tubuh Manusia:
Pasal 1
Pasal 10 - 18

Undang-Undang Kesehatan X tentang ketentuan pidana


Pasal 80 ayat (3)
UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

Pasal 32 ayat (1), (2), (3) tentang hak pasien untuk memperoleh
kesembuhan dengan pengobatan dan perawatan atau cara lain
yang dapat dipertanggungjawabkan:

Ayat (1): Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan


diselenggarakan untuk mengembalikan status kesehatan akibat penyakit,
mengembalikan fungsi badan akibat cacat atau menghilangkan cacat.

Ayat (2): Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dilakukan


dengan pengobatan dan atau perawatan.

Ayat (3): Pengobatan dan atau perawatan dapat dilakukan berdasarkan


ilmu kedokteran dan ilmu keperawatan atau cara lain yang dapat
dipertanggungjawabkan.
Pasal 33 ayat (1)
"Dalam penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan dapat
dilakukan transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfusi
darah, implan obat dan atau alat kesehatan, serta bedah plastik dan
rekonstruksi

Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh serta transfusi darah


sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan hanya untuk
tujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersial.
Pasal 34:
Ayat (1): Transplantasi organ dan atau jaringan tubuh
hanya dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang
mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan
dilakukan di sarana kesehatan tertentu.
Ayat (2): Pengambilan organ dan atau jaringan tubuh
dari seorang donor harus memperhatikan kesehatan
donor yang bersangkutan dan ada persetujuan donor
dan ahli waris atau keluarganya.
Ayat (3): Ketentuan mengenai syarat dan tata cara
penyelenggaraan transplantasi sebagaimana
dimaksud dalam Ayat (1) dan Ayat (2) ditetapkan
dengan Peraturan Pemerintah.
Peraturan Pemerintah No.18 tahun 1981
tentang bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi
Alat atau Jaringan Tubuh Manusia.

Pasal 1
c. Alat tubuh manusia adalah kumpulan jaringan-jaringan tubuh yang dibentuk
oleh beberapa jenis sel dan mempunyai bentuk serta faal (fungsi) tertentu
untuk tubuh tersebut.
d. Jaringan adalah kumpulan sel-sel yang mempunyai bentuk dan faal (fungsi)
yang sama dan tertentu.
e. Transplantasi adalah rangkaian tindakan kedokteran untuk pemindahan dan
atau jaringan tubuh manusia yang berasal dari tubuh orang lain dalam
rangka pengobatan untuk menggantikan alat dan jaringan tubuh yang tidak
berfungsi dengan baik.
f. Donor adalah orang yang menyumbangkan alat atau jaringan tubuhnya
kepada orang lain untuk keperluan kesehatan.
g. Meninggal dunia adalah keadaan insani yang diyakini oleh ahli kedokteran
yang berwenang bahwa fungsi otak, pernafasan dan denyut jantung
seseorang telah berhenti.
Pasal 10
Transplantasi alat untuk jaringan tubuh manusia dilakukan dengan
memperhatikan ketentuan-ketentuan sebagai dimaksud dalam Pasal 2
Huruf a dan Huruf b, yaitu harus dengan persetujuan tertulis penderita
dan keluarga yang terdekat setelah penderita meninggal dunia.

Pasal 11
a. Transplantasi organ dan jaringan tubuh hanya boleh dilakukan oleh
dokter yang ditunjuk oleh mentri kesehatan.
b. Transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia tidak boleh dilakukan
oleh dokter yang merawat atau mengobati donor yang bersangkutan.

Pasal 12
Penentuan saat mati ditentukan oleh 2 orang dokter yang tidak ada
sangkut paut medic dengan dokter yang melakukan transplantasi.

Pasal 13
Persetujuan tertulis sebagaimana dimaksudkan yaitu dibuat diatas
kertas materai dengan dua orang saksi.
Pasal 14
Pengambilan alat atau jaringan tubuh manusia untuk keperluan transplantasi
atau bank mata dari korban kecelakaan yang meninggal dunia, dilakukan
dengan pernyataan tertulis keluarga terdekat.

Pasal 15
Sebelum persetujuan tentang transplantasi alat dan jaringan tubuh manusia
diberikan oleh calon donor hidup, calon donor yang bersangkutan terlebih
dahulu diberitahu oleh dokter yang merawatnya, termasuk dokter konsultan
mengenai sifat operasi, akibat-akibat dan kemungkinan yang dapat terjadi .
dokter yang merawatnya harus yakin benar bahwa calon donor yang
bersangkutan telah menyadari sepenuhnya arti dari pemberitahuan tersebut.

Pasal 16
Donor atau keluarga donor yang meninggal dunia tidak berhak atas suatu
kompensasi material apapun sebagai imbalan transplantasi.

Pasal 17
Dilarang memperjual-belikan alat atau jaringan tubuh manusia.

Pasal 18
Dilarang mengirim dan menerima alat dan jaringan tubuh manusia dalam
semua bentuk ke dan dari luar negeri.
Undang-Undang Kesehatan X
tentang ketentuan pidana

Pasal 80 ayat(3)
barang siapa dengan sengaja melakukan perbuatan dengan tujuan
komersial dalam pelaksanaan transplantasi organ tubuh atau
jaringan tubuh atau transfusi darah sebagaimana dimaksud pasal
33 ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 15 tahun
dan pidana denda paling banyak
Rp.300.000.000 (tiga ratus juta rupiah)
LO 5
PANDANGAN AGAMA TENTANG TRANSPLANTASI
Islam
Transplantasi Organ Dari Donor Yang Masih Hidup
Dalam syara seseorang diperbolehkan pada saat
hidupnya mendonorkan sebuah organ tubuhnya atau lebih
kepada orang lain yang membutuhkan organ yang
disumbangkan itu, seperti ginjal. Akan tetapi mendonorkan
organ tunggal yang dapat mengakibatkan kematian si
pendonor, seperti mendonorkan jantung, hati dan otaknya.
Maka hukumnya tidak diperbolehkan, berdasarkan firman
Allah SWT dalam Al Quran surat
Al Baqorah ayat 195
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan
An Nisa ayat 29
dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri
Donor anggota tubuh yang bisa menyebabkan kematian.
Dalam transplantasi organ ada beberapa organ yang
akan menyebabkan kematian seseorang, seperti : limpa,
jantung, ginjal , otak, dan sebagainya. Maka mendonorkan
organ-organ tubuh tersebut kepada orang lain hukumnya
haram karena termasuk dalam katagori bunuh diri. Dan ini
bertentangan dengan firman Allah swt :
dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke
dalam kebinasaan. (Qs Al Baqarah : 195)
Juga dengan firman Allah swt :
Dan janganlah kamu membunuh dirimu sendiri ,
sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (
Qs An Nisa : 29 )
Transplantasi organ dari orang meninggal

Pandangan yang menentang pencangkokan/transplantasi


organ diajukan atas dasar setidaknya tiga alasan:

1. Kesucian hidup/tubuh manusia : setiap bentuk agresi


terhadap tubuh manusia dilarang, karena ada beberapa
perintah yang jelas mengenai ini dalam Al-Qur'an. Dalam
kaitan ini ada satu hadis (ucapan) Nabi Muhammad yang
terkenal yang sering dikutip untuk menunjukkan
dilarangnya manipulasi atas tubuh manusia, meskipun
sudah menjadi mayat:
Mematahkan tulang mayat seseorang adalah sama
berdosa dan melanggarnya dengan mematahkan tulang
orang itu ketika ia masih hidup.
2. Tubuh manusia adalah amanah : hidup, diri, dan tubuh
manusia pada dasarnya adalah bukan miliknya sendiri, tapi
pinjaman dari Tuhan dengan syarat untuk dijaga, karena itu
manusia tak memiliki hak mendonorkannya pada orang
lain.

3. Tubuh tak boleh diperlakukan sebagai benda material


semata: pencangkokan dilakukan dengan mengerat organ
tubuh seseorang untuk dicangkokkan pada tubuh orang
lain; di sini tubuh dianggap sebagai benda material semata
yang bagian-bagiannya bisa dipindah-pindah tanpa
mengurangi ke-tubuh-an seseorang.
Sedangkan pandangan yang mendukung pencangkokan
organ dari orang meninggal memiliki beberapa dasar,
sebagai berikut:

Kesejahteraan publik (maslahah) : pada dasarnya manipulasi


organ memang tak diperkenankan, meski demikian ada beberapa
pertimbangan lain yang bisa mengalahkan larangan itu, yaitu
potensinya untuk menyelamatkan hidup manusia, yang mendapat
bobot amat tinggi dalam hukum Islam. Dengan alasan ini pun, ada
beberapa kualifikasi yang mesti diperhatikan:
Pencangkokan organ boleh dilakukan jika tak ada alternatif
lain untuk menyelamatkan nyawa; derajat keberhasilannya
cukup tinggi
ada persetujuan dari pemilik organ asli (atau ahli
warisnya);
penerima organ sudah tahu persis segala implikasi
pencangkokan (informed consent)

Altruisme : ada kewajiban yang amat kuat bagi Muslim untuk


membantu manusia lain, khususnya sesama Muslim;
pendonoran organ secara sukarela merupakan bentuk
altruisme yang amat tinggi (tentu ini dengan anggapan bahwa
si donor tak menerima uang untuk tindakannya), dan
karenanya dianjurkan.
Pandangan memperbolehkan transplantasi
organ
1. Akademi Fikih Islam Liga Dunia Muslim, Mekah, Arab Saudi,
berpendapat boleh mentransplantasi hewan yang dagingnya
haram dimakan pada tubuh manusia atas dasar kebutuhan
yang mendesak

2. Akademi Fikih Islam India juga membenarkan pengambilan


organ hewan yang dagingnya haram dimakan atau organ
hewan yang halal dimakan tapi tidak disembelih secara islami
untuk ditransplantasikan pada tubuh manusia. Namun
kebolehan ini dibatasi oleh dua syarat: pertama tidak ada lagi
jalan keluar yang lain, kedua, nyawa si penerima organ dalam
bahaya atau organ tubuhnya rusak dan tidak dapat di perbaiki
lagi.
Pandangan memperbolehkan transplantasi
organ
3. Dr.Fayshal Ibrahim Zhahir berpandangan bahwa boleh
mentransplantasikan organ tersebut pada tubuh manusia
berdasarkan prinsip fikih tentang keterdesakan yang
membuat hal-hal terlarang menjadi boleh. Dengan demikian,
kebolehan dalam kasus ini bersifat kondisional, yakni boleh
dilakukan hanya apabila tidak ada organ tubuh hewan yang
halal.
Transplantasi organ babi u/ umat islam

Kalangan Syafiiyah berpendapat bahwa


seseorang boleh menyambung tulangnya
dengan benda najis, jika memang tidak ada
benda lain yang sama atau lebih efektif. Jadi,
organ babi baru dibolehkan jika tidak ada
organ lain yang menyamainya. Atau dalam
keadaan terdesak.
Pemanfaatan jaringan sel atau organ tubuh
babi untuk menyelamatkan nyawa manusia
hukumnya adalah boleh.
Transplantasi organ babi
Al Quran mengizinkan orang islam yang
terdesak oleh kelaparan untuk mengkonsumsi
daging babi : = transplantasi organ
Tetapi barangsiapa dalam keadaan
terpaksa (memakannya) sedang ia tidak
menginginkannya dan tidak pula melampaui
batas, ,maka tidak ada dosa baginya.
Sesungguhnya Allah Maha Pemurah lagi
Maha Penyayang. (Q.S. Al baqarah:173)
Kesimpulan Agama Islam

Hukumnya haram apabila melakukan transplantasi organ


dari manusia yang telah meninggal
Karena tubuh manusia adalah amanah, pada dasarnya
bukanlah milik manusia tapi merupakan amanah dari
Allah yang harus dijaga, karena itu manusia tidak
memiliki hak untuk mendonorkannya kepada orang lain
Pendapat lain menyatakan, memanfaatkan organ tubuh
manusia sebagai pengobatan dibolehkan dalam keadaan
darurat
Akan tetapi pemanfaatannya harus mendapat izin dari
orang tersebut (sebelum ia wafat) atau dari ahli warisnya
(setelah ia wafat)
Katolik
Secara umum agama katholik memperbolehkan
transplantasi asal mendapatkan izin dari pendonor
dan keluarganya.

Transplantasi organ tubuh tidak dapat diterima


secara moral, kalau pemberi atau yang
bertanggung jawab untuk dia tidak memberikan
persetujuan dengan penuh kesadaran. Sebaliknya
transplantasi sesuai dengan hukum susila dan
malahan dapat berjasa sekali, kalau bahaya dan
risiko fisik dan psikis, yang dipikul pemberi, sesuai
dengan kegunaan yang diharapkan pada
penerima. Langsung menyebabkan keadaan cacat
atau kematian seseorang, selalu dilarang secara
moral, meskipun dipakai untuk menunda kematian
orang lain.(Katekismus Gereja Katolik No. 2296)
Teladan Tuhan sendiri pada saat disalib dan merefleksikan
ajaran-nya pada saat Perjamuan Malam Terakhir inilah
perintahku yaitu supaya kamu saling mengasihi seperi aku telah
mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada
kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-
sahabatnya (Yoh 15:12-13)

Agama katolik juga memperbolehkan donor dari orang mati


dasarnya :
Paus pius XII seorang mungkin berkehendak untuk
mendonorkan tubuhnya dan memperuntukkannya untuk tujuan
yang bermanfaat, yang secara moral tidak tercela bahkan luhur,
diantarannya adalah untuk menolong orang sakit dan
menderita. Seorang dapat membuat keputusan akan hal ini
dengan hormat terhadap tubuhnya sendiri dengan sepenuhnya
sadar akan penghormatan yang pantas untuk
tubuhnyakeputusan ini hendaknya tidak dikutuk melainkan
sungguh dibenarkan. 57
KRISTEN PROTESTAN
Transplantasi tidak bertentangan dengan iman
Kristen Protestan karena ada tertulis dalam
kitab suci (Alkitab).

. Kasihilah Tuhan Allahmu dengan segenap hatimu


dan segenap akal budimu. Dan yang sama dengan itu,
kasihilah sesamamu manusia seperti diriimu sendiri.
(Injil Mat 22:38-39)

Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling


mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak
ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang
yang memberikan nyawanya untuk sahabat-
sahabatnya (Yoh 15:12-13)
Yesus mengajarkan cinta kasih
(1 Yoh 4: 11) Saudara-saudaraku yang kekasih, jikalau Allah
sedemikian mengasihi kita, maka haruslah kita juga saling
mengasihi
(Luk 10: 25-37) Orang Samaria yang Murah Hati

Yesus mengajarkan mencintai tetangga


(Roma 13: 9) Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu
sendiri!
(Imamat 19: 18) melainkan kasihilah sesamamu manusia
seperti dirimu sendiri

Tubuh adalah bait Allah


(1 Kor 6: 19-20) sering menimbulkan persepsi organ tidak boleh
diambil, padahal maksudnya kita harus menghargai tubuh
kita saat masih hidup. 59
Agama Kristen mengijinkan transplantasi dgn syarat:
Mengingat hak pendonor (meski telah meninggal) dan
resipien dengan menjamin keselamatan hidup dan
kerahasiaan identitas

Memberikan informasi sejujur-jujurnya tentang operasi


yang akan berlangsung

Transplantasi yang berlangsung memiliki efek


bermanfaat bagi resipien dan tidak memiliki efek buruk
bagi pendonor
2 Korintus 8 : 11-12 Hendaklah pelaksanaannya sepadan dengan
kerelaanmu, dan lakukanlah itu dengan apa yang ada padamu. Sebab
jika kamu rela untuk memberi, maka pemberianmu akan diterima,
kalau pemberianmu itu berdasarkan apa yang ada padamu, bukan
berdasarkan apa yang tidak ada padamu.
60
Buddha
Dalam ajaran Buddha dikenal ajaran Catur
Paramitha yaitu mengenai 4 budi luhur yang
meliputi
Metta (cinta kasih)
Karuna (belas kasihan)
Mudita (simpati)
Upekha (menghargai setiap orang)
Hal yang sama dikemukakan oleh Venerable Dr. K. Sri
Dhammananda Nayake Maha Thera J.S.M., Ph.D.,
D.Litt. yang merupakan Kepala Pendeta Buddha
Tinggi di Malaysia dan Singapura. Menurut pendapat
beliau dari sudut pandang agama Buddha, donasi
organ setelah orang meninggal untuk kepentingan
perbaikan hidup manusia lain merupakan perbuatan
amal yg terbentuk berdsarkan landasan spiritual atau
jalan religius dalam kehidupan. Donor merupakan
karma yang baik yang dapat menghapuskan karma
buruk sebelumnya.
Dalam pengertian Buddhis, seorang terlahir kembali dengan badan yg
baru.
Oleh karena itu, pastilah organ tubuh yg telah didonorkan pada kehidupan
yg lampau tidak lagi berhubungan dengan tubuh di kehidupan yang
sekarang.
Artinya, orang yg telah mendanakan anggota tubuh terntentu tetap akan
terlahir kembali dengan organ tubuh yang lengkap dan normal.
Ia yg telah berdonor kornea mata misalnya, tetap akan terlahir dengan
mata normal, tidak buta.
Sebaliknya, karena donor adalah salah satu bentuk karma baik, ketika
seseorang berdana kornea mata, dipercaya dapat meningkatkan nilai
kehidupan manusia di dalam kehidupan yang akan datang. Ia akan
mempunyai mata lebih indah dan sehat daripada mata yang ia miliki di
kehidupan saat ini.
Buddha
Transplantasi dari hewan ke manusia:
Sebenarnya dalam agama Buddha membunuh
makhluk hidup tidak diperbolehkan karena
melanggar sila pertama dalam Pancasila (Jangan
membunuh). Namun apabila dalam keadaan
darurat, ada pembagian konsekuensi
pembunuhan yang berdasarkan pada:
Size (ukuran)
Kompleksitas
Tingkat kesucian
Memperbolehkan melakukan transplantasi organ.
Kisah Raja Sivi (Memberikan kedua biji matanya
kepada pertapa yang buta)
Pangeran Vessantara (Jataka 547), ketika berusia 8
tahun dengan tulus bertekad :
Apabila ada yang memerlukan jantungku, maka aku akn
membelah dadaku lalu mencabut & menyerahkan
jantungku kepadanya; apabila ada yg membutuhkan
mataku, maka aku akan mencungkil kedua mataku dan
memberikan kepadanya; apabila ada yang menginginkan
dagingku, maka aku akan memotong apa yang ia inginkan.
Ovada Patimokkha
Tidak melakukan perbuatan jahat
Selalu melakukan perbuatan bajik/baik
Menyucikan hati dan pikiran

Dana paramita dapat meninggikan nilai kehidupan


manusia di kehidupan mendatang. Yang termasuk dana
paramita adalah Memberi
Maaf
Materi : pakaian, makanan, rumah, mobil dll
Uang,Kedudukan
Kesempatan
Organ tubuh (+ nyawa)
Kesimpulan Agama Buddha
Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam agama Buddha
donasi organ merupakan hal luhur untuk menolong
sesama. Keputusan untuk menjadi donor diserahkan
kepada masing2 individu untuk memutuskan, yang
jelas ajaran Buddha sangat mendukung aksi
kemanusiaan utk menolong sesama melalui donasi
organ.
Hindu
Transplantasi merupakan wujud nyata pelaksanaan
kemanusiaan (manusa yajna).
Menurut ajaran hindu, transplantasi dibenarkan dengan
alasan bahwa pengorbanan (yajna) kepada orang yang
menderita, agar dia bebas dari penderitaan jauh lebih
penting, utama, dan mulia. Tetapi perbuatan ini harus
dilakukan diatas prinsip yajna yaitu pengorbanan tulus
ikhlas tanpa pamrih.
Alasan ini terdapat dalam kitab Bhagawadgita II.22 sebagai
berikut :
Wasamsi jirnani yatha wihaya nawani grihnati naro
parani, tatha sarirani wihaya jirnany anyani samyati nawani
dehi
artinya :seperti halnya seseorang mengenakan pakaian
baru dan membuka pakaian lama, begitu pula sang roh
menerima badan-badan jasmani yang baru, dengan
meninggalkan badan-badan lama yang tidak berguna.
Dapat ditarik suatu makna bahwa badan jasmani
diumpamakan sebagai suatu pakaian sementara bagi roh
(atman) yang tidak kekal, mudah rusak, dan hancur. Yang
kekal adalah jiwa.
Kesimpulan Pandangan Agama
Kelima agama memperbolehkan transplantasi
organ.

Pada pemicu, karena pasien dalam keadaan


mendesak, sebenarnya hukumnya tidaklah
haram bila pasien menerima transplantasi katup
jantung babi karena dalam agama Islam, apabila
dalam keadaan mendesak, apapun yang
diharamkan menjadi diperbolehkan.
LO 6
PANDANGAN KODEKI DAN PROSEDUR TRANSPLANTASI
PANDANGAN ETIKA KEDOKTERAN
KODEKI melandaskan transplantasi sbg upaya
terakhir utk menolong seorang pasien dgn kegagalan
fungsi salah satu organ tubuhnya berdasarkan pasal2:
Pasal 2
Seorang dokter harus senantiasa melakukan profesinya
menurut ukuran tertinggi.
Pasal 10
Setiap dokter harus senantiasa mengingat dan
kewajibannya melindungi hidup insani.
Pasal 11
Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan
mempergunakan segala ilmu dan keterampilannya untuk
kepentingan penderita.
SYARAT TRANSPLANTASI
Donor Hidup Donor mayat
Tanpa paksaan Izin tertulis dari pendonor sendiri/ahli
waris
Dalam keadaan sehat Usia 10-60 tahun

Kedua ginjal normal Tidak menderita penyakit infeksi

Golongan darah : A, B, O (sama Kedua ginjal berfungsi baik


dengan pasien)
Tes darah silang negatif Kematian Batang Otak

Identifikasi Human Leucosyte Antigen


(HLA) kelas I dan II

73
PROSEDUR TRANSPLANTASI
Tahapan pra transplantasi pemeriksaan donor & resipien. Donor
sebagai pihak pemberi organ diperiksa terlebih dahulu, kemudian resipien
sebagai penerima organ. Upaya medis transplantasi organ tubuh lebih
mudah dilakukan apabila donor dan resipien mempunyai hubungan
sedarah
Tahap pelaksanaan transplantasi yang dilakukan oleh tim medis :
Ketika donor ginjal tersedia, dokter akan melakukan tes dan pemeriksaan
untuk memverifikasi kecocokan organ.
Setelah kecocokan diverifikasi, pasien akan dibawa ke ruang operasi. Proses
operasi transplantasi ginjal biasanya berlangsung antara 2 hingga 4 jam.
Ginjal donor akan dilekatkan pada kandung kemih dan pembuluh darah,
sedangkan ginjal miliki pasien akan tetap dibiarkan ditempatnya.
Ginjal pasien hanya akan diangkat jika terkena infeksi atau terlalu besar untuk
memungkinkan penempatan ginjal baru.
Tahap pasca transplantasi tahapan pemeriksaan lebih lanjut setelah
transplantasi untuk mencegah terjadinya rejeksi (penolakan tubuh)
dengan melakukan pemberian obat dan kontrol
74
Donor Hidup
Adalah orang yang memberikan jaringan / organnya kepada orang lain (
resepien )
Contohnya : donor Ginjal , Kulit ,dan Sumsum tulang
Jenazah/donor mati
Adalah orang yang semasa hidupnya telah mengizinkan atau berniat
dengan sungguh sungguh untuk memberikan jaringan / organ
tubuhnya kepada yang memerlukan
Contohnya donor jantung, hati, paru-paru, dan pankreas
Keluarga donor dan ahli waris
Kesepakatan keluarga donor dan resipien sangat diperlukan untuk
menciptakan saling pengertian dan menghindari konflik semaksimal
mungkin atau pun tekanan psikis dan emosi di kemudian hari
Resipien
Adalah orang yang menerima jaringan / organ orang lain. Seorang
resepien harus benar benar mengerti semua hal yang dijelaskan oleh tim
pelaksana transplantasi
Dokter dan tenaga pelaksana lain
Untuk melakukan suatu transplantasi, tim pelaksana harus mendapat
parsetujuan dari donor, resepien, maupun keluarga kedua belah pihak.
Masyarakat
Secara tidak sengaja masyarakat turut menentukan perkembangan
transplantasi. Kerjasama tim pelaksana dengan cara cendekiawan,
pemuka masyarakat, atau pemuka agama diperlukan unutk mendidik
masyarakat agar lebih memahami maksud dan tujuan luhur usaha
transplantasi

76
Donor Orang Hidup
Hanya ada tiga jenis transplantasi organ
1. Transplantasi ginjal
2. Transplantasi kulit
3. Transplantasi sumsum tulang.
Donor Jenazah
1. Transplantasi jantung
2. Transplantasi hati
3. Transplantasi paru-paru
4. Transplantasi pankreas
5. Transplantasi kornea

78
Organ Kriteria Donor Kadaver
Ginjal Usia 1- 55 tahun
Kreatinin waktu masuk kurang dari 1,5mg/100ml
Tak ada riwayat penyakit ginjal menahun
Hati Usianya beberapa bulan sampai 50 tahun
Tes fungsi hati normal
Tak ada riwayat hepatitis atau penyakit hati kronika
Ukuran hati cocok
Jantung Usia kurang dari 35 tahun Foto thorax normal
Tanpa penyakit jantung Elektrokardiogram normal
Tanpa henti jantung Ukuran jantung cocok
Tanpa cedera thorax traumatik
Pankreas Usia 1-50 tahun
Tanpa riwayat diabetes dalam keluarga dekat
Tanpa riwayat pankreatitis
Amilase serum dekat normal
79
Kadar glukagon tidak harus normal
Daftar Pustaka
Adi Mantoro. Jenis transplantasi [Internet]. [cited June 8, 2013]. Available from:
http://adimantoro.blogspot.com/2012/07/jenis-transplantasi.html.
Murdiyati R, Amelia R, Anggraini R, Yulianti, Fitriani D, Nasuranto A, Prayekti A.Adi
Mantoro. Transplantasi Organ [ppt]. [cited June 8, 2013]. Available from:
http://ratnamurdiyanti.files.wordpress.com.
http://keperawatanreligionkamilaazizarabiula.wordpress.com/articles/tujuan-
transplantasi-organ/
http://keperawatanreligionkamilaazizarabiula.wordpress.com/articles/pengertian-
transplantasi-organ/
http://sitiaisyahrusmana.blogspot.com/2012/01/transplantasi-organ.html
http://www.scribd.com/doc/45812505/Transplantasi-Organ
http://nanny-lintangamma.blogspot.com/2011/11/transplantasi-organ-di-pandang-
dari.html
http://books.google.co.id/books?id=3UeW24_pnIkC&pg=PA114&lpg=PA114&dq=kode
ki+transplantasi+organ&source=bl&ots=yf_1H46rwp&sig=LaNapuVSEOrxRb0V4rIUxr
HD3t4&hl=en&sa=X&ei=n6G0UYSfBIfqrQf0m4CgCQ&ved=0CFcQ6AEwBA#v=onep
age&q=kodeki%20transplantasi%20organ&f=false
http://www.dikti.go.id/files/atur/sehat/Kode-Etik-Kedokteran.pdf

Você também pode gostar