IRENE SUGIARTO 041511333041 FANNY FRAEDA FAZIZA 041511333059 SIFAT BUKTI Bukti adalah segala informasi yang digunakan oleh auditor untuk menentukan apakah informasi yang sedang di audit telah dinyatakan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Karakteristik Bahan Bukti Untuk Percobaan Ilmiah, Kasus Hukum, dan Audit atas Laporan Keuangan Dasar Percobaan Ilmiah Kasus Hukum Audit atas Perbandingan untuk Pengujian Terhadap Laporan Obat Tersangka Keuangan Pencuri Penggunaan bahan Menentukan pengaruh Menentukan apakah Menentukan apakah bukti dari penggunaan obat tersangka tersebut laporan keuangan telah tersebut terbukti bersalah atau disajikan secara wajar tidak bersalah Sifat Bahan Bukti Hasil dari percobaan Bukti langsung dan Beragam jenis bahan yang berulang-ulang pernyataan saksi dan bukti audit dihasilkan pihak-pihak yang oleh auditor, pihak terlibat ketiga dan klien Pihak atau pihak-pihak Ilmuwan Juri dan hakim Auditor yang menggunakan bahan bukti Kepastian Kesimpulan Beragam, dari tidak Harus ada cukup bukti Keyakinan yang dari bahan bukti pasti hingga mendekati untuk dinyatakan memadai pasti bersalah Sifat kesimpulan Merekomendasikan Pihak yang bersalah Menerbitkan salah satu atau tidak atau yang benar dari beberapa alternatif merekomendasikan laporan audit penggunaan obat tersebut Akibat yang umum dari Masyarakat Pihak yang bersalah Para pengguna laporan pengambilan keputusan menggunakan obat tidak dihukum atau dapat membuat yang salah atas bahan yang tidak efektif atau pihak yang benar malah keputusan-keputusan bukti berbahaya dihukum yang salah dan auditor dapat dituntut KEPUTUSAN BUKTI AUDIT Terdapat empat jenis keputusan mengenai bahan bukti apakah yang harus diperoleh dan berapa banyak yang harus dikumpulkan : Prosedur pengauditan yang mana yang akan digunakan Berapa ukuran sampel yang dipilih untuk prosedur tertentu
Unsur-unsur mana yang akan dipilih dari populasi
Kapan menjalankan prosedur tersebut Prosedur Audit
Prosedur audit merupakan instruksi-instruksi terperinci yang
menjelaskan bahan bukti audit yang harus diperoleh selama melaksanakan pengauditan.
Contoh :
Dapatkan jurnal pengeluaran kas dan bandingkan nama pihak
yang menerima pembayaran tersebut (payee), jumlah dan tanggal pada cek yang dibatalkan dengan jurnal pengeluaran kas tersebut. Ukuran Sampel
Setelah prosedur audit ditentukan, auditor dapat membedakan
ukuran sampel dari satu ke seluruh unsur dalam populasi yang sedang diuji.
Contoh : Terdapat 6600 cek yang dicatat di jurnal pengeluaran
kas. Auditor dapat memilih ukuran sampel sebanyak 50 buah sebagai perbandingan dengan jurnal pengeluaran kas.
Keputusan mengenai berapa banyak unsur yang harus diuji
harus dibuat oleh auditor untuk setiap prosedur audit. Pos-Pos yang dipilih
Contoh : jika auditor memutuskan memilih 50 salinan cek dari
populasi yang berjumlah 6600 sebagai perbandingan dengan jurnal pengeluaran kas, beberapa metode berbeda dapat digunakan untuk memilih cek-cek khusus yang akan diujikan. Auditor dapat memilih :
1. Memilih satu minggu dan menguji 50 cek pertama
2. Memilih 50 cek yang memiliki jumlah yang besar
3. Memilih cek-cek secara acak
4. Memilih cek-cek yang menurut auditor kemungkinan terdapat
kesalahan
Atau mengkombinasikan metode-metode tersebut.
Penetapan Waktu
Waktu pelaksanaan prosedur audit dapat berbeda-beda dari
periode akuntansi awal sampai setelah periode akuntansi selesai.
SEC baru-baru ini mengharuskan perusahaan perusahaan
publik melaporkan laporan keuangan yang telah diaudit kepada SEC dalam 60 sampai 90 hari setelah penutupan periode pembukuan.
Namun, waktu juga ditentukan oleh kapan auditor yakin
bahwa bahan bukti akan menjadi sangat efektif dan kapan para staff audit tersedia. Program Audit
Daftar prosedur audit untuk sebuah area audit atau
keseluruhan audit dinamakan program audit.
Program audit selalu memuat sebuah daftar prosedur audit
dan biasanya mencakup ukuran sampel, unsur-unsur yang akan dipilih dan waktu untuk melaksanakan pengujian tersebut. KEANDALAN BUKTI Dua penentu keandalan bahan bukti adalah ketepatan dan kecukupan, yang diambil langsung dari standar ketiga pekerjaan lapangan, yaitu :
1. Ketepatan
Ketepatan bukti merupakan pengukuran terhadap kualitas
bahan bukti, yang berarti bahan bukti tersebut relevan dan andal dalam memenuhi tujuan audit untuk kelompok-kelompok transaksi, saldo-saldo akun dan pengungkapan yang terkait. a. Relevansi Bukti : bahan bukti harus terkait dengan atau relevan terhadap tujuan audit yang telah diuji sebelumnya oleh auditor sebelum bahan bukti tersebut dapat dikatakan tepat.
b. Kendalan Bukti : keandalan bukti mengacu pada tingkat di mana
bahan bukti dapat dipercaya atau layak dipercaya. Keandalan bergantung pada enam karakteristik yaitu : Independensi pemberi informasi, efektivitas pengendalian internal klien, pengetahuan langsung auditor, kualifikasi individu yang memberikan informasi, tingkat objektivitas, ketepatan waktu. 2. Kecukupan
Kuantitas bahan bukti yang didapatkan mencerminkan
kecukupan. Kecukupan bahan bukti umumnya diukur berdasarkan ukuran sampel yang dipilih oleh auditor.
Beberapa faktor menentukan kecukupan ukuran sampel dalam
pengauditan. Dua faktor terpenting adalah :
a. Ekspektasi auditor terhadap salah saji.
b. Efektivitas pengendalian internal klien.
Dampak Gabungan
Keandalan bahan bukti hanya dapat dievaluasi setelah
mempertimbangkan gabungan dari ketepatan dan kecukupan, termasuk pengaruh atas faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan dan kecukupan.
Sejumlah besar sampel bahan bukti yang diberikan oleh pihak
yang independen tidak akan menjadi andal kecuali jika bahan bukti tersebut relevan dengan tujuan audit yang sedang diuji.
Sejumlah besar sampel bahan bukti yang relevan namun tidak
objektif juga dapat menjadi tidak andal. Keandalan dan Biaya
Dalam membuat keputusan tentang bahan bukti untuk
suatu pengauditan, baik keandalan maupun biaya harus dipertimbangkan. Tujuan auditor adalah untuk memperoleh bahan bukti yang tepat dalam jumlah yang memadai dengan biaya serendah mungkin. JENIS BUKTI AUDIT 1. Pemeriksaan Fisik : merupakan pemeriksaan atau penghitungan yang dilakukan oleh auditor atas aset berwujud.
2. Konfirmasi : merupakan jawaban lisan atau tertulis yang diterima
dari pihak ketiga yang independen untuk melakukan verifikasi atas keakuratan informasi yang diminta oleh auditor.
3. Dokumentasi : merupakan pemeriksaan auditor atas dokumen-
dokumen dan catatan klien untuk membuktikan informasi yang harus, atau sebaiknya, dimasukan dalam laporan keuangan.
a.Dokumentasi Internal : disiapkan dan digunakan di dalam
organisasi klien tanpa pernah keluar ke pihak lain. Cth : faktur penjualan, catatan waktu kerja karyawan, dan laporan penerimaan persediaan.
b.Dokumen Eksternal : telah ditangani oleh seseorang di luar
organisasi klien dan berakhir di tangan klien. Contoh : tagihan pemasok, wesel bayar yang dibatalkan, dan polis asuransi. JENIS BUKTI AUDIT (lanjutan) 4. Prosedur Analitis : menggunakan perbandingan dan keterkaitan untuk menilai apakah saldo-saldo akun atau data lain yang muncul telah disajikan secara wajar dibandingkan dengan perkiraan auditor.
Tujuan lain dari prosedur analitis :
- Memahami industri klien dan usaha klien.
- Menilai kemampuan entitas untuk melanjutkan usaha sebagai
sesuatu yang berjalan baik (going concern).
- Mengindikasikan adanya kemungkinan salah saji dalam laporan
keuangan.
- Mengurangi pengujian audit terperinci,
JENIS BUKTI AUDIT (lanjutan) 5. Tanya Jawab dengan Klien : merupakan diperolehnya jawaban tertulis atau informasi dari klien sebagai jawaban atas pertanyaan yang diberikan auditor.
6. Penghitungan Ulang : mencakup pengecekan ulang atas
contoh-contoh perhitungan yang dilakukan oleh klien.
7. Pengerjaan Ulang : merupakan pengujian yang dilakukan oleh
seorang auditor independen terhadap prosedur pembukuan atas pengendalian yang awalnya dilakukan sebagai bagian dari pembukuan entitas dan sistem pengendalian internal.
8. Pengamatan : adalah penggunaan panca indera untuk menilai
aktivitas-aktivitas klien. Ketepatan Jenis Bukti Biaya Jenis-Jenis Bukti
Mahal : pemeriksaan fisik dan konfirmasi.
- Pemeriksaan fisik : karena auditor harus hadir saat klien sedang melakukan perhitungan aset. - Konfirmasi : karena auditor harus mengikuti secara seksama prosedur yang dilakukan untuk meminta konfirmasi. Sedang : Dokumentasi, prosedur analitis, pengerjaan ulang. - Dokumentasi : bisa menjadi mahal bila dokumen dicari sendiri - Prosedur analitis : memakan waktu yang cukup lama - Pengerjaan ulang : cenderung memakan waktu yang cukup lama juga. Murah : pengamatan, tanya jawab dengan klien, penghitungan ulang - Pengamatan : karena dilakukan dengan prosedur lainnya - Tanya jawab : dilakukan secara meluas di setiap pengauditan - Penghitungan ulang : hanya menyangkut penghitunagn sederhana yang bisa dilakukan di komputer auditor Istilah- istilah yang Digunakan dalam Prosedur Audit