Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
N
A
L
G
E
T
IBUPROFEN
I
CH 3
K H H2
O
H 3C C C OH
A C C
H
CH 3
ANALGETIKA
Senyawa yang dapat menekan fungsi syaraf pusat secara selektif,
yang digunakan mengurangi rasa sakit tanpa mempengaruhi
kesadaran
Penggolongan :
1. Analgetik Narkotik.
2. Analgetik Non-Narkotik
1. ANALGETIK NARKOTIK
Aktivitas analgetik jauh lebih kuat dibanding non-narkotik ( =
Analgetik Kuat)
Mekanisme Kerja :
Interaksi pada sisi reseptor khas (3 sisi)
a. Bidang datar, ikat cincin aromatik (ikatan V.D.Waals)
b. Tempat anionik, berikatan dengan muatan positif
c. Lubang penampung cincin piperidin (lihat KM-2 / 284)
Penggolongan :
a. Turunan Morfin
b. Turunan Meperidin
c. Turunan Metadon
d. Lain-lain
Hubungan Struktur-Aktivitas :
a. Eterifikasi dan esterifikasi gugus fenol turunan sifat analgetik (ada
sifat antibatuk)
b. Eterifikasi, esterifikasi, oksidasi gugus hidroksil alkohol, naikkan sifat
analgetik (juga toksik)
c. Pemindahan gugus hidroksi dari posisi-6 ke posisi-8, turunkan sifat
analgetik
d. Perubahan konfigurasi hidroksil C-6 tingkatkan sifat analgetik
e. Hidrogenasi ikatan rangkap C7-C8, efek analgetik sama, atau
berkurang
f. Subsitusi pada cincin aromatik, menurunkan sifat analgetik
g. Pemutusan jembatan eter, turunkan aktivitas
h. Pembukaan cincin piperidin, turunkan aktivitas
i. Demetilasi C17 dan perpanjangan rantai alifatis pada atom N
turunkan aktivitas. Adanya gugus alil pada atom N menyebabkan
senyawa antagonis kompetitif
(Lihat tabel halaman berikut)
Hubungan Struktur-Aktivitas
(Lihat tabel halaman berikut)
Contoh :
Meperidin (Petidin)
Difenoksilat (Lomotil)
Loperamid
Fentanil
c. Turunan Metadon
Meskipun tak memiliki cincin Piperidin (seperti Morfin dan Petidin),
tapi dalam cairan fisiologis dapat bentuk cincin antara N dengan
Karobsil dengan ikatan dipol-dipol
Hubungan Struktur-Aktivitas
(Lihat tabel halaman berikut)
Contoh :
Metadon dan Propoksifen
d. Turunan Lain
1. Tramadol
2. Butorfanol (turunan Morfinan)
2. ANALGETIK NON-NARKOTIK
Sifat analgetik tak sekuat kel. Narkotik (= analgetik ringan)
Biasanya juga bersifat antipiretik dan beberapa bersifat antiinflamasi
(disebut antiinflamasi non-steroid) yang dapat menghambat
pembentukan prostaglandin
Berdasarkan efeknya dibagi :
a. Analgetik Antipiretik
b. Analgetik Antiinflamasi
a. Analgetik Antipiretik
Umumnya untuk pengobatan simptomatik
Atas dasar strukturnya dibagi :
1. Antipirin (Fenazon)
Efek samping besar (agranulositosis)
tidak digunakan lagi
2. Amidopirin (Piramidon, Aminofenazon)
Dilarang beredar
3. Metampiron (Antalgin, Dipiron, Metamisol)
Popular di Indonesia
Beberapa negara dilarang (Amerika, Inggris, Jepang)
b. Analgetik-Anti Inflamasi (Anti Inflamasi Non Steroid)
Atas dasar struktur dibagi menjadi :
(1) Turunan Asam Salisilat
a. Gugus karboksil diubah jadi garam, ester atau amida : efek antipiretik
rendah, digunakan topikal (metil salisilat)
b. Subsitusi gugus hidroksil (Aspirin, Salsalat)
c. Modifikasi hidroksil dan karboksil. Dalam tubuh dihidrolisis menjadi
aspirin (misal Al-Aspirin)
d. Memasukkan gugus hidroksil atau gugus lain pada cincin aromatik
atau merubah gugus fungsional (Diflunisal)
Hubungan Struktur-Aktivitas :
Anion salisilat aktif sebagai antiradang. Gugus karboksil penting, gugus
hidroksil ortho
a. Turunan Halogen (5-klorsalisilat), aktivitas meningkat, tapi toksisitas
juga meningkat
b. Gugus amino posisi-4, hilangkan aktivitas
c. Gugus metil posisi-3 memperpanjang kerja
d. Gugus aril (hidrofob) posisi-5 tingkatkan aktivitas
e. Gugus difluorofenil posisi meta terhadap karboksil (Diflunisal)
naikkan sifat analgetik, perpanjang masa kerja, hilangkan efek
samping
f. Esterifikasi gugus karboksil (karbetil salisilat) tidak iritasi lambung
Hubungan Struktur-Aktivitas
1. Gugus keton (C3) membentuk gugus enol yang aktif, mudah terion
2. Subsitusi H posisi C4 dengan metil, hilangkan aktivitas (tidak
membentuk enol)
3. Penggantian satu N dengan O, adanya metil/klor pada cincin
Benzen tidak berpengaruh
4. Penggantian cincin benzen dengan siklopenten atau siklopentan
menyebabkan tidak aktif
5. Keasaman meningkat turunkan antiradang
Contoh
Ketoprofen Fenoprofen
Diklofenak Flurbiprofen
Loksoprofen
Contoh turunan Naftil Asetat :
(5) Turunan Asam Hetero Aril Asetat
Hubungan Struktur-Aktivitas
Umum Indometazin
a. Gugus karboksil (pada R1), penting untuk antiradang. Bila diganti
gugus lain aktivitas turun
b. Penggantian C=O (X) dengan CH2 turunkan aktivitas
c. Adanya gugus para Halogen (R3), CF3, SCH3, tingkatkan aktivitas.
d. Penggantian gugus metil (R2) dengan aril turunkan aktivitas
e. Adanya -metil pada R1, tidak merubah aktivitas.
f. Turunan isosterik Indeninidenil, aktivitas serupa, tapi mengurangi
efek iritasi, tapi mudah mengkristal dalam urin.
g. Penggantian gugus metoksi dengan F (R2) dan Cl dengan gugus
metil sulfinil (R3) seperti Sulindak, tingkatkan kelarutan dalam urin,
dan turunkan iritasi lambung.
Sulindak merupakan pra-obat, dalam tubuh dimetabolisme jadi
Sulindak Sulfida yang aktif (R3 = -S-CH3)
b. Tinoridin (Nonflamin)
c. Asam Niflumat