TAKDIR TAHIR APAKAH FRAKTUR ITU ?? Fraktur adalah : hilangnya kontuinitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epifisis, baik yang bersifat total maupun yang parsial.
Fraktur adalah : terputusnya
kontuinitas tulang dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya KLASIFIKASI FRAKTUR .... KLASIFIKASI ETIOLOGI Fraktur Traumatik : terjadi kerena trauma yang tIba-tiba.
Fraktur patologis : terjadi karena
kelemahan tulang sebelumnya akibat kelainan patologis di dlm tulang
Fraktur Stres : terjadi karena
adanya trauma yang terus menerus pada satu tempat ttt. KLASIFIKASI KLINIS Fraktur Tertutup (Simple Fracture):Fraktur yang tidak mempunya ubungan dengan dunia luar.
Fraktur Terbuka (Compound Fracture ) : fraktur yang
mempunyai hubungan dengan dunia luar melaui luka pada kulit dan jaringan lunak, dapat berbentuk from within dan from without.
Fraktur dengan komplikasi ( Complicate Fracture ) :
fraktur yang disertai dengan komplikasi mis : malunion, delayed union, nonunion, infeksi tulang. Compound Fracture Perbedaan Jenis Fraktur KLASIFIKASI RADIOLOGIS 1. Lokalisasi 2. Konfigurasi Diafisial F. Transversal Metafisial F. Oblik Intra- artikuler F. Spiral Fraktur dgn dislokasi F. Z F. Segmental F. Komunitif F. Depresi F. impaksi F. Avulsi F. Burst GAMBARAN KLINIS Nyeri Hilangnya Fungsi Deformitas Pememendekan Ekstremitas Krepitus Pembengkakan lokal Perubahan warna PROSES TERJADINYA FRAKTUR Trauma langsung : menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Trauma tdk langsung : trauma diantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur, mis : jatuh dengan tangan ekstensi dapat menyebabkan fraktur klavicula. Tekanan pada tulang dapat berupa : 1. Tek. Berputar : fraktur spiral/oblik 2. Tek. Membengkok : fraktur Transfersal 3. Tarikan ligamen 4. Kompressi Vertikal : Fraktur Komunitif PENYEMBUHAN FRAKTUR Fase Hematom Robekan pada daerah fraktur membentuk hematom di antara kedua sisi fraktur Fase Proliferasi Seluler Subperiosteal dan Endosteal Sel-sel Osteogenik berfoliferasi dari periosteum untuk membentuk kalus eksterna dan interna. Fase Pembentukan Kalus Tempat osteoblas diduduki oleh matriks intraseluler kolagen dan perlekatan garam-garam kalsium membentuk tulang yang imatur Fase Konsolidasi Woven Bone membentuk kalus primer dan secara bertahap diubah menjadi tulang yang lebih matang Fase Remodeling kalus intermediat berubah menjadi tulang yang kompak, dan kalus bagian dalam akan mengalami peronggaan untuk membnetuk ruang sumsum. KOMPLIKASI AWAL 1. Syok : hipovolemik atau traumatik. femur dan pelvis observasi 2. FES (fat Emboli Sindrome) : globula lemak dapat masuk ke sirkulasi darah dan bergabung dengan trombosit emboli 3. Syndrom Kompartemen : penurunan ukuran kompartemen otot karena fasia yg membungkus otot ketat, peningkatan isi kompartemen otot kerena edema, perdarahan. 4. Infeksi : fraktur terbuka mengalami kontaminasi Osteomielitis Komplikasi Awal Avaskuler Nekrosis Terjadi karena aliran darah ke tulang rusak atau terganggu yang bisa menyebabkan nekrosis tulang dan diawali dengan adanya Volkmans Ischemia. Shock Kehilangan banyak darah dan meningkatnya permeabilitas kapiler yang bisa menyebabkan menurunnya oksigenasi. Ini biasanya terjadi pada fraktur. KOMPLIKASI JANGKA LAMA Delayed Union : penyembuhan yang terus berjalan tetapi dnegan kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
Nonunion : bagian-bagian tulang yang patah
tetap tidak menyatu, imobilisasi yang kurang tepat baik cara terbuka maupun tertutup
Malunion : suatu keadaan dimana tulang yang
patah telah sembuh dalam posisi yang tidak seharusnya, membentuk sudut, atau miring PENANGANAN Sasaran Tindakan Fraktur - mengembalikan fragmen tulang dalam posisi anatomis normal. - mempertahankan reduksi sampai terjadi penyembuhan. - mempercepat pengembalian fungsi kekuatan normal ( rehabilitasi ) Metode Reduksi Fraktur - reduksi tertutup - reduksi terbuka - traksi Metode mempertahankan imobilisasi Alat eksterna Alat Interna 1. Bebat 1. Nail 2. Brace 2. Plat 3. Case 3. Sekrup 4. Pin dan Gips 4. Kawat 5. Fiksator Eksterna 5. Batang 6. Traksi 7. Balutan OREF ORIF ORIF PENGKAJIAN INSPEKSI Bandingkan dgn bagian yg sehat Perhatikan posisi anggota gerak KU penderita secara keseluruhan Ekspresi wajah karena nyeri Lidah kering/ basah Tanda-tanda anemia Apakah ada luka pada kulit dan jaringan Ekstravasasi darah Deformitas Keadaan Vaskularisasi Kondisi mental penderita. Palpasi Pergerakan Temperatur yang Meminta penderita meningkat menggerakkan Nyeri tekan secara aktif dan Pasif, setiap gerakan akan Krepitasi menyebabkan nyeri Pemeriksaan vaskuler hebat. pd daerah distal Pengukuran tungkai DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri b/d fraktur
Kaji jeins dan lokasi nyeri serta ketidaknyaman pasien
Gunakan upaya mengontrol nyeri Beri penjelasan upaya keperawatan untuk mengontrol nyeri Dorong latihan rentang gerak aktif dan pasif pada sendi yg tidak diimobilisasi Minimalkan waktu ekstremitas yg cedera.
Resiko terhadap cedera b/d kerusakan neurovaskuler, tekanan dan
disuse. Kaji terjadinya kerusakan neurovaskuler Ajarkan mengenai tanda dan gejala kerusakan neurovaskuler Kaji terjadinya kerusakan kulit Ajarkan mengenai tanda dan gejala kerusakan kulit Dorong latihan aktif dan latihan gerak bagian tubuh yg tdk diimobilisasi Dorong latihan isometrik otot yg tidak diimobilisasi Kurang perawatan diri b/d hilangnya kemampuan menjalankan AKS
Dorong pasien mengekspresikan keprihatinan dan
mendiskusikan cedera dan masalah yg berhubungan dgn cedera. Sokong penggunaan mekanisme penyelesaian masalah Dorong partisifasi aktif dalam aktivitas kehidupan sehari-hari Evalusi kemampuan pasien untuk melakukan perawatan diri di rumah Ajarkan penggunaan modalitas terapi dan bantu mobilisasi secara aman PEMASANGAN GIPS DEFENISI Gips adalah : suatu bahan kimia yg tersedia dalam lembaran dgn komposisi kimia ( CaSO4 ) 2 H20 + 3 H20 = 2 ( CaSO4 2H2O ) dan bersifat anhidrasi yg dpt mengikat air sehingga membuat kalsium sulfat menjadi solid/keras. Gips adalah : alat imobilisasi eksternal yg kaku yg dicetak sesuai kontur tubuh dimana gips ini dipasang TUJUAN PEMASANGAN GIPS Mengimobilisasi bagian tubuh dlm posisi tertentu. Memberikan tekanan yg merata pd jaringan lunak . Mengimobilisasi fraktur yg yg telah direduksi. Mengoreksi deformitas. Memberikan dukungan dan stabilitas bagi sendi yg mengalami kelemahan. BENTUK-BENTUK PEMASANGAN GIPS Bentuk lembaran sehingga gips menutup separuh atau 2/3 lingkaan permukaan anggota gerak Gips lembaran yg dipasang pd kedua sisi anterior posterior anggota gerak sehingga merupakan gips yg hampir melingkar Gips sirkuler yg dipasang lengkap seluruh anggota gerak Gips yg ditopang dgn besi atau korset dan dpt dipakai untuk menumpu/ berjalan pada patah tulang anggota gerak bawah JENIS-JENIS GIPS BERDASARKAN AREA Gips lengan pendek memanjang dari bawah siku s/d lipatan telapak tangan melingkar erat di dasar ibu jari Gips lengan panjang memanjang dari setinggi lipatan ketiak s/d disebelah proksimal lipatan telapak tangan Gips tungkai pendek memanjang dari bawah lutut s/d daar jari kaki Gips tungkai panjang memanjang dai perbatasan 1/3 atas dan tengah paha sampai dasar jari kaki Gips tubuh melingkar di batang tubuh Gips spika melibatkan sebagian batang tubuh dan ekstremitas Gips spika bahu jaket tubuh yg melingkar batang tubuh dan bahu disiku Gips spika pinggul melingkari batang tubuh dan 1ekstremitas bawah INDIKASI PEMASANGAN GIPS Untuk pertolongan pertama pada fraktur ( sebagai bidai ). Imobilisasi sementara untuk mengistirahatkan dan mengurangi nyeri gips korset pada spondilitis TB. Sebagai pengobatan defenitif untuk imobilisasi fraktur fraktur pada anak. Mengoreksi deformitas pada kelainan bawaan deformitas sendi lutut. Imobilisasi untuk mencegah fraktur patologis. Imobilisasi untuk memberikan kesempatan bagi tulang untuk menyatu setelah operasi ortodesis. Dapat dimanfaatkan sebagai cetakan untuk pembuatan bidai/ protesa. KELEBIHAN PEMASANGAN GIPS Mudah didapatkan Murah & mudah digunakan Dapat diganti setiap saat Dapat dipasang & dibuat cetakan sesui bentuk anggota gerak Dapat dibuat jendela/ lubang untuk membuka jahitan/perawatan luka selama imobilisasi Koreksi secara betahap jaringan lunak Bersifat radiolusen sehingga RO tetap dapat dilakukan Merupakan terapi konservatif untuk menghindari operasi KEKURANGAN PEMASANGAN GIPS Gips yg ketat tekanan pada pembuluh darah, saraf, tulang.
Pemasangan lama kekakuan
pada sendi : alergi, atropy, disuse osteoporosis
Berat dan tidak nyaman dipakai
oleh penderita. PERAWATAN GIPS Gips tidak boleh basah oleh air kerusakan pada gips.
Follow up yang teratur pada lokasi
pemasangan
Gips mengalami lembek, rusak
segera perbaiki PENGKAJIAN Aktivitas / istirahat Keterbatasan/kehilangan fungsi pd bagian yg terkena ( mungkin segera, fraktur itu sendiri, pembengkakakn jaringan, nyeri ) Sirkulasi Hipertensi/ hipotensi kadang-kadang sebagai respon nyeri atau ansietas dan kehilangan darah Neurosensori Hilang gerakan/sensasi, spasme otot, parastesis, deformitas lokal, angulasi abnormal, pemendekan rotasi, krepitasi, spasme otot kehilangan fungsi Nyeri/ Kenyamanan Nyeri berat tiba-tiba saat cedera mungkin terlokalisasi pada area jaringan / kerusakan tulang dpt berkurang dgn imobilisasi, spasme/kram otot setelah imobilisasi. Rasa gatal oleh penekanan gips dan terasa panas. Keamanan Laserasi kulit, avulsi jaringan, perdarahan perubahan warna, pembengkakan lokal. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri b/d gangguan muskuluskeletal keruskan mobilitas fisik b/d gips kerusakan integritas kulit b/d laserasi dan abrasi kurangnya perawatan diri b/d keterbatasan mobilitas kurangnya pengetahuan mengenai program pengobatan potensial perubahan perfusi jaringan perifer b/d respon fisiologik thd cedera atau gips yg restriktif INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI Meredakan nyeri : Meninggikan bagian yg sakit, kompres dingin bila perlu, & analgesik dosis normal. Jgn abaikan nyeri pada pemasangan gips ulkus akibat tekanan Nyeri yg tdk sembuh laporkan untuk mencegah terjadi nekrosis Peningkatan mobilitas Sendi yg tdk diimobilisasi tetap lakukan ROM Pd pemasangan gips latihan pada jari-jarinya. Perawatan diri maksimal Bantu klien untuk melakukan AKS secara bertahap
Penyembuhan abrasi kulit
Observasi adanya tanda-tanda infeksi sistemik, bau dari gips, cairan purulen yg mengotori gips
Mempertahankan perfusi jaringan yg adekuat
Observasi gips yg ketat. Adanya edema Tinggikan daerah yg cedera menurunkan edema EVALUASI Pasien secara aktif berpartisifasi dlm terapi Meningkatkan ekstremitas yg terkena Berlatih sesuai dgn instruksi Menjaga gips tetap kering Melaporkan masalah yg timbul Melaporkan berkurangnya nyeri Meninggikan ekstemitas yg digips Mereposisi sendiri Menggunakan analgesik b/p LANJUTAN ... Memperlihatkan peningkatan mobilitas Menggunakan alat bantu yg nyaman Berlatih untuk meningkatkan kekuatan Melakukan latihan sesuai ROM Berpartisifasi dlm aktivitas perawatan diri Melakukan AKS sendiri dgn bantuan minimal Melakukan aktivitas hygiene dan personal hygiene Memperlihatkan penyembuhan, abrasi & laserasi Bebas tanda-tanda infeksi lokal : cairan purulen, bau dan ketidaknyamanan lokal. Bebas tanda infeksi sistemik. Terjaganya perdarahan yg adekuat pd eksteremitas yg terlibat Warna dan suhu kulit normal Pembengkakan minimal Kapiler refiling baik Gerakan aktif jari tangan/kaki Melaporkan sensasi normal pd bagian yg di gips Tidak memeperlihatkan adanya komplikasi Tidak terjadi ulkus akibat penekanan Status neurovaskuler normal Atropy otot minimal.