Você está na página 1de 27

ASKEP GGP III

R Bayu Kusumah N
Embolisme
Paru
Definisi
Penyumbatan arteri pulmonalis (arteri
paru-paru) oleh suatu embolus secara
tiba-tiba terjadi
Obstruksi salah satu atau lebih arteri
pulmonalis oleh trombus yang berasal
dari suatu tempat
Etiologi
Bekuan darah
Gelembung udara
Lemak
Sel tumor
Manifestasi Klinis
Nyeri dada menyerupai angina pectoris atau
infark miokardium
Dyspnea
Takipnea
Takikardi
Gugup
Batuk
Diaforesis
Hemoptisis
Sinkop
Patofisiologi
Ketikatrombus menyumbat sebagian
atau seluruh arteri pulmonal, ruang rugi
alveolar membesar, meski terus
mendapat ventilasi, menerima aliran
darah sedikit maupun tidak sama sekali
Penurunan kadar O2 dan peningkatan
CO2
Pemeriksaan Penunjang
1. Rontgen dada
Rontgen dada pada emboli paru biasanya normal tetapi
dapat meunjukkan pneumokontriksi, infiltrat, atelektasis,
elevasi diagfragma pada posisi yang sakit, atau dilatasi besar
arteri pulonal dan efussi pleura.
2. EKG
EKG biasanya menunjukkan sinus takikardia, atrial flutter atau
fibrilasi dan kemungkinan penyimpangan aksis kanan, atau
regangan vcentrikel kanan.
3. Pletismografi impedans
Pletismografi impedans dilakukan untuk menentukan adanya
troimbosis pada vena profunda.
4. Gas darah arteri
Gas darah arteri pada emboli paru dapat mennjukkan
hipoksemia dan hipokapnea.
Komplikasi
Gagal napas,
Gagal jantung kanan akut,
dan
Hipertensi
Penatalaksanaan
Terapi antikoagulan
Terapi trombolitik
Tindakan umum untuk meningkatkan status
pernafasan dan vascular (O2)
Intervensi bedah
Rehabilitasi
Untuk penderita yang baru menjalani
pembedahan (terutama orang tua),
disarankan untuk:
Menggunakan stoking elastis
Melakukan latihan kaki
Bangun dari tempat tidur dan bergerak aktif
sesegera mungkin untuk mengurangi
kemungkinan terjadinya pembentukan
gumpalan
Diagnosa Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif ,dyspnea
berhubungan dengan penurunan
kemampuan paru
2. Nyeri dada berhubungan dengan infark
paru-paru
3. Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi
4. Resiko gagal jantung kanan berhubungan
dengan peningkatan kerja ventrikel kanan
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
penurunan suplai oksigen dalam jaringan
Intervensi
Pola nafas tidak efektif ,dyspnea berhubungan
dengan penurunan kemampuan paru
Identifikasi
etiologi atau factor pencetus
Evaluasi fungsi pernapasan (napas cepat, sianosis,
perubahan tanda vital)
Auskultasi bunyi napas
Catat pengembangan dada dan posisi trakea, kaji
fremitus
Pertahankan posisi nyaman biasanya peninggian
kepala tempat tidur
Berikan oksigen melalui kanul/masker
Nyeri dada berhubungan dengan
infark paru-paru
Kaji terhadap adanya nyeri, skala dan
intensitas nyeri
Ajarkan pada klien tentang manajemen
nyeri dengan distraksi dan relaksasi
Kaji keefektifan tindakan penurunan rasa
nyeri
Berikan analgetik sesuai indikasi
Gangguan pertukaran gas berhubungan
dengan ketidakseimbangan ventilasi dan
perfusi
Kaji frekuensi, irama, bunyi dan dalamnya
pernafasan
Berikan tambahan oksigen
Pantau saturasi oksigen
Koreksi keseimbangan asam basa
Beri posisi yang memudahkan
meningkatkan ekspansi paru
Latih batuk efektif dan nafas dalam
Atelektasis
Definisi
Penyakit restriktif akut yang umum terjadi,
mencakup kolaps jaringan paru atau unit
fungsional paru
Ekspansi yang tidak sempurna paru saat lahir
(ateletaksis neokatorum) atau kolaps sebelum
alveoli berkembang sempurna, yang biasanya
terdapat pada dewasa yaitu ateletaksis didapat
(acovired aeletacsis)
pengkerutan sebagian atau seluruh paru-paru
akibat penyumbatan saluran udara (bronkus
maupun bronkiolus) atau akibat pernafasan yang
sangat dangkal
Etiologi
Etiologi Intrinsik
Bronkus yang tersumbat, penyumbatan bisa berasal di
dalam bronkus seperti tumor bronkus, benda asing,
cairan sekresi yang massif. Peradangan intraluminar
airway menyebabkan penumpukan sekret yang
berupa mukus.
Tekanan ekstra pulmonary, biasanya diakibatkan oleh
pneumothorah, cairan pleura, peninggian diafragma,
herniasi alat perut ke dalam rongga thorak, tumor
thorak seperti tumor mediastinum.
Paralisis atau paresis gerakan pernapasan, akan
menyebabkan perkembangan paru yang tidak
sempurna,
Hambatan gerak pernapasan oleh kelainan pleura
Etiologi Ekstrinsik
Pneumothoraks
Tumor
Pembesaran kelenjar getah bening.
Pembiusan (anestesia)/pembedahan
Tirah baring jangka panjang tanpa
perubahan posisi
Pernafasan dangkal
Penyakit paru-paru
Patofisiologi
Bronkusmengalami penyumbatan ->
udara ke alveolus kurang -> kegagalan
bernapas
O2 kurang ke alveolus akan
mengakibatkan kolaps
Manifestasi Klinis
Gangguan pernafasan
Nyeri dada
Batuk
Jika disertai infeksi, bisa terjadi demam dan
peningkatan denyut jantung, kadang-
kadang sampai terjadi syok (tekanan
darah sangat rendah).
Tindakan
Berbaring pada sisi paru-paru yang sehat sehingga
paru-paru yang terkena kembali bisa mengembang
Menghilangkan penyumbatan, baik melalui bronkoskopi
maupun prosedur lainnya
Latihan menarik nafas dalam (spirometri insentif)
Perkusi (menepuk-nepuk) dada untuk mengencerkan
dahak
Postural drainase
Antibiotik diberikan untuk semua infeksi
Pengobatan tumor atau keadaan lainnya.
Pada kasus tertentu, jika infeksinya bersifat menetap
atau berulang, menyulitkan atau menyebabkan
perdarahan, maka biasanya bagian paru-paru yang
terkena mungkin perlu diangkat
Diagnosa Keperawatan
Pola napas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus
berlebihan dan kental, batuk tidak efektif.
Gangguan pertukaran Gas berhubungan dengan
penurunan volume paru
Intolernsi aktifitas berhubungan dengan kondisi tubuh yang
lemah (kelelahan) sekunder terhadap peningkatan upaya
pernapasan
Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan
demam kehilangan cairan , masukan cairan kurang karena
dispnea
Nyeri berhubungan dengan proses inflamasi paru
Cemas / takut berhubungan dengan hospitalisasi (ICU)
Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang
informasi mengenai proses penyakit, prosedur perawatan di
rumah sakit.

Você também pode gostar