Você está na página 1de 21

ASUHAN

K E P E R AWATA N
KLIEN DENGAN
MASTITIS
Kartika Larasati Laelatul
Martha Mida
PENGERTIAN
Mastitis adalah infeksi peradangan pada
mammae, terutama pada primipara yang
biasanya disebabkan oleh staphylococcus aureus.
Mastitis adalah infeksi yang disebabkan karena
adanya sumbatan pada duktus hingga puting susu
mengalami sumbatan. Mastitis paling sering
terjadi pada minggu kedua dan ketiga pasca
kelahiran. Penyebab penting dari mastitis ini
adalah pengeluaran ASI yang tidak efisien akibat
teknik menyusui yang buruk.
Berdasarkan pengertian di atas maka mastitis adalah suatu infeksi
atau peradangan pada jaringan payudara yang diakibatkan karena
adanya bakteri (staphylococcus aureus) yang masuk melalui
puting susu yang pecah-pecah atau terluka.
Mastitis diklasifikasikan menjadi4 jenis, yaitu:
1. Mastitis Puerparalis Epidemik
2. Mastitis Non-infeksiosa
3. Mastitis Subklinis
4. Mastitis Infeksiosa
MASTITIS PUERPARALIS MASTITIS NON-
EPIDEMIK INFEKSIOSA
Mastitis puerparalis epidemic ini
biasanya timbul apabila pertama kali Mastitis noninfeksiosa terjadi apabila
bayi dan ibunya terpajan pada ASI tidak keluar dari sebagian atau
organisme yang tidak dikenal atau seluruh payudara, produksi ASI
verulen. melambat dan aliran terhenti.

MASTITIS SUBKLINIS MASTITIS INFEKSIOSA


Mastitis subklinis telah diuraikan
sebagai sebuah kondisi yang dapat Mastitis infeksiosa terjadi apabila
disertai dengan pengeluaran ASI yang siasis ASI tidak sembuh dan proteksi
tidak adekuat, sehingga produksi ASI
sangat berkurang yaitu kira-kira hanya oleh faktor imun dalam ASI dan oleh
sampai di bawah 400 ml/hari respon-respon inflamasi.
(<400ml/hari).
ETIOLOGI
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh
bakteri yang banyak ditemukan pada kulit
yang normal yaitu Staphylococcus aureus.
Bakteri ini seringkali berasal dari mulut bayi
yang masuk ke dalam saluran air susu
melalui sobekan atau retakan di kulit pada
puting susu. Mastitis biasanya terjadi pada
wanita yang menyusui dan paling sering
terjadi dalam waktu 1-3 bulan setelah
melahirkan. Sekitar 1-3% wanita menyusui
mengalami mastitis pada beberapa minggu
pertama setelah melahirkan.
Soetjiningsih (1997) menyebutkan bahwa peradangan pada payudara (Mastitis) di
sebabkan oleh hal-hal sebagai berikut:
a. Payudara bengkak yang tidak disusu secara adekuat, akhirnya tejadi
mastitis.
b. Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan terjadi
payudara bengkak.
c. Penyangga payudara yang terlalu ketat, mengakibatkan segmental
engorgement sehingga jika tidak disusu secara adekuat bisa terjadi mastitis.
d. Ibu yang memiliki diet jelek, kurang istirahat, anemia akan mempermudah
terkena infeksi.
TINGKAT MASTITIS
Tingkat Awal Peradangan Tingkat Abses
Pada peradangan dalam taraf Hampir selalu orang datang sudah
permulaan penderita hanya merasa dalam tingkat abses. Dari tingkat
nyeri setempat, taraf ini cukup radang ke abses berlansung sangat
memberi support mammae itu dengan cepat karena oleh radang duktulus-
kain tiga segi, supaya tidak duktulus menjadi edematous, air susu
menggantung yang memberikan rasa terbendung, dan air susu yang
nyeri dan disamping itu memberi terbendung itu segera bercampur
antibiotik. dengan nanah.
Payudara yang terbendung membesar,
1 membengkak, keras dan kadang terasa
nyeri.
Payudara dapat terlihat merah,
2 mengkilat dan puting teregang menjadi
rata.

3
ASI tidak mengalir dengan mudah, dan
bayi sulit mengenyut untuk menghisap
Tanda &
ASI sampai pembengkakan berkurang
Gejala
Ibu akan tampak seperti sedang

4
mengalami flu, dengan gejala demam,
rasa dingin dan tubuh terasa pegal dan
sakit.
Terjadi pembesaran kelenjar getah
5 bening ketiak pada sisi yang sama
dengan payudara yang terkena.
Pathway
KOMPLIKASI
Abses payudara
Mastitis berulang
Infeksi jamur
PENCEGAHAN
1 Kebersihan harus
3
Gunakan bra yang dipraktekkan oleh semua
Mastitis bisa dihindari sesuai ukuran payudara, yang berkontak dengan
jika ibu yang baru serta usahakan untuk bayi baru lahir dan ibu
melahirkan cukup selalu menjaga baru, sehingga
mengurangi insiden
banyak istirahat dan kebersihan payudara
mastitis. Tindakan yang
bisa secara teratur dengan cara cermat untuk menghindari
menyusui bayinya membersihkan dengan kontaminasi dengan
agar payudara tidak kapas dan air hangat menyingkirkan individual
sebelum dan sesudah yang diketahui atau
menjadi bengkak.
menyusui. dicuigai sebagai karir dari
2 tempat perawatan.
1. Istirahat, istirahat akan menghilangkan rasa stress dan meningkatkan kekebalan tubuh
kembali.
2. Kompres payudara secara bergantan, dengan kompres hangat dan dingin. Kompres dingin
dapat menghilangkan rasa nyeri pada payudara dan kompres hangat dapat mengurangi
peradangan.
3. Pijat daerah yang sakit.pemijatan dapat meningkatkan sirkulasi, mengurangi penyumbatan
payudara serta membantu factor imunitas dipayudara. Pijat payudara sambil mandi air hangat
atau berendam dalam air hangat.
4. Jangan berhenti menyusui meskipun payudara meradang. Sebab menghentikan menyusui
dapat menyebabkan infeksi kuman pada payudara yang dapat berlanjut menjadi abses.
5. Susuilah lebih sering pada payudara yang meradang
6. Susuilah payudara yang meradang sampai kosong karena apabila ada yang tersisa akan lebih
rentan terhadap infeki, sebaiknya harus segera menyusui bayi bila bayi menolak menyusu
maka keluarkan dengan atangan atau dipompa. Mulailah menyusui dengan payudara yang
sehat setelah itu baru ganti pada payudara yang sakit. Cara ini akan mengurangi nyeri saat
menyusui.
7. Apabila bayi menolak menyusu pada payudara yang meradang hal ini dapat disebabkan
karena peradangan kelenjar susu meningkatkan kadar sodium (garam) pada asi sehingga
rasanya jadi asin kebanyakan bayi tidak menyadari rasa ASI ini tetapi ada bayi yang menolak
untuk meminumnya. Apabila bayi menolak mulailah menyusui dari payudara yang sehat baru
selanjutnya ke payudara yang meradang apabila peradangan terus berlanjut maka segeralah
periksa kedokter.
ASUHAN
K E P E R A W AT A N
Pengkajian Diagnosa
Identitas klien 1.Nyeri berhubungan
dengan proses infeksi :
Riwayat kesehatan
mastitis
Pengkajian Keperawatan 2.Gangguan pemenuhan
Pengkajian Fisik kebutuhan nutrisi kurang
dari kebutuhan
Klasifikasi Data
Analisa Data
Intervensi
1
Nyeri berhubungan dengan proses infeksi : mastitis
Intervensi Rasional
a. Nyeri berkurang/hilang a. Ajarkan teknik relasksasi
b. Ibu dapat menyusui bayinya b. Kompres hangat pada area
dengan nyaman nyeri
c. Ibu dapat beraktifitas c. Kolaborasi pemberian obat
dengan normal analgetik
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
2 Intervensi Rasional
a. Anjurkan pemberian makanan/nutrisi a. Porsi kecil tapi sering akan lebih
dengan porsi kecil tapi sering. memberikan banyak kesempatan bagi
b. Jelaskan pentingnya nutrisi khususnya pasien untuk memenuhi kebutuhan
pada masa menyusui. nutrisinya.
c. Jika perlu berikan tambahan multi b. Pendidikan kesehatan/penkes
vitamin. mengenai nutrisi akan mendorong
pasien untuk lebih memperhatikan
pemenuhan kebutuhan nutrisinya.
c. Multi vitamin dapat meningkatkan
nafsu makan.
Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan
efektif terhadap biaya, pertama-tama harus
mengidentifikasi prioritas perawatan klien, kemudian
bila perawatan telah dilaksanakan, memantau dan
mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan
mengkomunikasikan informasi ini kepada penyedia
perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan
menggunakan data, dapat mengevaluasi dan merevisi
rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan
berikutnya.

Implementasi
Evaluasi

Tahapan evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap


pencapaian hasil yang diinginkan dan respons pasien
terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian
mengganti rencana perawatan jika diperlukan. Tahap akhir
dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan
pasien ke arah pencapaian hasil.

Você também pode gostar