Pendahuluan Analgesik merupakan obat yang digunakan untuk mengurangi ataupun meringankan rasa nyeri tanpa menyebabkan hilangnya kesadaran. Analgesik dibedakan menjadi analgesik opioid dan non opioid Nyeri merupakan perasaan subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan, dikaitkan dengan adanya kerusakan jaringan Nyeri merupakan fungsi survive tubuh sebagai respon terhadap jaringan rusak Pendahuluan Berdasarkan durasi: ada nyeri akut dan kronis Berdasarkan asalnya, nyeri dibedakan menjadi nyeri nosiseptif dan nyeri neuropatik Nyeri nosiseptif dibagi menjadi nyeri perifer dan nyeri visceral Nyeri perifer bersifat terlokalisasi dan akut, sedangkan nyeri visceral bersifat lebih dalam Pendahuluan Nyeri nosiseptif terjadi ketika ada stimulus yang memicu reseptor nyeri (nosiseptor). Stimulus tersebut akan diubah menjadi impuls saraf pada saraf aferen primer dan ditransmisikan sepanjang saraf aferen menuju spinal cord dan akhirnya ke pusat nyeri di otak Serabut saraf aferen terdiri dari serabut A dan serabut C Setelah sampai di otak, maka akan timbul persepsi nyeri ( mengatakan aduh) Mekanisme Nyeri Pengukuran Persepsi Nyeri Analgesik Opioid - Merupakan analgesik yang mempunyai sifat seperti opium atau morfin, baik alami, semisintetik ,maupun sintetik Contoh: morfin, kodein, papaverin, noskapin, metadon, fentanil, nalokson, meperidin/petidin, tramadol dan lain lain. - Bekerja dengan melibatkan reseptor opiat/opioid - Reseptor opioid ada banyak sub tipe sehingga efek opioid beraneka ragam Analgesik Opioid Reseptor opiat yang umum ada tiga: a. Reseptor mu () Efek: analgesia, depresi nafas, euforia, miosis, ketergantungan b. Reseptor kappa () Efek: analgesia, depresi nafas yang lebih ringan, sedasi c. Reseptor delta () Efek: disforia, halusinasi, stimulasi pusat vasomotor Efek samping obat opioid Perubahan mood : euforia, disforia Kesadaran: lemah, mengantuk, apatis, tidak fokus Stimulasi CTZ: mual muntah Depresi pernafasan : kecepatan respirasi menurun Penurunan motilitas GI : konstipasi Pengurangan sekresi empedu Pelepasan histamin: urtikaria, asma Miosis Toleransi dan gejala putus obat Contoh Analgesik Opioid Morfin -digunakan sebagai standar analgesik opiat lain -umumnya diberikan secara parenteral - Dimetabolisme di hati - Diekskresi terutama lewat ginjal Contoh Analgesik Opioid Petidin/ Meperidin -efek analgesik beserta efek samping setara morfin -umumnya diberikan secara sc maupun im -dosis 75-100 mg secara parenteral setara dengan 10 mg morfin -metabolisme terutama di hati Contoh Analgesik Opioid Kodein - Digunakan untuk nyeri ringan-sedang - Dosis oral 30 mg setara dengan asetosal 325-600 mg - Ketergantungan lebih rendah Contoh Analgesik Opioid Fentanyl -efikasi 80 x dari morfin -biasa untuk nyeri pasca operasi ataupun untuk anastesi ANALGESIK AINS Sering disebut sebagai aspirin-like drugs, dan semuanya bersifat antipiretik, analgesik, dan antiinflamasi dengan variasi efektivitas Mekanisme kerja berhubungan dengan penghambatan biosintesis prostaglandin (PG) Biosintesis prostaglandin diperantarai oleh enzim COX (siklooksigenase) Enzim COX dikenal ada 3 tipe: COX-1, COX-2, dan COX-3 AINS ada yang selektif dan non selektif terhadap COX Enzim COX Mempunyai dua sisi aktif (sisi aktif siklooksigenase, dan sisi aktif peroksidase) Sisi aktif COX pada COX-2 lebih luas daripada COX-1 Asam arakidonat pada sisi aktif COX akan diubah menjadi PGG2 selanjutnya pada sisi aktif peroksidase, PGG2 tersebut dikonversi menjadi PGH2 PGH2 oleh berbagai enzim akan diubah menjadi berbagai tipe prostaglandin Peran Enzim COX-1 dan COX-2 Keduanya mengkatalisis reaksi yang sama serta menghasilkan produk yang sama, hanya berbeda fungsi biologis COX-1: penting dalam perlindungan lambung dan agregasi platelet COX-2: berperan dalam proses inflamasi serta kanker Mekanisme Kerja AINS ANALGESIK AINS Parasetamol (Asetaminofen) -memiliki khasiat analgesik dan antipiretik - efek antiinflamasi kurang berarti/hampir tidak ada -tidak memiliki efek antiplatelet -merupakan pilihan yang aman, relatif jarang ES -dosis 6-12 gram tunggal dapat bersifat hepatotoksik ANALGESIK AINS Asetosal /asam asetil salisilat (Aspirin) -bersifat analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi -memiliki efek antiplatelet sehingga dapat mencegah pembekuan darah. Efek urikosurik pada dosis > 5g -dapat menyebabkan sindrome Reye sehingga sebaiknya tidak digunakan pada anak < 12 tahun -sebaiknya tidak digunakan oleh pasien asma ANALGESIK AINS Metampiron/metamizol/dipiron (Antalgin) -memiliki aktivitas analgesik, antipiretik, tetapi antiinflamasinya lemah -Efek samping yang utama adalah agranulositosis (tidak diproduksinya neutrofil oleh sumsum tulang belakang) ANALGESIK AINS Asam Mefenamat -ES terutama iritasi lambung, ruam kulit, diare , atauun anemia hemolitik -sebaiknya tidak digunakan melebihi seminggu -tidak dianjurkan digunakan pada anak maupun ibu hamil ANALGESIK AINS Ibuprofen -daya analgesik setara dengan aspirin -daya antiinflamasi lemah, mempunyai daya antipiretik -tidak dianjurkan digunakan oleh ibu hamil dan menyusui -hati hati jika digunakan bersama dengan antikoagulan ANALGESIK AINS Piroksikam - ES tersering adalah gangguan pada saluran cerna - Diberikan hanya sekali sehari dikarenakan waktu paruhnya > 45 jam - Diindikasikan untuk terapi inflamasi pada persendian - Tidak dianjurkan untuk wanita hamil, penderita tukak lambung, dan pengguna antikoagulan ANALGESIK AINS Diklofenak -absorbsi obat berlangsung cepat dan obat hampir seluruhnya terikat protein plasma -ES sama dengan AINS secara umum : iritasi lambung -pemakaian selama kehamilan tidak dianjurkan ANALGESIK AINS Fenilbutazon dan Oksifenbutazon -Efek antiinflamasi setara dengan salisilat, sehingga indikasi hanya untuk terapi artritis rheumatoid ataupun gout akut Tidak digunakan sebagai antiiretik maupun analgesik karena toksik -sangat kuat terikat protein plasma -ES utama : alergi, iritasi lambung ANALGESIK AINS Indometasin -efek analgesik, antipiretik, dan antiinflamasi setara dengan aspirin -ES cukup banyak sehingga jarang digunakan -tidak dianjurkan diberikan pada anak, ibu hamil, pasien tukak lambung, gangguan psikiatris ANTI GOUT Gout ditandai dengan adanya hiperurisemia (kenaikan kadar asam urat dalam darah), adanya serangan berulang artritis akut, ada tofi ANTI GOUT Asam urat merupakan hasil akhir degradasi purin, dan merupakan produk buangan, dikarenakan manusia tidak mempunyai enzim urikase Beberapa hewan misal rodent (tikus), katak, dan ikan mempunyai enzim urikase, sehingga asam urat dapat dimetabolisme lagi menjadi alantoin yang mudah larut. Sumber purin dapat berasal dari makanan, konversi asam nukleat menjadi nukleotida purin, dan sintesis basa purin Makanan kaya purin Makanan rendah purin ANTI GOUT Allopurinol -Bekerja dengan menghambat enzim xantin oksidase secara kompetitif, sehingga perubahan xantin menjadi asam urat dihambat -Cukup diberikan sekali sehari saja -ES utama adalah ruam kulit ANTI GOUT Antigout lain: - Probenesid dan Sulfinpirazon Merupakan obat urikosurik (meningkatkan ekskersi asam urat) - Kolkisin: ES utama: gangguan saluran cerna Untuk mengatasi inflamasi akut yang terjadi, dan efektif jika diberikan segera (1-2 hari) setelah onset gejala Terima Kasih Mohon mendalami materi analegsik, AINS, dan antigout secara mandiri dengan berbagai referensi. Jika ada yang ditanyakan, silakan berdiskusi di luar jam kuliah