Você está na página 1de 39

AKUNTANSI TRANSAKSI IJARAH

DEFINISI DAN PENGGUNAAN

Ijarah dan ijarah Muntahiyah Bit tamlik (IMBT) merupakan transaksi sewa
menyewa yang diperbolehkan oleh syariah. Akad ijarah merupakan akad
yang memfasilitasi transaksi pemindahan hak guna (manfaat) atas suatu
barang atau jasa dalam waktu tertentu melalui pembayaran sewa/upah
tanpa diikuti pemindahan kepemilikan barang.
Bagi bank syariah, transaksi ini memiliki beberapa keunggulan jika
dibandingkan dengan jenis akad lainnya yaitu:
1.Dibandingkan dengan akad murabahah, akad ijarah lebih fleksibel dalam
hal objek transaksi.
2.Dibandingkan dengan investasi, akad ijarah mengandung resiko usaha
yang lebih rendah, yaitu adanya pendapatan sewa yang relatif tetap
KETENTUAN SYARII, RUKUN TRANSAKSI DAN
PENGAWASAN SYARIAH

TRANSAKSI IJARAH DAN TRANSAKSI IMBT


Ketentuan syari Transaksi Ijarah dan Transaksi IMBT

Berdasarkan terminologi, Ijarah adalah memindahkan kepemilikan fasilitas


dengan imbalan. Penyewaan dalam sudut pandang islam meliputi dua hal
yaitu;

1. Penyewaan terhadap potensi atau sumber daya manusia;

2. Penyewaan terhadap suatu fasilitas.

Ketentuan syari transaksi ijarah diatur dalam fatwa DSN no 09 tahun 2000.
Adapun ketentuan syari transaksi ijarah untuk penggunaan jasa diatur dalam
fatwa DSN no 44 tahun 2004. Sedangkan ketentuan syari IMBT diatur dalam
fatwa DSN no 27 tahun 2000.
Rukun Transaksi Ijarah
Rukun transaksi ijarah meliputi
(a)transaktor yakni penyewa dan pemberi sewa
(b)objek ijarah, yakni fasilitas dan uang sewa; dan
(c)ijab dan kabul menunjukkan searah terima, baik berupa ucapan atau perbuatan.

a.Transaktor
Transaktor terdiri atas penyewa (nasabah) dan pemberi sewa (bank syariah). Kedua
transaktor disyaratkan memiliki kompetensi berupa akil baligh dan kemampuan memilih
yang optimal seperti tidak gila, tidak sedang dipaksa dan yang lain yang sejenis.
Impilikasi perjanjian sewa kepada bank syariah sebagai penyewa adalah sebagai berikut:
a.Menyediakan aset yang disewakan
b.Menanggung biaya pemeliharaan aset
c.Menjamin bila terdapat cacat pada aset yang disewakan

Adapun kewajiban nasabah sebagai penyewa adalah:


(a) Membayar sewa dan bertanggungjawab untuk menjaga keutuhan aset
yang disewa serta menggunakannya sesuai kontrak.
(b) Menanggung biaya pemeliharaan yang sifatnya ringan (tidak materiil).
(c) Jika aset yang disewa rusak, bukan karena pelanggaran dari penggunaan
yang dibolehkan, juga bukan karena kelalaian pihak penyewa dalam
menjaganya, ia tidak bertanggung jawab atas kerusakan tersebut.
b. Objek ijarah
Objek kontrak ijarah meliputi pembayaran sewa dan manfaat dari
penggunaan aset.
Adapun ketentuan objek ijarah adalah sebagai berikut :
Objek ijarah adalah maanfaat dari penggunaaan barang dan jasa.
Manfaat barang harus bisa dinilai dan dapat dilaksanakan dalam kontrak.
Fasilitasnya mubah (dibolehkan).
Kesanggupan memenuhi maanfaat harus nyata dan sesuai dengan
syariah.
Manfaat harus dikenali secara spesifit sedemikian rupa untuk
menghilangkan ketidaktahuan yang akan mengakibatkan sengketa.
Spesifikasi manfaat harus dinyatakan dengan jelas termasuk jangka
waktunya.
Sewa adalah sesuatu yang dijanjikan dan dibayar kepada LKS sebagai
pembayaran manfaat.
Ketentuan dalam menentukan sewa dapat diwujudkan dalam
ukuran,waktu,tempat dan jarak.
c. Ijab dan kabul
Ijab dan kabul dalam akad ijarah merupakan peryataan dari kedua belah pihak yang
berkontrak, dengan cara penawaran dari pemilik aset (bank syariah) dan penerimaan
yang dinyatakan oleh penyewa (nasabah).

Rukun Transaksi IMBT


Berdasarkan fatwa DSN no 27 tahun 2002, disebutkan bahwa pihak yang melakukan
transaksi IMBT harus melaksanakan akad ijarah terlebih dahulu. Dengan demikian
pada akad IMBT, juga berlaku semua rukun dan syarat transaksi ijarah. Adapun akad
perjanjian IMBT harus disepakati ketika akad ijarah ditandatangani. Selanjutnya
pelaksanaan akad pemindahan kepemilikan, baik dengan jual beli atau pemberian
hanya dapat dilakukan setelah masa ijarah selesai.

Rukun Transaksi Ijarah Untuk Pembiayaan Multijasa


Pembiayaan multijasa dengan skema ijarah adalah pembiayaan yang diberikan oleh
Lembaga Keuangan Syariah (LKS) kepada nasabah dalam memperoleh manfaat atas
suatu jasa dengan menggunakan akad ijarah, pembiayaan multijasa hukumnya boleh
(jaiz) dengan menggunakan akad ijarah atau kafalah.
Pengawasan Syariah Transaksi Ijarah dan IMBT
Untuk menguji kesesuaian transaksi ijarah dan IMBT yang dilakukan bank
dengan fatwa dewan DSN, DPS suatu bank syariah akan melakukan
pengawasan syariah. Menurut bank Indonesia, pengawasan tersebut antara
lain berupa:
a.Memastikan penyaluran dana berdasarkan prinsip ijarah tidak dipergunakan
untuk kegiatan yang bertentangan dengan prinsip syariah;
b.Memastikan bahwa akad pengalihan kepemilikan dalam IMBT dilakukan
setelah akad ijarah selesai, dan dalam akad ijarah, janji (waad) untuk
pengalihan kepemilikan harus dilakukan pada saat berakhirnya akad ijarah;
c.Meneliti pembiayaan berdasarkan prinsip ijarah untuk multijasa
menggunakan perjanjian sebagaimana diatur dalam fatwa yang berlaku
tentang multijasa dan ketentuan lainnya antara lain ketentuan standard akad;
d.Memastikan besar ujrah atau fee multijasa dengan menggunakan akad
ijarah telah disepakati di awal dan diyatakan dalam bentuk nominal bukan
dalam bentuk persentase.
ALUR TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT
Skema transaksi istishna ditunjukan pada gambar 1.1.
Transaksi dilakukan dengan alur sebagai berikut:
Pertama, nasabah mengajukan permohonan ijarah dengan mengisi formulir
permohonan. Berbagai informasi yang diberikan selanjutnya deverifikasi
kebenarannya dan dianalisis kelayakannya oleh bank syariah.
Kedua, sebagaimana difatwakan oleh DSN, bank selanjutnya menyediakan
objek sewa yang akan digunakan nasabah.
Ketiga, nasabah menggunakan barang atau jasa yang disewakan sebagaimana
yang disepakati dalam kontrak.
Keempat, nasabah menyewa membayar fee sewa kepada bank syariah sesuai
dengan kesepakatan akad sewa.
Kelima, pada transaksi IMBT, setelah masa ijarah selesai, bank sebagai pemilik
barang dapat melakukan pengalihan hak milik kepada penyewa.
Gambar 1.1
ALUR TRANSAKSI IJARAH DAN IMBT

1.
Bank Syariah
Negosi
sebagai Nasabah
asi dan
pemberi sewa sebagai
akad
barang dan
ijarah penyewa
jasa
4. membayar sewa pada bank

2. membeli
barang/jasa pemasok 3. menggunakan objek ijarah

OBJEK
IJARAH

5. mengalihkan hak milik barang


ijarah pada akhir masa sewa (khusus
IMBT
CAKUPAN STANDAR AKUNTANSI IJARAH DAN
IJARAH MUNTAHIYA BITTAMLIK

Standar akuntansi untuk ijarah masih menggunakan PSAK no 59 bagian ijarah


dan IMBT paragraf 105 sampai paragraf 133. Standar ini memuat tentang
mekanisme transaksi dan ketentuan tentang pengakuan dan pengukuran
transaksi dalam yang terdapat dalam skema ijarah dan IMBT. Beberapa hal
dicakup dalam standar ini adalah pengakuan dan pengukuran perolehan
objek ijarah, pendapatan ijarah dan IMBT, piutang pendapatan ijarah dan
IMBT, biaya perbaikan yang dikeluarkan, perpindahan hal milik objek sewa,
terjadinya penurunan nilai objek sewa secara permanen.
TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN TRANSAKSI IJARAH BAGI
BANK SYARIAH.

Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah


akan mengacu pada kasus 1.1 berikut.
Kasus 1.1.: Transaksi ijarah

PT. Namira membutuhkan sebuah mobil untuk keperluan usahanya. Pada bulan januari
20XA, PT Namira mengajukan permohonan ijarah kepada bank syariah. Adapun informasi
tentang penyewaan tersebut adalah sebagai berikut:

Harga perolehan barang : Rp 125.000.000


Umur ekonomis barang : 5 tahun (60 bulan)
Masa Sewa : 24 bulan
Nilai sisa umur ekonomis : Rp 5.000.000
Sewa per bulan : Rp 2.400.000
Uang muka sewa : -
Biaya administrasi : Rp 480.000
Teknis Perhitungan Transaksi Ijarah

Beberapa hal yang perlu dilakukan perhitungan terkait transaksi ijarah adalah
perhitungan penentuan keuntungan dan fee ijarah, perhitungan uang muka sewa, dan
biaya administrasi ijarah.

Perhitungan biaya administrasi ijarah

Biaya administrasi bisa diterapkan dengan menggunakan


persentase tertentu dari modal yang digunakan untuk
persewaan. Misalkan dalam kasus di atas, bank syariah
menggunakan kebijakan 1% dari modal persewaan. Maka
biaya administrasinya adalah sebagai berikut:
Biaya administrasi ijarah = n% x modal persewaan per bulan
x jumlah bulan
= 1% x Rp 2.000.000 x 24
= 1% x Rp 48.000.000
= Rp480.000
Perjurnalan transaksi ijarah

a. Transaksi pengadaan aset ijarah


Sebelum akad ijarah dilakukan, bank syariah terlebih dahulu melakukan
pengadaan aset ijarah. Berdasarkan PSAK no 59 paragraf 108 disebutkan
bahwa objek sewa diakui sebesar biaya perolehan pada saat perolehan.

Misalkan untuk keperluan transaksi ijarah PT Namira di atas, pada tanggal 5 juni
20XA bank syariah membeli aset pada perusahaan yang mensuplai barang yang
diperlukan. Pembelian dilakukan via rekening pemasok tersebut adalah sebagai
berikut:

tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit


(Rp)
5/6/XA Db Persediaan ijarah 120.000.000
Kr. Kas/Rekening 120.000.00
supplir 0
Pada saat akad disepakati, terdapat beberapa transaksi yang harus diakui oleh bank
syariah. Transaksi tersebut adalah (1) konversi persediaan untuk ijarah menjadi aset
ijarah, sebagai bentuk pengakuan atas adanya pengalihan hak guna kepada penyewa (2)
Penerimaan biaya administrasi.

Misalkan pada tanggal 10 Juni, PT. Namira menandatangani akad ijarah untuk
sebuah mesin. Maka jurnal yang diperlukan pada waktu itu adalah:

Tangg rekening Debit Kredit(R


al (Rp) p)
10/6/X Db. Aset yang diperoleh untuk 120.000.0
A ijarah 00
Kr. Persediaan ijarah 120.000.0
00

10/6/X Db. Rekening nasabah PT. 480.000


A Namira
Kr. Pendapatan administrasi 480.000
c. Transaksi Pengakuan Pendapatan Ijarah
Misalkan rencana dan realisasi pembayaran sewa oleh PT. Namira
adalah sebagai berikut:
(1) Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan saat jatuh tempo
(2) Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
Misalkan untuk pembayaran sewa bulan Nopember, pada tanggal 10
Nopember 20XA, nasabah belum membayar sewa kepada bank. Pembayaran
baru dilakukan pada tanggal 5 Desember 20XA. Maka jurnal atas transaksi
tanggal 10 Nopember dan 5 Desember tersebut adalah:
(3) Pembayaran sewa oleh nasabah dilakukan sebagian pada saat jatuh tempo dan
sebagian lagi setelah tanggal jatuh tempo
Misalkan tanggal 10 Desember 20XA, nasabah membayar sebesar Rp 1.400.000.
Sisanya dibayar kemudian pada tanggal 3 Januari 20XB. Maka jurnal atas transaksi
tanggal 10 Desember 20XA dan 3 Januari 20XB tersebut adalah sebagai berikut:
d. Pengakuan penyusutan aset yang diperoleh untuk ijarah
Dengan menggunakan teknik perhitungan penyusutan yang telah dibahas
pada sub bab ini, jurnal untuk pengakuan penyusutan aset yang diperoleh
ijarah untuk enam bulan pertama adalah sebagai berikut.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan, jika tidak material berdasarkan PSAK no
59 paragraf 112, dibebankan pada periode terjadinya. Akan tetapi jika biaya
perbaikan diperkirakan material dan berbeda jumlahnya dari tahun ke tahun,
maka sistem pencadangan perbaikan harus ditetapkan.

Misalkan pada tanggal 23 Desember 20XA dilakukan perbaikan aset ijarah


sebesar Rp500.000. Perbaikan tersebut dilakukan atas tanggungan Bank
Syariah sebagai pemilik objek sewa dengan sistem pembayaran langsung
pada perusahaan jasa ruko maka jurnal atas transaksi tersebut adalah:

Tanggal Rekening Debit Kredit


(Rp) (Rp)
23/12/XA Db. Beban perbaikan aset 500.000
ijarah
Kr. Kas/rekening 500.000
Pendapatan sewa, dilaporkan baik pada laporan laba rugi maupun laporan
perhitungan bagi hasil. Pada kedua laporan, pendapatan yang disajikan
adalah pendapatan bersih yaitu pendapatan sewa dikurangi beban-beban
yang terkait dengan ijarah antara lain beban penyusutan dan beban perbaikan
dan pemeliharaan. Pada laporan laba rugi biasanya dibuat pada akhir tahun,
sedangkan laporan perhitungan bagi hasil biasanya disajikan setiap bulan
untuk keperluan perhitungan bagi hasil dengan pemilik dana pihak ketiga.
(i). Laporan Laba Rugi

Juli Agust Septemb Oktob Nopemb Dese Total


us er er er mber
Pendapatan 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 2.400.000 14.400.00
sewa 0
(saldo
kas+akrual)
(beban (2.000.00 (2.000.000 (2.000.000) (2.000.000 (2.000.000) (2.000.000 (12.000.00
penyusutan) 0) ) ) ) 0)
(Beban - - - - - (500.000) (500.000)
perbaikan)
(Beban lain) - - - - - - -
Pendapatan 400.000 400.000 400.000 400.000 400.000 (100.000) 1.900.000
sewa bersih
(ii). Laporan perhitungan bagi hasil
Pembahasan teknis perhitungan dan penjurnalan transaksi IMBT akan
dilakukan dengan mengacu pada kasus 1.2 berikut.
Kasus 1.2.: Tansaksi IMBT

Dengan mengacu pada transaksi kasus 1.1. PT


Namira yang telah dibahas pada bagian terdahulu,
misalkan akad yang disepakati adalah IMBT dengan
informasi tentang penyewaan sebagai berikut:
Biaya perolehan barang : Rp 120.000.000
Umur barang : 5 tahun (60 bulan)
Masa Sewa (umur ekonomis) : 24 bulan
Waktu Pembelian barang : Setelah bulan ke-24
Teknis perhitungan transaksi IMBT pada dasarnya sama dengan transaksi
ijarah. Perbedaan teknis perhitungan terletak pada penentuan penyusutan
aset ijarah.
a.Perhitungan penyusutan aset IMBT
Berdasarkan PSAK no 59 paragraf 108b, objek sewa disusutkan sesuai dengan
masa sewa jika merupakan transaksi ijarah muntahiya bittamlik.
Berdasarkan kasus diatas maka beban penyusutan perbulan
barang IMBT adalah:
Selanjutnya dengan kebijakan keuntungan sewa 20% dari
modal barang yang disewakan, pendapatan IMBT per
bulan adalah sebagai berikut:

Pdptn IMBT perbulan = modal penyewaan + n% modal


penyewaan
= Rp 5.000.000 + (20% x 5.000.000)
= Rp 5.000.000 + 1.000.000
= Rp 6.000.000

Ttl pdptn IMBT selama masa sewa = 24 x Rp 6.000.000


= Rp 144.000.000
Penjurnalan transaksi IMBT

Penjurnalan transaksi IMBT pada dasarnya


sama dengan penjurnalan pada transaksi
ijarah.
Perbedaan mendasar hanya terdapat pada
konsep perhitungan penyusutan yang tidak
dikaitkan dengan umur ekonomis melainkan
dikaitkan dengan masa sewa sebagaimana
telah dibahas pada sub bab sebelumnya.
12.6.2. Penjurnalan transaksi IMBT
Perpindahan hak milik IMBT dapat dilakukan dengan
beberapa alternatif, yaitu melalui (1) hadiah, (2)
pembayaran sisa sewa sebelum berakhirnya masa
sewa dan (3) pembayaran sekedarnya.

Pelepasan sebagai hadiah


Berdasarkan PSAK no 107, perpindahan kepemilikan
objek ijarah dari pemilik kepada penyewa dalam ijarah
muntahiya bittamlik dengan cara:
1. hibah,
2. penjualan sebelum berakhirnya masa, sebesar sisa
cicilan sewa atau jumlah yang disepakati,
3. penjualan setelah selesai masa akad
b. Pelepasan melalui penjualan objek sewa sebelum berakhirnya masa sewa

Berdasarkan PSAK no 107 disebutkan bahwa pada


penjualan objek ijarah sebelum berakhirnya masa
sewa, sebesar sisa cicilan sewa atau jumlah yang
disepakati, maka selisih antara harga jual dan jumlah
tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan atau
kerugian
b. Pelepasan melalui penjualan objek sewa sebelum berakhirnya masa sewa
(i) Jika harga jual di atas nilai buku aset ijarah
Misalkan setelah penerimaan pendapatan sewa bulan ke 20, bank
syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut sebesar
sisa cicilan sewa kepada nasabah penyewa yaitu Rp 24.000.000 (4
x Rp 6.000.000), Adapun nilai buku aset di neraca pada bulan ke 20
adalah:
(ii) jika harga jual dibawah nilai buku aset ijarah
Misalkan setelah penerimaan pendapatan sewa bulan ke 20,
bank syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah tersebut
sebesar Rp 15.000.000. Adapun nilai buku aset di neraca pada
bulan ke 20 adalah:
c. Pelepasan melalui penjualan objek sewa setelah berakhirnya masa sewa

Berdasarkan PSAK no 107 disebutkan bahwa


pada penjualan setelah selesai masa akad,
maka selisih antara harga jual dan jumlah
tercatat objek ijarah diakui sebagai keuntungan
atau kerugian.
Misalkan setelah berakhirnya masa sewa, bank
syariah menjual mesin yang menjadi aset ijarah
senilai Rp 2.000.000. Adapun nilai buku aset di
neraca pada bulan ke 24 adalah:
d. Pelepasan melalui penjualan objek sewa secara bertahap

Berdasarkan PSAK no 107, disebutkan bahwa penjualan objek


ijarah secara bertahap, maka: (i) selisih antara harga jual dan jumlah
tercatat sebagian objek ijarah yang telah dijual diakui sebagai
keuntungan atau kerugian; sedangkan (ii) bagian objek ijarah yang
tidak dibeli penyewa diakui sebagai aset tidak lancar atau aset
lancar sesuai dengan tujuan penggunaan aset tersebut.
TEKNIS PERHITUNGAN DAN PENJURNALAN TRANSAKSI IJARAH UNTUK
MULTIJASA
oPraktik perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk jasa pada dasarnya sama
dengan perhitungan dan penjurnalan transaksi ijarah untuk barang
Kasus .3. : Transaksi Ijarah untuk multijasa
Ibu Ulli melakukan transaksi ijarah dengan BPRS Anugerah Sejahtera
untuk keperluan biaya sekolah anaknya selama 1 semester di Universitas
Gadjah Mada (UGM). Adapun informasi tentang transaksi untuk
penyediaan jasa tersebut adalah sebagai berikut:
Biaya perolehan jasa : Rp 9.000.000 (dibayar ke UGM tanggal 1 feb 20XA
Masa Sewa :6 bulan (mulai 1 feb 20XA s/d 1 Agustus 20XA)
Sewa per bulan : Rp 1.700.000 (setiap tanggal 1 mulai bulan Maret)
Penyusutan per bulan: Rp 1.500.000 (setiap tanggal 1 mulai bulan Maret)
Biaya administrasi 0,5% : Rp 45.000 (diterima tanggal 1 Feb 20XA)
Jurnal untuk transaksi di atas meliputi jurnal pengadaan aset ijarah,
jurnal pada saat akad, jurnal penyusutan aset ijarah dan jurnal
penerimaan pendapatan sewa ijarah.

a. Pengadaan aset ijarah


Jurnal pengadaan aset ijarah jasa adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
1/2/XA Db. Aset ijarah 9.000.000
Kr. Rekening UGM 9.000.000
Ket: Pengadaan aset ijarah

b. Saat akad disepakati


Jurnal pada saat akad adalah sebagai berikut:
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
1/2/XA Db. Rekening Nasabah/Kas 45.000
Kr. Pendapatan administrasi 45.000
Ket: Penerimaan biaya administrasi pembiayaan
c. Saat pengakuan penyusutan aset ijarah dan pembayaran sewa ijarah

Berikut adalah tabel penyusutan aset ijarah dan pembayaran sewa ijarah

Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)


1/3/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

1/3/XA Db. Rekening Nasabah/Kas 1.700.000


Kr. Pendapatan sewa 1.700.000
Ket. Pengakuan penerimaan pendapatan sewa
Tanggal Rekening Debet (Rp) Kredit (Rp)
1/4/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000
Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

1/4/XA Db. Rekening nasabah/kas 1.700.000


Kr. Pendapatan sewa 1.700.000

1/5/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

1/5/XA Db. Rekening nasabah/kas 1.700.000


Kr. Pendapatan sewa 1.700.000

1/6/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

1/6/XA Db. Rekening nasabah 1.700.000


Kr. Pendapatan sewa 1.700.000

1/7/XA Db. Beban penyusutan aset ijarah 1.500.000


Kr. Akumulasi penyusutan aset ijarah 1.500.000

1/7/XA Db. Rekening nasabah 1.700.000


Kr. Pendapatan sewa 1.700.000
Penyajian
Berdasarkan PSAK no 107 pendapatan ijarah disajikan secara neto
setelah dikurangi beban-beban yang terkait, misalnya beban
penyusutan, beban pemeliharaan dan perbaikan, dan sebagainya.

Pengungkapan
Berdasarkan PSAK no 107, hal-hal yang harus diungkap dalam catatan atas
laporan keuangan tentang transaksi ijarah antara lain tetapi tidak terbatas,
pada:
(a) penjelasan umum isi akad yang signifikan yang meliputi tetapi tidak
terbatas pada:
(i) keberadaan waad pengalihan kepemilikan dan mekanisme yang
digunakan (jika ada waad pengalihan kepemilikan);
(ii) pembatasan-pembatasan, misalnya ijarah lanjut;
(iii) bagunan yang digunakan (jika ada);
(b) nilai perolehan dan akumulasi penyusutan untuk setiap kelompok aset
ijarah; dan
(c) keberadaan transaksi jual-dan-ijarah (jika ada).
Sekian
Terima Kasih
Wassalamualaikum wr.
wb.

Você também pode gostar