Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
&
PPI
Februari 9 10 (1) 11 1 11 12 54 1
Maret 10 (1) 7 2 2 11 11 43 1
Juni 4 5 0 11 (1) 18 8 46 1
Juli 3 6 3 3 6 7 28 0
Agust 6 4 5 4 20 16 55 0
Sept 9 8 2 8 16 16 59 0
Jml 122 (6) 71 (6) 58 (3) 73 (2) 176 (6) 160 (3) 660 26
Puskesmas 82 14 91 9 0 196
BP4 7 1 4 1 0 13
(RSUP SARDJITO)
resistensi sekunder
resistensi obat pada pasien yang sudah pernah mendapat OAT selama paling
sedikit satu bulan
( seleksi dan penggandaan M.TB resisten )
munculnya
basil M.TB resisten
pada proses pembelahan yang cepat, bisa
mutasi genetik
spontan
terjadi kesalahan sehingga terjadi mutasi
genetik spontan -- > M.TB resisten
Z
R
S R
cavitas = 10 8 kuman
H
R
R R
R
R R
Z
R
R R R R
S R R R
R
E R R
Z R
H
kesembuhan
S Z
E
E
cavitas = 10 8 kuman
Faktor Yg Mempengaruhi Tjdnya Resistensi
Pemberi jasa/petugas kesehatan
Diagnosis tdk tepat,
Pengobatan tdk menggunakan paduan yg tepat,
Dosis, jenis, jml obat & jangka wkt pengobatan tdk adekuat,
Penyuluhan kpd pasien tdk adequat
Pasien
Tdk mematuhi anjuran dokter/ petugas kesehatan
Tdk teratur menelan paduan OAT,
Menghentikan pengobatan scr sepihak sbl wktnya.
Ggn penyerapan obat
Program Pengendalian TB
Persediaan OAT krg
Kualitas OAT rendah (Pharmaco-vigillance).
Tata Laksana TB-MDR
16
UPK SATELIT
RSUP DR SARDJITO
BBLK Surabaya
Dengan disertai Form Rujukan suspek MDR dan Form Data dasar.
Bila pasien tidak memungkinkan dirujuk, Bisa rujuk Sputum dengan Pot sputum Pagi dan sewaktu,
dimasukkan Styroform (koordinasi dengan dinas Kesehatan Kabupaten) tetap disertai form Rujukan
Suspek MDR dan Form Data Dasar.
standarized therapy
First-line Second-line Third-line
Isoniazid X Injectable
Rifampin X
Streptomycin Quinolone
Ethambutol
Kanamycin
Ofloxacin Other 2nd-line
Pyrazinamide
Amikacin Other agents
Gatifloxacin
Ethionamide
Capreomycin
Levofloxacin Clofazimine
Cycloserine
Moxifloxacin Clarithromycin
PAS
8 (E)-Z-Km-Lfx-Eto-Cs / 12 (E)-Lfx-Eto-Cs
21
Jenis OAT lini 2 yang digunakan pada MTPTRO
di Indonesia
Kanamycin Tersedia di Indonesia
OAT lini 2 yang tidak tersedia di Indonesia dibeli oleh Program Nasional
Penanggulangan TB melalui Green Light Committee (GLC)
Berat Badan ( BB )
OAT
< 33 kg 33-50 kg 51-70 kg >70 kg
Pirazinamid 20-30 mg/kg/hari 750-1500 mg 1500-1750 mg 1750-2000 mg
Kanamisin 15-20 mg/kg/hari 500-750 mg 1000 mg 1000 mg
Etambutol 20-30 mg/kg/hari 800-1200 mg 1200-1600 mg 1600-2000 mg
Kapreomisin 15-20 mg/kg/hari 500-750 mg 1000 mg 1000 mg
Levoflosasin 7.5-10 mg/kg/hari 750 mg 750 mg 750-1000 mg
Moksifloksasin 7.5-10 mg/kg/hari 400 mg 400 mg 400 mg
Sikloserin 15-20 mg/kg/hari 500 mg 750 mg 750-1000 mg
Etionamid 15-20 mg/kg/hari 500 mg 750 mg 750-1000 mg
PAS 150 mg/kg/hari 8g 8g 8g
23
jumlah obat banyak ; efek samping banyak ;
pengobatan jangka panjang
FASE AWAL a + 4 BULAN
FASE LANJUTAN (a + 18)-Fase awal
LAMA MASA PENGOBATAN 20 - 24 BULAN
PASKA PENGOBATAN 2 TAHUN
1 2 3 4 5 6 7 8 20
Evaluasi Utama
Pemeriksaan dahak dan biakan dahak
Setiap bulan pada tahap awal, setiap 2 bulan pada fase lanjutan
Evaluasi Penunjang
Evaluasi klinis (termasuk BB) Setiap bulan sampai pengobatan selesai atau lengkap
Uji kepekaan obat Berdasarkan indikasi
Foto toraks
Lama
Pengobatan Paling sedikit 20 bulan
seluruhnya
Kriteria Hasil BTA dan Kultur 5 kali negatif pada 12 bulan terakhir
Sembuh
Evaluasi Hasil Akhir
Pengobatan TB MDR
Sembuh.
Menyelesaikan pengobatan sesuai pedoman pengobatan TB MDR
Hsl biakan negatif min 5 kali bertrt-trt dlm 12 bln terakhir pengobatan,
Jk ada satu hasil biakan positif slm kurun waktu tsb & tdk ada bukti
perburukan klinis, pasien tetap dinyatakan sembuh, dgn syarat hsl
biakan positif tsb diikuti min 3 kali hsl biakan negatif berturut-turut.
Pengobatan lengkap.
Pasien menyelesaikan pengobatan sesuai pedoman pengobatan ttp tdk
memenuhi definisi sembuh maupun gagal
Meninggal.
Pasien meninggal krn sebab apapun selama masa pengobatan.
Evaluasi Hasil Akhir Pengobatan TB MDR
Gagal.
Jk ada 2 / lbh dri 5 hsl biakan dlm 10 bln terakhir masa pengobatan hsl positif.
Bila tlh tjd konversi & hsl biakan kembali positif pd 6 bln terakhir pengobatan.
Bila smp bln ke 8 pengobatan hsl biakan msh positif.
TAK memutuskan menghentikan pengobatan lbh awal krn perburukan respon klinis,
radiologis / efek samping.
Bila TAK memutuskan penggantian dua / lbh OAT lini kedua berdasar hsl uji
kepekaan OAT lini kedua.
Lalai/Defaulted.
Pasien terputus pengobatannya slm 2 bln berturut-turut / lbh dgn alasan apapun.
Pindah.
Pasien yg pindah ke fasyankes Rujukan TB MDR di daerah lain, dibuktikan dg
balasan TB 09 MDR
Unsur Penting MDR-TB
Pencegahan !!!
Obati TB dg tepat sesuai rekomendasi (berdasarkan ISTC & strategi
DOTS)
Jgn memakai obat lini kedua unt kasus baru krn efikasi lebih rendah dr
obat lini pertama
Pemantauan dg uji mikrobiologi guna penanggulangan TB scr optimal
Lakukan DST pd pasien yg mempunyai risiko unt resistensi obat
Jgn menambah satu obat pd regimen yg gagal
UPK SATELIT
RSUP DR SARDJITO
BBLK SURABAYA
FK-UI
RSUP. Persahabatan Jakarta
BLK Surabaya
BLK Bandung
NECHRI Makasar
RS Karyadi
RS Dok II Jayapura
penyakit TB-MDR memang menular,
meskipun demikian pasien jangan di hindari
tingkatkan PPI
PENULARAN TB
Konsentrasi droplet
38
1. kebijakan pimpinan fas.yan.kes
2. penerapan prosedur PPI secara baik dan benar
3. penggunaan alat pelindung diri
4. kontrol kendali lingkungan -- > pemisahan pasien ( kohor -
ting ), posisi petugas kesehatan terhadap pasien, ventilasi
dan laju pertukaran udara, desain ruang
Kandungan droplet
Bicara :
0 210 partikel
Batuk :
0 3500 partikel
Bersin :
4500 1 juta partikel
conducting fit test
Keterangan gambar
Meja dan lemari samping diletakan pada sisi kanan pasien.
Lubang angin di bawah jendela setinggi 15cm dari lantai dapat berupa lubang kisi(grille).
Jendela mempunyai bukaan 100% ke arah luar.
Poliklinik
Lubang angin di bawah jendela setinggi 15cm dr lantai dapat berupa lubang kisi (grille).
Jendela mempunyai bukaan 100% ke arah luar.
Pedoman Teknis Bangunan dan Prasarana Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama untuk Mencegah Infeksi yang
Ditransmisikan melalui 59
Udara (Airborne Infection)
Tempat pengumpulan sputum
Gazebo tempat pasien MDR TB
minum obat dan poli DOTS
Ruang rawat pasien MDR TB
di RSKD natural mekanikal
ventilation
Gazebo RSP tempat pasien
MDRTB minum obat
Ruang rawat pasien MDRTB di RSP
Tekanan negatif
Ekshaus hood ( meja lab)
Contoh Perhitungan ACH
- Luas jendela terbuka :
tinggi 0.5 m x lebar 0.5m = 0.25m2
- Kecepatan udara lewat jendela : 0.5 m/detik
- Volume ruangan :
Panjang 3 m x lebar 5 m x tinggi 3 m = 45 m
Perhitungan ACH :
= Luas jendela X kecepatan udara lewat jendela X
3600detik/jam
Volume ruangan
= 0.25m 2 x 0.5m/detik x 3600 detik/jam = 10 ACH
45m3
Penelitian ventilasi natural
Kondisi ruangan ACH
Jendela dibuka penuh+pintu dibuka 29,3 93,2
4 69 104
6 46 69
12 23 35
15 18 28
20 7 14
50 3 6
400 <1 1
RESPIRATOR
PARTIKULAT
* N 95 , N 99
Melindungi seseorang dari partikel < 5 mm