Você está na página 1de 12

ALASAN MENGAJUKAN

GUGATAN DALAM GUKUM


ACARA PERDATA
NAMA KELOMPOK :
1. Ni Putu Juwita Maharani
2. Tia Fitrianti
3. Luh Putri Ani
4. I Wayan Oka Raditya
5. Kadek Yudi Andika P
6. Agustian Mahardika
GUGATAN
Menurut RUU Hukum Acara Perdata pada Psl 1 angka 2, gugatan adalah tuntutan hak yang mengandun
CIRI-CIRI GUGATAN :
Sengketa terjadi diantara para pihak, paling kurang diantara 2 pihak
Bentuk Gugatan :

Tentang gugatan lisan bilamana penggugat buta huruf maka surat gugatannya yang
dapat dimasukkannya dengan lisan kepada ketua pengadilan negeri yang mencatat
gugatan.(Pasal 120 HIR).
Dewasa ini gugatan lisan sudah tidak lazim lagi, bahkan menurut Yurisprudensi MA
tanggal 4-12-1975 Nomor 369 K/Sip/1973 orang yang menerima kuasa tidak
diperbolehkan mengajukan gugatan secara lisan.

Yurisprudensi MA tentang syarat dalam menyusun gugatan :


Orang bebas menyusun dan merumuskan surat gugatan asal cukup memberikan
gambaran tentang kejadian materil yang menjadi dasar tuntutan (MA tgl 15-3-1970
Nomor 547 K/Sip/1972)
Apa yang dituntut harus disebut dengan jelas (MA tgl 21-11-1970 Nomor 492
K/Sip/1970)
Pihak-pihak yang berperkara harus dicantumkan secara lengkap (MA tgl 13-5-1975
Nomor 151 /Sip/1975 dll
Khusus gugatan mengenai tanah harus menyebut dengan jelas letak, batas-batas
dan ukuran tanah (MA tgl 9-7-1973 Nomor 81 K/Sip/1971)
Alasan mengajukan
gugatan :
1. Gugatan wanprestasi (ingkar janji)
Adapun Akibat-akibat Wansprestasi
Akibat-akibat wansprestasi berupa hukuman atau akibat-
akibat bagi debitur yang melakukan wansprestasi , dapat
digolongkan menjadi tiga kategori, yakni
1. Membayar Kerugian yang Diderita oleh Kreditur (Ganti
Rugi).Ganti rugi sering diperinci meliputi tinga unsure, yakni
a. Biaya adalah segala pengeluaran atau perongkosan yang
nyata-nyata sudah dikeluarkan oleh salah satu pihak;
b. Rugi adalah kerugian karena kerusakan barang-barang
kepunyaan kreditor yang diakibat oleh kelalaian si debitor;
c. Bunga adalah kerugian yang berupa kehilangan
keuntungan yang sudah dibayangkan atau dihitung oleh
kreditor.
2. Pembatalan Perjanjian atau Pemecahan Perjanjian
Di dalam pembatasan tuntutan ganti rugi telah diatur dalam
Pasal 1247 dan Pasal 1248 KUH Perdata.
Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian bertujuan
membawa kedua belah pihak kembali pada keadaan sebelum
perjanjian diadakan.
3. Peralihan Risiko
Peralihan risiko adalah kewajiban untuk memikul kerugian
jika terjadi suatu peristiwa di luar kesalahan salah satu pihak
yang menimpa barang dan menjadi obyek perjanjian sesuai
dengan Pasal 1237 KUH perdata.
Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (Gugatan PMH)

Yaitu gugatan ganti rugi karena adanya suatu


Perbuatan Melawan Hukum (PMH) yang
mengakibatkan kerugian pada orang lain. Pasal
1365 KUHPerdata telah mengakomodasi ketentuan
tersebut bahwa setiap orang berhak menuntut ganti
rugi atas suatu Perbuatan Melawan Hukum yang
merugikannya. Selengkapnya bunyi pasal tersebut:
Setiap perbuatan melawan hukum yang oleh
karena itu menimbulkan kerugian pada orang lain,
mewajibkan orang yang karena kesalahannya
menyebabkan kerugian tersebut mengganti.
Untuk dapat menuntut ganti rugi berdasarkan PMH,
maka syarat yang perlu dipenuhi adalah :

Adanya Perbuatan
Adany
Menurut Pasal 8 BRv gugatan memuat :

Identitas para pihak adalah keterangan yang lengkap dari pihak-


pihak yang berpekara yaitu nama, tempat tinggal, dan pekerjaan.
Kalau mungkin juga agama, umur, dan status kawin.

Fundamentum petendi (posita) adalah dasar dari gugatan yang


memuat tentang adanya hubungan hukum antara pihak-pihak yang
berpekara (penggugat dan tergugat) yang terdiri dari 2 bagian yaitu :
1. uraian tentang kejadian-kejadian atau peristiwa-
peristiwa (eittelijke gronden) adalah merupakan penjelasan
duduk perkaranya
2. uraian tentang hukumnya (rechtsgronden) adalah uraian
tentang adanya hak atau hubungan hukum yang menjadi dasar
yuridis dari gugatan
Petitum adalah yang dimohon atau dituntut supaya
diputuskan pengadilan. Jadi, petitum ini akan mendapat
jawabannya dalam diktum atau amar putusan pengadilan.
Karena itu, penggugat harus merumuskan petitum
tersebut dengan jelas dan tegas, kalau tidak bisa
menyebabkan gugatan tidak dapat diterima.

Dalam praktek ada 2 petitum yaitu :


PENGAJUAN SURAT GUGATAN
1. Pendaftaran surat gugatan

Você também pode gostar