Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
2. UMUM
F.E UNSRI (1978)
M.M UNSRI (2002)
V. KELUARGA
ISTRI : HJ. ZURYATI HATTA
ANAK : 1. SORAYA EXVANDIARY, ST, MM
2. RYAN OCTAVIA, Amd, Ak
3. REMY ARIZA BALAGA, SH, MH
4. dr. FEBBY HAZUR FAJRI
PERATURAN-PERATURAN
TENTANG
PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR
Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak
Bermotor
Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin
selain kendaraan yang berjalan di atas rel
Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan
Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau
orang dengan dipungut bayaran
I.2 Pengemudi, Pengusaha dan Perusahaan, Pengguna Jasa
Pengemudi adalah orang yang mengemudikan KB di jalan yang telah memiliki SIM
Pengusaha adalah orang yang menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang berupa
perusahaan angkutan baik perorangan maupun berbadan hukum dengan Kendaraan
Bermotor
Pengguna jasa adalah perorangan atau badan hukum yang menggunakan jasa perusahaan
angkutan
Perusahaan angkutan umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan orang
dan/atau barang dengan kendaraan umum
(2). Pengelompokan jalan menurut kelas jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas :
a. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 mm, ukuran paling tinggi 4.200 mm dan MST 10 ton
b. Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran
panjang tidak melebihi 12.000 mm, ukuran paling tinggi 4.200 mm dan MST 8
ton
c. Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 mm, ukuran
panjang tidak melebihi 9.000 mm, ukuran paling tinggi 3.500 mm dan MST 8
ton
d. Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dengan ukuran lebar melebihi 2.500 mm, ukuran panjang melebihi 18.000 mm,
ukuran paling tinggi 4.200 mm dan MST 10 ton
(3) Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan kelas III sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c dapat ditetapkan muatan sumbu terberat kurang dari 8 ton
BAB X. ANGKUTAN
BAGIAN KETUJUH TENTANG PENGAWASAN MUATAN BARANG
Pasal 170
(1) Alat penimbangan yang dipasang secara tetap, sebagaimana pasal 196 (4) huruf a
dipasang pada lokasi tertentu
(2) Penetapan lokasi, pengoperasian dan penutupan alat penimbangan yang dipasang secara
tetap pada jalan (1) dilakukan oleh Pemerintah
(3) Pengoperasian dan perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap dilakukan
oleh Unit Pelaksana Penimbangan yang ditunjuk oleh Pemerintah
(4) Petugas wajib mendata jenis barang yang diangkut, berat angkutan dan asal tujuan
PASAL 171
(1) Alat penimbangan yang dapat dipindahkan, sebagaimana pasal 169 (4) huruf b
digunakan dalam pemeriksaan KB di jalan dan penyidikan Tindak Pidana Pelanggaran
Muatan
(2) Pengoperasian alat penimbangan untuk pemeriksaan KB di jalan sebagaimana (1)
dilakukan oleh Petugas Pemeriksa KB
PP NOMOR 55 TAHUN 2012
TENTANG KENDARAAN
PASAL 5
(4) KB jenis mobil barang meliputi :
a. Mobil bak muatan terbuka
b. Mobil bak muatan tertutup
c. Mobil tangki
d. Mobil penarik
(5) KB jenis kendaraan khusus meliputi kendaraan yang dirancang bangun untuk fungsi
tertentu
PASAL 50
(1) Alat penimbangan yang dipasang secara tetap dilengkapi dengan peralatan utama dan perlatan
penunjang
(2) Peralatan utama dan peralatan penunjang harus memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan oleh
Menteri
PASAl 51
Alat penimbangan yang dipasang secara tetap harus ditera secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun
sekali dan/atau pasca perbaikan
PASAL 52
(1) Alat penimbangan yang dapat dipindahkan digunakan untuk penimbangan kendaraan di jalan dengan
lokasi berpindah-pindah
(2) Alat penimbangan (1) harus memenuhi persyaratan teknis yang dittapkan oleh Menteri
PASAL 53
Alat penimbangan yang dapat dipindahkan harus ditera secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
dan/atau pasca perbaikan
PP NOMOR 74 TAHUN 2014
TENTANG ANGKUTAN LLAJ
BAB VII. PENGAWASAN MUATAN ANGKUTAN BARANG
PASAL 60
Pengemudi dan/atau Perusahaan Angkutan Umum Barang Wajib mematuhi ketentuan mengenai :
a. Tata cara pemuatan
b. Daya angkut
c. Dimensi kendaraan
d. Kelas jalan yang dilalui
PASAL 61
(1) Tata cara pemuatan, dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
a. Penempatan muatan pada ruang muatan
b. Distribusi beban
c. Tata cara pengikatan muatan
d. Tata cara pengemasan dan
e. Tata cara pemberian label atau tanda
(2) Daya angkut ditetapkan berdasarkan jumlah berat yan diizinkan dan/atau jumlah berat kombinasi yang
diizinkan
(3) Dimensi kendaraan, merupakan dimensi utama KB yang meliputi panjang, lebar, tinggi, julur depan
dan julur belakang KB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(4) Kelas jalan, ditentukan berdasarkan rambu kelas jalan
Lanjutan
PASAL 62
(1) Untuk mengawasi pemenuhan terhadap (pasal 60) dilakukan pengawasan muatan
angkutan barang
(2) Pegawasan muatan angkutan barang dilakukan dengan menggunakan alat pengawasan
dan pengamanan jalan
(3) Alat pengawasan dan pengawasan jalan terdiri atas :
(a) alat penimbangan yang dipasang secara tetap;atau
(b) Alat penimbangan yang dapat dipindahkan
PASAL 63
(1) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dipasang secara
tetap, digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap semua mobil barang
(2) Pengawasan (1) dikecualikan untuk :
a. Angkutan peti kemas;
b. Mobil tangki bahan bakar minyak dan/atau bahan bakar gas;
c. Angkutan barang berbahaya;dan
d. Alat berat
Lanjutan
PASAL 64
(1) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dipasang secara tetap,
dilakukan pada lokasi tertentu di ruas jalan nasional dan jalan strategis nasional
(2) Lokasi (1) ditentukan dengan mempertimbangkan :
a. Rencana tata ruang
b. Pusat bangkitan perjalanan
c. Jaringan jalan dan pengembangan
d. Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) angkutan barang
e. Keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas
f. Kondisi tofograf
g. Efektivitas dan efsiensi pengawasan muatan; dan
h. Ketersediaan lahan
PASAL 65
(1) Pembangunan dan pengadaan fasilitas serta peralatan penimbangan yang dipasang secara
tetap dilakukan oleh Menteri
(2) Pembangunan dan pengadaan fasilitas peralatan penimbangan yang dipasang secara tetap,
harus memenuhi persyaratan :
a. rancang bangun (layout);
b. buku kerja rancang bangun; dan
c. spesifkasi alat penimbangan
Lanjutan
PASAL 66
Alat penimbangan yang dipasang secara tetap, dioperasikan apabila telah memenuhi persyaratan :
a. Lokasi telah ditetapkan
b. Pembangunan sesuai rancang bangun
c. Fasilitas dan peralatan penimbangan KB telah terpasang dan memenuhi spesifkasi teknis
d. Unit pelaksana telah ditetapkan
PASAL 67
(1) Pengoperasian dan perawatan alat penimbangan secara tetap dilakukan oleh Unit Pelaksana
Penimbangan KB Pemerintah Provinsi yang telah mendapat penetpan dari Menteri
(2) Untuk kepentingan tertentu, Menteri dapat menunjuk Unit Pelaksana Penimbangan KB
Pemerintah
PASAL 68
Pemerintah membangun sistem informasi penyelenggaraan penimbangan KB yang dilaksanakan
oleh Unit Pelaksana Penimbangan KB
Lanjutan
PASAL 69
(1) Unit Pelaksana KB wajib melakukan :
a. Pemeriksaan tata cara pemuatan barang
b. Pengukuran dimensi kendaraan angkutan barang
c. Penimbangan tekanan seluruh sumbu dan/atau setiap sumbu kendaraan angkutan barang
d. Pemeriksaan dokumen angkutan barang
e. Pencatatan kelebihan muatan pada setiap kendaraan yang diperiksa; dan
f. Pendataan jenis barang yang diangkut, berat angkutan dan asal tujuan
(2) Unit Pelaksana Penimbangan KB wajib mengelola data hasil pelaksana kegiatan (1) yang terintegrasi
dalam sistem informasi (pasal 68)
PASAL 70
(1) Dalam hal ditemukan pelanggaran, petugas Unit Pelaksana Penimbangan melaporkan kepada PPNS
(2) Berdasarkan laporan (1), PPNS membuat berita acara pemeriksaan pelanggaran
(3) PPNS (1) melarang pengemudi meneruskan perjalanan bila pelanggaran muatan melebihi 5% dari daya
angkut kendaraan yang ditetapkan dalam buku uji
(4) Pengemudi (3) wajib menurunkan kelebihan pada tempat yang ditentukan oleh pejabat dan/atau
petugas Unit Pelaksana Penimbangan
(5) Resiko kehilangan dan/atau kerusakan barang yang diturunkan (4) merupakan tanggung jawab
pengemudi dan/atau pengusaha angkutan umum barang yang bersangkutan
(6) Dalam hal kelebihan muatan telah diturunkan, pengemudi dapat meneruskan perjalanan
Lanjutan
PASAL 71
(1) Penggunaan fasilitas untuk bongkar muat barang dan tempat penyimpanan barang (Pasal 70 ayat 4)
dikenakan biaya
(2) Tata cara penggunaan fasilitas kegiatan bongkar muat barang dan tempat penyimpanan barang serta
besaran biaya (1) diatur dengan Perda Prov. Sumsel
PASAL 72
Perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap wajib dilakukan oleh UPPKB untuk menjaga
peralatan UPKB agar tetap berfungsi
PASAL 73
(1) Menteri melakukan penilaian kinerja UPPKB
(2) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit dilakukan pada aspek :
a. manajemen operasi
b. Sumber daya manusia
c. Peralatan dan fasilitas
d. Penegakan hukum
e. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas, dan
f. Efektiftas pengawasan
(3) Hasil penilaian kinerja (1) digunakan sebagai bahan evaluasi peningkatan kinerja UPPKB yang
bersangkutan
Lanjutan
PASAL 71
(1) Penggunaan fasilitas untuk bongkar muat barang dan tempat penyimpanan barang (Pasal 70 ayat 4)
dikenakan biaya
(2) Tata cara penggunaan fasilitas kegiatan bongkar muat barang dan tempat penyimpanan barang serta
besaran biaya (1) diatur dengan Perda Prov. Sumsel
PASAL 72
Perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap wajib dilakukan oleh UPPKB untuk menjaga
peralatan UPKB agar tetap berfungsi
PASAL 73
(1) Menteri melakukan penilaian kinerja UPPKB
(2) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit dilakukan pada aspek :
a. manajemen operasi
b. Sumber daya manusia
c. Peralatan dan fasilitas
d. Penegakan hukum
e. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas, dan
f. Efektiftas pengawasan
(3) Hasil penilaian kinerja (1) digunakan sebagai bahan evaluasi peningkatan kinerja UPPKB yang
bersangkutan
Lanjutan
PASAL 74
Lokasi alat penimbangan dan pengoperasian UPPKB yang dipasang secara tetap ditetapkan dengan
Keputusan Menteri
PASAL 75
(1) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dipindahkan, dilakukan untuk
pemeriksaan KB angkutan barang di jalan dan penyidikan tindak pidana pelannggaran muatan
(2) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dapat dipindahkan (1) dilakukan
bersama PPNS di bidang LLAJ serta petugas Polri
(3) Alat penimbangan (1) harus memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
(4) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dapat dipindahkan (1) dilakukan
apabila :
a. Terdapat indikasi peningkatan pelanggaran muatan angkutan barang
b. Kecenderungan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kelebihan muatan angkutan barang
dan/atau
c. Belum ada alat penimbangan yang dipasang secara tetap pada ruas jalan tertentu
PASAL 76
Alat penimbangan yang dapat dipindahkan, waib dilakukan penerapan secara berkala sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Keselamatan Menjadi Tanggung Jawab
Kita Semua