Você está na página 1de 22

BIODATA

I. NAMA : H. MOCH. HATTA, SE, MM

II. RIWAYAT PENDIDIKAN


1. KEDINASAN
SEPALA (BANDUNG - 1985)
SEPADYA (BANDUNG - 1992)
SPAMEN (L.A.N JAKARTA - 1998)

2. UMUM
F.E UNSRI (1978)
M.M UNSRI (2002)

III. RIWAYAT JABATAN


PLT. KADIS LLAJ PROV. SUMSEL TAHUN 1997 S/D 1999
KADIS LLAJ PROV. SUMSEL TAHUN 1999 S/D 2001
WAKA DISHUB PROV. SUMSEL TAHUN 2001 S/D 2005
WAKA DISPERINDAG PROV. SUMSEL TAHUN 2005 S/D 2007
DIREKTUR UMUM TJG. API-API TAHUN 2006 S/D 2008
IV. RIWAYAT KEPANGKATAN
GOL. IV/D (PEMBINA UTAMA MADYA)

V. KELUARGA
ISTRI : HJ. ZURYATI HATTA
ANAK : 1. SORAYA EXVANDIARY, ST, MM
2. RYAN OCTAVIA, Amd, Ak
3. REMY ARIZA BALAGA, SH, MH
4. dr. FEBBY HAZUR FAJRI
PERATURAN-PERATURAN
TENTANG
PENIMBANGAN KENDARAAN BERMOTOR

DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA


PROVINSI SUMATERA SELATAN
PALEMBANG, 6 JULI 2015
DASAR HUKUM PENYELENGGARAAN
PENIMBANGAN KB
1. UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
2. PP No. 55 Tahun 2012 tentang Kendaraan
3. PP No. 80 Tahun 2012 tentang Tata Cara Pemeriksaan KB di Jalan dan Penindakan
Pelanggaran LLAJ
4. PP No. 79 Tahun 2013 tentang Jaringan LLAJ
5. PP No. 74 Tahun 2014 tentang Angkutan Jalan
6. Peraturan Menteri Perhubungan No. PM. 134 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Penimbangan Kendaraan Bermotor di Jalan
6. Perda No. 2 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas 4 Tahun 2014 tentang Tertib Muatan
Kendaraan Angkutan Barang
7. Surat Menhub No. AJ.403/1/10/Phb-2008 tanggal 18 Desember 2008 perihal Kebijakan
Road Map to Zero Overloading
8. SE Dirjen Hubdat No. SE.02/AJ.108/DRJD/2008 Tanggal 7 Mei 2008 tentang Panduan
Batasan Maksimum Perhitungan JBI dan JBKI untuk mobil barang, kendaraan khusus,
kendaraan penarik berikut kereta tempelan/kereta gandengan
9. SE Menhub No. SE.3 Tahun 2015 tanggal 3 Februari 2015 tentang Penyelenggaraan
Penimbangan KB di Jalan
10. SE Dirjen Hubdat No. SE.01/AJ.108/DRJD/2012 tanggal 12 Januari 2012 tentang
Pengawasan dan Pengendalian Muatan Lebih
11. Peraturan Dirjen Hubdat No. SK.1493/AJ.108/DRJD/2013 tentang Standar Operasional
Prosedur Pengoperasian Unit Pelaksana Penimbangan KB
I. Unsur-Unsur Yang Berkaitan
1. Kendaraan Angkutan Barang (Ketentuan Perpu)
2. Pengemudi, Pengusaha dan Perusahaan
3. Pengawasan muatan
4. Kelas Jalan

I.1 Kendaraan angkutan barang

Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak
Bermotor

Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin
selain kendaraan yang berjalan di atas rel

Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh tenaga manusia dan/atau hewan

Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap kendaraan yang digunakan untuk angkutan barang dan/atau
orang dengan dipungut bayaran
I.2 Pengemudi, Pengusaha dan Perusahaan, Pengguna Jasa
Pengemudi adalah orang yang mengemudikan KB di jalan yang telah memiliki SIM

Pengusaha adalah orang yang menyediakan jasa angkutan orang dan/atau barang berupa
perusahaan angkutan baik perorangan maupun berbadan hukum dengan Kendaraan
Bermotor

Pengguna jasa adalah perorangan atau badan hukum yang menggunakan jasa perusahaan
angkutan

Perusahaan angkutan umum adalah badan hukum yang menyediakan jasa angkutan orang
dan/atau barang dengan kendaraan umum

I.3 Pengawasan Muatan

Alat penimbangan yang dipasang secara tetap


Alat penimbangan yang dapat dipindahkan
I.4 Kelas Jalan
Pasal 19 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ

(1). Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan :


a. Fungsi dan intensitas lalu lintas guna kepentingan pengaturan penggunaan
jalan dan kelancaran lalu lintas dan angkutan jalan, dan
b. Daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi Kendaraan
Bermotor

(2). Pengelompokan jalan menurut kelas jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas :
a. Jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui kendaraan
bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran panjang tidak
melebihi 18.000 mm, ukuran paling tinggi 4.200 mm dan MST 10 ton
b. Jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 mm, ukuran
panjang tidak melebihi 12.000 mm, ukuran paling tinggi 4.200 mm dan MST 8
ton
c. Jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan yang dapat dilalui
kendaraan bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100 mm, ukuran
panjang tidak melebihi 9.000 mm, ukuran paling tinggi 3.500 mm dan MST 8
ton
d. Jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui kendaraan bermotor
dengan ukuran lebar melebihi 2.500 mm, ukuran panjang melebihi 18.000 mm,
ukuran paling tinggi 4.200 mm dan MST 10 ton

(3) Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan kelas III sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) huruf c dapat ditetapkan muatan sumbu terberat kurang dari 8 ton
BAB X. ANGKUTAN
BAGIAN KETUJUH TENTANG PENGAWASAN MUATAN BARANG

PASAL 169 , UU N.22 Tahun 2009


(1) Pengemudi dan/atau pengusaha angkutan umum barang wajib mematuhi ketentuan
mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan dan kelas jalan
(2) Untuk mengawasi pemenuhan terhadap ketentuan (1) dilakukan pengawasan muatan
angkutan barang
(3) Pengawasan muatan angkutan barang dilakukan dengan menggunakan alat
penimbangan
(4) Alat penimbangan sebagaimana (3) terdiri atas :
a. Alat penimbangan yang dipasang secara tetap; atau
b. Alat penimbangan yang dapat dipindahkan
LANJUTAN

Pasal 170
(1) Alat penimbangan yang dipasang secara tetap, sebagaimana pasal 196 (4) huruf a
dipasang pada lokasi tertentu
(2) Penetapan lokasi, pengoperasian dan penutupan alat penimbangan yang dipasang secara
tetap pada jalan (1) dilakukan oleh Pemerintah
(3) Pengoperasian dan perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap dilakukan
oleh Unit Pelaksana Penimbangan yang ditunjuk oleh Pemerintah
(4) Petugas wajib mendata jenis barang yang diangkut, berat angkutan dan asal tujuan

PASAL 171
(1) Alat penimbangan yang dapat dipindahkan, sebagaimana pasal 169 (4) huruf b
digunakan dalam pemeriksaan KB di jalan dan penyidikan Tindak Pidana Pelanggaran
Muatan
(2) Pengoperasian alat penimbangan untuk pemeriksaan KB di jalan sebagaimana (1)
dilakukan oleh Petugas Pemeriksa KB
PP NOMOR 55 TAHUN 2012
TENTANG KENDARAAN

PASAL 5
(4) KB jenis mobil barang meliputi :
a. Mobil bak muatan terbuka
b. Mobil bak muatan tertutup
c. Mobil tangki
d. Mobil penarik

(5) KB jenis kendaraan khusus meliputi kendaraan yang dirancang bangun untuk fungsi
tertentu

(6) Fungsi tertentu (5) meliputi :


a. Militer
b. ketertiban dan keamanan masyarakat
c. alat produksi
d. mobilitas penyandang cacat
PP NOMOR 79 TAHUN 2013
TENTANG JARINGAN LLAJ

BAB IV. PERLENGAKAPAN JALAN


BAGIAN KETUJUH. ALAT PENGAWASAN DAN PENGAMANAN JALAN
PASAL 47
Alat pengawasan dan pengamanan jalan berfungsi untuk melakukan pengawasan terhadap
angkutan barang dalam memenuhi kebutuhan ketentuan :
a. Tata cara pemuatan
b. Daya angkut
c. Dimensi kendaraan
d. Kelas jalan
PASAL 48
(1) Tata cara pemuatan dilaksanakan dengan ketentuan
(2) Daya angkut yaitu berdasarkan jumlah berat yan diizinkan dan/atau jumlah berat
kombinasi yang diperbolehkan yang ditentukan berdasarkan rancangannya
(3) Dimensi kendaraan, mengacu pada dimensi utama KB yang meliputi panjang, lebar, tinggi,
julur depan dan julur belakang yang telah ditetapkan sesuai bukti lulus uji
(4) Kelas jalan, mengacu pada ketentuan Jalan Kelas I, Kelas II, Kelas III, Jalan Kelas Khusus
LANJUTAN
PASAL 49
Alat pengawasan dan pengamanan jalan terdiri atas :
a. Alat penimbangan yang dipasang secara tetap; dan
b. Alat penimbangan yang dapat dipindahkan

PASAL 50
(1) Alat penimbangan yang dipasang secara tetap dilengkapi dengan peralatan utama dan perlatan
penunjang
(2) Peralatan utama dan peralatan penunjang harus memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan oleh
Menteri

PASAl 51
Alat penimbangan yang dipasang secara tetap harus ditera secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun
sekali dan/atau pasca perbaikan

PASAL 52
(1) Alat penimbangan yang dapat dipindahkan digunakan untuk penimbangan kendaraan di jalan dengan
lokasi berpindah-pindah
(2) Alat penimbangan (1) harus memenuhi persyaratan teknis yang dittapkan oleh Menteri

PASAL 53
Alat penimbangan yang dapat dipindahkan harus ditera secara berkala paling sedikit 1 (satu) tahun sekali
dan/atau pasca perbaikan
PP NOMOR 74 TAHUN 2014
TENTANG ANGKUTAN LLAJ
BAB VII. PENGAWASAN MUATAN ANGKUTAN BARANG

PASAL 60
Pengemudi dan/atau Perusahaan Angkutan Umum Barang Wajib mematuhi ketentuan mengenai :
a. Tata cara pemuatan
b. Daya angkut
c. Dimensi kendaraan
d. Kelas jalan yang dilalui

PASAL 61
(1) Tata cara pemuatan, dilaksanakan dengan mempertimbangkan :
a. Penempatan muatan pada ruang muatan
b. Distribusi beban
c. Tata cara pengikatan muatan
d. Tata cara pengemasan dan
e. Tata cara pemberian label atau tanda
(2) Daya angkut ditetapkan berdasarkan jumlah berat yan diizinkan dan/atau jumlah berat kombinasi yang
diizinkan
(3) Dimensi kendaraan, merupakan dimensi utama KB yang meliputi panjang, lebar, tinggi, julur depan
dan julur belakang KB sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
(4) Kelas jalan, ditentukan berdasarkan rambu kelas jalan
Lanjutan
PASAL 62
(1) Untuk mengawasi pemenuhan terhadap (pasal 60) dilakukan pengawasan muatan
angkutan barang
(2) Pegawasan muatan angkutan barang dilakukan dengan menggunakan alat pengawasan
dan pengamanan jalan
(3) Alat pengawasan dan pengawasan jalan terdiri atas :
(a) alat penimbangan yang dipasang secara tetap;atau
(b) Alat penimbangan yang dapat dipindahkan
PASAL 63
(1) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dipasang secara
tetap, digunakan untuk melakukan pengawasan terhadap semua mobil barang
(2) Pengawasan (1) dikecualikan untuk :
a. Angkutan peti kemas;
b. Mobil tangki bahan bakar minyak dan/atau bahan bakar gas;
c. Angkutan barang berbahaya;dan
d. Alat berat
Lanjutan
PASAL 64
(1) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dipasang secara tetap,
dilakukan pada lokasi tertentu di ruas jalan nasional dan jalan strategis nasional
(2) Lokasi (1) ditentukan dengan mempertimbangkan :
a. Rencana tata ruang
b. Pusat bangkitan perjalanan
c. Jaringan jalan dan pengembangan
d. Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR) angkutan barang
e. Keselamatan dan kelancaran arus lalu lintas
f. Kondisi tofograf
g. Efektivitas dan efsiensi pengawasan muatan; dan
h. Ketersediaan lahan
PASAL 65
(1) Pembangunan dan pengadaan fasilitas serta peralatan penimbangan yang dipasang secara
tetap dilakukan oleh Menteri
(2) Pembangunan dan pengadaan fasilitas peralatan penimbangan yang dipasang secara tetap,
harus memenuhi persyaratan :
a. rancang bangun (layout);
b. buku kerja rancang bangun; dan
c. spesifkasi alat penimbangan
Lanjutan
PASAL 66
Alat penimbangan yang dipasang secara tetap, dioperasikan apabila telah memenuhi persyaratan :
a. Lokasi telah ditetapkan
b. Pembangunan sesuai rancang bangun
c. Fasilitas dan peralatan penimbangan KB telah terpasang dan memenuhi spesifkasi teknis
d. Unit pelaksana telah ditetapkan

PASAL 67
(1) Pengoperasian dan perawatan alat penimbangan secara tetap dilakukan oleh Unit Pelaksana
Penimbangan KB Pemerintah Provinsi yang telah mendapat penetpan dari Menteri
(2) Untuk kepentingan tertentu, Menteri dapat menunjuk Unit Pelaksana Penimbangan KB
Pemerintah

PASAL 68
Pemerintah membangun sistem informasi penyelenggaraan penimbangan KB yang dilaksanakan
oleh Unit Pelaksana Penimbangan KB
Lanjutan
PASAL 69
(1) Unit Pelaksana KB wajib melakukan :
a. Pemeriksaan tata cara pemuatan barang
b. Pengukuran dimensi kendaraan angkutan barang
c. Penimbangan tekanan seluruh sumbu dan/atau setiap sumbu kendaraan angkutan barang
d. Pemeriksaan dokumen angkutan barang
e. Pencatatan kelebihan muatan pada setiap kendaraan yang diperiksa; dan
f. Pendataan jenis barang yang diangkut, berat angkutan dan asal tujuan

(2) Unit Pelaksana Penimbangan KB wajib mengelola data hasil pelaksana kegiatan (1) yang terintegrasi
dalam sistem informasi (pasal 68)

PASAL 70
(1) Dalam hal ditemukan pelanggaran, petugas Unit Pelaksana Penimbangan melaporkan kepada PPNS
(2) Berdasarkan laporan (1), PPNS membuat berita acara pemeriksaan pelanggaran
(3) PPNS (1) melarang pengemudi meneruskan perjalanan bila pelanggaran muatan melebihi 5% dari daya
angkut kendaraan yang ditetapkan dalam buku uji
(4) Pengemudi (3) wajib menurunkan kelebihan pada tempat yang ditentukan oleh pejabat dan/atau
petugas Unit Pelaksana Penimbangan
(5) Resiko kehilangan dan/atau kerusakan barang yang diturunkan (4) merupakan tanggung jawab
pengemudi dan/atau pengusaha angkutan umum barang yang bersangkutan
(6) Dalam hal kelebihan muatan telah diturunkan, pengemudi dapat meneruskan perjalanan
Lanjutan
PASAL 71
(1) Penggunaan fasilitas untuk bongkar muat barang dan tempat penyimpanan barang (Pasal 70 ayat 4)
dikenakan biaya

(2) Tata cara penggunaan fasilitas kegiatan bongkar muat barang dan tempat penyimpanan barang serta
besaran biaya (1) diatur dengan Perda Prov. Sumsel

PASAL 72
Perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap wajib dilakukan oleh UPPKB untuk menjaga
peralatan UPKB agar tetap berfungsi

PASAL 73
(1) Menteri melakukan penilaian kinerja UPPKB
(2) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit dilakukan pada aspek :
a. manajemen operasi
b. Sumber daya manusia
c. Peralatan dan fasilitas
d. Penegakan hukum
e. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas, dan
f. Efektiftas pengawasan

(3) Hasil penilaian kinerja (1) digunakan sebagai bahan evaluasi peningkatan kinerja UPPKB yang
bersangkutan
Lanjutan
PASAL 71
(1) Penggunaan fasilitas untuk bongkar muat barang dan tempat penyimpanan barang (Pasal 70 ayat 4)
dikenakan biaya

(2) Tata cara penggunaan fasilitas kegiatan bongkar muat barang dan tempat penyimpanan barang serta
besaran biaya (1) diatur dengan Perda Prov. Sumsel

PASAL 72
Perawatan alat penimbangan yang dipasang secara tetap wajib dilakukan oleh UPPKB untuk menjaga
peralatan UPKB agar tetap berfungsi

PASAL 73
(1) Menteri melakukan penilaian kinerja UPPKB
(2) Penilaian kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit dilakukan pada aspek :
a. manajemen operasi
b. Sumber daya manusia
c. Peralatan dan fasilitas
d. Penegakan hukum
e. Keselamatan dan kelancaran lalu lintas, dan
f. Efektiftas pengawasan

(3) Hasil penilaian kinerja (1) digunakan sebagai bahan evaluasi peningkatan kinerja UPPKB yang
bersangkutan
Lanjutan
PASAL 74
Lokasi alat penimbangan dan pengoperasian UPPKB yang dipasang secara tetap ditetapkan dengan
Keputusan Menteri

PASAL 75
(1) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dipindahkan, dilakukan untuk
pemeriksaan KB angkutan barang di jalan dan penyidikan tindak pidana pelannggaran muatan
(2) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dapat dipindahkan (1) dilakukan
bersama PPNS di bidang LLAJ serta petugas Polri
(3) Alat penimbangan (1) harus memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan
(4) Pengawasan muatan angkutan barang dengan alat penimbangan yang dapat dipindahkan (1) dilakukan
apabila :
a. Terdapat indikasi peningkatan pelanggaran muatan angkutan barang
b. Kecenderungan kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kelebihan muatan angkutan barang
dan/atau
c. Belum ada alat penimbangan yang dipasang secara tetap pada ruas jalan tertentu

PASAL 76
Alat penimbangan yang dapat dipindahkan, waib dilakukan penerapan secara berkala sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan
Keselamatan Menjadi Tanggung Jawab
Kita Semua

Sekian dan Terima Kasih

Você também pode gostar