Você está na página 1de 96

LAPORAN KASUS BERSAMA

OD ULKUS KORNEA CUM HIPOPION


ODS PRESBIOPIA
Pembimbing:
dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp.M
dr. YB. Hari Trilunggono, Sp.M

Disusun oleh :

Ika Amalia R 1620221212


Yuliawitri 1620221205
Titi Nurbaiti 1620221182
Septian HW 1620221145
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. D
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 73 tahun
Pekerjaan : Penjual Sayur
Alamat : Magelang
Tanggal periksa : 19 Oktober 2017
II. ANAMNESIS
a. Keluhan Utama :
mata kanan terasa sangat nyeri, semakin merah , dan penglihatan
semakin kabur.
II. ANAMNESIS
b. Riwayat Penyakit Sekarang :
Sejak 1 tahun terakhir pasien sering kelilipan saat berjualan di
pasar karena lapak berjualan pasien di ruang terbuka.
Kemudian pasien mengucek mata kanan dan
membersihkannya menggunakan air mengalir. Keluhan
kelilipan mereda.
Saat 3 bulan yang lalu mata kanan pasien kembali
mengalami kelilipan, lalu pasien mengucek matanya dan
membersihkannya menggunakan air mengalir namun tidak
ada perbaikan, mata kanan pasien menjadi merah, berair,
saat melihat sinar pasien merasa tidak kuat karena nyeri dan
lama kelamaan penglihatan menjadi kabur.
II. ANAMNESIS
1 bulan terakhir pasien mengaku mata pasien mulai
semakin kabur, semakin nyeri dan semakin merah. Nyeri
yang dirasakan disertai rasa mengganjal, dan berair.
Beberapa hari kemudian pasien baru menyadari timbul
putih-putih dimata pasien saat bercermin, awalnya
bagian putih pada matanya hanya terlihat kecil tetapi
semakin hari semakin bertambah besar dan semakin
jelas pada mata kanan.
II. ANAMNESIS
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengaku pandangannya kabur saat membaca.
Pasien harus menjauhkan jarak bacaannya agar
pandangannya lebih jelas. Pasien mengaku tidak
pernah menggunakan kacamata sebelumnya, karena
pasien mengaku hal tersebut bukan masalah baginya.
II. ANAMNESIS
c. Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat trauma benda asing pada mata : diakui
- Riwayat keluhan serupa : diakui
- Riwayat menggunakan kacamata
sebelumnya : disangkal
- Riwayat terpapar bahan kimia
pada mata : disangkal
- Riwayat kencing manis (DM) : disangkal
II. ANAMNESIS
d. Riwayat Penggunaan Obat :
Pengobatan untuk keluhan ini : disangkal
Obat kortikosteroid : disangkal

e. Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat sakit kencing manis (DM) : disangkal
II. ANAMNESIS
f. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien seorang pedagang sayur dan untuk biaya
pengobatan pasien menggunakan BPJS, kesan ekonomi
cukup.
III. PEMERIKSAAN FISIK
a. Status Umum
Kesadaran : Compos mentis
Aktivitas : Normoaktif
Kooperatif : kooperatif
Status gizi : baik

b. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Respiratory rate : 22 kali/menit
Suhu 0
: 36,5 C
III. PEMERIKSAAN FISIK
c. Status Oftalmikus
III. PEMERIKSAAN FISIK
Skema Ilustrasi
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Oftalmikus
-
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kultur bakteri.
V. DIAGNOSIS BANDING
ULKUS KORNEA
OD Ulkus Kornea Cum Hipopion
Ditegakkan karena adanya mata yang semakin merah, semakin
nyeri, berair dan silau serta penglihatan yang semakin kabur.
Selain itu, pada pemeriksaan oftalmologis ditemukan adanya
mix injeksi, kekeruhan berwarna putih keabuan pada kornea
dan terdapat juga gambaran tukak pada kornea serta hasil
fluorosein test (+). Pada pemeriksan tampak adanya hipopion
di daerah COA.
V. DIAGNOSIS BANDING
Corpus Alienum
Disingkirkan karena pada corpus alienum pasien
hanya terasa mengganjal dan didapatkan adanya
corpus alienum pada kornea sedangkan pada
pasien selain adanya merasa mengganjal juga
terdapat nyeri dan mata merah dan tidak ditemukan
adanya corpus alienum.
OD Keratitis
Disingkirkan karena pada keratitis terdapat gejala
penurunan visus, silau, injeksi siliar dan gambaran
infiltrat sedangkan pada ulkus kornea terdapat mix
injeksi, serta pasien merasakan matanya semakin nyeri,
semakin merah dan penglihatan semakin kabur.
V. DIAGNOSIS BANDING
PRESBIOPIA
ODS Presbiopia
Dipertahankan karena usia pasien lebih dari 40 tahun.
Pasien mengeluhkan kesulitan untuk membaca dari jarak
dekat dan harus dijauhkan.

ODS Hipermetropia
Disingkirkan karena pada pasien hipermetropi mengalami
gejala kabur bila melihat jauh dan lebih kabur lagi saat
melihat dekat, sedangkan pada pasien ini keluhan melihat
kabur hanya pada jarak dekat.
VI. DIAGNOSIS KERJA
OD ulkus kornea cum hipopion
ODS presbiopia
VII. TERAPI
OD Ulkus kornea cum Hipopion
Medikamentosa :
Oral :
- Cefixime 200 mg S 2 dd tab 1 selama 7 hari
- Metilprednisolon 16 mg S 2 dd tab 1 selama 7 hari
- Natrium diklofenak 50 mg S 2dd tab 1 selama 7 harI
Topikal :
- Chloramphenicol 0.5% S 1 tetes / 2 jam selama 7 hari
- Sulfas atropin 0,5% S 4dd 1 gtt 1 selama 7hari,
Parenteral : -
VII.TERAPI
OD Ulkus Kornea cum hipopion
Medikamentosa
Operatif : - Parasentesa
- Flap konjungtiva
- Keratoplasti

Non Medikamentosa : -
VII. TERAPI
ODS Presbiopia
Medikamentosa
Topikal : tidak diberikan
Oral : tidak diberikan
Parenteral : tidak diberikan
Operatif : tidak diberikan

Non medikamentosa
Kacamata baca ODS S +3.00 dioptri
VIII. EDUKASI
OD Ulkus Kornea
Menjelaskan bahwa keluhan yang terjadi pada pasien disebabkan
karena adanya luka pada mata.
Menjelaskan kepada pasien ketika luka pada mata sembuh akan
meninggalkan bekas berupa bercak putih yang tidak hilang pada
mata.
Menjelaskan kepada pasien akan dilakukan pengambilan nanah,
jika setelah diambil tidak ada perbaikan maka tindakan
selanjutnya operasi.
VIII. EDUKASI
ODS Presbiopia
Menjelaskan pada pasien bahwa usianya sudah lebih dari 40
tahun sehingga kemampuan mata untuk membaca dekat sudah
berkurang dan memerlukan bantuan kacamata baca agar jelas
jika melihat benda dekat dan membaca, serta hal tersebut bukan
suatu penyakit melainkan suatu hal yang wajar pada proses
penuaan.
menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan kacamata baca
saat membaca dekat agar mata tidak cepat lelah.
Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan kacamata
bacanya apabila hendak melakukan pekerjaan yang
membutuhkan fokus seperti membaca koran.
Menjelaskan kepada pasien sudah tidak perlu mengganti
kacamata bacanya lagi oleh karena usia pasien sudah lebih dari 60
tahun. Karena mulai usia 60 tahun otot-otot lensa untuk
mencembung sudah lumpuh.
IX. KOMPLIKASI
OD ulkus kornea cum hipopion
OD mengalami kebutaan
OD kornea perforasi.
OD prolaps iris.
OD sikatrik kornea.
OD glaukoma sekunder.
IX. KOMPLIKASI
ODS Presbiopia
Tidak terdapat komplikasi
X. RUJUKAN
Tidak dilakukan rujukan
XI. PROGNOSIS

Prognosis OD OS
Quo ad visam Dubia ad malam Ad bonam
Quo ad sanam Dubia ad malam Ad bonam
Quo ad Ad Bonam Ad Bonam
functionam
Quo ad kosmetikan Ad Malam Ad Bonam
Quo ad vitam Ad Bonam Ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Kornea
Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di
tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm
dari anterior ke posterior
Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi
sebesar + 43 dioptri.
Anatomi Kornea
Bersifat transparan, berukuran 11-12 mm horizontal dan 10-
11 mm vertikal, tebal 0,6-1 mm, indeks bias kornea 1,375
LAPISAN KORNEA

Epitel
Membran Bowman
Stroma
Membran Descemet
Endotel
I. KERATITIS
KERATITIS
Radang pada kornea atau infiltrasi sel radang pada kornea
yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga
tajam penglihatan menurun.
Etiologi
Virus
Bakteri
Jamur
Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak.
Mata kering yang disebabkan oleh kelopak mata tidak bisa
menutup
Adanya benda asing di mata
Reaksi terhadap obat tetes mata, kosmetik, polusi, atau partikel
udara seperti debu, serbuk sari, jamur, atau ragi
Faktor Risiko
Penggunaan lensa kontak
Trauma
Kontaminasi pengobatan mata
Riwayat keratitis bakteri sebelumnya
Riwayat operasi mata sebelumnya
Klasifikasi
Berdasarkan lapisan yang terkena, keratitis dibagi menjadi:
Keratitis Pungtata (Keratitis Pungtata Superfisial dan Keratitis
Pungtata Subepitel)
Keratitis Marginal
Keratitis Interstisial
Keratitis pungtata
Keratitis Marginal

Keratitis
Interstisial
Berdasarkan penyebabnya, keratitis diklasifikasikan
menjadi:
Keratitis Bakteri
Keratitis Jamur
Keratitis Virus
Keratitis Alergi
Keratitis Bakteri

Keratitis Virus Herpes


Simpleks

Keratitis Fungi
KERATITIS BAKTERI
Manifestasi klinis
Mata merah
Berair
nyeri pada mata yang terinfeksi
penglihatan silau
penglihatan menjadi kabur
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kultur bakteri dilakukan dengan menggores
ulkus kornea : ditanam di media cokelat, darah dan agar
Sabouraud, kemudian dilakukan pewarnaan dengan Gram.
Biopsy kornea dilakukan jika kultur negatif dan tidak ada
perbaikan secara klinis dengan menggunakan blade kornea
bila ditemukan infiltrat dalam di stroma.
Tatalaksana
Farmakologis
nonfarmakologis
Hindari faktor resiko
Kenakan pelindung mata (kacamata hitam) terutama bila
terdapat penipisan atau perforasi kornea
KOMPLIKASI
Jaringan parut permanent
Ulkus kornea
Perforasi kornea endoftalmitis
Glaukoma sekunder
Kebutaan
PROGNOSIS
Keratitis dapat sembuh sempurna namun menimbulkan
jaringan parut (sikatriks).
II. ULKUS KORNEA
ULKUS KORNEA
Definisi
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan
adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel
sampai stroma
bakteri

Jamur
Infeksi
Virus

acanthamoeba

Etiologi Bahan kimia

Radiasi dan
suhu

Sindrom
Non-infeksi Sjorgen

Obat-obatan

Pajanan

neurotropik
Epidemiologi
Trauma
pemakaian lensa kontak
kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya
laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea
Klasifikasi
Ulkus kornea sentral
Ulkus kornea bakterialis
Ulkus kornea fungi
Ulkus kornea virus
Ulkus kornea acanthamoeba
Ulkus kornea perifer
Ulkus marginal
Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
Ulkus cincin (ring ulcer)
Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Streptokokus
Khas sebagai ulkus yang menjalar dari tepi ke arah tengah
kornea (serpinginous).
Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram
dengan tepi ulkus yang menggaung.
Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Stafilokokus
awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan disertai
infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel.
Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Pseudomonas
Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea. ulkus
sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea.
ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang
dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus
ini seperti cincin.
Dalam BMD dapat terlihat hipopion yang banyak
Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Pneumokokus
Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan
sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut
Ulkus Serpen.
Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna
kekuning-kuningan.
Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya
sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.
Ulkus Kornea Fungi
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari
sampai beberapa minggu sesudah trauma
Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna
keabu-abuan yang agak kering.
Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran
seperti bulu pada bagian epitel yang baik.
Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian
sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya.
Terdapat injeksi siliar disertai hipopion
Ulkus Kornea Virus
Ulkus Kornea Herpes Zoster
Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu.
Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit.
Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra,
konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya
infiltrat subepitel dan stroma.
Infiltrat dapat berbentuk dendrit, berwarna abu-abu kotor
dengan fluoresin yang lemah.
Ulkus Kornea Virus
Ulkus Kornea Herpes simplex
Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang
kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan
epitel kornea
terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian
menyeluruh.
Bentuk dendrit herpes simplex kecil, ulceratif, jelas diwarnai
dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya
Ulkus Kornea Acanthamoeba

Awal dirasakan sakit yang tidak sebanding dengan temuan


kliniknya
kemerahan dan fotofobia
ulkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural.
Ulkus Marginal

Bentuk simpel berbentuk ulkus superfisial yang berwarna


abu-abu dan terdapat pada infeksi stafilococcus, toksit atau
alergi dan gangguan sistemik pada influenza disentri basilar
gonokok arteritis nodosa, dan lain-lain.
Yang berbentuk cincin atau multiple dan biasanya lateral.
Ditemukan pada penderita leukemia akut, sistemik lupus
eritromatosis dan lain-lain.
Ulkus Mooren
Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea
kearah sentral.
ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut.
Biasanya menyerang satu mata. Perasaan sakit sekali.
Ring Ulcer

Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus.


Di kornea terdapat ulkus yang berbentuk melingkar dipinggir
kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau dalam, kadang-
kadang timbul perforasi.
Perjalanan penyakitnya menahun.
Manifestasi Klinis
Mata merah, berair, nyeri hebat
Sensasi benda asing
Terdapat sekret
Kelopak mata bengkak
Nyeri apabila melihat cahaya terang
Terdapat infiltrat tergantung dari kedalaman lesi dan etiologi
keratitis
Gejala spesifik dapat menunjukkan etiologi dari agen infeksius
Anamnesis
riwayat trauma, benda asing, abrasi
riwayat penyakit kornea misalnya keratitis akibat infeksi virus
herpes simplek yang sering kambuh.
riwayat pemakaian obat topikal oleh pasien seperti
kortikosteroid Imunosupresi akibat penyakit sistemik seperti
diabetes, AIDS, keganasan
Pemeriksaan fisik
injeksi siliar
kornea edema
Infiltrat
hilangnya jaringan kornea
Pada kasus berat dapat terjadi iritis yang disertai dengan
hipopion.
Pemeriksaan diagnostik
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Tes air mata
Pemeriksaan slit-lamp
Keratometri (pengukuran kornea)
Respon reflek pupil
Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi.
Goresan ulkus untuk analisa atau kultur (pulasan gram,
giemsa atau KOH)
Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah
Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya
Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang
meradang
Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan
sesering mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau
kain yang bersih
Berikan analgetik jika nyeri
Sulfas atropine sebagai salap atau larutan,
Skopolamin sebagai midriatika.
Analgetik.
Antibiotik
Anti jamur
Anti viral
Pencegahan
Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk
kedalam mata
Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata
tidak bisa menutup sempurna, gunakan tetes mata agar mata
selalu dalam keadaan basah
Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara
memakai dan merawat lensa tersebut.
Komplikasi
Komplikasi yang paling sering timbul berupa:8

Kebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkat


Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan
panopthalmitis
Prolaps iris
Sikatrik kornea
Katarak
Glaukoma sekunder

Prognosis
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan
dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis
mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul.
III. HIPOPION
DEFINISI
Hipopion didefinisikan sebagai pus steril yang terdapat pada
bilik mata depan. Hipopion dapat terlihat sebagai lapisan
putih yang mengendap di bagian bawah bilik mata depan
karena adanya gravitasi.
ETIOLOGI
Hipopion dapat timbul pasca bedah, trauma dan disebabkan
oleh karena adanya infeksi. Pembedahan dengan komplikasi
hipopion contohnya keratoplasty. Bakteria, jamur, amoba
maupun herpes simplex dapat menyebabkan terjadinya
hipopion
Beberapa keadaan yang dapat memberikan gambaran hipopion, diantaranya:

Keratitis dan Ulkus Kornea

Iris dan badan siliar mengalami peradangan dan timbulah kekeruhan di


cairan bilik mata depan disusul dengan terbentuknya hipopion.

Uveitis Anterior

Peradangan yang terjadi dari iris dan badan siliar menyebabkan penurunan
permeabilitas dari blood-aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan
protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueous hipopion.

Endoftalmitis dan Panoftalmitis

Hipopion merupakan salah satu manifestasi klinis endoftalmitis karena


terjadinya infeksi

Sindrom Behcet

Sindrom ini terdiri dari trias yang meliputi inflamasi ocular, ulkus oral dan
ulkus genital Manifestasi infestasi ocular terbanyak adalah berupa hipopion
Rifabutin

terapi profilaksis Mycobacterium avium complex (MAC) pada


penderita dengan HIV-aids. Uveitis efek samping yang dapat
terjadi pada pemakaian Rifabutin (munculnya hipopion antara 2
mngg-7 bln)

Trauma

Corpus alienum, toxic lens syndrome, post operasi dengan


infeksi sekunder

Penyebab non infeksius

sistemik lupus eritomatosus (SLE), limfoma, leukemia,


sarkoidosis. Selain itu, hipopion juga dpat muncul sebagai salah
satu dari TASS (Toxic Anterior Segment Syndrome) yang dapat
terjadi setelah proses pembedahan. TASS muncul karena agen
toksis non infeksius terkait proses pembedahan.
2.6 Patofisiologi

Radang iris dan badan siliar penurunan permeabilitas dari blood-aqueous barrier peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueoushipopion

Adanya pus di bilik mata depan biasanya memberikan gambaran lapisan putih.

Karena pus bersifat lebih berat dari cairan Aquous, maka pus akan mengendap dibagian bawah bilik mata depan.

Kuantitas dari hipopion biasanya berhubungan dengan virulensi dari organism penyebab dan daya tahan dari jarinfan yang terinfeksi itu sendiri.
2. 7 Manifestasi Klinis

rasa sakit

iritasi

gatal

fotofobia pada mata yang terinfeksi.

penurunan visus / lapang pandang (tergantung dari beratnya penyakit utama)

aqueous cell and flare

eksudat fibrinous, sinekia posterior

keratitis presipitat
2.8 Diagnosis
Anamnesis
Gejala subyektif

rasa sakit

Iritasi

gatal

Fotofobia pada mata yang terkena.

penurunan ketajman penglihatan

penyempitan lapang pandang

bergantung pada parahnya penyakit yang mendasar

Kelopak mata bengkak dan kemosis (infeksi berat)


Pemeriksaan
Gejala obyektif

aqueous cell and flare

eksudat fibrinous

sinekia posterior

keratitis presipitat.

slit lamp lapisan bewarna putih pada bagian inferior dari bilik mata depan

Dinilai berdasarkan: tingginya, diukur dari dasar bilik mata depan dengan satuan
21
millimeter, warna, keutuhan kornea, posisi, dan kekentalannya .
2. 9 Diagnosa Banding

Pseudohipopion

retinoblastoma, injeksi steroid okular dan ghost cell


glaucoma. Untuk membedakan harus dilakukan pemeriksaan
dengan pupil yang telah dilebarkan dengan midriatik.

Ghost Cell Glaucoma

glaukoma sekunder sudut terbuka (trabecular meshwork


mengalami obstruksi oleh sel darah merah yang terdegenerasi,
disebut ghost cells) Biasanya didahului oleh trauma.

Metastase

dimana metastasis tersebut menuju ke bilik mata depan,


misalnya dari leukemia dan Ca mammae.
2.10 Penatalaksanaan
- Tergantung dari ringan atau beratnya penyakit yang mendasarinya.
- Sel darah putih biasanya akan di reabsorpsi.
- Bila gambaran yang berat Endoftalmitis tidak memberikan respon terhadap
pemberian kortikosteroid Anterior Chamber Parecentesis (manfaat diagnostik)
- Berikut indikasi parasintesis:

Hifema toptal tanpa nadanya tanda absorbsi setelah


beberapa hari

Ulkus kornea yang tidak respons terhadap terapi


konvensional

Hipopion denganm disertai gloukoma sekunder

Gloukoma sekunder karena katarak hipermatur, katarak


traumatic dan iridosiklitis.
Terapi yang lebih spesifik penyakit utama yang menyebabkan hipopion.
Apabila terjadi inflamasi kortikosteroid (Ex: dexametasone, MP,prednisolon)
Cycloplegic mengurangi nyeri dengan memobilisasi iris, mencegah terjadinya
perlengketan iris dengan lensa anterior ( sinekia posterior ), yang akan TIO,
menstabilkan blood-aqueous barrier dan mencegah terjadinya protein leakage
(flare) yang lebih jauh (Ex: atropin, homatropin, scopolamin, cyclopentolate)
Bila didapatkan infeksi sekunder seperti yang terjasi setelah trauma kornea,
diberikan terapi sesuai penyebab.
Pasien MRS antibiotic tetes atau dapat pula injeksi antibiotik subkonjungtival.
Bila memungkinkan, bandage lens dan occusert juga digunakan.
2.11 Komplikasi Klinis
kehilangan
endoftalmitis
penglihatan secara
kronik
permanen.

perlengketan seluruh pinggir iris


antara iris dan melekat pada
lensa sinekia lensa seklusio
posterior pupil

Gloukoma
Katarak
sekunder

retinitis proliferans Ablatio re3tina


2.12 Prognosis

Hipopion adalah gejala klinis yang muncul sebagai suatu


respon inflamasi yang berat. Sel darah putih dapat diserap sendiri atau
diabsorpsi sepenuhnya. Tetapi prognosis bergantung pada proses yang
mendasari (penyakit) dan komplikasi yang dapat terjadi. 1
IV. PRESBIOPIA
DEFINISI
Makin berkurangnya kemampuan akomodasi mata sesuai
dengan makin meningkatnya umur. Kelainan ini terjadi pada
mata normal berupa gangguan perubahan kencembungan
lensa yang dapat berkurang akibat berkurangnya elastisitas
lensa sehingga terjadi gangguan akomodasi
ETIOLOGI
Gangguan akomodasi pada usia lanjut dapat terjadi akibat :
Kelemahan otot akomodasi
Lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elastisitasnya akibat
sklerosis lensa
PATOFISIOLOGI
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan
daya refraksi mata karena adanya perubahan keseimbangan
antara elastisitas matriks lensa dan kapsul sehingga lensa
menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur maka lensa
menjadi lebih keras (sklerosis) dan kehilangan elastisitasnya
untuk menjadi cembung, dengan demikian kemampuan
melihat dekat makin berkurang
GEJALA KLINIS
Akibat gangguan akomodasi ini maka pada pasien
berusia lebih dari 40 tahun, akan memberikan keluhan
setelah membaca yaitu berupa mata lelah, berair dan
sering terasa pedas.
Karena daya akomodasi berkurang maka titik dekat
mata makin menjauh dan pada awalnya akan kesulitan
pada waktu membaca dekat huruf dengan cetakan
kecil.
Dalam upayanya untuk membaca lebih jelas maka
penderita cenderung menegakkan punggungnya atau
menjauhkan obyek yang dibacanya sehingga mencapai
titik dekatnya dengan demikian obyek dapat dibaca
lebih jelas.
Presbiopia timbul pada umur 45 tahun untuk ras
PENATALAKSANAAN
Pada pasien presbiopia kacamata atau adisi diperlukan untuk
membaca dekat yang berkekuatan tertentu, biasanya :
+1.00 D 40 tahun
+1.50 D 45 tahun
+2.00 D 50 tahun
+2.50 D 55 tahun
+ 3.00 D 60 tahun

Você também pode gostar