Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Disusun oleh :
b. Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80mmHg
Nadi : 86 kali/menit
Respiratory rate : 22 kali/menit
Suhu 0
: 36,5 C
III. PEMERIKSAAN FISIK
c. Status Oftalmikus
III. PEMERIKSAAN FISIK
Skema Ilustrasi
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status Oftalmikus
-
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan kultur bakteri.
V. DIAGNOSIS BANDING
ULKUS KORNEA
OD Ulkus Kornea Cum Hipopion
Ditegakkan karena adanya mata yang semakin merah, semakin
nyeri, berair dan silau serta penglihatan yang semakin kabur.
Selain itu, pada pemeriksaan oftalmologis ditemukan adanya
mix injeksi, kekeruhan berwarna putih keabuan pada kornea
dan terdapat juga gambaran tukak pada kornea serta hasil
fluorosein test (+). Pada pemeriksan tampak adanya hipopion
di daerah COA.
V. DIAGNOSIS BANDING
Corpus Alienum
Disingkirkan karena pada corpus alienum pasien
hanya terasa mengganjal dan didapatkan adanya
corpus alienum pada kornea sedangkan pada
pasien selain adanya merasa mengganjal juga
terdapat nyeri dan mata merah dan tidak ditemukan
adanya corpus alienum.
OD Keratitis
Disingkirkan karena pada keratitis terdapat gejala
penurunan visus, silau, injeksi siliar dan gambaran
infiltrat sedangkan pada ulkus kornea terdapat mix
injeksi, serta pasien merasakan matanya semakin nyeri,
semakin merah dan penglihatan semakin kabur.
V. DIAGNOSIS BANDING
PRESBIOPIA
ODS Presbiopia
Dipertahankan karena usia pasien lebih dari 40 tahun.
Pasien mengeluhkan kesulitan untuk membaca dari jarak
dekat dan harus dijauhkan.
ODS Hipermetropia
Disingkirkan karena pada pasien hipermetropi mengalami
gejala kabur bila melihat jauh dan lebih kabur lagi saat
melihat dekat, sedangkan pada pasien ini keluhan melihat
kabur hanya pada jarak dekat.
VI. DIAGNOSIS KERJA
OD ulkus kornea cum hipopion
ODS presbiopia
VII. TERAPI
OD Ulkus kornea cum Hipopion
Medikamentosa :
Oral :
- Cefixime 200 mg S 2 dd tab 1 selama 7 hari
- Metilprednisolon 16 mg S 2 dd tab 1 selama 7 hari
- Natrium diklofenak 50 mg S 2dd tab 1 selama 7 harI
Topikal :
- Chloramphenicol 0.5% S 1 tetes / 2 jam selama 7 hari
- Sulfas atropin 0,5% S 4dd 1 gtt 1 selama 7hari,
Parenteral : -
VII.TERAPI
OD Ulkus Kornea cum hipopion
Medikamentosa
Operatif : - Parasentesa
- Flap konjungtiva
- Keratoplasti
Non Medikamentosa : -
VII. TERAPI
ODS Presbiopia
Medikamentosa
Topikal : tidak diberikan
Oral : tidak diberikan
Parenteral : tidak diberikan
Operatif : tidak diberikan
Non medikamentosa
Kacamata baca ODS S +3.00 dioptri
VIII. EDUKASI
OD Ulkus Kornea
Menjelaskan bahwa keluhan yang terjadi pada pasien disebabkan
karena adanya luka pada mata.
Menjelaskan kepada pasien ketika luka pada mata sembuh akan
meninggalkan bekas berupa bercak putih yang tidak hilang pada
mata.
Menjelaskan kepada pasien akan dilakukan pengambilan nanah,
jika setelah diambil tidak ada perbaikan maka tindakan
selanjutnya operasi.
VIII. EDUKASI
ODS Presbiopia
Menjelaskan pada pasien bahwa usianya sudah lebih dari 40
tahun sehingga kemampuan mata untuk membaca dekat sudah
berkurang dan memerlukan bantuan kacamata baca agar jelas
jika melihat benda dekat dan membaca, serta hal tersebut bukan
suatu penyakit melainkan suatu hal yang wajar pada proses
penuaan.
menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan kacamata baca
saat membaca dekat agar mata tidak cepat lelah.
Menjelaskan kepada pasien untuk menggunakan kacamata
bacanya apabila hendak melakukan pekerjaan yang
membutuhkan fokus seperti membaca koran.
Menjelaskan kepada pasien sudah tidak perlu mengganti
kacamata bacanya lagi oleh karena usia pasien sudah lebih dari 60
tahun. Karena mulai usia 60 tahun otot-otot lensa untuk
mencembung sudah lumpuh.
IX. KOMPLIKASI
OD ulkus kornea cum hipopion
OD mengalami kebutaan
OD kornea perforasi.
OD prolaps iris.
OD sikatrik kornea.
OD glaukoma sekunder.
IX. KOMPLIKASI
ODS Presbiopia
Tidak terdapat komplikasi
X. RUJUKAN
Tidak dilakukan rujukan
XI. PROGNOSIS
Prognosis OD OS
Quo ad visam Dubia ad malam Ad bonam
Quo ad sanam Dubia ad malam Ad bonam
Quo ad Ad Bonam Ad Bonam
functionam
Quo ad kosmetikan Ad Malam Ad Bonam
Quo ad vitam Ad Bonam Ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi Kornea
Kornea dewasa rata-rata mempunyai tebal 0,54 mm di
tengah, sekitar 0,65 di tepi, dan diameternya sekitar 11,5 mm
dari anterior ke posterior
Kornea merupakan lensa cembung dengan kekuatan refraksi
sebesar + 43 dioptri.
Anatomi Kornea
Bersifat transparan, berukuran 11-12 mm horizontal dan 10-
11 mm vertikal, tebal 0,6-1 mm, indeks bias kornea 1,375
LAPISAN KORNEA
Epitel
Membran Bowman
Stroma
Membran Descemet
Endotel
I. KERATITIS
KERATITIS
Radang pada kornea atau infiltrasi sel radang pada kornea
yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh sehingga
tajam penglihatan menurun.
Etiologi
Virus
Bakteri
Jamur
Iritasi dari penggunaan berlebihan lensa kontak.
Mata kering yang disebabkan oleh kelopak mata tidak bisa
menutup
Adanya benda asing di mata
Reaksi terhadap obat tetes mata, kosmetik, polusi, atau partikel
udara seperti debu, serbuk sari, jamur, atau ragi
Faktor Risiko
Penggunaan lensa kontak
Trauma
Kontaminasi pengobatan mata
Riwayat keratitis bakteri sebelumnya
Riwayat operasi mata sebelumnya
Klasifikasi
Berdasarkan lapisan yang terkena, keratitis dibagi menjadi:
Keratitis Pungtata (Keratitis Pungtata Superfisial dan Keratitis
Pungtata Subepitel)
Keratitis Marginal
Keratitis Interstisial
Keratitis pungtata
Keratitis Marginal
Keratitis
Interstisial
Berdasarkan penyebabnya, keratitis diklasifikasikan
menjadi:
Keratitis Bakteri
Keratitis Jamur
Keratitis Virus
Keratitis Alergi
Keratitis Bakteri
Keratitis Fungi
KERATITIS BAKTERI
Manifestasi klinis
Mata merah
Berair
nyeri pada mata yang terinfeksi
penglihatan silau
penglihatan menjadi kabur
Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan kultur bakteri dilakukan dengan menggores
ulkus kornea : ditanam di media cokelat, darah dan agar
Sabouraud, kemudian dilakukan pewarnaan dengan Gram.
Biopsy kornea dilakukan jika kultur negatif dan tidak ada
perbaikan secara klinis dengan menggunakan blade kornea
bila ditemukan infiltrat dalam di stroma.
Tatalaksana
Farmakologis
nonfarmakologis
Hindari faktor resiko
Kenakan pelindung mata (kacamata hitam) terutama bila
terdapat penipisan atau perforasi kornea
KOMPLIKASI
Jaringan parut permanent
Ulkus kornea
Perforasi kornea endoftalmitis
Glaukoma sekunder
Kebutaan
PROGNOSIS
Keratitis dapat sembuh sempurna namun menimbulkan
jaringan parut (sikatriks).
II. ULKUS KORNEA
ULKUS KORNEA
Definisi
Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea
akibat kematian jaringan kornea, yang ditandai dengan
adanya infiltrat supuratif disertai defek kornea bergaung, dan
diskontinuitas jaringan kornea yang dapat terjadi dari epitel
sampai stroma
bakteri
Jamur
Infeksi
Virus
acanthamoeba
Radiasi dan
suhu
Sindrom
Non-infeksi Sjorgen
Obat-obatan
Pajanan
neurotropik
Epidemiologi
Trauma
pemakaian lensa kontak
kadang-kadang tidak di ketahui penyebabnya
laki-laki lebih banyak menderita ulkus kornea
Klasifikasi
Ulkus kornea sentral
Ulkus kornea bakterialis
Ulkus kornea fungi
Ulkus kornea virus
Ulkus kornea acanthamoeba
Ulkus kornea perifer
Ulkus marginal
Ulkus mooren (ulkus serpinginosa kronik/ulkus roden)
Ulkus cincin (ring ulcer)
Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Streptokokus
Khas sebagai ulkus yang menjalar dari tepi ke arah tengah
kornea (serpinginous).
Ulkus bewarna kuning keabu-abuan berbentuk cakram
dengan tepi ulkus yang menggaung.
Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Stafilokokus
awalnya berupa ulkus yang bewarna putik kekuningan disertai
infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel.
Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Pseudomonas
Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral kornea. ulkus
sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam kornea.
ulkus yang berwarna abu-abu dengan kotoran yang
dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang bentuk ulkus
ini seperti cincin.
Dalam BMD dapat terlihat hipopion yang banyak
Ulkus Kornea Bakterialis
Ulkus Pneumokokus
Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan
sehingga memberikan gambaran karakteristik yang disebut
Ulkus Serpen.
Ulkus terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna
kekuning-kuningan.
Ulkus ini selalu di temukan hipopion yang tidak selamanya
sebanding dengan beratnya ulkus yang terlihat.
Ulkus Kornea Fungi
Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari
sampai beberapa minggu sesudah trauma
Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna
keabu-abuan yang agak kering.
Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat penyebaran
seperti bulu pada bagian epitel yang baik.
Terlihat suatu daerah tempat asal penyebaran di bagian
sentral sehingga terdapat satelit-satelit disekitarnya.
Terdapat injeksi siliar disertai hipopion
Ulkus Kornea Virus
Ulkus Kornea Herpes Zoster
Biasanya diawali rasa sakit pada kulit dengan perasaan lesu.
Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya gejala kulit.
Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra,
konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya
infiltrat subepitel dan stroma.
Infiltrat dapat berbentuk dendrit, berwarna abu-abu kotor
dengan fluoresin yang lemah.
Ulkus Kornea Virus
Ulkus Kornea Herpes simplex
Biasanya gejala dini dimulai dengan tanda injeksi siliar yang
kuat disertai terdapatnya suatu dataran sel di permukaan
epitel kornea
terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian
menyeluruh.
Bentuk dendrit herpes simplex kecil, ulceratif, jelas diwarnai
dengan fluoresin dengan benjolan diujungnya
Ulkus Kornea Acanthamoeba
Prognosis
Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan
dan cepat lambatnya mendapat pertolongan, jenis
mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul.
III. HIPOPION
DEFINISI
Hipopion didefinisikan sebagai pus steril yang terdapat pada
bilik mata depan. Hipopion dapat terlihat sebagai lapisan
putih yang mengendap di bagian bawah bilik mata depan
karena adanya gravitasi.
ETIOLOGI
Hipopion dapat timbul pasca bedah, trauma dan disebabkan
oleh karena adanya infeksi. Pembedahan dengan komplikasi
hipopion contohnya keratoplasty. Bakteria, jamur, amoba
maupun herpes simplex dapat menyebabkan terjadinya
hipopion
Beberapa keadaan yang dapat memberikan gambaran hipopion, diantaranya:
Uveitis Anterior
Peradangan yang terjadi dari iris dan badan siliar menyebabkan penurunan
permeabilitas dari blood-aqueous barrier sehingga terjadi peningkatan
protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueous hipopion.
Sindrom Behcet
Sindrom ini terdiri dari trias yang meliputi inflamasi ocular, ulkus oral dan
ulkus genital Manifestasi infestasi ocular terbanyak adalah berupa hipopion
Rifabutin
Trauma
Radang iris dan badan siliar penurunan permeabilitas dari blood-aqueous barrier peningkatan protein, fibrin dan sel radang dalam cairan aqueoushipopion
Adanya pus di bilik mata depan biasanya memberikan gambaran lapisan putih.
Karena pus bersifat lebih berat dari cairan Aquous, maka pus akan mengendap dibagian bawah bilik mata depan.
Kuantitas dari hipopion biasanya berhubungan dengan virulensi dari organism penyebab dan daya tahan dari jarinfan yang terinfeksi itu sendiri.
2. 7 Manifestasi Klinis
rasa sakit
iritasi
gatal
keratitis presipitat
2.8 Diagnosis
Anamnesis
Gejala subyektif
rasa sakit
Iritasi
gatal
eksudat fibrinous
sinekia posterior
keratitis presipitat.
slit lamp lapisan bewarna putih pada bagian inferior dari bilik mata depan
Dinilai berdasarkan: tingginya, diukur dari dasar bilik mata depan dengan satuan
21
millimeter, warna, keutuhan kornea, posisi, dan kekentalannya .
2. 9 Diagnosa Banding
Pseudohipopion
Metastase
Gloukoma
Katarak
sekunder