Você está na página 1de 16

Saponpdra Wijaya

Definisi
Percobaan menghindari interaksi dengan orang lain,
menghindari hubungan dengan orang lain (Keliat, B.
A. 1998)
Keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena
orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan
mengancam bagi dirinya ( Townsend, M.C. 1998)
Kesimpulan : Suatu keadaan dimana individu tidak
mau mengadakan interaksi terhadap komunitas
disekitarnya, atau sengaja menghindari untuk
berinteraksi yang dikarnakan orang lain atau keadaan
disekitar dianggap mengancam bagi individu tersebut.
Tanda dan Gejala
Data subjektif :
Mengungkapkan perasaan tidak berguna, penolakan
oleh lingkungan
Mengungkapkan keraguan tentang kemampuan yang
dimiliki
Data objektif
Tampak menyendiri dalam ruangan
Tidak berkomunikasi, menarik diri
Tidak melakukan kontak mata
Tampak sedih, afek datar
Adanya perhatian dan tindakan yang tidak sesuai atau imatur
dengan perkembangan usianya
Kegagalan untuk berinterakasi dengan orang lain didekatnya
Kurang aktivitas fisik dan verbal
Tidak mampu membuat keputusan dan berkonsentrasi
Mengekspresikan perasaan kesepian dan penolakan di
wajahnya
Etiologi
Kurangnya rasa percaya pada orang lain
Perasaan panik
Regresi ke tahap perkembangan sebelumnya
Waham
Sukar berinteraksi dimasa lampau
Perkembangan ego yang lemah
Represi rasa takut
Gangguan harga diri rendah
Asuhan Keperawatan : Isos
Pengkajian
Faktor Predisposisi
Faotor presitipasi
Mekanisme koping
Perilaku
Faktor Predisposisi
Faktor tumbuh kembang
Kemampuan membina hubungan yang sehat tergantung dari
pengalaman selama proses tumbuh kembang.

Faktor biologi
Genetic adalah salah satu factor pendukung ganguan jiwa

Faktor sosial budaya


Dapat menjadi factor pendukung, misalnya angota keluarga yang
tidak produktif, diasingkan dari orang lain

Faktor komunikasi dalam keluarga.


Dapat mengantarkan kedalam ganguan bila keluarga hanya
mengkounikasikan hal-hal yang negative
Faktor Presipitasi
Stressor pencetus pada umumnya mencakup kejadian
kehidupan yang penuh stress.

Stressor sosial kultur


Stress dapat ditimbulkan oleh menurunnya stabilitas
dan berpisah dengan orang yang berarti dalam
kehidupannya

Stressor psikologis
Ansietas berkepanjangan terjadi bersama dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasinya
Mekanisme Koping
Mekanisme koping yang sering digunakan pada
menarik diri adalah proyeksi dan represi:
Proyeksi adalah keinginan yang tidak dapat ditoleransi,
mencurahkan emosi kepada oranglain, karena
kesalahan yang dilakukan sendiri.
Regresi adalah menghindari setres, kecemasan dengan
menampilkan prilaku kembali seperti pada
perkembangan anak
Represi adalah menekan perasaan atau pengalaman
yang menyakitkan atau komflik atau ingatan dari
kesadaran yang cendrung memperkuat mekanisme ego
lainya
Perilaku
Menarik diri :
Apatis, ekspresi wajah kurang berseri, defisit perawatan
diri, komunikasi kurang,, aktivitas menurun, postur tubuh
sikap fetus.

Curiga :
Tidak percaya orang lain, bermusuhan, isolasi sosial

Manipulasi :
Kurang asertif, isolasi sosial, harga diri rendah, tergantung
pd orang lain, ekspresi perasaan tidak langsung pada
tujuan.
Masalah Keperawatan
Isolasi sosial
Harga diri rendah
Perubahan persepsi sensori : halusinasi
Koping invidu tidak efektif
Koping keluarga tidak efektif
Defisit perawatan diri
Risiko tinggi mencederai diri sendri, orang lain, dan
lingkungan.
Penatalaksanaan
Psikofarmako
Psikoterapi, terapi kerja baik sekali untuk mendorong
penderita bergaul lagi dengan orang lain, pasien lain,
perawat dan dokter.
Terapi kejang listrik (Elektro Convulsive therapy),
Terapi modalitas, Teknik perilaku menggunakan
latihan ketrampilan sosial untuk meningkatkan
kemampuan sosial.
Tindakan keperawatan yang dibutuhkan pada pasien
dengan harga diri rendah adalah terapi kognitif, terapi
interpersonal, terapi tingkah laku, dan terapi keluarga.
Strategi Pelaksanaan Isolasi Sosial
SP 1 Pasien
1. Bina Hubungan Saling Percaya
2. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien
3. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan
orang lain
4. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian tidak berinteraksi dengan
orang lain
5. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang
6. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang -
bincang dengan orang lain dalam kegiatan harian

SP 1 Keluarga
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala isolasi sosial yang dialami
pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara - cara merawat pasien isolasi sosial
Lanjutan...
SP 2 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan
cara berkenalan dengan satu orang
3. Membantu pasien memasukkan kegiatan berbincang -
bincang dengan orang lain sebagai salah satu kegiatan
harian

SP 2 Keluarga
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan isolasi sosial
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung
kepada pasien isolasi sosial
Lanjutan...
SP 3 Pasien
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Memberikan kesempatan kepada klien berkenalan
dengan dua orang atau lebih
3. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian

SP 3 Keluarga
1. Membantu keluarga membuat jadual aktivitas dirumah
termasuk minum obat ( Discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang
TQ

Você também pode gostar