Aktifitas Lama Noor Idha Handajani Sumber : Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Editor : - Thamrinsyam Hamid - Dhewi Wahani Satori Mobilisasi dini : menguntungkan Bedrest lama : merugikan Komplikasi bedrest lama : termasuk sindroma disuse A. Kelemahan dan atropi otot B. Kontraktur sendi C. Ulkus dekubitus D. Gangguan metabolik E. Gangguan fungsi kardiovaskular dan pulmonal F. Deteriorasi psikologis A. Kelemahan dan Atropi Otot Tanpa aktifitas penuh dari otot : 1. Kekuatan berkurang sekitar : - 5% per hari - 50% setelah 2 minggu Mengganggu program ambulasi Perlu latihan penguatan sejak dini 2. Atropi (disuse atrophy) - Serat-serat otot yang tidak berkontraksi untuk beberapa waktu, secara perlahan-lahan mengecil. - Dilatih ukuran serat otot kembali bertambah
Atropi karena denervasi total irreversible,
kecuali ada reinervasi Untuk denervasi bisa dicoba stimulasi elektrik B. Kontraktur Sendi Adalah pembatasan luas gerak sendi karena pemendekan struktur jaringan lunak sekitar sendi Dipercepat oleh : - Spastisitas atau rigiditas Proses keradangan sendi Nyeri otot atau jaringan lunak lain yang berhubungan dengan sendi tersebut Imbalance otot Pencegahan : latihan luas gerak sendi ke segala arah bidang geraknya * 10 15 kali, sekali sehari untuk tiap bidang gerak * Untuk spastisitas atau rigiditas : - Latihan harus lebih sering Perlu dibantu positioning Perubahan/kontraktur : - Immobilisasi kurang atau sama dengan 30 hari pada umumnya reversible Imobilisasi lebih dari 60 hari pada umumnya sulit diperbaiki dengan latihan / tindakan konservatip C. Ulkus Dekubitus Klasifikasi dari The National Spinal Cord Injury Data Collection System (AS) : - Grade I : Terbatas pada lapisan superfisial epidermis dan dermis Grade II : Mengenai lapisan epidermis, dermis dan lebih dalam sampai jaringan adiposa (lemak) Grade III : Sampai jaringan otot Grade IV : Sampai tulang Etiologi Faktor predisposisi menurut Brecek : Faktor Fisik Nutrisi Anemia Infeksi Mobilitas Faktor lain (Staas dan La Mantia) Perubahan vasomotor Hilangnya sensasi Paralisis Faktor Fisik : Tekanan Shearing force (gesekan) Panas (fever) Basah, misalnya karena urine Friksi antara kulit dengan benda luar Hygiene Nutrisi : Undernutrisi umum Defisiensi nutrisi khusus : misalnya protein, vitamin C Penderita yang potensial untuk ulkus dekubitus : Trauma hebat, imobilisasi dengan traksi, cast atau brace Denervasi saraf perifer Rematik moderat sampai berat dengan komplikasi vaskulitis Geriatrik Inkontinensia Imobilisasi paska operasi yang lama Sakit berat dengan panas, anemia, hipoproteinemia Diabetes mellitus dengan gangguan vaskularisasi tepi, sering disertai turunnya sensasi Pencegahan ulkus dekubitus : Proper positioning Rubah posisi tiap 2 jam Nutrisi yang baik. Untuk Hb rendah bila perlu ditransfusi Perawatan hygiene : jaga kulit tetap bersih dan kering Waspada daerah resiko tinggi ulkus dekubitus Daerah resiko tinggi ulkus dekubitus Sakrum Trokanter Tumit Maleolus lateralis Tuberositas isiadikum Skapula Lutut Oksipital Pada penderita lesi sumsum tulang belakang : Rubah posisi tiap 2 jam Bridging Bantal-bantal/foam blocks Jika pakai kursi roda : - push up weight shifting Perawatan ulkus dekubitus : Hilangkan tekanan Debridement Terapi/hindari infeksi Ulkus grade IV : pada umumnya perlu tindakan bedah Perbaiki keadaan umum, status gizi, anemia (gizi jelek ulkus Ulkus besar anemia dan hipoproteinemia) Debridement : Sharp : buang debris dengan gunting/forcep/pisau Enzymatic : dengan bahan-bahan penghancur (litik) debris Mekanik : - Pembersihan lokal Dibuat basah Tutup kasa steril Bila penutup sudah kering diangkat debris dan bakteri akan turut terambil Pencegahan dan terapi infeksi : Rawat luka ( Bahan pembersih yang sering : H2CO3 + PZ. Lalu diberi Povidone Iodine. Di daerah terpencil : Pembersih : air saring atau air PAM yang telah direbus Lalu kompres Rivanol)
Infeksi sekunder : Povidone Iodine teratur
Bila perlu : kultur dan test sensitivitas Dressing (tutup kasa steril) D. Gangguan Metabolik Keseimbangan Nitrogen Akhir minggu ke I : mulai terjadi keseimbangan Nitrogen yang negatip ( Tanda kerusakan protein protein otot. Sintesa protein menurun sedangkan pemecahannya tetap ) Pada orang normal : imobilisasi 7 minggu perlu waktu pemulihan 7 minggu pula. Pada orang sakit waktu pemulihan lebih lama. Keseimbangan nitrogen negatip : kecepatan penyembuhan juga menurun Pencegahan : * Latihan selama bed rest * Diet kaya protein Keseimbangan Kalsium Normal : keseimbangan Ca positip Bed rest : keseimbangan negatip mulai akhir minggu pertama. Sejak hari ke 2 dan ke 3 bed rest telah nampak peningkatan Ca di urine Tanda keseimbangan Ca negatip : * Proses osteoporosis * Hiperkalsiuria Osteoporosis Hilangnya bone matrix dan mineral Beratnya osteoporosis lebih kurang seimbang dengan jumlah keseimbangan negatip Ca Untuk mempertahankan tulang kerangka : perlu stress atau tekanan yang ditimbulkan oleh berat badan dan kontraksi otot Gambaran osteoporosis pada foto sinar X positip bila kehilangan mineral sudah hampir mencapai 50% (dengan tehnik standar) Osteoporosis mengganggu program rehabilitasi karena : - Nyeri Mudah fraktur Pencegahan : - Mobilisasi segera Latihan : dynamic axial compression Batu di saluran kencing Antara lain oleh karena : Osteoporosis hiperkalsemia hiperkalsiuria Diet tinggi Ca hiperkalsiuria Bed rest stagnasi urin karena posisi baring dan hipotonia relatip pada otot kandung kencing Stagnasi urin mudah terjadi infeksi kandung kencing dan saluran di atasnya mudah terjadi inti batu kecil yang makin membesar Ada batu mudah infeksi Pencegahan : Mobilisasi - ambulasi dini Minum banyak, diet tidak tinggi Ca Bila perlu : bladder training Periksa urin rutin. Jika ada tanda infeksi, diterapi E. Gangguan fungsi kardiovaskuler dan pulmonal Hipotensi ortostatik : Menurunnya tekanan darah dengan cepat waktu berubah posisi dari baring ke tegak.
* Bed rest lama :
- Daya kontraksi reflektoris vaskuler menurun. Bila penderita tegak, terjadi dilatasi pembuluh darah dalam abdomen dan ekstremitas bawah, dan terjadi penurunan tekanan darah dengan cepat > Klinis : - Pusing (vertigo) Pucat Berpeluh Berdiri : Terasa nyeri di kaki dan tungkai bawah. Dapat sampai pingsan.
Bila dipaksa dipertahankan kerusakan jaringan otak
permanen karena anoksia, dapat meninggal. - Pada penderita tua, komplikasi kardiovaskuler tersebut lebih cepat - Bila ada tanda perubahan hipotensi ortostatik : > Program menegakkan penderita bertahap Sambil dimonitor tanda-tanda vital : nadi, pernapasan, tekanan darah
> Latihan dengan tilt table membantu
Bila tidak ada tilt table : - Bebat tungkai dengan perban elastik Bebat perut Detik jantung per menit meningkat Tromboemboli Gerakan anggota gerak bawah berkurang Posisi tidak berubah Trombophlebitis atau trombosis vena Bisa menimbulkan emboli paru Fatal - Nyeri anggota gerak bawah terutama betis, edema dan nyeri tekan betis ingat kemungkinan trombophlebitis - Nyeri dada, sesak napas, batuk darah pada penderita bed rest dengan imobilisasi tungkai ingat kemungkinan emboli paru - Pencegahan : * Latihan tungkai dan kaki aktip / pasip. Aktip lebih baik. * Minimal : ankle pumping excercise. Jika tidak mungkin : > Tinggikan letak tungkai > Bebat elastik Hipostatik pneumonia - Bed rest lama kongesti paru Infeksi (pneumonia)
* Batuk, sesak, panas ingat komplikasi ini
* Pencegahan : > Rubah posisi tiap 2 jam (termasuk posisi tegak dada) > Latihan napas dalam > Jika ada indikasi : drainage postural F. Deteriorasi psikologis : Deteriorasi intelektual dan emosi Pembatasan aktifitas merubah input sensoris dari semua tipe berakibat pada kemampuan intelektual dan kemampuan aktifitas motorik Sedangkan terganggunya emosi : berhubungan erat dengan kematangan jiwa penderita Istilah : Hospitalitis tegang, mau marah, mengeluh rasa tidak nyaman, berubahnya pola tidur, hilangnya inisiatip, agresi atau regresi Bentuk lain perubahan : - Hilangnya napsu makan Hilangnya kemampuan komunikasi Inkontinensia Menolak terapi yang tidak disenangi Pencegahan dan penanganan : sesegera mungkin lakukan aktifitas maksimal, dorongan keluarga dan lingkungan Terima kasih