Você está na página 1de 17

ASET SANITASI DAN PERSAMPAHAN DI KOTA DEPOK

CARLA BONA VITA


JOHAN SANTOSO
VALUASI
METODE CONTINGENT VALUATION
Produksi limbah dan kegiatan mendaur ulang dapat
mempengaruhi kegunaan beberapa rumah, sementara tidak
mempengaruhi orang lain (beberapa nonrecyclers, namun
Metode penilaian kontinjensi (CVM) adalah metode penilaian tidak harus semuanya). Namun demikian, beberapa rumah
ekonomi suatu sumber daya dengan menggunakan metode tangga memiliki insentif untuk mendaur ulang untuk
preferensi yang lebih tinggi. CVM banyak digunakan dlm mengurangi jumlah limbah yang tidak berdiferensiasi yang
ekonomi yang berdasarkan konsep neoklasik nilai ekonomi dikirim untuk pembuangan karena kenyataan bahwa
dan maksimalisasi utilitas individual. Metode ini sering
pembuangan limbah terkait dengan utilitas negatif,
diadopsi untuk mendapatkan informasi tentang barang dan
jasa karena tidak tersedia di pasaran. CVM dapat digunakan mengurangi biaya pelepasan unit,
untuk menilai WTP untuk barang dan jasa publik. daur ulang menghasilkan utilitas positif
Metode ini membutuhkan data Kesediaan Membayar Menentukan informasi WTP yang akurat penting bagi
(willingness to pay/WTP) dihitung berdasarkan tanggapan pengambilan keputusan untuk menilai efisiensi program
terhadap skenario hipotetis yang dikumpulkan melalui survei pengumpulan dan daur ulang selektif. Daur ulang adalah
atau wawancara. Responden diminta untuk mengungkapkan kegiatan yang membuat orang merasa senang, mereka
WTP mereka sejumlah tertentu (seringkali merupakan merasa bahwa mereka berkontribusi untuk melestarikan
pertanyaan biner ya / tidak). lingkungan. Akibatnya, pemilik rumah mungkin bersedia
membayar kesempatan sederhana untuk mendaur ulang.
OPTIMASI
PARAMETER PENENTU SISTEM AIR LIMBAH

Rencana Jangka panjang dan jangka menengah kab/kota (RTWW/Renstra/masterplan) yang akan mengintegrasikan
arah perkembangan kota dengan rencana sarana prasarana pendukungnya, termasuk pelayanan air limbah rumah
tangga.Kepadatan penduduk: daerah yang kepadatan penduduknya tinggi akan mejadi prioritas untuk sistem air
limbah perpipaan. Di daerah ini efesiensi biaya konstruksi/rumah akan lebih baik, permasalahan sanitasi umumnya
lebih banyak, potensi pencemaran air tanah akibat sanitasi individu akan lebih besar;
Topografi: topografi akan menentukan sistem pengaliran air limbah, apakah gravitasi, pemompaan, atau kombinasi.
Pilihan ini akan berpengaruh pada biaya konstruksi serta operasi dan pemeliharaan. Prioritas utama adalah yang
paling murah untuk biaya operasi dan pemeliharaannya yaitu daerah yang memungkinkan dilayani dengan sistem
gravitasi;
INTEGRASI PETA PERMASALAHAN DAN RENCANA (MASTER MAP)

Peta rencana sanitasi adalah alat bantu perencanaan Daerah padat penduduk dengan keterbatasan lahan
yang memadukan peta tata kota, kepadatan penduduk, seyogyanya mendapat layanan sanitasi perpipaan
EHRA, dan topografi. Overlay peta-peta ini akan (terpusat skala perkotaan).
menghasilkan visualisasi daerah yang rawan sanitasi , Daerah padat yang masih memiliki lahan bisa
jenis sistem sanitasi yang cocok, serta lokasi-lokasi dipertimbangkan menggunakan skala
yang potensial untuk dijadikan lokasi IPAL skala permukiman/komunal atau kawasan. Lebih dari itu,
permukiman, IPAL/IPLT, dan jalur perpipaan air limbah perencana dapat merencanakan interkoneksi sistem
skala perkotaan. komunal/permukiman/kawasan dengan sistem
Untuk memudahkan dalam menentukan prioritas terpusat skala perkotaan.
pelayanan, dapat dilakukan dengan overlay peta yang
relevan, diantaranya:
Peta rencana perkembangan kota (RTRW);
Peta permasalahan sanitasi (angka penyakit);
Peta demografi (kepadatan penduduk);
Peta topografi.
PENENTUAN LOKASI IPAL

Lokasi IPAL dipilih berdasarkan pertimbangan yang matang mengacu pada beberapa hal penting seperti:
Perencanaan jangka panjang dan jangka menengah kota (RTWW/Renstra/masterplan) Ketersediaan dan kondisi
lahan yang sesuai (ukuran, topografi dan administrasi);
Ketinggian muka air banjir ;
Bisa dikembangkan untuk perencanaam jangka panjang (penambahan kapasitas, pengembangan jadi sewerage
system);
Akses jalan yang mendukung untuk operasi dan pemeliharaan;
Memiliki jarak yang cukup dari permukiman untuk menghindari gangguan baud an estetika lingkungan;
Tidak ada penolakan dari warga masyarakat sekitar.
PENENTUAN JALUR PIPA

Air limbah dialirkan secara gravitasi dengan aliran terbuka. Artinya pipa tidak akan
pernah penuh dengan air limbah, sehingga harus dipastikan bawa tidak ada kenaikan
dasar pipa pada semua jalurnya. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal:
Pada prinsipnya pipa dipasang pada jalur yang dapat melayani sebanyak mungkin rumah tangga;
Diusahakan agar aliran bisa berjalan secara gravitasi, sehingga jalur pipa dari hulu ke hilir harus
melalui jalan yang menurun;
Jalur pipa mengikuti jalan umum milik pemerintah dengan memperhatikan hirarki jalan.
PERHITUNGAN TEKNIS
Perhitungan debit air limbah didasarkan pada jumlah pemakaian air minum.Volume air limbah adalah 80% volume air minum.
Perhitungan untuk pemakaian air minum penduduk sebaiknya menggunakan data primer. Apabila data primer tidak ada, data
sekunder yang biasa digunakan adalah data pemakaian air PDAM untuk rumah yang hanya penggunakan PDAM sebagai satu satunya
sumber air minum. Untuk pendekatan secara umum , berdasarkan berdasarkan SK-SNI dari kementrian PU kriteria pemakaian air
minum untuk katagori kota telah dikelompokan menjadi sebagai berikut.
PERKIRAAN KEBUTUHAN LAHAN IPLT DAN IPAL

IPLT IPAL
TEKNOLOGI UMUM PENGOLAHAN LIMBAH

Perbandingan Sistem Pengolahan Limbah:


Anaerob

Aerob

Kombinasi
Tujuan Sasaran Strategi
Tersedianya sarana dan prasarana Meningkatnya porsi belanja fisik sub Meningkatkan dan optimalisasi sarana prasarana air limbah domestik untuk
air limbah yang berwawasan sektor air limbah memenuhi SPM
lingkungan Mengoptimalkan peran seluruh stakeholders untuk mereplikasi pengelolaan air
limbah domestik
Meningkatkan kompetensi pengelola air limbah dalam aspek teknis dan non
teknis
Meningkatkan cakupan pelayanan air limbah yang dikelola Dinas
Mendorong partisipasi dunia usaha dalam penyelengaraan pengembangan dan
pengelolaan air limbah permukiman.

Terwujudnya pembangunan sanitasi Meningkatnya akses masyarakat Meningkatkan kampanye PHBS tentang air limbah yang tepat sasaran
yang partisipatif dan tanggap terhadap sarana jamban keluarga Mensosialisasikan peraturan terkait penyelenggaraan pengelolaan air limbah
kebutuhan dengan tangki septic permukiman.
Makin berkurangnya praktek buang air
besar sembarangan (BABs)

Diterapkannya SPM untuk layanan Tersedianya Regulasi tentang air limbah Menyusun Peraturan Daerah (Perda) air limbah disesuaikan dengan aturan di
air limbah domestic domestik atasnya
Memberikan bantuan teknis pembangunan air limbah berbasis masyarakat
Meningkatkan pengeloaan asset yang ada dan pembangunan IPLT baru
Meningkatnya intensitas upaya Terlatihnya kader kesehatan lingkungan Memprogramkan sosialisasi dan kampanye untuk peningkatan kepedulian
penyadaran PHBS secara terus lingkungan
menerus di sub sektor air limbah Memanfaatkan media local dalam membantu penyadaran berperilaku hidup
bersih dan sehat
Tujuan Sasaran Strategi
Tersedianya sarana dan Meningkatnya porsi belanja fisik sub Meningkatkan dan optimalisasi sarana prasarana persampahan
prasarana persampahan yang sektor persampahan untuk memenuhi SPM
berwawasan lingkungan Mengoptimalkan peran seluruh stakeholders untuk mereplikasi
pengelolaan sampah
Meningkatkan cakupan pelayanan persampahan yang dikelola Dinas
Mengupayakan kerjasama regional dalam pengelolaan sampah

Terwujudnya pembangunan Meningkatnya akses masyarakat Meningkatkan kampanye PHBS tentang sampah
sanitasi yang partisipatif dan terhadap pelayanan pengangkutan Mendorong partisipasi dunia usaha dalam pengelolaan persampahan
tanggap kebutuhan persampahan melalui Bank Sampah.
Optimalisasi pengurangan sampah mulai dari sumber melalui 3 R
Mensosialisasikan peraturan terkait penyelenggaraan pengelolaan
persampahan
Diterapkannya SPM untuk Optimalisasi Regulasi pengelolaan Penyesuaian Peraturan Daerah (Perda) tentang retribusi
layanan persampahan sampah Meningkatkan pengeloaan dari open dumping menjadi control
landfill
Meningkatnya intensitas Terlatihnya kader kesehatan Program sosialisasi dan kampanye untuk peningkatan kepedulian
upaya penyadaran 3R lingkungan lingkungan
Mengurangi Timbulan Memanfaatkan media local dalam membantu penyadaran
sampah disumbernya berperilaku hidup bersih dan sehat
TEKNOLOGI INFORMASI
DATA YANG DIBUTUHKAN UNTUK PENGOLAHAN IT
PENGOLAHAN IT
DAFTAR PUSTAKA

Dokumen : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI


Ferreira, S. & Marques, R. C., Contingent valuation method applied to waste management, Resources, Conservation
and Recycling 99 (2015) 111117
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Direktur Jenderal Cipta Karya, SISTEM PENGELOLAAN
AIR LIMBAH DOMESTIK - TERPUSAT SKALA PERMUKIMAN, 2016
Park, T. & Kim, H., A data warehouse-based decision support system for sewer infrastructure management, Automation
in Construction 30 (2013) 3749

Você também pode gostar