Você está na página 1de 15

Fidyah Pratiwi

Alpha - 04011281419103
Nakes di Puskesmas
Standar ketenagaan sebagaimana tersebut diatas:
merupakan kondisi minimal yang diharapkan agar
Puskesmas dapat terselenggara dengan baik.
belum termasuk tenaga di puskesmas pembantu dan bidan
desa.
Untuk puskesmas yang sesuai dengan kasus, Puskesmas
Merpati berada di kawasan perdesaan, maka tenaga kerja
yang berada di Puskesmas non-rawat inap tersebut meliputi:
Dokter atau dokter pelayanan primer (1)
Dokter gigi (1)
Perawat (5)
Bidan (4)
Tenaga kesehatan masyarakat (1)
Tenaga kesehatan lingkungan (1)
Ahli teknologi laboratorium medik (1)
Tenaga gizi (1)
Tenaga kefarmasian (1)
Tenaga administrasi (2)
Pekarya (1)
Specific Problem Solving

Specific problem solving merupakan kemampuan untuk


menghubungkan pembuatan keputusan yang spesifik sesuai dengan
prevalensi dan insidensi kasus dalam komunitas; membuat efektif
dan efisien penggunaan intervensi diagnostik dan terapeutik; dapat
mengumpulkan, meginterpretasi dan menyimpulkan informasi dari
anamnesis, pemeriksaan fisik dan tambahan kemudian
mengaplikasikan dalam rencana medis kepada pasien; menyadari
ketidaksesuaian data, investigasi, toleransi dan waktu; dapat
memberikan intervensi yang urgen bila dibutuhkan; memanajemen
kondisi yang tidak menentu.
Kriteria Rumah Sehat

Ketentuan persyaratan kesehatan rumah tinggal menurut


Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999

1. Bahan bangunan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang
dapat membahayakan kesehatan.
debu total kurang dari 150 g/m2
asbestos kurang dari 0,5 serat/m3 per 24 jam
plumbum (Pb) kurang dari 300 mg/kg bahan
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan
berkembangnya mikroorganisme pathogen.
2. Komponen dan Penataan Ruangan
Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar
cuci kedap air dan mudah dibersihkan;
Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan
kecelakaan;
Bumbungan rumah 10m dan ada penangkal petir;
Rumah ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya;
Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap.
3. Pecahayaan
Pencahayaan alam dan/atau buatan langsung maupun tidak langsung
dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan
minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata.

4. Kualitas udara
Suhu udara nyaman antara 18-30
Kelembaban udara 40-70%
Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm/24 jam
Pertukaran udara 5 kaki3 /menit/penghuni
Gas CO kurang dari 100ppm/8 jam
Gas formaldehid kurang dari 120 mg/m3
5. Ventilasi
Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% luas
lantai.
6. Vektor penyakit
Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam
rumah.
7. Penyediaan air
Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas
minimal 60 liter/orang/hari
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih
dan/atau air minum menurut Permenkes 416 tahun 1990 dan
Kepmenkes 907 tahun 2002.
8. Sarana penyimpanan makanan
Tersedia saranan penyimpanan makanan yang aman.
9. Pembuangan limbah
Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari
sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari
permukaan tanah
Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak
menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air
tanah.
10. Kepadatan hunian
Luas kamar tidur minimal 8 m2 dan dianjurkan tidak untuk
lebih dari 2 orang tidur.
Mandala of Health
Aplikasi pada kasus
Human biology (faktor biologi)
Pada faktor biologi didapatkan Tn. Ambu yang menderita diabetes serta
istri dan anak-anaknya mengidap gatal-gatal sejak lebih dari 2 tahun yang
lalu yang disebabkan penyakit skabies.
Penatalaksanaan:
Pada Tuan Ambu, perlu adanya kontrol ke dokter secara teratur untuk
mengambil obat serta mengecek kadar gula darah. Kemudian perlu
adanya edukasi mengenai diabetes seperti pengertian, penyebab, faktor
resiko, penanganan serta komplikasi dari diabetes sehingga Tuan Ambu
perlu mengkonsumsi obat secara teratur. Selain itu perlunya edukasi
mengenai perilaku hidup sehat serta tanda dan gejala hipoglikemi
beserta cara mengatasinya.
Sementara itu pada anak dan istrinya yang menderita penyakit skabies
dapat diberikan krim permetrin dengan kadar 5%. Selain itu perlu adanya
edukasi mengenai penyebab, penanganan dan pencegahan dari skabies.
Personal behavior (perilaku)
Istri dan anak-anak Tn. Ambu mempunyai perilaku yang kurang
bersih, yaitu sering menggunakan pakaian yang sama berulang
kali sebelum dicuci dan menggunakan handuk bergantian.
Penatalaksanaan:
Perlu adanya edukasi kepada keluarga Tn. Ambu mengenai resiko
dari perilaku yang tidak sehat serta pentingnya menjaga
kebersihan yaitu memakai pakaian yang bersih/telah dicuci dan
tidak menggunakannya berulang kali tanpa dicuci. Selain itu
perlunya menggunakan handuk yang berbeda pada tiap anggota
keluarga dan menggantinya setelah beberapa hari/minggu.
Selain itu perlu adanya penyuluhan mengenai PHBS.
Psycho-socio-economic environment (lingkungan psiko-sosio-
ekonomi)
Tuan Ambu memiliki pendapatan yang rendah dan sebagian dari
pendapatannya dikeluarkan untuk membayar biaya kontrakan
rumah. Kemudian ada tetangganya yang menderita skabies.
Keluarganya juga memakai fasilitas kamar mandi dan jamban
umum serta fasilitas dapur yang digunakan bersama dengan
penghuni kontrakan lain.
Penatalaksanaan:
Perlu adanya edukasi mengenai penularan skabies dan
pencegahan dari skabies. Selain itu mungkin perlu diberikannya
motivasi agar lebih giat bekerja pada keluarga.
Physical environment (lingkungan)
Pada tempat tinggal Tuan Ambu, didapatkan pencahaayaan yang
buruk karena sinar matahari tidak dapat masuk ke dalam rumah
serta penerangan yang bergantung satu lampu pijar. Ventilasi
juga kurang dan rumah terasa lembab. Selain itu kebersihan dan
kerapian rumah yang kurang. Didapati tidak ada tempat sampah
serta sampah berserakan.
Penatalaksanaan:
Edukasi pasien mengenai pentingnya kebersihan lingkungan
serta PHBS. Pasien disarankan memperbaiki sistem pencahayaan
dan ventilasi. Selain itu dihimbau untuk rajin membersihkan dan
merapikan rumah serta menyediakan tempat sampah.

Você também pode gostar