Você está na página 1de 15

Angina Pektoris Tidak

Stabil
Lina Utarini - 1410211078
Angina pektoris tidak stabil (unstable angina pectoris/UAP)
adalah nyeri dada akibat suplai O2 tidak dapat memenuhi
Definisi kebutuhan miokard, dimana nyeri dada timbul pada aktivitas
minimal (pencetusnya lebih ringan), tidak hilang saat istirahat
dan intensitasnya semakin berat.
Menurunnya aliran darah ke miokardium yang dipicu oleh
Etiologi ruptur plak, agregasi trombosit, pembentukan
trombus/trombosis, dan vasopsme.
1. Merokok
2. Obesitas
Faktor 3. Kurang olahraga
predisposisi 4. Dislipidemia
5. DM
6. Hipertensi
Di AS, tiap tahun 1 juta pasien dirawat di RS karena UAP
Insidensi ras : kulit hitam > kulit putih
Epidemiologi Perempuan > laki-laki
Usia rata-rata : 23-70 tahun, puncaknya usia 62 thn
Klasifikasi berdasarkan beratnya serangan angina dan
keadaan klinik. (Braunwald, 1989)

Beratnya angina :
a. Kelas I. Angina yang berat untuk pertama kali, atau makin
Klasifikasi bertambah beratnya nyeri dada.
b. Kelas II. Angina pada waktu istirahat dan terjadinya
subakut dalam 1 bulan, tapi tak ada serangan angina
dalam waktu 48 jam terakhir.
c. Kelas III. Adanya serangan angina waktu istirahat dan
terjadinya secara akut baik sekali atau lebih, dalam waktu
48 jam terakhir.
Keadaan klinis :

a. Kelas A. Angina tak stabil sekunder, karena adanya


anemia, demam, infeksi, dll yang dapat memperberat
iskemia miokard.
Klasifikasi b. Kelas B. Angina tak stabil yang primer, tak ada faktor
pemberat.
c. Kelas C. Angina yang timbul 2 minggu setelah serangan
infark.
Intensitas pengobatan :

a. Tak ada pengobatan atau hanya mendapat pengobatan


Klasifikasi minimal.
b. Timbul keluhan walaupun telah dapat terapi yang standar.
c. Masih timbul serangan angina tidak stabil walaupun telah
diberikan pengobatan yang maksimum.
First Angina : angina berat yang timbul untuk pertama
kalinya
Angina Kresendo : angina yang intensitasnya sering,
Klasifikasi bertambah berat, hanya dengan pencetus lebih ringan
Angina post infark miokard : nyeri dada terjadi pada 24 jam
2 minggu setelah infark miokard
Angina on rest : terjadi saat istirahat
Nyeri dada yang agak lama, bisa >15 menit, rasa sakit dapat
menyebar ke bahu, leher dan lengan

Manifestasi Sesak napas


Mual muntah
klinis
Keringat dingin, kulit nampak pucat
Rasa lemas tidak bertenaga, cemas, gugup
1. Anamnesis
Lokasi nyeri?
Sejak kapan nyeri dirasakan?
Bagaimana rasa nyerinya?

2. Pemeriksaan Fisik & Lab


Diagnosis Biasanya normal, CK/CKMB, Troponin (-)

3. Px. Penunjang EKG


Adanya depresi segmen ST (iskemia akut)
Gel. T inversi (iskemia/NSTEMI)
4% dari keseluruhan pasien punya EKG normal
1. Uji latih
Uji latih dengan menggunakan alat threadmill. Jika hasilnya
negatif prognosis baik. Jika hasilnya positif dianjurkan
melanjutkan pemeriksaan angiografi.

2. Ekokardiografi
Diagnosis Tidak pasti untuk UAP, namun jika ada tampak adanya
gangguan faal ventrikel kiri, insufisiensi mitral dan
abnormalitas gerakan dinding jantung prognosis buruk.

3. Rontgen Toraks
Untuk mengidentifikasi adanya kongesti pulmonal/edem yg
biasanya terjadi pada pasien UAP/NSTEMI.
Tindakan Umum
Pasien perlu perawatan di rumah sakit, di unit intensif
koroner
Tatalaksana Pasien perlu diistirahatkan (bed rest)
Diberi penenang dan oksigen
Pemberian morfin atau petidin jika masih sakit dada
Obat anti iskemia
a. Nitrat
b. Beta blocker
c. Antagonis kalsium
Obat anti agregasi trombosit
a. Aspirin
Tatalaksana b. Tiklopidin
c. Klopidogrel
d. Ticagracelor
e. Inhibitor GpIIb/IIIa
Obat antitrombin
a. Unfractionated heparin
b. LMWH (low molecular weight heparin)

Você também pode gostar