Você está na página 1de 30

TABRAKAN MOTOR PADA PEJALAN KAKI

MENGAKIBATKAN PERLUKAAN ROBEK DAN PATAH


TULANG TERTUTUP

OLEH : Habibaturrahmi
Raiyan Fairozi
Rika Asmasari

Dr. dr. H. Taufik Suryadi, S. Ked, Sp. F, Dipl-BE

BAGIAN/SMF ILMU FORENSIK DAN MEDIKOLEGAL


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA
RUMAH SAKIT UMUM DR. ZAINOEL ABIDIN
2017
ABSTRAK
ABSTRAK

Kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab terbanyak terjadinya cedera di


seluruh dunia. Menurut data WHO tahun 2015, sekitar 1,25 juta orang meninggal
setiap tahun akibat kecelakaan lalu lintas (KLL). Kematian akibat cedera
diproyeksikan meningkat dari 5,1 juta menjadi 8,4 juta (9,2% dari kematian secara
keseluruhan) dan diestimasikan menempati peringkat ketiga disability adjusted life
years (DALYs) pada tahun 2020. Pejalan kaki adalah salah satu unsur pengguna
jalan dapat menjadi korban kecelakaan dan dapat pula menjadi penyebab
kecelakaan. Terdapat \
sekitar 273.000 pejalan kaki yang meninggal dalam kecelakaan lalu lintas jalan
pada tahun 2010. Setiap kecelakaan lalu lintas memiliki pola luka dan lokasi luka
yang berbeda-beda sesuai dengan keadaan dari lingkungan saat kecelakaan
tersebut berlangsung. Kecelakaan kendaraan bermotor pada pejalan kaki dapat
menyebabkan kecacatan tubuh hingga dapat menyebabkan kematian. Oleh
karena itu, dibutuhkan perhatian utama untuk kesehatan masyarakat, pengobatan
trauma dan keamanan lalu lintas.
Kata Kunci: kecelakaan lalu lintas, pejalan kaki
ABSTRACT

Traffic accidents are the most common cause of injuries worldwide. According to
WHO data in 2015, approximately 1.25 million people die each year from traffic
accidents . Injury related deaths are projected to increase from 5.1 million to 8.4
million (9.2% of overall mortality) and are estimated to rank third in disability
adjusted life years (DALYs) by 2020. Pedestrians are a particularly vulnerable
element of traffic accident. There are about 273,000 pedestrians who died in road
traffic accidents in 2010. There are specific characteristics of wounds patterns and
locations depending on enviromental factors during the accident. Motor vehicle
traffic accidents on pedestrians cause disability to death. Therefore, major
attention is needed to public health, trauma treatment and traffic safety.

Keywords: Traffic accident, Pedestrian


PENDAHULUAN
PENDAHULUAN

1 Menurut data WHO tahun 2015, sekitar 1,25 juta orang meninggal setiap
tahun akibat kecelakaan lalu lintas (KLL).

2 Kecelakaan lalu lintas adalah suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga
dan tidak disengaja melibatkan kendaraan dengan atau tanpa pengguna
jalan lain yang mengakibatkan korban manusia dan /atau kerugian harta
benda
3 Tujuan Investigasi:
untuk mengetahui penyebab luka/sakit dan derajat parahnya luka atau
sakit tersebut, dimaksudkan untuk memenuhi rumusan delik dalam KUHP

4 Visum et Repertum (VeR) merupakan laporan tertulis dibuat oleh dokter


berdasarkan sumpah jabatannya terhadap apa yang dilihat dan diperiksa
berdasarkan keilmuan
LAPORAN KASUS
IDENTITAS KORBAN

Nama AAP
Umur 6 tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Ruangan IGD
Asal TKP Meuraxa, Banda Aceh
Tanggal Pemeriksaan
KRONOLOGI
KASUS Dilakukan pemeriksaan terhadap korban
Anamnesis
KU : Sedang
Telah terjadi Korban diantar oleh RPS: Korban diantar oleh polisi dan warga ke warga ke
kecelakaan lalu polisi dan warga ke Instalasi Gawat Darurat RSUD Dr.Zainoel Abidin Banda
lintas terhadap warga ke Instalasi Aceh dengan keadaan sadar kesadaran. Menurut keterangan
seorang korban Gawat Darurat RSUD polisi dan keluarga, korban mengaku ditabrak oleh sepeda
di meuraxa, kota Dr.Zainoel Abidin motor saat korban sedang menyeberang jalan yang datang
Banda Besar. Banda Aceh dengan dari arah samping dengan kecepatan tinggi sehingga korban
keadaan sadar terjatuh ke jalan raya. Menurut keterangan polisi, tidak ada
kesadaran. yang mengetahui kronologis kejadian tersebut. Kejadian
tersebut berlangsung pada tanggal sembilan bulan November
Menurut keterangan tahun dua ribu tujuh belas, pukul lima belas waktu indonesia
polisi dan keluarga, barat, bertempat di depan Cafe Borneo, Punge Ujong,
korban mengaku Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh.
ditabrak oleh sepeda
motor saat korban
sedang menyeberang
jalan yang datang dari
arah samping dengan
kecepatan tinggi
sehingga korban terjatuh
ke jalan raya.
PEMERIKSAAN UMUM

Penampilan Warna kulit Rambut Pakaian :


korban kuning berwarna
sesuai usia langsat lengkap
hitam

Kesadaran : Compos mentis Keadaan umum : Tampak sakit sedang

140 kali 30 kali/


36,6 C Kg cm
/menit menit
PEMERIKSAAN FISIK TUBUH
PEMERIKSAAN FISIK TUBUH
Kesimpulan pada Visum et Repertum
Foto Klinis
Foto Klinis
Foto Klinis
Foto Klinis
Foto Klinis
Foto Klinis
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Diajukan suatu kasus seorang Berdasarkan Undang-undang Nomor 22 Tahun
perempuan berinisial AAP berusia 6 2009 tentang Lalu Lintas dan angkutan Jalan,
tahun dengan kasus perlukaan karena mengungkapkan kecelakaan lalu lintas adalah
kecelakaan lalu lintas. suatu peristiwa di jalan yang tidak diduga dan
tidak disengaja yang melibatkan korban
manusia dan/atau kerugian harta benda.

Berdasarkan usia korban 6 tahun, menurut


penelitian prevalensi kecelakaan lalu lintas
terbesar pada pejalan kaki terjadi pada
kelompok usia 0-10 tahun.(

Berdasarkan jenis kelamin laki-laki lebih sering


mengalami kecelakaan pada lalu lintas pejalan
kaki. Namun pada kasus ini korban berjenis
kelamin perempuan.
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Kejadian terjadi di jalan raya kecelakaan lalu lintas yang melibatkan pejalan
kaki paling sering terjadi di jalan raya. Juga
dilaporkan bahwa diantara semua pengguna
jalan, para pejalan kaki merupakan kelompok
yang paling rentan mengalami cedera ketika
terjadi kecelakaan lalu lintas.
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Pada kasus ini didapatkan adanya Pada beberapa penelitian mengatakan bahwa
perlukaan pada wajah dan adanya patah kecelakaan lalu lintas sering menyebabkan cedera
tulang tertutup pada paha kiri korban. terutama pada cedera kepala, cedera
thorakoabdominal, ekstremitas atas dan
ekstremitas bawah.(
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Pada korban dijumpai adanya luka Luka robek adalah luka yang merusak atau
memar pada lengan atas kanan, luka merobek kulit (epidermis & dermis) dan
lecet pada bahu kanan, luka lecet pada jaringan dibawahnya (lemak, folikel rambut,
lengan bawah kiri, luka lecet pada kelenjar keringat & kelenjar sebasea). Luka
tungkai bawah kanan dan luka robek robek mempunyai tepi yang tidak teratur,
pada pergelangan kaki kanan. terdapat jembatan-jembatan jaringan yang
menghubungkan kedua tepi luka, akar rambut
tampak hancur atau tercabut bila
kekerasannya di daerah yang berambut,
disekitar luka robek sering tampak adanya luka
lecet atau luka memar. Luka robek dapat
terjadi akibat adanya suatu rudapaksa secara
tegak lurus terhadap organ bertulang, miring
(tangensial), benda yang berputar seperti
gilasan mobil ataupun patahan tulang yang
menembus kulit.
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Pada korban dijumpai adanya luka lecet Luka lecet adalah luka pada kulit superfisialis
di dahi kanan, di atas alis kiri, pada dimana epidermis bersentuhan dengan benda
batang hidung, pada wajah sebelah yang kasar permukaannya. Arah luka dapat
kanan, pada punggung tangan kiri, dan ditentukan dari penumpukan epidermis yang
pada lutut kanan. terseret ke satu posisi.
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Luka robek pada korban ditemukan di Luka robek adalah luka tebuka akibat trauma
daerah pangkal hidung yang diduga tumpul yang kuat. Mudah terbentuk bila dekat
disebabkan oleh benda tumpul. ke dasar bagian yang bertulang. Luka ini
umumnya tidak menggambarkan bentuk dan
ukuran alat yang digunakan. Ciri-cirinya
berbentuk tidak teratur, pinggir tidak rata,
bengkak, sering kotor, perdarahan tidak
sebanyak pada luka sayat, terdapat jembatan
jaringan antara ke dua tepi luka (otot,
pembuluh darah, serabut saraf).(
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Dalam kasus ini keluarga korban Hal ini seusia dengan teori bahwa permintaan
meminta untuk dilakukan visum kepada Visum et repertum guna membuat terang
penyidik kepolisian. Kemudian pihak suatu perkara pidana hanya dapat dilakukan
polisi segera meminta visum kepada oleh penyidik (KUHAP Pasal 133). Penyidik
dokter terhadap korban melalui surat kepolisian adalah pejabat polisi negara
kepolisian. republik Indonesia dan pejabat pegawai negeri
sipil tertentu yang diberi wewenang khusus
oleh undang-undang (KUHAP Pasal 6). Visum
et repertum (VeR) merupakan alat bukti dalam
proses peradilan yang tidak hanya memenuhi
standar penulisan rekam medik, tetapi juga
harus memenuhi hal-hal yang disyaratkan
dalam sistem peradilan. VeR yang baik harus
mampu membuat terang perkara tindak
pidana yang terjadi dengan melibatkan bukti
bukti forensik yang cuckup.
PEMBAHASAN
Kasus Teori
Pada korban dilakukan pemeriksaan Hal ini sesuai teori bahwa salah satu isi dari
menyeluruh secara sistematis. visum et repertum adalah keterangan tertulis
yang dibuat oleh dokter atas permintaan
tertulis dari penyidik kepolisian tentang
pemeriksaan medis terhadap seorang manusia
baik hidup maupun mati ataupun bagian dari
badan manusia, berupa temuan dan
interpretasinya, di bawah sumpah dan untuk
kepentingan peradilan. Pemeriksaan dilakukan
secara sistematis dari atas ke bawah untuk
menghindari ketertingggalan bagian yang
diamati. Deskripsinya tertentu, mulai dari letak
anatomisnya, koordinatnya, jenis luka atau
cedera, karakteristik serta ukurannya. Rincian
tersebut sangat dibutuhkan terutama pada
pemeriksaan subjek mati yang tidak dapat
dihadirkan kembali pada persidangan.(
KESIMPULAN

3
TERIMAKASIH

Você também pode gostar