Você está na página 1de 11

TAX PLANNING DALAM

PEMANFAATAN TAX INCENTIVES

Oleh:
Fadhlan Al-Chusaini Fatamasya
Outline
Fasilitas PPh atas industri tertentu dan daerah tertentu
Beragam fasilitas PPN dan Bea masuk
Strategi pemanfaatan seluruh fasilitas perpajakan yang ada
FASILITAS PPH ATAS INDUSTRI TERTENTU

Pada tanggal 15 Agustus 2011, Kementerian Keuangan Republik


Indonesia telah menerbitkan Peraturan Menteri Keuangan Republik
Indonesia Nomor 130/PMK.011/2011 tentang Pemberian Fasilitas
Pembebasan atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan, atau yang
lebih umum dikenal dengan sebutan Tax Holiday (PMK Tax Holiday).
Wajib pajak yang dapat diberikan fasilitas Tax Holiday adalah wajib pajak
badan baru yang memenuhi 4 (empat) kriteria.
1. wajib pajak badan tersebut bergerak dalam industri pionir.
2. wajib pajak badan tersebut mempunyai rencana penanaman modal baru
yang telah mendapatkan pengesahan dari instansi yang berwenang paling
sedikit sebesar Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah).
3. wajib pajak badan tersebut menempatkan dana di perbankan di Indonesia
paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari total rencana penanaman modal
yang tidak boleh ditarik sebelum saat dimulainya pelaksanaan realisasi
penanaman modal dimaksud.
4. wajib pajak badan tersebut harus berstatus sebagai badan hukum
Indonesia yang pengesahannya ditetapkan paling lama 12 (dua belas)
bulan sebelum PMK Tax Holiday mulai berlaku atau pengesahannya
ditetapkan sejak atau setelah berlakunya PMK Tax Holiday ini.
FASILITAS PPH ATAS INDUSTRI TERTENTU

Fasilitas yang diberikan dalam kebijakan Tax Holiday ini


mencakup pembebasan pajak penghasilan badan bagi untuk
jangka waktu 5 (lima) hingga 10 (sepuluh) tahun terhitung
sejak tahun pajak dimulainya produksi komersial.
Untuk memperoleh fasilitas Tax Holiday tersebut wajib pajak
menyampaikan permohonan kepada Menteri Perindustrian atau
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal. Penyampaian usulan
tersebut harus disertai dengan uraian penelitian mengenai
ketersediaan infrastruktur di lokasi investasi, perkiraan penyerapan
tenaga kerja domestik, kajian mengenai pemenuhan kriteria sebagai
Industri pionir, rencana tahapan alih teknologi yang jelas dan
konkret, serta adanya ketentuan mengenai tax sparing di negara
domisili.
FASILTAS PPH ATAS DAERAH-DAERAH TERTENTU
Dasar hukum mengenai pemberian fasilitas PPH bagi perusahaan di daerah tertentu adalah
PP no 52 tahun 2011 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di
Bidang-Bidang Usaha tertentu dan/atau di Daerah-Daerah Tertentu.
Daerah-daerah tertentu adalah daerah yang secara ekonomis mempunyai potensi yang
layak dikembangkan
Fasilitas PPh yang diberikan antara lain:
Pengurangan penghasilan neto sebesar 30% (tiga puluh persen) dari jumlah penanaman
modal, dibebankan selama 6 (enam) tahun masing-masing sebesar 5% (lima persen) per
tahun;
Penyusutan dan amortisasi dipercepat, sebagai berikut:

Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen yang dibayarkan kepada Subjek Pajak Luar Negeri
sebesar 10% (sepuluh persen), atau tarif yang lebih rendah menurut Persetujuan
Penghindaran Pajak Berganda yang berlaku;
Kompensasi kerugian yang lebih lama dari 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari 10 (sepuluh)
tahun
FASILTAS PPH ATAS DAERAH-DAERAH TERTENTU

Hal yang perlu di perhatikan terkait fasilitas yang diberikan antara lain:
Merealisasikan rencana penanaman modal paling sedikit 80%.
Memiliki rencana penanaman modal paling sedikit
Rp1.000.000.000.000,00 (satu triliun rupiah);
belum beroperasi secara komersial pada saat Peraturan Pemerintah ini
berlaku.
Wajib Pajak yang mendapat fasilitas sebelum lewat jangka waktu 6
(enam) tahun sejak tanggal pemberian fasilitas dilarang:
menggunakan aktiva tetap yang mendapatkan fasilitas untuk tujuan selain
yang diberikan fasilitas; atau
mengalihkan sebagian atau seluruh aktiva tetap yang mendapatkan fasilitas
kecuali aktiva tetap yang dialihkan tersebut diganti dengan aktiva tetap baru.
Apabila Wajib Pajak yang telah mendapatkan fasilitas ternyata tidak
sesuai dengan ketentuan yang diatur, maka:
fasilitas PPh tersebut dicabut;
terhadap Wajib Pajak yang bersangkutan dikenakan sanksi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku, dan tidak dapat
lagi diberikan fasilitas.
FASILITAS PPN
Ada dua jenis fasilitas PPN diantaranya:
1. PPN Tidak Dipungut
2. PPN Dibebaskan
Perbedaan antara tidak dipungut dan dibebaskan adalah:
Tidak dipungut: pajak masukan dapat dikreditkan (ps 16B (2) UU PPN)
Dibebaskan: pajak masukan tidak dapat dikreditkan (ps 16B (3) UU PPN)
Contoh PPN yang tidak dipungut: (ps 16B (1) UU PPN)
Penyerahan BKP/JKP di kawasan berikat
Penyerahan avtur penerbangan international
Contoh PPN yang dibebaskan (PMK no 31/PMK.03/2008):
Barang modal berupa mesin dan peralatan pabrik, baik dalam keadaan terpasang maupun terlepas,
tidak termasuk suku cadang
Makanan ternak, unggas, dan ikan dan atau bahan baku untuk pembuatan makanan ternak, unggas,
dan ikan
Barang hasil pertanian
Bibit dan/atau benih dari barang pertanian, perkebunan,kehutanan, pertenakan, penangkaran, atau
perikanan
Air bersih yang dialirkan melalui pipa oleh Perusahaan Air Minum
Listrik, kecuali untuk perumahan dengan daya di atas 6.600 watt, dan
Rumah Susun Sederhana Milik (RUSUNAMI)
FASILITAS BEA MASUK
Undang-Undang Kepabeanan No. 10/1995 jo Undang-Undang No. 17/2006 pasal 26
mengatur tentang pembebasan dan keringanan bea masukatas barang impor antara lain:
1. Barang dan Bahan untuk Pembangunan dan Pengembangan Industri Dalam Rangka
Penanaman Modal;
2. Mesin Untuk Pembangunan dan Pengembangan Industri;
3. Barang dan Bahan Dalam Rangka Pembangunan dan Pengembangan Industri untuk
Jangka Waktu Tertentu;
4. Peralatan dan Bahan yang Digunakan Untuk Mencegah Pencemaran Lingkungan;
5. Bibit dan Benih untuk Pembangunan dan Pengembangan Industri Pertanian, Peternakan,
atau Perikanan;
6. Hasil Laut yang Ditangkap dengan Sarana Penangkap Yang Telah Mendapat Izin;
7. Barang yang Mengalami Kerusakan, Penurunan Mutu, Kemusnahan, atau Penyusutan
Volume atau Berat karena alamiah antara saat diangkut ke dalam daerah pabean dan
saat diberikan persetujuan impor untuk dipakai;
8. Barang oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah yang Ditujukan untuk
Kepentingan Umum;
9. Barang untuk Keperluan Olahraga Yang Diimpor oleh Induk Organisasi Olahraga Nasional;
10.Barang untuk Keperluan Proyek Pemerintah yang Dibiayai dengan Pinjaman dan/atau
Hibah dari Luar Negeri;
11.Barang dan Bahan untuk Diolah, Dirakit, atau Dipasang pada Barang Lain dengan Tujuan
untuk Diekspor (KITE - Kemudahan Impor Tujuan Ekspor).
FASILITAS BEA MASUK
Obyek yang dapat diberikan pembebasan bea masuk adalah
barang-barang yang memenuhi syarat diberikannya
pembebasan. Barang berupa mesin, barang dan bahan
tersebut dapat diberikan pembebasan bilamana :
1. Belum diproduksi di dalam negeri, atau
2. Sudah diproduksi di dalam negeri namun belum memenuhi
spesifikasi yang dibutuhkan, atau
3. Sudah diproduksi di dalam negeri namun jumlahnya belum
mencukupi kebutuhan industri.
STRATEGI MEMANFAATKAN SELURUH
FASILITAS PERPAJAKAN YANG ADA
Pahami seluruh peraturan terkait fasilitas perpajakan yang dapat
dimanfaatkan
Memilih lokasi perusahaan atau melakukan penanaman modal di
bidang usaha tertentu dan atau di bidang tertentu yang mendapat
prioritas tinggi dalam skala nasional dapat diberikan fasilitas
perpajakan.
Untuk perusahaan yang berorientasi pada ekspor barang kena pajak,
manfaatkan fasilitas PPN yang diberikan di kawasan berikat. Dalam
hal ini perusahaan harus menjadi Pengusaha di Kawasan Berikat
(PDKB). Dengan demikian, atas ekspor BKP tersebut, PPN terutang
sebesar 0%, sedangkan PPN Masukannya dapat dikreditkan
sepenuhnya.
Untuk rencana awal pendirian perusahaan, sebaiknya memilih jenis
industri atau usaha yang bisa meendapatkan fasilitas pembebasan
pajak atau insentif pajak.

TERIMA KASIH

Você também pode gostar