Você está na página 1de 65

KIMIA DASAR

ANALISA ZAT ORGANIK

Dra. Yetri Elisya, M.Farm, Apt

1
ANALISIS PENDAHULUAN
1. Organoleptis
Dalam cara ini suatu zat dapat dikenal
berdasarkan sifat-sifat fisikanya, yaitu
menggunakan panca indera, meliputi
warna, rasa, bau, dan bentuk dengan
dilihat, diamati, diraba kehalusannya
dengan ujung jari, dibau, dan dirasakan
Wajah Luar :
warna, bentuk, dan ukuran
gunakan kaca pembesar untuk mengenal
tekstur obat lebih jelas
2
Warna
Putih : Putih sekali Lidokain, teofilin, kafein
Putih agak kekuningan Vit B1, B2, metampiron,
aminofilin
Putih kusam sulfamerazin
Putih agak kebiruan papaverin
Agak putih INH, parasetamol, sulfadiazine,Ca
glukonat
Mengkilat : Putih agak mengkilat asam benzoat
Putih sekali agak mengkilat nikotinamid
Agak putih, mengkilat sulfaguanidin
Kekuningan : Kloramfenikol, tetrasiklin
Coklat muda: Kinin tanas
Kebiruan : Prometazin 3
Rasa
Sejumlah 5-10 mg serbuk obat diletakkan pada lidah dan
dikecap-kecap selama 10-50 detik.
Tidak berasa: sulfaguanidin, sulfadiazin, talkum
Pahit : Sangat pahit kloramfenikol, kinin, prometazin (agak
tebal)
Pahit VitB2, B6,kafein,teofilin,aminofilin,efedrin, parasetamol
Sedikit pahit metampiron, as. Benzoate, sulfamerazin,
sulfatiazol
Tebal di lidah :benzokain,lidokain,prokain,papaverin(agak tebal)
Kecut : Kecut pahit Vit B1, CTM
Agak kecut Asetosal
Masam khas Vit C, piperazin citrate

4
Bau
Spesifik/ khas: Vitamin B1, Vitamin C, Hexamin
Tidak berbau : Prokain HCl, Lidokain HCl

Bentuk
Mengenali bahan yang halus atau kasar, jadi
memberikan informasi yng serupa dengan
pemerian ciri yang dapat ditentukan dengan
penglihatan.
Kristal : Vitamin C, benzokain

5
2. Kelarutan
Basa umumnya larut dalam asam, dan asam
umumnya larut dalam basa. Senyawa anorganik
atau senyawa organik yang sudah dalam bentuk
garamnya larut dalam pelarut anorganik, sedangkan
senyawa organik larut dalam pelarut organik.
Pelarut anorganik : air, asam, basa
Pelarut organik : alkohol, aseton
Contoh :
- Kinin larut dalam eter, sukar larut dalam air.
- HCl atau sulfas kinin larut dalam air
- Efedrin sukar larut dalam air
- HCl atau sulfas efedrin larut dalam air

6
3. Fluoresensi di bawah sinar UV
Bentuk serbuk ataupun larutan di amati
di bawah sinar ultra violet, contoh:
Fluoresensi ungu : salisilat
Fluoresensi hijau : kinin
Fluoresensi biru lemah : Theobromin
Fluoresensi kuning : ZnO
Fluoresensi biru kuat : Theophylin

7
4. Pengarangan dan pemijaran
Zat uji dipanaskan dan dipijarkan di dalam cawan porselin hingga diperoleh
sisa. Hal-hal yang perlu diamati:
Warna mula-mula
Warna saat meleleh (terjadi asap)
Warna sisa pijar
Bau yang muncul,
contoh:
Menggelembung bau caramel : laktosa, amilum
Menggelembung seperti sarang tawon : Ca-glukonat
Wangi : Kafein
Bau salak : Bromural, Kinin
Bau udang : Heksamin
Bau kacang : Vitamin B1

8
Ditambah HNO3 pekat dan dilihat sisa pijarnya.
Keuntungan penambahan HNO3 :
a. Mengetahui zat itu organik atau anorganik.
Zat organik (ada C) akan memberikan warna hitam
karena terjadi pengarangan.
Logam juga ada yang akan memberikan warna hitam
bila dipijarkan dengan HNO3, tapi warna hitam ini akan
hilang bila ditambah HCl / H2SO4
b. Mengetahui zat itu mengandung kation atau tidak.
Jika ada logam bila dipijarkan akan memberikan
warna nyala yang berbeda-beda untuk tiap logamnya.
- Putih : Na, K, Ca, Ba, Mg, Al, Zn (waktu panas warna
kuning).
- Coklat : Fe
- Kuning : Bi, Pb
- Hitam : Cu, Mn
- Sisa Na, K sebagai garam karbonat
9
ANALISIS GUGUS
Guna mengidentifikasi ada tidaknya gugus fungsi
tertentu, seperti inti benzen, fenol, alkohol
polivalen, gugus pereduksi, amina aromatik, gugus
sulfon, gugus aldehid, dll.
A. GUGUS NITROGEN
1. Pemeriksaan senyawa nitro organik
Zat dilarutkan dalam etanol + HCl encer, air dan
Zn, dipanaskan, filtrat ditambah pereaksi diazo I,
tuang dalam pereaksi diazo II ; warna jingga atau
endapan untuk niklosamida, nitrazepam dan
kloramfenikol.
- Perx Diazo I : 10g NaNO2 dalam 100 ml air suling
- Perx Diazo II: 0,25 g 2-naftol dlm 100 ml NaOH 3N 10
2. Pemeriksaan gugus basa amin
Zat (bersifat asam lemah ) + pereaksi
mayer : terbentuk endapan kekuning-
kuningan. Untuk morfin dan efedrin
hanya akan memberikan sedikit
endapan atau sama sekali tidak.
Pereaksi Mayer :
1,35 g HgCl2 dalam 100 ml larutan KI 5 %

11
3. Pemeriksaan amin aromatik primer (reaksi
diazo)
Zat dilarutkan dalam HCl, tambahkan
pereaksi diazo I, tuang dalam pereaksi diazo II.

Warna yang timbul Senyawa


merah jingga atau benzokain, PAS, prokain
endapan dan sulfonamida,
klordiazepoksida,
hidroklorotiazida, fenasetin

12
4. Pemeriksaan amin sekunder

Zat dilarutkan dalam HCl, dinginkan,


reaksikan dengan NaNO2 1 %, encerkan
dengan air, kocok 2 kali dengan eter.
Larutan dicuci dan uapkan sampai kering,
tambahkan fenol, panaskan, dinginkan dan
reaksikan dengan H2SO4 terbentuk warna
biru-hijau yang bila dituang dalam air
berubah menjadi merah. Bila dibasakan
akan timbul warna biru-hijau.
13
5. Pemeriksaan amin alifatik primer dan amin
aromatik (rx isonitril).

Zat dilarutkan dalam etanol, reaksikan


dengan beberapa tetes kloroform dan basa
alkali dalam etanol, panaskan dalam api
kecil.
Tercium bau khas isonitril.

14
B. Pemeriksaan gugus pereduksi
Zat + fehling I dan II sama banyak, panaskan
30 . Terbentuk endapan tembaga (I) oksida
berwarna merah bata.
Positif pada suhu kamar : asam askorbat
Positif pada pemanasan : isoniazid, gula
pereduksi, hidrokortison,sorbitol, sakarosa.
- Pereaksi fehling I : larutan CuSO4.5H2O 7 %
- Pereaksi fehling II : 35 g KNa-Tartrat + 10 g NaOH
+ air ad 100 ml

15
C. GUGUS FENOL
Zat uji + FeCl3 warna dari merah hingga
ungu
Contoh:
Positif pada suhu kamar : tetrasiklin
Positif setelah dipanaskan : asetosal, nipagin

16
D. GUGUS ALKOHOL POLIVALEN
Zat uji dalam suasana alkali (NaOH) +
larutan CuSO4 biru atau violet

E. GUGUS ALDEHIDA
Zat uji + reagen Schiff warna dari
merah hingga ungu.
Reagen Schiff : Larutkan 0,5 gram Fuchsin dalam 500 ml air. Lunturkan warna
larutan dengan mengalirkan gas Belerang dioksida ke dalamnya.
Atau : Larutkan 0,5 gram fuchsin dalam 500ml air kemudian tambahkan
9 gramNatrium Hidrogen Sulfit diikuti dengan 20 ml Asam Nitrat 2 M.

17
ANALISIS GOLONGAN
A. GOLONGAN KARBOHIDRAT.
1. Reaksi Molish : larutan senyawa ditambah
larutan naftol dalam alkohol kemudian asam
sulfat pekat melalui dinding, akan terjadi cincin
berwarna violet.

2. aldokondensasi : senyawa ditambah larutan


NaOH kemudian dipanaskan akan terjadi
warna kuning.

3. Reaksi kuprifil : larutan senyawa sedikit alkalis


ditambah larutan kupri sulfat akan terjadi
larutan lebih biru atau violet. Juga untuk
membuktikan adanya gugus alkohol polivalen. 18
B. GOLONGAN FENOL / SALISILAT.
1. senyawa ditambah larutan FeCl3 terjadi warna
ungu-biru (fenol dan salisilat) bila ditambah
etanol warna akan tetap (salisilat) bila menjadi
kuning (fenol).

OH + FeCl3 Fe(O- )3

2. ditambah metanol, asam sulfat pekat,


dipanaskan, terjadi bau gondopuro (metil
salisilat) untuk golongan salisilat. 19
C. GOLONGAN ANILIN.
1. Reaksi Isonitril : Zat + kloroform +
NaOH + etanol, panaskan, bau isonitril
(busuk)
2. Reaksi Indofenol : Zat + amonia + Na
hipoklorit + fenol, dihangatkan
hijau-biru, bila dipanaskan akan
menjadi merah.
Contoh : asetaminofen, fenasetin

20
D. GOLONGAN BARBITURAT.
Reaksi Parri : Zat + etanol + pereaksi parri
dan uap amoniak (NH3) ungu

E. GOLONGAN PIRAZOLON.
1. zat + meyer tidak terjadi endapan,
setelah + HCl ada endapan.
2. zat + lar. FeCl3 biru (antalgin), ungu
(piramidon), merah (antipirin).
3. zat + HCl dan natrium nitrit hijau
(antipirin), ungu (piramidon), hijau kuning
(salisilat).

21
F. GOLONGAN SULFONAMIDA.
1. Reaksi erlich dengan pDAB
Zat + DAB HCl kuning sampai jingga
- Kuning sitrun : sulfametazin, sulfadiazin, sulfamerazin
- Kuning : elkosin
- Kuning tua : sulfanilamid
- Jingga : sulfaguanidin
2. Reaksi korek api
Larutan senyawa dalam HCl encer, celupkan batang korek
api jingga intensif sampai kuning jingga. Asam sulfanilat
warna kuning.
3. Reaksi Diazo : untuk amin aromatik primer
Senyawa dilarutkan dalam HCl 2N dan 1 ml air + NaNO2,
teteskan larutan b-naftol dalam NaOH endapan jingga
kemudian merah. b-naftol diganti a-naftol warna menjadi
merah ungu.

22
G. GOLONGAN ALKALOID.
1. Reaksi Mayer : Larutan zat + HCl meyer
endapan
2. Reaksi asam pikrat
Larutan zat + asam pikrat
endapan (amati mikroskopik)
3. Larutan senyawa dengan
larutan sublimat (amati mikroskopik)

23
H. REAKSI KHUSUS.
1. Fehling A dan B; Barfoed ; Luff untuk membedakan laktosa
dan glukosa

Barfoed Luff

Glukosa + +

Laktosa - +

Endapan tembaga(I) oksida warna merah, kuning, atau kuning kehijauan

24
2. Vanilin test :
zat + H2SO4 P + kristal vanilin, panaskan merah
(sulfamerazin & sulfamezatin)
3. Fluoresensi :
larutan dalam H2SO4 encer untuk alkaloida kinin
(hijau)
4. Reaksi Murexide
Senyawa + KClO3 padat/ H2O2 + 1 tetes HCl 25 % /
H2SO4 pekat, panaskan di atas penangas air ad
kering + amonia merah ungu (turunan xantin :
kofein, teobromin, teofilin).

25
5. Reaksi Marquis
Zat + formalin + asam sulfat pekat ungu
(alkaloida opium : morfin, kodein, dionin,
dll)
6. Reaksi vitalli
Zat + HNO3 berasap diuapkan diatas
penangas air ad kering + spiritus alkali
ungu yang tahan dalam aseton (strichnin)
7. Kuprifil Chen & Kao ; untuk alkaloida
efedrin
Zat + 1 ml air dan 1 tetes larutan garam
CuSO4 dan 1 ml NaOH, dikocok dengan
eter maka eter akan menjadi merah ungu.
26
8. Reaksi Vitalli Morin
Zat + asam nitrat berasap, uapkan ad kering dingin
larutkan dalam aseton dan tetesi dengan KOH-etanol ad
timbul warna

Warna yang timbul Senyawa


Biru - ungu Atropin, skopolamin-N-
butilbromida.
Merah darah asam mefenamin
Merah-coklat Antazolin, trimetoprim.
Merah jingga Fisostigmin, promazin
Endapan merah-jingga Asam salisilat, salisilat
Jingga Prometazin, klorpromazin
Hijau Lidokain
Ungu hijau jingga Propanolol
27
9. Reaksi besi (III) klorida
Zat dilarutkan dalam 1 ml air, dinetralkan dengan NaHCO3 atau
HCl, lalu direaksikan dengan 2 tetes larutan FeCl3 1 % dibuat
segar.

Warna yang timbul Senyawa


Ungu (campuran dimasak Asam asetilsalisilat, Nipagin
sebentar dan kemudian
didinginkan)
Merah sampai ungu asam hidroksi aromatik, fenol ,
pirazolon, atau fenotiazin.
Kebiruan asam p-aminosalisilat,
klorpromazin, prometazin,
asam mefenamat, morfin

Hijau dengan NaOH Promazin, piridoksin,


menjadi merah coklat tetrasiklin
28
10. Reaksi Millon
Zat + millon aa, panaskan.
Warna merah pada fenol.
Misal : nipagin, simpatomimetika.

Pereaksi millon : sejumlah 10 g air raksa dilarutkan


dengan pendinginan dalam 10 g asam nitrat berasap.
Larutan tersebut diencerkan dengan 20 g air dingin, lalu
didiamkan. Kristal yang terbentuk dipisahkan dengan cara
menuangkan larutan (didekantasi).

29
11. Reaksi gabungan dengan asam sulfanilat terdiazotasi
Zat dilarutkan dalam 1 ml 3 N NaOH. Tambahkan
campuran segar yang terdiri atas larutan asam sulfat
dan larutan NaNO2 10 % aa.

Warna yang timbul Senyawa


Merah tua Tetrasiklin
Kuning-jingga yang menjadi Merah Piridoksin
dengan asam asetat
Merah parasetamol
Merah-ungu terbentuk setelah Teofilin
campuran dipanaskan dengan NaOH
Larutan asam sulfanilat : 0,5 g asam sulfanilat digerus
halus, dilarutkan dalam 70 ml air tanpa pemanasan. Larutan
direaksikan dengan 6,0 ml 6N HCl, kemudian ditambah air
sampai 100 ml. 30
12. Reaksi kristal dengan :
a. Aseton - Air
5 tetes zat uji dalam aseton pada obyek
glas + 2 tetes aquades biarkan hingga
terbentuk kristal amati di bawah
mikroskop
b. Dragrendorf
Zat uji ditaburkan pada obyek glas + HCl 0,5N
hingga larut + 1 tetes reagen dragendorf
biarkan 15-30 menit panaskan perlahan
amati di bawah mikroskop

31
c. Asam pikrat
Zat uji diratakan pada obyek glas + HCl 0,5N
hingga larut + 1 tetes reagen asam pikrat
biarkan beberapa saat hingga terbentuk kristal
amati di bawah mikroskop
d. Dengan sublimat
e. Dengan dragendorf
f. Dengan air (mikroskop dalam air-pati,
laktosa)
g. Dengan sublimasi

32
Reaksi-2 khusus senyawa
I. Ester Asam Karboksilat
No. Nipagin Asetosal
1. + FeCl3 (setelah didihkan + FeCl3, panaskan
dlm air dan dingin) violet
ungu kemerahan coklat
2. Larutan dalam etanol 95 %, + etanol + H2SO4,
didihkan + raksa (II) nitrat didihkan, dingin + air
endapan, filtrat merah bau etil asetat
(ester)
3. Larutan dalam alkohol + + metanol + H2SO4
millon, panaskan metil salisilat
endapan, filtrat merah
33
II. Turunan Salisilat
No. Na Salisilat Salisilamid
1. + FeCl3 + FeCl3
ungu ungu
2. + metanol + + NaOH, uapnya
H2SO4 akan membirukan
metil salisilat lakmus merah
3. + HCl pekat + asam pikrat
kristal putih kristal spesifik
(jarum)

34
III. Turunan Anilin
No. Fenasetin Parasetamol
1. + HCl pekat,didihkan + HCl pekat,didihkan
+ air + K bikromat 5 % + air + K bikromat
violet merah tua violet tetap
2. + HNO3 pekat, + NaOH panaskan,
didihkan dingin dingin + asam
kristal kuning sulfanilat + NaNO2
merah
3. + H2SO4, panaskan, Larutan dalam air +
dingin + air etil FeCl3 violet
asetat

35
IV. Turunan Pirazolon
No. Metampiron Amidopirin
1. + HCl e + FeCl3 + FeCl3 biru
biru merah ungu merah
tak berwarna ungu (+ H2SO4)
2. + AgNO3 + AgNO3
ungu, perak ungu, perak
metalik metalik

36
V. Turunan Xantin.
Reaksi umum xantin : Rx murexid warna ungu.
No. Koffein Teofilin Teobromin
1. Larutan jenuh + iod + alkohol + + HNO3,
tidak terjadi parri + amonia panaskan +
HCl e coklat + violet AgNO3 kristal
NaOH larut spesifik
2. Larutan jenuh + Larutan jenuh + Zat + HCl,
tanin LP putih asam asetat + panaskan +
merkuri asetat larutan sublimat
kristal roset
3. +HCl + dragendorf HCl + HCl +
lihat kristal dragendorf dragendorf
lihat kristal lihat kristal

37
VI. Turunan Asam Barbiturat
Rx umum : zat dalam drupelplat + alkohol + parri
+ amonia pekat ungu
No. Barbital Luminal
1. Zat + piridin + zwikker B Zat + piridin + zwikker
kristal ungu (bandingkan B kristal ungu
dengan barbiturat lain)
2. Reaksi kristal dengan Reaksi kristal dengan
buchiparlea buchiparlea
3. Reaksi kristal dengan NaOH Reaksi kristal dengan
dan HCl NaOH dan HCl
4. Zat dididihkan dengan NaOH Zat dlm air + NaOH
gas yang basa bertetes-tetes +
as.sitrat putih
(beda dg barbital)
38
VII. Alkaloida Opium
No. Papaverin Kodein Morfin
1. Reaksi Marquis Reaksi Marquis Reaksi
ungu ungu Marquis
ungu cepat
2. Zat + H2SO4 + Zat + H2SO4 + Zat + FeCl3
FeCl3 violet + FeCl3 biru + biru violet
HNO3 merah HNO3 merah
coklat
3. Zat + HCl encer + Zat dlm H2SO4 Zat + H2SO4p,
Kalium ferrisianida encer + kalium panaskan,
kuning jeruk ferrisianida + dingin + HNO3
FeCl3 kuning e merah
kehijauan darah
39
VIII. SENYAWA LOKAL ANESTESTIK (SENYAWA ESTER)

No. Anaestesin Prokain HCl Lidokain HCl


1. + HCl + NaNO2 + HCl + fenolDlm alkohol + parri
+ b-naftol dlm + kalium + HCl, gojog
NaOH bromat hijau cerah & kristal
merah merah violet halus
2. + HCl + air ad + HCl + air ad
+ tetesi DAB HCl
jernih + K2HgI4 jernih + dlm drupel plat
tdk ada / K2HgI4 amati warna (hasil
kekeruhan kekuningan akan negatif),bila
dihidrolisa dg asam
hasil akan positif
3. Reaksi kristal Reaksi kristal Reaksi kristal dg
dg asam pikrat dg asam asam pikrat
pikrat
40
IX. Vitamin-vitamin
No. Aneurin Riboflavin Piridoksin Vit.C
1. Larutkan zat Zat + air Zat dilarutkan Mereduksi
dalam NaOH + berfluoresens dlm air, bagi 2, pereaksi
kalium i di bawah UV, tabung I + fehling, perak
ferrisianida + hilang bila + diklorokinonkl nitrat, KMnO4,
alkohol, gojog HCl orimida dlm pereaksi
kuat, sampai etanol + barfoed
memisah, amonia biru (dingin), Luff
lapisan amil merah (dingin)
alkohol akan Tabung II + as.
berfluoresensi Borat jenuh +
biru diklorokinonkl
terang,dalam orimida dlm
asam akan etanol +
hilang, dalam amonia tdk
basa akan terjadi warna
muncul kembali biru
41
No Aneurin Riboflavin Piridoksin Vit.C
2. + pereaksi Positif + FeCl3 Zat ditetesi
luff, pd dengan merah alkohol+par,
keadaan reaksi basakan
dingin kuprifil NH4OH
hijau, ungu
kuning
3. + pereaksi Mereduk Larutan +air+Na
mayer si fehling 0,5 % b/v Bikarbonat +
putih + asam ferrosulfat,
kekuningan fosfowolfr kocok
amat LP ungu,+ H2SO4
putih e hilang
42
X. Senyawa-senyawa dengan inti piridin dan pirimidin
No. INH Nikotinamid
1. Zat + vanilin + metanol Larutan zat 0,1 % +
+ HCl kuning hijau pereaksi sianogen
bromida + lar. anilin
kristal merah yang
menjadi kuning emas
2. Pada drupelplat Pada drupelplat ditetesi
ditetesi FeCl3 amati FeCl3 merah coklat
warna, gelembung gas
3. Panaskan zat dg na Panaskan zat dg na
karbonat anhidrat karbonat anhidrat bau
bau piridin piridin
4. Zat + NaOH + I2
merah coklat dan gas
43
XI. Antihistamin
No CTM Difenhidramin HCl
1. Reaksi kuprifil Zat + HNO3 + H2SO4 +
positif air + kloroform
merah
2. Pereaksi Pereaksi mayer
marquis ungu muda
kuning
3. Reaksi kristal Zat + H2SO4 merah
dengan aseton coklat, + air tetap
air
44
XII. Antibiotika
1. Streptomisin
Sedikit zat dilarutkan dlm NaOH panaskan
beberapa menit, + HCl + FeCl3 ungu
2. Tetrasiklin
a. Zat + H2SO4 merah ungu, encerkan menjadi
kuning tua
b. Pereaksi marquis merah anggur
3. Penisilin
a. Dengan larutan iodium coklat
b. Pereaksi mayer putih
c. Zat + NaOH encer biarkan 1 menit, dibagi 2 :
- + eter, kocok, ambil lapisan eter, masukkan
tabung lain, uapkan ad kering + asam asetat
glacial + kalium bikromat kuning keemasan
- bagian lain + hidroksilamin HCl + FeCl ungu 45
ANALISA SENYAWA ORGANIK

46
BAHAN BAKU FARMASI

SEDIAAN OBAT TANAMAN OBAT

PROSES PEMISAHAN
JAMU

OBAT PALSU

NARKOBA
indro-juni-2013 KFA-1 NARKOBA 47
Tahapan analisa sampel :
1. Memisahkan senyawa aktif dari campuran matriknya
(maserasi, ekstraksi, destilasi)
2. Pemurnian (cleaning)
3. Identifikasi Senyawa aktif:
a. Reaksi Warna (spot test) dan reaksi pengendapan
b. Pembentukan kristal spesifik (dilihat di mikroskop)
c. Spektroskopi
d. Kromatografi (HPLC, GC, GC-MS)
4. Penetapan Kadar :
a. Uji kesesuaian sistem
b. Pengukuran/penentuan absorpsi pada lambda
maksimal
c. Pembuatan kurva baku
d. Pembuatan dan pengukuran sampel simulasi
e. Pengukuran perolehan kembali (% Recovery)
f. Pengukuran sampel 48
PROSES PEMISAHAN SAMPEL YANG DIPERIKSA
Bahan baku obat yang jelas identitasnya, tidak dilakukan
proses pemisahan mengikuti metode Farmakope.
Sediaan obat yang jelas identitasnya, diekstraksi
menggunakan pelarut yang sesuai untuk melarutkan senyawa
yang diperiksa, tanpa melarutkan matriks yang mengganggu.
Sediaan obat palsu yang tidak jelas identitasnya,
diekstraksi secara bertingkat, mengikuti metode Stass Otto.
Sampel yang berasal dari tanaman obat yang jelas
identitasnya, dilakukan preparasi bertingkat, mengikuti
prosedur baku analisa fito kimia.
Sediaan jamu yang tidak jelas identitasnya, dilakukan
ekstraksi secara bertingkat, mengikuti metode Stass Otto.
Sampel Narkoba yang tidak jelas identitasnya, dilakukan
ekstraksi secara bertingkat, mengikuti metode Stass Otto.
49
Bahan baku/Sediaan Obat Jelas Identitasnya :
Bahan tersebut ada Pemilik/Penanggung jawabnya
Wadah dalam keadaan tertutup (tidak rusak)
Ada etiket/label yang menunjukkan nama senyawa tersebut
Ada nomor batch/kode produksi
Nama produsen tertera dalam etiket
Ada Certificate Analysis (CA) dari produsen

Bahan baku/Sediaan Obat Tidak Jelas Identitasnya :


Bahan baku/sediaan obat yang diduga palsu/dipalsukan
Bahan baku/sediaan obat ilegal

50
PROSES PEMISAHAN CARA STAS OTTO
Jika senyawa atau sediaan farmasi dalam bentuk campuran
atau dalam campuran matriks, harus dilakukan langkah-
langkah pemisahan dan pemurnian terlebih dahulu
sebelum dilakukan proses identifikasi.
Proses pemisahan yang paling umum dilakukan adalah proses
ekstraksi. Kelarutan setiap senyawa terhadap pelarut
tertentu tergantung dari sifat-sifat kimia masing-masing zat
dan afinitasnya terhadap pelarut tersebut pada kondisi
tertentu.
Untuk memisahkan senyawa obat, sudah sejak lama
dikembangkan berbagai macam metoda, diantaranya cara
Stas-Otto yang disederhanakan. Dengan metode tersebut
dapat dipisahkan lebih dari 100 macam campuran senyawa
obat.

51
Cara analisisnya berdasarkan prinsip :
(1) Pembagian senyawa ke dalam fase air dan fase pelarut
organik yang tidak tercampur dengan air.
Pada sebagian besar obat (khususnya yang berbentuk
padat), pemisahan dengan cara membedakan ke dalam fase
air dan fase pelarut organik saja masih kurang memuaskan,
sehingga dilakukan prinsip yang kedua, yaitu :
(2) Pembentukan ataupun penguraian garam.
Prinsip ini menyangkut perbedaan kelarutan, yaitu bahwa
garam lebih bersifat hidrofil, sedangkan bentuk asam atau
basanya lebih bersifat lipofil.
Kebasaan ataupun kesaman larutan serta bermacam-macam
(keragaman) sifat pelarut (lipofil atau kurang lipofil)
memungkinkan pemisahan lebih lanjut.

52
PROSES PEMISAHAN CARA STAS OTTO
Contoh senyawa pada setiap fraksi
Fraksi IA Asam karbonat, fenol, zat netral
Fase Eter (suasana asam) Glutemid, propilfenazon, tolbutamid, pentobarbital,
warfarin, asam salisilat, parasetamol, dietilbestrol,
barbital, fenobarbital, nitrazepam.
Fraksi IB Senyawa netral
Fase eter (suasana basa) Benzokain, glutetimid, meprobamat, hidrokortison,
diazepam, bisakodil

Fraksi II Asam, fenol dan zat netal yang larut kloroform


Ekstrak kloroform dalam suasana Amitriptilin, imipramin, defenhidramin, siklobarbital,
asam tartrat nitrazepam, kafein, reserpin, klordiazepoksida
Fraksi III Berbagai senyawa basa
Ekstrak Eter (suasana basa) Efedrin, kodein, kinidin, etilmorfin, atropin, strihnin
Fraksi IV Berbagai basa fenol
Ekstrak kloroform-iso propanol Pilokarpin, sulfanilamid, parasetamol, tetrasiklin
dalam suasana basa amoniak
Fraksi V Asam hidrofil, sulfonamida, karbohidrat, asam
Senyawaa yang tidak terekstraksi amino, ammonium kuarterner
dengan pelarut organik Ampisilin, asam glutamat, asam askorbat, isoniazid,
hidroklortiazid, sulfaguanidin 53
PREPARASI
1. SAMPEL DIHOMOGENKAN 2. DITIMBANG SEKSAMA

54
3. DILAKUKAN PROSES EKSTRAKSI/PEMISAHAN

55
4. PEMISAHAN FASA

PEMISAHAN FASA PENYARINGAN DENGAN


DENGAN CARA KLASIK FILTER ABSOLUT

Filter absolut

56
5. PROSES PEMURNIAN (CLEANING)

DIEKSTRAKSI KEMBALI PEMISAHAN FASA


DENGAN PELARUT
BERBEDA

57
5. MEMBUAT VARIASI KONSENTRASI /
PENGENCERAN
PEMIPETAN DAN VARIASI KONSENTRASI
PENGENCERAN

58
6. PENYARINGAN ULANG

PROSES PENYARINGAN

59
6. PROSES IDENTIFIKASI

A. REAKSI WARNA B. PEMBENTUKAN KRISTAL


SPESIFIK

60
6. PROSES IDENTIFIKASI
C. SPEKTROFOTOMETRI D. KROMATOGRAFI

61
6. PROSES PENGUKURAN KADAR

A. SPEKTROFOTOMETRI B. KROMATOGRAFI

62
SPEKTROFOTOMETER
SINGLE BEAM DOUBLE BEAM

63
HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

64
LATIHAN SOAL
1. Jelaskan dg singkat cara uji organoleptis dari identifikasi obat.
2. Bagaimana analisis dari gugus : seny.nitro organic & pereduksi
3. Bagaimana memeriksa golongan : salisilat dan xantin
4. Jelaskan reaksi identifikasi senyawa (2): Codein, Parasetamol
5. Suatu sampel serbuk yang berwarna kuning ditambahkan
H2SO4 pekat ternyata serbuk berwarna merah. Kemudian
sampel dilarutkan dalam air, dinetralkan lalu ditambahkan 2
tetes FeCl3 1 % yang dibuat segar memberikan warna hijau
yang dengan penambahan NaOH berubah menjadi coklat.
Zat apakah yang terdapat sampel tersebut. Sebutkan 1 reaksi
lain untuk menegaskan sampel tsb.
6. Jelaskan cara uji :
esterifikasi untuk zat uji yang mengandung Asam salisilat.
terjun bebas untuk zat uji yang mengandung Antalgin
rx thiokrom untuk zat uji yang mengandung Vit. B1
65
rx xanthin untuk zat uji yang mengandung coffein.

Você também pode gostar