Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANALISIS KIMIA
1
Dra.Yetri Elisya, M.Farm, Apt
Analisis Kimia
Analisis Analisis Kimia
2
ANALISIS KIMIA
Organik N, S, O, P, C, dll
Kimia Analisis
Kualitatif
CARA BASAH
5
REAKSI KERING
6
ORGANOLEPTIS
Bau Rupa
Asam Asetat : K2CrO4 :
bau khas cuka / scorpion Butiran berwarna Kuning
7
Uji Pendahuluan RASA
PEMANASAN
1. Pengamatan Keadaan Lahir Analat pada
Temperatur Biasa :
Pengamatan ini ditinjau dari : Keadaan agregasi, bentuk kristal, warna, bau dsb
Analat cairan atau larutan diuapkan sampai kering, jika tidak
meninggalkan residu, maka artinya cairan hanya berisi zat-zat yang mudah
menguap (volatile) pemeriksaan cara kering tidak dilakukan ex. NH4OH,
H2O2, dan HCl
2. Pemanasan Bahan dalam Tabung Pemijaran
Yaitu sebuah tabung gelas tebal sepanjang 7 cm dan diameter 1 cm yang
kering dan bersih.
Peristiwa yang dapat diamati :
Perubahan warna
Meleleh
Sublimasi (menguap tanpa mencair terlebih dahulu)
Terjadi uap air
Terjadi asap atau gas
Contoh
Perubahan pada pemanasan
sedikit zat dalam tabung uji dipanaskan perlahan-lahan dan akan terjadi
perubahan yang dapat diamati.
Pengamatan Kesimpulan
Pengarangan karena pembakaran dan terbentuk Zat-zat organik
karbondioksida
Hitam tapi tidak disertai pembakaran dan bau Garam Cu,Mn, Ni
Kuning (panas), putih (dingin) ZnO dan garam-garam Zn
Kuning coklat (panas), kuning (dingin) SnO2 dan BiO3
Kuning (panas / dingin) PbO dan garam Pb
Coklat (panas / dingin) CdO dan garam Cd
Merah hitam (apanas), coklat (dingin) Fe2O3
Putih (panas / dingin) Garam Na, K, Ba, Ca, Mg,
Pb
Uji nyala / flame test
Uji perubahan warna api karena pembakaran suatu senyawa
Tiap logam memberikan warna yang berbeda-beda
Terjadi karena eksitasi elektron oleh panas
Cara perlakuan :
1. Bahan (analat) dibasahi HCl pekat (untuk membentuk garam
khlorida) karena garam khlorida termasuk bahan yang mudah
menguap, sedangkan uap yang terjadi mengakibatkan api berwarna.
2. Kawat platina dicelup HCl pekat
3. Kawat platina dipijarkan sampai tidak mewarnai api
4. Analat yang dibasahi HCl pekat diambil sedikit dengan kawat
platina
5. Dipanaskan di bagian luar api pembakaran
Nyala terdiri atas:
1. Krucut biru bagian dalam (ADB), yang mengandung sebagian besar gas tak
terbakar
2. Ujung berkilau pada D (berwarna jika lubang udara ditutup)
3. Selimut luar ACBD, pembakaran gas terjadi sempurna
12
Contoh
Pemeriksaan warna nyala logam
sedikit zat dalam gelas arloji dibasahi HCl pekat, beberapa kristal
dipijarkan menggunakan kawat platina (Pt) di atas bunsen.
13
Uji Nyala Api
14
UJI MANIK BORAKS
Cara perlakuannya adalah :
1. Boraks ditumbuk halus
2. Mata kawat platina dipijarkan sampai merah
3. Masukkan kawat ke dalam boraks yang telah ditumbuk halus
4. Panaskan sampai terbentuk butiran tak berwarna dan transparan
(mutiara boraks)
5. Mutiara boraks disentuhkan pada analat sehingga sedikit bahan
terambil.
6. Panaskan dalam api pengoksidasi ( dipinggir luar api tak
berwarna)
7. Panaskan dalam api pereduksi ( dari kerucut dalam api tak
berwarna)
8. Terbentuklah metaborat yang berwarna khas.
9. Warna diamati pada saat mutiara boraks panas dan setelah dingin.
15
REAKSI ARANG
Cara perlakuannya adalah :
1. Sebatang arang kayu diberi lekukan.
2. Analat dicampur dengan Na2CO3, dimasukkan pada
lekukan tersebut.
3. Dengan sebuah pipa, api gas ditiupkan ke arah
lekukan.
17
Reaksi Basah
Uji dilakukan dengan zat-zat dalam larutan.
Suatu reaksi diketahui berlangsung bila:
Terbetuknya endapan
Pembebasan gas
Perubahan warna
Ciri-ciri reaksi kimia
Timbul Gas
Terbentuk endapan
Pembentukan warna
Mekanisme timbulnya warna
1. Zat menyerap energi dari cahaya
matahari di daerah sinar tampak
2. Zat mempunyai gugus kromofor
3. Membentuk senyawa kompleks:
antara logam dengan pengkelatnya
21
REAKSI BASAH
Jenis analisis
Analisis makro
Kuantitas zat 0,5 1 g
Volume yang dipakai sekitar 20 ml
Analisis semimikro
Kuatitas zat sekitar 0,05 g
Volume yang dipakai sekitar 1 ml
Analisis mikro
Kuatitas zat kurang dari 0,01 g
Volume yang dipakai < 1 ml
Keuntungan analisis semimikro
Penggunaan zat yang sedikit
Kecepatan analisis tinggi
Ketajaman pemisahan yang meningkat
Penggunaan asam sulfida lebih sedikit
Penghematan peralatan
Cara Rx Basah
Uji dilakukan dengan zat-zat dalam larutan.
Cuplikan padat : 0,5 1 gram,
Larutkan dalam :
- air,
- HCl encer / pekat,
- HNO3 encer / pekat,
- aqua regia (camp. HCl dan HNO3 ; 1 : 3 )
Suatu reaksi diketahui berlangsung bila:
Terbetuknya endapan
Pembebasan gas
Perubahan warna
24
Analisis cara basah
Hasil reaksi dapat diketahui dengan mengamati
adanya perubahan yang terjadi, yang pada umumnya
berupa terbentuknya endapan, timbulnya gas, dan
perubahan warna.
25
Reaksi pengendapan
27
Pembentukan endapan
Larutan jenuh merupakan suatu sistem kesetimbangan,
contoh : AgCl Ag+ + Cl-
Ini merupakan kesetimbangan heterogen karena AgCl
dalam bentuk padat, sedangkan Ag+ dan Cl- dalam
bentuk larutan
Hasil kali kelarutan :
Ks = [Ag+] [Cl-]
Bila Ks terlewati artinya kesetimbangan bergeser kearah
kanan, akan terbentuk endapan AgCl
28
Perubahan warna / Pembentukan kompleks
Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri
dari suatu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan
Ion pusat adalah ion logam
Ligan adalah ion atau melekul yang memiliki
pasangan elektron bebas
contoh : CN- , NO2- , H2O , NH3 dll
29
Perubahan warna / Pembentukan kompleks
30
Apa Yang Perlu Dipahami dan Dimengerti??
Cara :
1. melarutkan,
2. menguapkan,
3. mengkristalkan,
4. menyuling,
5. mengendapkan,
6. menyaring,
7. mendekantasi
31
Cara Melarutkan:
Zatnya kasar :
dihaluskan dengan mortar, sebagian zat yang halus
dilarutkan dengan akuades. Jika kurang larut, maka
dipanaskan sambil dikocok.
Selanjutnya larutan diperiksa dengan kertas lakmus
(mengetahui pH)
Jika zatnya berupa campuran, ada kemungkinan sebagian
zat larut dan sebagian tidak
Karena dikhawatirkan ada sebagian zat yang larut, maka
larutan disaring dan diambil filtratnya kemudian diuapkan
dalam gelas arloji pada penangas air sampai kering
Adanya sisa penguapan menunjukkan sebagian zat larut Tidak
adanya sisa penguapan belum pasti tidak ada zat yang larut. Ada
kemungkinan zat menguap pada waktu penguapan (misal: HCl,
CH3COOH, NH4OH, dst)
32
Bagaimana jika zatnya halus?
Langsung dilarutkan dengan akuades
HCl encer, dingin kemudian panas
HCl pekat, dingin kemudian panas
HNO3 encer, dingin kemudian panas
HNO3 pekat, dingin kemudian panas
Air raja (aqua regia) yaitu campuran :
3 bagian HCl pekat dan
1 bagian HNO3 pekat (yang tidak larut : SiO2,
BaSO4 dll)
33
Menguapkan
penguapan untuk mengurangi volume
penguapan sampai kering
Caranya:
Zat diletakkan dalam cawan porselen, kemudian disentuhkan
langsung pada nyala api yang di atasnya kasa kawat. Jika
menginginkan laju penguapan lebih lambat, maka penguapan
dilakukan dengan penangas (gelas beker yang diisi air). Untuk
bahan yang menghasilkan uap yang korosif, maka penguapan
dilakukan di lemari asam. Untuk bahan yang mudah meledak
(hidrogen sulfida, sulfur dioksida dll) menggunakan alat anti
lonjakan (dapat juga menggunakan batu didih).
34
Mengkristalkan
Satu tetes larutan zat
diteteskan pada gelas objek
ditambahkan dengan larutan
netral atau asam
Didiamkan beberapa detik
35
Menyuling
Prinsipnya : memisahkan campuran zat yang memiliki
perbedaan titik didih. Zat dengan titik didih lebih rendah
akan terpisah lebih dahulu.
36
Pengendapan
37
Menyaring
38
Mendekantasi
Memisahkan endapan dari reagensia
39