Você está na página 1de 32

SEDIMEN NON KLASTIK

BATUAN KARBONAT
DEFENISI :
- batuan yang disusun oleh garam-garam karbonat
- batuan yang mengandung material karbonat > 50%,
tersusun oleh partikel karbonat klastik yang
tersemenkan atau karbonat kristalin hasil presipitat
langsung (Reijers & Hsu, 1986)
- Batugamping adalah batuan yang mengandung
kalsium karbonat hingga 95 % (Reijers & Hsu, 1986)

ROSESNYA :
1. Organik : pertumuhan (reef) , Tekstur Kerangka

2. Kimia : Tekstur : Kristalin/afanitik

3. Mekanik : berasal dari proses organik maupun kimia


Tekstur Klastik
Pembentukan presipitasi karbonat secara kimiawi

Karbon dioksida (CO2) larut dalam air akan menghasilkan asam karbonat
(carbonic acid),
Selanjutnya asam karbonat ini akan terdisosiasi (terurai) ketika berada dalam air
melepaskan ion hidrogen (H+) dan ion asam bikarbonat (HCO3-). terlepasnya ion
Hidrogen dari terurainya (terdisosiasi) asam bikarbonat (HCO3-) meningkatkan
keasaman larutan (nilai pH menurun) rekasi terkahir (6.3) diatas menunjukan
bahwa ion karbonat (CO3-) yang lepas inilah yang akan berikatan dengan kation-
kation logam lain pembentuk mineral karbonat.
Lingkungan Pengendapan batuan
Karbonat
Menurut Tucker dan Wright (1990), atau dalam Flugel
(1982, 2004), atau dalam Boggs (2005, 2006), batuan
karbonat ini bisa terbentuk diberbagai setting : darat,
transisi, laut dangkal, dan laut dalam.

Berdasarkan lingkungan pengendapan, batuan karbonat


dibagi atas : batuan (karbonat) basinal (basinal
rock), slope rock, dan platform, shoal, shelf, dan
ramp carbonate rock.
TEKSTUR :
1. Ukuran Butir
2. Bentuk
3. Sortasi
4. Porositas
5. Komponen penyususn
a. Menurut Folk
- Allochemical (butiran) : Intraklas, biochemical/Fosil,
chemiclastic (ooit, pellet)
- Matrik /mikrit
- Semen/spari
b. Menurut Tucker (1991) :
- Non skeletel grain : Ooid, Pisoid, Peloid, Pellet,
agregat, intraklas
- Skeletel grain : seluruh mikrofosil (butiran, pecahan
fosil besar, pertumbuhan (reef)
- Matrik /mikrit
- Semen/spari
Skeletal Grain (butiran cangkang)
butiran ini berasal dari fragmen tubuh (cangkang) fosil organisme. apapun
itu bisa foram besar, foram kecil (planktonik dan bentonik) dan cangkang
invertebrata lainnya. menurut beberapa penulis (Nichols, Raymond, Boggs,
dan Tucker) cangkang pada batuan karbonat kebanyakan disusun oleh
aragonit (polymorf dari kalsit) yang mana menurut dunham dapat saja
terubah menjadi kalsit selama proses diagensis terjadi.

Skeletal Grain (butiran cangkang)


adalah fragmen non cangkang (non fosil) termasuk jenis yang juga banyak
dijumpai dalam fragmen karbonat. Jenisnya menurut Folk (1959, dalam
Tucker 1990) dibagi kedalam: coated grain (ooid, oncoid, pisoid, dan lain
lain) dan non-coated grain (peloid, aggregate, dan clast) atau dalam boggs
(2006) disebut lithoclast (intra dan ekstraklas), ooid, peloid, dan aggregate
grains.
Tekstur batuan karbonat, Raomontd (2002)
KOMPONEN :
1. Ooid, Butiran karbonat berbentuk bulat/elips,
ukuran < 2 mm dengan struktur satu atau lebih lamina
yang konsentris
2. Pisoid, sama dengan ooid, tapi berukuran > 2 mm
3. Peloid, butiran karbonat bentuk bulat, elips atau meruncing
berukuran 0,1-0,5 mm, disusun oleh mikrit tanpa struktur
dalam
4. Pellet, butiran berukuran < 1 mm, bentuk spheris atau elips
dengan komposisi CaCO3 , secara genetik merupakan
kotoran dari organisme
5. Agregat dan Intraklas, fragmen batuan karbonat
6. Mikrit, merupakan mikrokristalin kalsit/aragonit berukuran
< 20 milimikron atau 1 - 5 mikron (0.001-0.005 mm),
awalnya lumpur karbonat berwarna keruhdan dapat
mengalami kristalisasi menjadi mikrit
7. Sparry, merupakan semen pengikat antar butir dan
mengisi rongga pori, berupa semen kalsit granular
berukuran lebih kasar dari mikrit, berwarna lebih jelas
Peloid, terbentuk dilingkungan arus yang tenang
Tidak memiliki struktur internal

Pisoid, terbentuk dilingkungan arus yang kuat,


Struktur internal lebih komplek dari ooid.
Semen : mengisi pori-pori dan merupakan hasil diagenesis
atau hasil presipitasi dalam pori batuan dari batuan yang telah
ada.
Jenis-jenis semen pada lingkungan laut dangkal menurut James
& Choquette, 1990 seperti gambar diatas
P
O
R
O
S
I
T
A
S

Gbr K29-33
KASIFIKASI PENAMAAN
1. A.W.Grabau (1904)
2. R.L.Folk (1959, 1962)
3. R.J. Dunham (1962)
4. Embry dan Klovans (1971)
5. Mount (1985)

Gbr. K26-K28
Dolostone
(CaMg(CO3)2)

Hasil replacement
batugamping,
tekstur granular
(kristalin)

Dolomit planar
(idiotropic) dolomite
yang terdiri dari kristal
rombhic, berbentuk
euhedral sampai
anhedral,

Dolomit nonplanar
(xenotopic), umumnya
tersusun oleh kristal
krisatl anhedral (Sibley
dan Gregg, 1987).
DIAGENESA BATUGAMPING
Defenisi (Ginsburg, 1957) :
adalah proses-proses fisika-kimia, biologi dan fisika yang mengubah
sedimen selama proses pengendapan sampai litifikasi pada temperatur
dan tekanan yang rendah (sebelum kondisi metamorfosa), yang dapat
terjadi dipermukaan maupun di bawah permukaan.

Proses-proses diagenesa (Kusumadinata, 1987) :


1. Proses pengisian pori oleh mikrit atau mikritisasi
2. Proses litifikasi atau pengerasan, meliputi sementasi dan
polimorfisme
3. Proses Neomorfisme, meliputi rekristalisasi dan replacement
Rekristalisasi : ubahan mineral menjadi mineral sejenis dengan
tekstur yang berbeda. Replacement : proses perubahan mineral
dengan mineral lain yang berbeda komposisinya (Folk,1965)
Gbr.K24-25
4. Proses pelarutan : proses perubahan mineral yang kurang stabil
menjadi lebih stabil, umumnya terjadi pada kondisi air kelewat
kelewat jenuh (proses pembentukan porositas sekunder)

Lingkungan Diagenesa Batugamping (Longman, 1980) :


1. Lingkungan air laut freatik
2. Lingkungan campuran air laut air freatik
3. Lingkungan air tawar
4. Lingkungan Vados

Tahapan diagenesa,
berdasarkan proses-proses diagenesa menurut Longman
dibagi atas delapan
lihat gambar !

Você também pode gostar