Você está na página 1de 44

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY I 29 TAHUN P2A0

POST PARTUM 2 JAM DENGAN PRE EKLAMSI BERAT


DI RUMAH SAKIT DAERAH BAGAS WARAS KLATEN

Dosen Pembimbing Seminar :


Rohmi Handayani,S.ST.,M.Keb

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2017
DISUSUN OLEH :

Nama : Ritsma Zunira Aryani


NIM : P27224014146
Kelas : DIV Kebidanan Reguler B
Latar Belakang
Data survey pendahuluan dari rekam medik di RSD Bagas Waras Klaten pada bulan Januari 2017
hingga Mei 2017 tercatat 178 (100%) ibu nifas yang dirawat, ibu nifas dengan pre eklamsia ringan sebanyak 3
(5,8%), ibu nifas dengan pre eklamsia berat sebanyak 5 (7,2%), partus lama sebanyak 12 (9,2%), partus
normal sebanyak 97 (50,7%), ibu bersalin dengan ketuban pecah dini sebanyak 18 (6,7%), ibu bersalin dengan
cesar sebanyak 46 (20,4%)

Berdasarkan data ibu nifas dengan pre eklamsia berat masih tinggi dan dapat mengakibatkan
kematian, maka penulis tertarik untuk melaksanakan studi kasus Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas Ny S 37
Tahun P3a0 Post Partum 1 Hari Dengan Pre Eklamsi Berat Di Rumah Sakit Daerah Bagas Waras Klaten Kasus diatas
dapat memunculkan permasalahan komplek sehingga penulis menerapan kebidanan 7 langkah Varney.
TINJAUAN TEORI

ASUHAN IBU NIFAS

PRE EKLAMSI
ASUHAN KEBIDANAN IBU NIFAS

Masa Nifas adalah dimulai beberapa jam sesudah lahirnya


plasenta sampai dengan 6 minggu berikutnya (Notoatmodjo,
2005).
Tujuan asuhan pada masa nifas menurut (Sarwono
Rawirohardjo : 122) antara lain :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun
psikologis
2. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendekati
masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi
pada ibu maupun bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan
kesehatan diri, nutrisi KB, menyusui, pemberian
imunisasi pada bayinya dn perawatan bayi sehat.
PRE EKLAMSI

Pre Eklampsia adalah kumpulan gejala yang timbul pada


ibu hamil, bersalin dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias :
hipertensi, protein urine dan oedema (Manuaba, 2009).

Pre Eklampsi berat adalah suatu komplikasi kehamilan


yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110
mmHg atau lebih disertai protein urin dan oedema pada
kehamilan 20 minggu atau lebih.
Tanda gejala Pre Eklampsi berat:
a) Tekanan darah 160 mmHg/diastol 110 mmHg.
b) Protein urin + 5 gram.
c) Oligouria (< 400 cc/24 jam).
d) Oedema paru/sianosis.
e) Adanya gangguan penglihatan, nyeri kepala, nyeri
epigastrium.
Keluhan subyektif :
Nyeri Epigastrum
Gangguan penglihatan
Nyeri kepala
Oedema paru
Pencegahan pre eklampsia berat menurut Wiknjosastro (2006), yaitu :
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti, mengenali tanda-tanda mungkin (pre
eklampsia ringan), lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih
berat.
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre eklampsia kalau ada faktor-faktor
predesposisi.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur, ketenangan serta pentingnya mengatur diet
rendah garam, lemak, serta karbohidrat dan tingginya protein, juga menjaga kenaikan berat badan
yang berlebihan. Menurut Wiknjosastro (2008),konseling yang diberikanuntuk mencegah pre eklamsia
berat adalah :

Diet makanan
Makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin, rendah lemak
dan tidak perlu diet rendah garam.
Cukup istirahat
Istirahat yang cukup pada hamil tua sangat penting lebih banyak duduk atau
berbaring ke arah kiri sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami
gangguan.
Penanganan kasus pre eklampsia berat pasca persalinan menurut Varney (2004),
yaitu :
Jelaskan pada ibu tentang kondisinya
Beri KIE tentang tanda-tanda bahaya pre eklampsia
Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
Pantau tekanan darah, protein urin
Anjurkan pada ibu untuk banyak istirahat
Anjurkan pada ibu untuk diet rendah garam
Pantau Keseimbangan cairan dan pengganti elektrolit untuk memperbaiki hipovolemik, mencegah
kelebihan sirkulasi dan pemeriksaan serum harian.
Pemberian sedativa untuk mencegah timbulnya kejang-kejang
Memberikan MgSO4 secara IV dan IM masing-masing dengan jarak 5 menit
Melakukan kolaborasi dengan Dokter SpOG
Melakukan rujukan kerumah sakit yang lebih tinggi (Wiknjosastro,2006).
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU NIFAS NY I 29 TAHUN P2A0
POST PARTUM 2 JAM DENGAN PRE EKLAMSI BERAT
DI RSD BAGAS WARAS KLATEN

Biodata
Nama Ibu : Ny. I Nama Suami : Tn. A
Umur : 29 tahun Umur : 32 tahun
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Alamat : Kalangan,Pedan, Klaten
I. PENGKAJIAN DATA/PENGUMPULAN DATA DASAR

Data Subjektif

Alasan datang :
Ibu mengatakan telah melahirkan anak keduanya pada tanggal 13 Mei 2017
pukul 07.00 spontan, sekarang ibu merasa pusing , sesak napas dan bengkak pada
kaki.

Riwayat perkawinan
a. Kawin/tidak kawin : kawin
b. Pernikahan : ke-1
c. Umur saat menikah : 23 tahun
d. Lamanya pernikahan: 6 tahun
e.
Riwayat menstruasi
a. Menarche : 14 tahun
b. Siklus : teratur
c. Lamanya : 7 hari
d. Sifat darah : encer, tidak bau, tidak ada flour albous
e. Disminorhe : tidak
f. Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut/hari
Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

NO Tgl/thn Tempat Umur Jenis partus Penolong Anak Nifas Kead Anak
Partus partus khmlan skrg

JK BB PB Kead Laktasi

1. 2011 BPS Aterm Spontan Bidan P 3500 48 Baik Lancar Hidup


gram cm

2. 2017 RSD Aterm SC Bidan L 3400 50 Baik Lancar Hidup


gram cm
Riwayat kesehatan
Penyakit sistemik, menurun, menular yang pernah/sedang diderita :
Ibu mengatakan tidak ada penyakit menular, menurun, maupun menahun seperti jantung, asma,
TBC, ginjal, DM, malaria, HIV/AIDS, kanker yang pernah/sedang diderita
Penyakit yang pernah/sedang diderita keluarga :
Ibu mengatakan tidak ada penyakit menular, menurun, maupun menahun seperti jantung, asma,
TBC, ginjal, DM, malaria, HIV/AIDS, kanker yang pernah/sedang diderita keluarganya
Riwayat operasi :
Ibu mengatakan baru saja menjalankan operasi SC
Riwayat kembar, cacat :
Ibu mengatakan tidak ada riwayat kembar maupun cacat dari keluarganya maupun dari keluarga
suaminya
Riwayat persalinan terakhir
Keadaan ibu
a. Masa kehamilan : 39+3 minggu
b. Tanggal persalinan : 13 Mei 2017, Jam : 07.00 WIB
c. Tempat persalinan : RSD , Penolong : Dokter
d. Jenis persalinan : SC
e. Komplikasi : Pre Eklamsi
f. Proses persalinan

Kala Lama (Jam) Pengeluaran Kejadian/Indikasi Tindakan Ket


Persalinan Pervaginam (cc) (Oleh)
1 - - - - SC
2 30 menit 60 cc Tidak ada Dokter -
3 15 menit 110 cc Tidak ada Dokter -
4 2 jam 60 cc Tidak ada Bidan -
Keadaan bayi
Tanggal, jam : 13 Mei 2017, 07.15 WIB
Antopometri
Berat Badan : 3400 gram
Panjang Badan : 50 cm
Lingkar Kepala : 36 cm
Lingkar Dada : 36 cm
Keadaan secara umum : baik
Riwayat gabung/tidak : rawat gabung

Kebutuhan fisik
Nutrisi :
Ibu mengatakan makan 2-3 kali/hari dengan menggunakan nasi, sayur, lauk, buah. Ibu juga mengatakan
tidak ada keluhan makan dan pantangan makan.
Ibu mengatakan minum 7-8 gelas/hari dengan air putih.
Eliminasi :
BAK
Sifat : encer
Jumlah : 4-6 kali/hari
Warna : kuning jernih
Bau : khas urin
Keluhan : tidak ada keluhan
BAB
Keluhan : Belum dapat BAB
Istirahat (tidur) :
Ibu mengatakan tidur siang 1 jam, tidur malam 6-7 jam dan tidak ada
keluhan untuk tidurnya.
Personal hygiene :
Ibu mengatakan mandi 2 kali/hari, ganti pakaian 2 kali/hari, sikat gigi 2
kali/hari, keramas 2 hari sekali.
Ambulasi/aktivitas :
Ibu mengatakan sudah bisa duduk dan menyusui anaknya.
Keadaan psiko, sosio dan spiritual

Penerimaan ibu terhadap kelahiran bayi :

Ibu mengatakan menerima dan senang dengan kelahiran bayinya

Tanggapan ibu dan keluarga terhadap kelahiran bayi :

Ibu mengatakan ia dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya

Tanggapan ibu terhadap masa nifas :

Ibu mengatakan sedikit ribet saat menjalani masa nifas

Orang yang tinggal serumah dengan ibu :

Ibu mengatakan tinggal serumah dengan orangtua dan suaminya

Ketaatan ibu beribadah :

Ibu mengatakan beribadah tepat waktu

Coping/pemecahan masalah dari ibu :

Ibu mengatakan menyerahkan segala keputusan masalah kepada suaminya

Pengetahuan tentang masa nifas dan perawatan bayi :

Ibu mengatakan sudah sedikit mengetahui tentang cara merawat payudara, tanda bahaya masa nifas dan cara merawat bayi
DATA OBJEKTIF
Pemeriksaan umum
Keadaan umum: baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 160/110 mmHg
Suhu : 36,40C
Respirasi : 25 kali/menit
Nadi : 80 kali/menit
Berat badan : 52 kg
Tinggi badan : 157 cm
Pemeriksaan fisik
Kepala
Rambut : bersih, hitam, tidak rontok
Muka : tidak ada oedema, tidak pucat
Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih
Hidung : simetris, tidak ada pengeluaran sekret, tidak ada pembesaran polip,terpasang
kanul O2 3 lpm
Bibir : merah muda, tidak pecah-pecah
Mulut : bersih, tidak ada stomatitis
Gigi : tidak ada caries gigi
Lidah : bersih
Gusi : tidak berdarah
Telinga : simetris, tidak ada pengeluaran sekret
b. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembesaran kelenjar getah bening, tidak ada pembesaran vena jugularis
eksterna

c. Dada (payudara)
1) Bentuk : simetris
2) Areola : hiperpigmentasi
3) Putting susu: menonjol
4) Pengeluaran ASI : lancar
5)Massa/benjolan : tidak ada

d. Abdomen
1) Dinding abdomen : linea nigra dan striae gravidarum masih
terlihat
2) Bekas luka : ada
3) TFU : 2 jari dibawah pusat
4) Kandung kemih : terpasang DC
e. Genetalia eksterna
1) Kebersihan : bersih
2) Oedema : tidak ada
3) Varises : tidak ada
4) Perineum : tanpa jahitan/utuh
5) Jahitan
(a) Jenis simpul : -
(b) Benang :-
6) Pengeluaran lochea : tidak ada

f. Anus
Hemoroid : tidak ada

g. Ekstremitas (atas dan bawah)


1) Oedema : ada dibagian kedua kaki
2) Kelainan : tidak ada
3) Varises : tidak ada
4) Warna kuku : merah muda
5) Reflek patella : positif
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hb :12,5 gr%
Gol.Darah: A
b. Pemeriksaan Penunjang Lain :
Protein Urine : (++)
INTERPRETASI DATA DASAR
Tanggal :13 Mei 2017 Pukul 10.10 WIB

A. Diagnosa Kebidanan
Ny. I P2A0 umur 29 tahun post partum 2 jam dengan pre
eklampsia berat.
B. Masalah

Ibu mengatakan cemas, perut terasa mules dan pusing.

C. Kebutuhan

a. Menganjurkan pada ibu untuk istirahat cukup

b. Memberikan dukungan emosional dan psikologis pada ibu


III. DIAGNOSA POTENSIAL

Eklamsi
IV. TINDAKAN SEGERA

Kolaborasi dengan dokter SpOG


V. RENCANA TINDAKAN
Tanggal : 13 Mei 2017 pukul 10.35 WIB

1. Observasi keadaan ibu dan vital sign setiap 4 jam


2. Observasi kontraksi uterus dan TFU setiap 2 jam
3. Observasi pengeluaran pervaginam setiap 4 jam
4. Anjurkan pada ibu untuk banyak istirahat
5. Beritahu kepada ibu mengenai bahaya pre eklamsi
6. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya secara on demand
7. Observasi tetesan infus RL 20 tetes per menit dan oksigen 3
LPM
8. Observasi Urine ibu setiap 4 jam
9. Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk memberikan terapi
obat
VI. PELAKSANAAN
1. Pukul 10.50 WIB menganjurkan pada ibu untuk banyak tidur
2. Pukul 11.00 WIB mengobservasi tetesan infus RL 20 tetes per menit serta oksigen 3 lpm.
3. Pukul 11.15 WIB mengobservasi kontraksi uterus dan TFU setiap 2 jam
4. Pukul 11.15 WIB menganjurkan pada ibu untuk menyusui bayinya secara on demand.
5. Pukul 12.00 WIB melakukan kolabosasi dengan dokter spesialis obstetri dan gynekologi
dalam pemberian terapi
Injeksi MgSo4 6 gr per IV selama 6 jam dengan 28 tpm
Obat oral :
Supramox 3 X 500 gram
Metilat 3 X 500 gram
Metronidazol 3 X 500 gram
Nifidipin 3 X 10 mg
6. Pukul 13.15 WIB mengobservasi keadaan ibu dan vital sign setiap 4 jam
7. Pukul 13.25 WIB mengobservasi jumlah dan jenis pengeluaran pervaginam dengan melihat
softex setiap 4 jam
8. Pukul 13.35 WIB mengobservasi urine ibu setiap 4 jam
VII. EVALUASI
Tanggal : 13 Mei 2017 pukul 13.35 WIB
1. Ibu bersedia untuk banyak tidur Nifidipin 3 X 10 mg sudah diminum
2. Sudah dilakukan observasi tetesan infus RL 20 tetes per 6.Keadaan ibu : Baik
menit dan oksigen 3 lpm.
Tanda vital sign :
3. Kontraksi uterus : Keras
Tekanan darah :160/100 mmHg
TFU : 2 jari dibawah pusat
Suhu : 36,4 Celsius
4. Ibu bersedia untuk menyusui bayinya
Nadi : 82 x/ menit
5. Sudah dilakukan kolabosasi dengan dokter spesialis
obstetric dan gynekologi dalam pemberian terapi obat Respirasi : 24 x/ menit
injeksi MgSo4 dan 7.Ibu mengatakan softexnya sudah terasa penuh dan
Obat oral : terdapat lochea Rubra
Supramox 3 X 500 gram sudah diminum 8.Urine ibu 230 cc/24 jam.
Metilat 3 X 500 gram sudah diminum
Metronidazol 3 X 500 gram sudah diminum
Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada ibu nifas Ny. I P2A0 dengan pre eklampsia berat
yang dilakukan dengan pengumpulan data subyektif dan data obyektif .
menurut Varney (2004), gejala pre eklampsia berat ditemukan tekanan darah
160/110 mmHg, protein urine (++) terdapat oedema.
Pada kasus ibu nifas Ny. I P2A0 ditemukan data subyektif diperoleh dari
keluhan ibu yaitu Ibu mengatakan gangguan penglihatan, pernafasan, nyeri
kepala, mual muntah, dan pusing. Sedangkan data obyektif diperoleh
keadaan umum baik, tekanan darah 160/110 mmHg, suhu 36,4 Celsius, nadi
82 x/menit, respirasi 24 x/menit, protein urine (++), terdapat oedema pada
kaki. Jadi pada kasus ibu nifas Ny. I P2A0 tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek.
Interpretasi

Menurut Wiknjosastro (2006), masalah pada ibu Nifas dengan pre


eklampsia berat adalah cemas, nyeri epigastrum, gangguan penglihatan,
oedema dan gangguan kesadaran. Kebutuhan ibu nifas dengan pre
eklampsia berat adalah observasi keadaan ibu dan vital sign, KIE tentang
mobilisasi dini, menganjurkan pada ibu untuk istirahat cukup. Pada
kasus Ny. I didapatkan diagnosa kebidanan yaitu Ny. I P2A0 umur 29 tahun
2 jam post partum dengan pre eklampsia berat. Masalah yang muncul
pada Ny. I P2A0 adalah ibu mengatakan cemas, perut mules dan kepala terasa
pusing. Jadi dalam langkah interpretasi data tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dan praktek.
3. Diagnosa Potensial

Menurut Wiknjosastro (2006), diagnosa potensial pre eklampsia berat


adalah Eklampsia, pada kasus ibu nifas Ny. I P2A0 ini tidak muncul
diagnosa potensial karena sudah mendapatkan antisipasi dan penanganan
yang tepat. Sehingga dalam langkah ketiga ini tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
4. Tindakan Segera

Dalam langkah ini Antisipasi yang dilakukan pada ibu nifas dengan pre
eklampsia berat menurut Wiknjosastro (2006) adalah : Beri sulfat
magnesium 40% sebanyak 10 ml (4 gr) disuntikan Intra Musculus (IM), bokong
kiri dan kanan sebagai dosis permulaan dan dapat diulang 4 mg tiap 6
jam menurut kondisi ibu, Klorpromazia 50 mg Intra Musculus (IM),
Diazepam 20 mg Intra Musculus (IM).
Sedangkan pada praktek ibu nifas Ny. I P2A0 dengan pre eklampsia berat
pemberian terapi yaitu : injeksi MgSO4 40% sebanyak 6 gram
disuntikan IM tiap 6 jam, Cefotaxim 1 gram tiap 12 jam. Untuk
terapi oral : nefedifin 10 gram, Untuk langkah antisipasi tidak ditemukan
kesenjangan antara teori dan praktek.
5. Rencana Tindakan

Menurut upaya untuk mengatasi masalah yang ada sesuai dengan interprestasi data, untuk rencana tindakan pada kasus nifas Ny. I P2A0 ditemukan kesenjangan pada pemberian terapi antara teori dan
praktek .

Menurut teori Varney (2004), rencana yang dilakukan pada ibu nifas dengan pre eklampsia berat antara lain :

1) Jelaskan pada ibu tentang kondisinya

2) Beri KIE tentang tanda-tanda bahaya Pre eklampsi

3) Observasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

4) Pantau tekanan darah dan protein urin

5) Anjurkan pada ibu untuk banyak istirahat

6) Anjurkan pada ibu untuk diet rendah garam

7) Kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberian terapi. Sedativa : Phenobarbital 3 x 100 mg, Valium 3 x 2 0 mg. Untuk menghindari kejang, beri Sulfas magnesikus 40% sebanyak
10 ml (4 gr) disuntikan Intra Musculus (IM) bokong kiri dan kanan sebagai dosis permulaan dan dapat diulang pada 6 gr tiap 6 jam menurut keadaan Klorpromazin 50 mg Intra Musculus
(IM) (Wiknjosastro, 2006).
Sedangkan pada prakteknya nifas Ny. I P2A0 dengan pre eklampsia berat diberikan terapi Injeksi :
MgSO4 40 sebanyak 6 gram disuntikan IM tiap 6 jam

Cefotaxim 1 gram tiap 12 gram Terapi oral :

Supramox 3 X 500 gram

Metilat 3 X 500 gram

Metronidazol 3 X 500 gram

Nifidipin 3 X 10mg

Vitamin C 2 X 100 gram

6. Implementasi

Pada langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan yang menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima, dilaksanan secara efisien dan aman. Perencanaan ini biasanya dilakukan sepenuhnya oeh tenaga kesehatan (varnay, 2004). Pelaksanaan rencana
asuhan pada ibu nifas dengan pre eklampsia berat antara lain:

1) Menjelaskan pada ibu tentang kondisinya

2) Memberi KIE tentang tanda-tanda bahaya Pre eklampsi

3) Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital

4) Memantau tekanan darah dan protein urin ibu.

5) Menganjurkan pada ibu untuk banyak istirahat

6) Menganjurkan pada ibu untuk diet rendah garam

7) Melakukan kolaborasi dengan dokter SpOG dalam pemberi terapi.

Injeksi :

a. MgSO4 40 sebanyak 6 gram disuntikan IM tiap 6 jam

b. Cefotaxim 1 gram tiap 12 jam

Terapi oral :

Supramox 3 X 500 gram


7. Evaluasi

Merupakan tahap terakhir dari proses asuhan kebidanan dari pengkajian


sampai implementasi data, setelah dilakukan perawatan selama 3 hari
hasil akhir yang didapatkan adalah Ny. I P2A0 Keadaan umum : Baik,
Tekanan darah : 120/80 mmHg, Suhu : 36,7 0C, Nadi : 80 x/menit,
Respirasi : 20 x/menit Oedema berkurang, protein berkurang menjadi
(+) dan ibu mau menyusui bayinya sehingga dalam langkah Evaluasi ini
tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan.

Você também pode gostar