Você está na página 1de 20

1

Acute Lung Injury (ALI) &


Acute Respiratory Distress
Syndrome (ARDS)
By :

Aan Nuraeni, S.Kep., Ners., M.Kep


Departement of Emergency & Critical Care
Nursing Faculty
UNPAD
2

Definisi
ARDS adalah suatu bentuk kegagalan sistem
pernafasan yang bersifat progresif dan dapat
menyebabkan inflamasi dan kerusakan pada
kapiler alveolar (Kaplow & Hardin, 2007).

Sedangkan ALI digunakan untuk mendefinisikan


ARDS namun dalam bentuk yang sedikit lebih
ringan (Kaplow & Hardin, 2007).
3

Kriteria ALI dan ARDS

Criterion ALI ARDS


PaO2/ FiO2 (regardless of < 300 < 200
PEEP level)

Chest x-ray Bilateral infiltrates Bilateral infiltrates

Pulmonary artery wedge < 18 mmHg or no < 18 mmHg or no


pressure indication of left atrial indication of left atrial
hypertension hypertension

Adapted from Bernard GR et al, 1994


4

Penyebab dan Faktor Predisposisi untuk


ARDS
Direct injury : aspiration, infectious pneumonia, lung
contusion, toxic inhalation, upper airway obstruction,
SARS, etc.
Indirect pulmonary injury : sepsis, burns, trauma, blood
transfusion, lung or bone marrow transplantation, drug or
alcohol overdose, cardiopulmonary bypass, acute
pancreatitis, multiple fracture, amniotic fluid embolism,
pancreatitic, Systemic Inflamation Response Syndrome
(SIRS)
Intermediary substances : mekanisme pertahanan
dari host yang dikeluarkan pada saat jaringan
mengalami injury atau inflamasi.
5

Patofisiologi
ARDS
6

Patofisiologi
ARDS
7

Terjadi 3 Fase dalam ARDS


1. Acute Exudative
Selama fase ini terjadi edema ekstensif sebagai
respon terhadap injury.
Cairan edema kaya akan protein memenuhi ruang
interstitial alveoli kolaps dan terjadi perdarahan
kerusakan pada sal alveolar dan struktur lain dalam
alveoli kerusakan alveolar secara difus
FRC (Functional Residual Capacity) : merupakan
jumlah gas dalam paru2 setelah ekspirasi normal.
FRC turun alveoli terisi cairan
Paru-paru terisi air menurunkan kemampuan difusi
oksigen
8

Cont...Fase dalam ARDS


2. Proliferative
Fase selanjutnya dari ARDS
Ruang untuk udara yang telah terisi air semakin menyempit dan
terisi oleh fibroblast (sel yang berfungsi untuk restrukturisasi
alveoli)
A C membran menjadi lebih tebal dan tidak efisien dalam
pertukaran gas
Fase ini ditandai oleh proliferasi fibroblast fibroblast terdapat di
ruang interstitial dan di alveoli alveoli semakin kolaps
kompliance paru tekanan tinggi dibutuhkan untuk ventilasi
pada kondisi sal nafas yang sempit dan alveoli kolaps
9

Cont..Fase dalam ARDS


3. Fibrotic
Fase akhir ARDS ditandai oleh perubahan fibrotik pada ductus
alveoli, alveolus dan ruang interstitial. Fase ini dapat dimulai paling
cepat setelah 10 hari paru-paru mengalami injury.
Struktur fibrotic yang kaku dapat dilihat pada pemeriksaan X-Ray
seperti sarang madu (honeycomb) (temuan klasik).
Struktur ini merupakan bukti bahwa tubuh berusaha melakukan
kompensasi.
Kondisi patologis ini masih dapat kembali jika kondisi pasien
membaik dan penyebabnya teratasi
Pasien pada kondisi ini membutuhkan support ventilasi jangka
panjang sampai kerusakan paru teratasi.
Fibrotic CO2 retensi (CO2 retensi biasanya belum terlihat
sampai pasien masuk pada fase ini.
10

Manifestasi Klinis
Tanda awal (early) : hiperventilasi alkalosis (X-Ray paru
normal). Fase lanjut X-Ray bilateral infiltrate menutupi
lapang paru.
Hipoxemia : dyspnea, nafas pendek dan takipnea dengan
penggunaan otot-otot pernafasan
Kulit sianosis/ mottled, yang tidak membaik dengan pemberian
oksigen
Respirasi cepat, dalam dengan retraksi intercostal dan
suprasternal hanya pada inspirasi saja.
Auskultasi :
Bilateral crackles
Coarse ronchi dan wheezing tergantung banyaknya cairan yang
masuk ke dalam alveoli
Pada beberapa kasus pink frothy sputum (classic pulmonary edema)
AGD respiratori alkalosis pada fase awal & asidosis pada
fase lanjut
Fase lanjut : hipotensi dan penurunan CO
11

Assessment
1) Riwayat penyakit :
Pengkajian terhadap riwayat penyakit memberikan informasi yang jelas
terhadap penyebab timbulnya gangguan
Pengkajian terhadap riwayat penyakit ini sulit dilakukan berkaitan
dengan kondisi pasien
Informasi tentang riwayat pengobatan, transfusi.
Pengkajian thd risk factor

2) Pemeriksaan Fisik
3) Pemeriksaan diagnostik
12

Assessment
13

Pemeriksaan Diagnostik
AGD ( untuk mendeteksi hipoksemia dan keseimbangan
asam basa )
Sputum untuk kultur
Chest X-Ray
Intrapulmonary shunt measurement : shunt yang 15 %
(profound hipoxemia life treathening). Dilihat dari rasio
PaO2/FiO2
> 300 = normal
> 200 = intrapulmonary shunt (15 20 %)
< 200 = intrapulmonary shunt > 20 %
Echocardiography ( untuk menapis penyebab edema dari
edema pulmonal )
Pemeriksaan lab lain tergantung indikasi atau predisposisi
14

Diagnosa Keperawatan
Gangguan pertukaran gas b.d refraktori hipoksemia
sekunder terhadap kerusakan alveolus
Ketidakefektifan jalan nafas b.d peningkatan produksi
sekret dan penurunan pergerakan cilia
Ketidakefektifan pola nafas b.d penurunan difusi,
peningkatan sekresi, penurunan kemampuan oksigenasi
yang adekuat atau kelelahan
Kecemasan b.d penyakit kritis, takut mati, perubahan
peran atau permanen disability
Resiko tinggi infeksi b.d penggunaan alat monitoring
invasif dan ETT
15

Manajemen
Teurapeutik manajemen untuk ARDS masih sulit
dipahami.
Multiple causes prinsip manajemen sama
Treatmen bersifat suportif :
Faktor penyebab dikoreksi
Perawatan untuk mencegah kerusakan lanjut dari paru-paru
16

Manajemen
17

Lanjutan...Manajemen
1) Oksigenasi dan ventilasi
Oxygen delivery : refraktori hipoksemia optimalisasi oksigen deliveri
Hb
CO
Saturasi oksigen
Ventilasi mekanik
Positioning perubahan posisi berkala mencegah atelaktasis dan
memfasilitasi pengeluaran sekret
2) Farmakologi terapi
Antibiotik
Bronchodilator dan mukolitik
Sedasi
18

3). Nutritional Support


Katabolisme protein penurunan albumin memperburuk sirkulasi
dan imunitas
Protein, karbohidrat, dan lemak diberikan sesuai dengan kebutuhan
metabolik.
Pasien dengan SIRS atau ARDS biasanya membutuhkan 35 45
kcal/kgBB/hari
Cairan tinggi karbohidrat sebaiknya dihindari untuk mencegah
peningkatan jumlah CO2.
Intervensi :
Berikan nutrisi enteral
Konsul dengan ahli gizi
Pertimbangkan pemasangan small bowel feeding tube (untuk mengatasi
gangguan motilitas untuk enteral feeding)
Monitor albumin, prealbumin, transferin, kolesterol, trigliserida, dan glukosa
19

4). Pain kontrol


5). Psycosocial kecemasan :
Kaji TTV selama diberikan intervensi
Libatkan keluarga atau orang terdekat untuk tetap berhubungan dengan
klien
Komunikasi terepeutik
Pemberian sedative secara hati-hati
Spiritual care
Berikan istirahat dan tidur yang adekuat
20

Você também pode gostar