Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TEMUAN AUDIT
Pengertian Temuan (Finding) Dalam
Laporan Audit
Bentuk temuan merupakan kertas kerja auditor
yang paling kritis. Temuan merupakan hasil dari
suatu audit. Bentuk temuan mengkonsolidasikan
semua informasi penting yang berhubungan dengan
suatu masalah audit tertentu, misalnya,
pengendalian yang tidak berfungsi/bekerja, salah saji
potensial dalam laporan keuangan atau adanya
ketidakefisienan yang menonjol.
Review Daftar Temuan
A. Elemen-Elemen Temuan
Bentuk temuan yang efektif terdiri dari lima elemen yang umum:
a. Kondisi
Menunjukkan suatu kesimpulan, masalah atau kesempatan yang dicatat
selam review audit. Kondisi ini mengarahkan secara langsung tujuan yang
dikendalikan atau beberapa standar kinerja lainnya. Contoh pernyataan
kondisi:
Pihak yang mempunyai kewenangan tidak memberikan otorisasi
dokumen ini.
Saat pendokumentasian, kondisi, kerincian dan penjelasan masalah amat
diperlukan. Pertanyaan-pertanyaan yang dapat dikaitkan dengan kondisi
adalah :
• Apakah masalahnya (what is it)?
• Apakah kekurangannya (what is defective)?
• Apakah yang tidak dipenuhi (what is deficient)?
• Apakah yang ada didalam kesalahan tersebut (what is in error)?
• Apakah masalahnya telah diisolasi atau telah menyebar (is the problem
isolated or widespread)?
b. Kriteria
Elemen ini menguraikan standar yang digunakan sebagai pedoman untuk evaluasi.
Dengan kata lain, kriteria menggambarkan kondisi yang ideal. Kriteria dapat menunjuk
suatu kebijakan prosedur atau peraturan pemerintah yang spesifik. Kriteria dapat jadi
hanya berupa logika umum (common sense) atau praktik-praktik bisnis dan aktivitas
organisasi yang hati-hati (prudent).
Jenis-jenis kriteria antara lain:
• Persyaratan tertulis, seperti hukum, peraturan, instruksi, prosedur, pedoman,
pengarahan dan sebagainya.
• Logika umum.
• Pengalaman auditor.
• Pendapat ahli yang independen.
• Praktis usaha yang baik.
• Instruksi tidak tertulis.
• Tujuan keseluruhan dari departemen atau organisasi.
• Standar dan prinsip-prinsip yang berterima umum.
c. Sebab
Pernyataan sebab menerangkan mengapa masalah-masalah yang
diidentifikasikan terjadi. Sebab mungkin merupakan atribut paling kritis dari
pembentukan temuan. Tanpa penentuan mengapa kondisi tersebut terjadi,
situasi tadi tidak dapat diperbaiki dengan semestinya.
Dalam mendokumentasikan sebab, auditor harus mengidentifikasikan
alasan-alasan yang mendasar yang ada didalam masalah tersebut. Penjelasan
dangkal yang gagal untuk mengungkap sebab dasar tidak akan mengarahkan
kondisi yang efektif.
d. Akibat
Pernyataan akibat menggambarkan risiko-risiko tertentu yang muncul
sebagai hasil dari kondisi atau masalah. Pada intinya, akibat adalah menjawab
pertanyan “so what?” (lalu apa?). Pernyataan akibat sering memperbincangkan
potensi kerugian, ketidaktaatan, atau ketidakpuasan pelanggan yang ditimbulkan
oleh masalah tersebut.
Jenis-jenis akibat, antara lain:
1. Kekurangan pelatihan.
2. Kekurangan komunikasi.
3. Ketidakjujuran.
4. Kecerobohan atau kekurang perhatian.
5. Keputusan, prosedur, aturan atau standar yang ada tidak berjalan atau
ketinggalan zaman/usang.
6. Ketidakpahaman atas peraturan-peraturan.
7. Keputusan atau instruksi yang hati-hati untuk menyimpang dari
instruksi.
8. Kekurangan sumber-sumber.
9. Kegagalan untuk menggunakan pertimbangan atas logika yang baik.
10. Ketidakhati-hatian bahwa suatu masalah (kondisi) ada/terjadi.
11. Perhatian atau usaha yang tidak cukup.
12. Kekurangan pengawasan yang efektif atau yang cukup atau kekurangan
review pengawasan.
13. Ketidakmauan untuk berubah.
14. Kekurangan perencanaan.
15. Penyusunan oganisasi atau pendelegasian wewenang yang tidak
sempurna atau tidak efektif.
e. Rekomendasi
Aspek temuan ini menyarankan bagaimana memperbaiki kondisi.
Rekomendasi yang efektif berkaitan secara langsung dengan dan menghilangkan
sebab.
Suatu rekomendasi yang baik menjaga keseimbangan yang layak antara risiko
yang disajikan dan biaya yang mengendalikannya. Sebelum pembuatan
rekomendasi, auditor harus memperhatikan pertanyaan-pertanyaan berikut:
• Apakah rekomendasi memecahkan masalah dan menghilangkan atau
mengurangi risiko?
• Apakah rekomendasi dapat diimplementasikan dalam lingkungan sekarang?
• Apakah rekomendasi merupakan cost effective?
• Apakah rekomendasi tersebut bertindak sebagai penyelesaian sementara atau
suatu pemecahan permanen?
Jenis-Jenis Temuan
a. Temuan Menguntungkan atau Temuan Positif
Adalah temuan yang melebihi kriteria yang digunakan atau mempunyai
dampak positif. Temuan menguntungkan biasanya kurang memerlukan
pengembangan dan penjelasan lebih lanjut dibandingkan temuan kekurangan
atau tidak menguntungkan. Namun, temuan ini harus sama pentingnya sebagai
hasil suatu audit. Pengawas audit harus memutuskan bagaimana menangani
temuan-temuan ini.
Seorang auditor dapat memasukkan temuan menguntugkan/positif dalam
laporan, tergantung atas sifat dan pentingnya temuan tersebut.
b. Temuan yang Bersifat Kekurangan atau Temuan
Negatif
Merupakan dasar bagi auditor untuk menyusun
opini dan rekomendasi. Konsekuensinya, pembuatan
dukungan bagi setiap temuan dengan fakta-fakta yang
meyakinkan, harus secara hati-hati. Hasil langkah-
langkah audit harus mendukung temuan. Ada tiga jenis
temuan yang bersifat kekurangan: Salah saji; Prosedur
atau sistem akuntansi yang buruk; Aktivitas-aktivitas
yang tidak sesuai.
Komunikasi Temuan
Temuan harus dikomunikasikan kepada pihak yang
diaudit untuk mendapatkan tanggapan. Tanggapan ini
dapat menjadikan hasil audit lebih objektif dan tidak
menimbulkan masalah dikemudian hari. Hasil audit ini akan
disetujui kedua belah pihak dan memudahkan penyelesaian
tindak lanjutnya. Komunikasi temuan/laporan ini,
membutuhkan keahlian tersendiri, agar sasaran audit tidak
dikesampingkan dalam pembahasan.
SISTEM PEMBUATAN DAFTAR
TEMUAN
a. Berdasarkan Prioritas Permasalahan (Urgensi)
Pembuatan daftar temuan berdasarkan prioritas permasalahan (urgensi)
dibedakan menjadi dua, yaitu temuan yang disebabkan faktor internal dan
daftar temuan yang disebabkan faktor eksternal. Temuan-temuan yang
disebabkan internal biasanya lebih mudah untuk diselesaikan daripada
temuan-temuan yang disebabkan pihak eksternal. Sama halnya dengan
temuan yang bersifat minor akan lebih mudah diselesaikan daripada temuan
yang bersifat mayor.
Dengan penyusunan daftar temuan berdasarkan prioritas permasalahan,
fokus audit lebih jelas yaitu pada permasalahan yang memiliki tingkat prioritas
yang tinggi. Sedangkan audit untuk isu-isu yang berada pada tingkat prioritas
yang rendah tidak perlu dilakukan secara mendalam. Dengan adanya daftar
temuan berdasarkan prioritas auditor dapat dengan lebih mudah menentukan
kebutuhan informasi berdasarkan prioritas permasalahan yang ditemukan.
b. Berdasarkan Unit Organisasi
Dalam penyusunan daftar temuan berdasarkan organisasi
temuan-temuan auditor dikelompokkan dan didaftar berdasarkan unit
organisasi. Pemeriksaan dilakukan per unit organisasi. Penyusunan
daftar temuan audit berdasarkan unit organisasi mempermudah
auditor dan tim audit dalam mengidentifikasi unit organisasi yang
membutuhkan pemeriksaan lebih mendalam terkait temuan. Selain
itu, penyusunan daftar temuan berdasarkan unit organisasi juga
mempermudah auditor dan tim audit mengidentifikasi unit organisasi
yang akan menjadi fokus audit.
Siklus Pembuatan Daftar Temuan
2. Temuan
positif dan
negatif
3. Klasifikasi
1. temuan:
pemeriksaaan - Prioritas
- Unit organisasi
6. Temuan
disajikan dalam 4. Daftar
laporan hasil temuan
pemeriksaan
5. Komunikasi
dan konfirmasi
dengan
manajemen
Temuan Keuangan
Temuan keuangan yang ditindaklanjuti oleh auditor biasanya merupakan
temuan keuangan yang bersifat kekurangan atau negatif. Temuan keuangan yang
bersifat kekurangan tersebut dapat berupa salah saji, sistem akuntansi yang buruk
atau aktivitas-aktivitas yang tidak sesuai. Temuan keuangan dihasilkan dari audit
terhadap laporan keuangan, dokumen dan catatan akuntansi, dan aktivitas-
aktivitas pada unit keuangan organisasi sektor publik. Audit keuangan meliputi
audit atas laporan keuangan yang bertujuan untuk memberikan keyakinan apakah
laporan keuangan dari organisasi sektor publik telah disajikan secara wajar tentang
posisi keuangan, hasil operasi, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum. Auditor menggunakan temuan keuangan sebagai dasar dalam
memberikan opini dan rekomendasi audit keuangan.
Temuan Kinerja
Sama halnya dengan proses audit keuangan, dalam proses audit kinerja
auditor juga mendapatkan temuan-temuan tentang kinerja teraudit yang bersifat
kelebihan (positif) maupun temuan yang bersifat kekurangan (negatif). Temuan
tersebut diperoleh dari serangkaian proses pemeriksaan audit terhadap aktivitas
organisasi, pemanfaatan sumber daya organisasi dan pencapaian tujuan organisasi.