Você está na página 1de 29

OLEH :

Muhammad Hasbie
A1C314024

Dosen Pembimbing :
Drs. Syahmani M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
Analgesik

Analgesik adalah senyawa


yang dapat menekan fungsi
PENGERTIAN Sistem Saraf Pusat secara
selektif.
Analgesik adalah salah satu jenis obat
yang dapat mengurangi atau menghilangkan
rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran .

Pada umumnya analgesik efektif untuk


menghilangkan sakit kepala, sakit gigi, nyeri
otot dan nyeri lainnya, misalnya nyeri pasca
bedah, pasca bersalin, disminore (nyeri haid)
dan lain-lain smpai pada nyeri hebat yang
sulit dikendalikan. Hampir semua analgesik
memiliki efek antipiretik (menurunkan
demam) dan efek anti inflamasi
(menanggulangi keradangan).
Analgesik

Analgesik Analgesik non


Narkotik Narkotik

Berdasarkan
struktur kimianya
Obat antiradang bukan
steroid (Non Steroidal
Analgesik-Antipiretik
Antiinflamatory Drugs =
NSAID)
ANALGESIK NARKOTIK

Pengertian Mekanisme Kerja


Analgesik narkotik, kini Efek analgesik
disebut juga analgesik opioida dihasilkan oleh adanya
adalah zat yang bekerja terhadap pengikatan obat
reseptor opioid khas di susunan dengan sisi reseptor
saraf pusat. Ini merupakan turunan khas pada sel dalam
opium yang berasal dari tumbuhan otak dan spinal cord.
Papever somniferum atau dari Rangsangan reseptor
senyawa sintetik. juga menimbulkan
Analgesik ini digunakan untuk efek euforia dan
meredakan nyeri sedang sampai mengantuk.
hebat.
CONTOH OBAT-OBAT
ANALGESIK NARKOTIK

1. Morfin
• Morfin didapat dari opium, yaitu getah kering tanaman papaver
somniferum mengandung tidak kurang dari 25 alkaloida
• Sediaan sebagai garam HCl atau sulfat
• Guna penghilang rasa sakit hebat : serangan jantung &
penyakit kanker
• Kecanduan cepat terjadi
• Diikat protein plasma 20-35%
• Waktu paro eliminasi 2,4 – 3,4 jam
• Dosis oral : 20-25 mg, setiap 4 jam
• i.m atau s.c : 10 mg/70 kg bb
STRUKTUR KIMIA
Hubungan perubahan struktur
dan
aktivitas turunan morfin
CONTOH OBAT-OBAT
ANALGESIK NARKOTIK
2. Meperidin (Pethidin = Dolantin)
• Efek analgesik antara morfin dan kodein
• Digunakan untuk mengurangi sakit pada obstetri
• Untuk pramedikasi pada anestesi
• Digunakan sebagai pengganti morfin untuk pengobatan penderi ta
kecanduan turunan morfin krn memp efek analgesik seperti morfin
tetap kecenderungan kecanduan lebih rendah
• Penyerapan dalam saluran pencernaan cukup baik
• 40-50% diikat oleh protein plasma
• Kadar plasma tertinggi dicapai dlm 1-2 jam
• Waktu paro plasma 5 jam
• Dosis oral, i.m dan s.c.: 50-100mg, dpt diulang setiap 3 -4 jam
STRUKTUR KIMIA

Meperidin
CONTOH OBAT-OBAT
ANALGESIK NARKOTIK

Metadon
• Efek analgesik 2x morfin, 10x meperidin, sbg garam HCl
• Sebagai obat pengganti morfin untuk pengobatan penderita
kecanduan morfin, karena efek analgesik seperti morfin, efek
kecanduan < morfin
• Pengunaan metadon dikontrol degan ketat, karena toksisitasnya 3-
10 x lebih besar daripada morfin
• Diserap saluran cerna cukup baik, 90% diikat protein plasma
• Kadar tertinggi dicapai 4jam, Waktu paro 15 jam
• Dosis analgesik i.m.: 2,5-10mg; untuk menekan sindrom obstinence :
15-40mg & sec bertahap dikurangi
• LEVANON : isomer levo metadon, tdk menimbulkan euforia
dianjurkan sbg obat pengganti morfin untuk pengobatan kecanduan
STRUKTUR KIMIA

Metadon
CONTOH OBAT-OBAT
ANALGESIK NARKOTIK

4. Golongan lain
(misal : Butarfanol fenat (stdol
NS), turunan morfinal dengan efek
analgesik kuat. Digunakan dalam
bentuk semprot atau spray untuk
mengatasi rasa nyeri yang sedang dan
hebat.)
ANALGESIK NON NARKOTIK

 Ini digunakan untuk mengurangi rasa sakit yang ringan


sampai moderat.
 juga untuk menurunkan suhu badan pada keadaan panas
yang tinggi dan sebagai antiradang untuk pengobatan
rematik.
 Analgesik non narkotik bekerja pada perifer dan sentral
sistem saraf pusat.
MEKANISME KERJA

Analgesik
Menimbulkan efek analgesik dengan cara
menghambat secara langsung dan selektif enzim-enzim
pada sistem saraf pusat yang mengkatalis biosintesis
prostaglandin, ion-ion hidrogen dan kalium, yang dapat
merangsang rasa sakit secara mekanis atau kimiawi.
ANTIPIRETIK

Antipiretik menyebabkan hipotalamus untuk mengesampingkan


peningkatan interleukin yang kerjanya menginduksi suhu tubuh. Tubuh
kemudian akan bekerja untuk menurunkan suhu tubuh dan hasilnya adalah
pengurangan demam. Hilangnya panas terjadi dengan meningkatnya aliran
darah ke perifer dan pembentukan keringat. Efeknya ini bersifat sentral, tetapi
tidak langsung pada neuron hipotalamus. Cara menurunkan demam tinggi
diduga dengan menghambat pembentukan prostaglandin. Penurunan suhu
tersebut adalah hasil kerja obat pada sistem saraf pusat yang melibatkan pusat
kontrol suhu dihipotalamus.
Obat-obat yang memiliki efek antipiretik adalah :
• AINS (antiinflamasi non steroid) seperti ibuprofen, naproxen sodium, dan
ketoprofen.
• Aspirin dan golongan salisilat lainnya
• Parasetamol (Asetaminofen).
• Metamizole (Antalgin)
• Nabumetone, dll
STRUKTUR KIMIA

(4-hidroksifenil)
asam 2-asetilbenzoat etanamida

2-Butanon, 4- (6-metoksi-
2-naftalenil)

Struktur Nabumetone
ANTIRADANG

Menghambat enzim-enzim yang terlihat pada


biosintesis mukopolisakarida dan glikoprotein, meningkatkan
pergantian jaringan kolagen dengan memperbaiki jaringan
penghubung dan mencegah pengeluaran enzim-enzim lisosom
melalui stabilitasi membran yang terkena radang. Analgesik
non narkotik efektif untuk mengurangi keradangan tetapi tidak
dapat mencegah kerusakan jaringan pada penderita artritis.
BERDASARKAN STRUKTUR KIMIANYA

• Analgesik-Antipiretika
Obat golongan ini digunakan untuk pengobatan
simptomatik, yaitu hanya meringankan gejala
penyakit, tidak menyembuhkan atau menghilangkan
penyebab penyakit.
Berdasarkan struktur kimianya obat analgesik-
antipiretika dibagi menjadi dua kelompok yaitu
turunan aniline dan para-aminofenol, dan turunan 5-
pirazolon.
BERDASARKAN STRUKTUR KIMIANYA
OBAT ANALGESIK-ANTIPIRETIKA

1. Turunan Anilin dan Para-Aminofenol


Turunan anilin dan p-aminofenol, seperti asetaminofen,
asetanilid, dan fenasetin mempunyai aktivitas analgesic-
antipiretik sebanding dengan aspirin, tetapi tidak mempunyai
efek antiinflamasi dan antirematik.

2. Turunan 5-Pirazolon
Turunan 5-pirazolon seperti antipirin,amidopirin, dan
metompiron mempunyai aktivitas analgesic-antipiretik dan
antirematik serupa dengan aspirin.
BERDASARKAN STRUKTUR KIMIANYA

• Obat Antiradang Bukan Steroid


Berdasarkan struktur kimianya obat antiradang bukan
steroid dibagi menjadi tujuh kelompok yaitu :
• Turunan salisilat,
• Turunan 5-pirazolidindion,
• Turunan asam N-arilantranilat,
• Turunan asam arilasetat,
• Turunan Oksikam
• Turunan heteroarilasetat, dan turunan lain-lain.
OBAT ANTIRADANG BUKAN
STEROID
1. Turunan asam salisilat
Asam salisilat mepunyai aktivitas analgetik-antipiretik
dan antirematik, yang banyak digunakan sebagai analgetik-
antipiretik adalah senyawa turunannya. Turunan asam salisilat
digunakan untuk mengurangi sakit kepala, nyeri otot, dan
rematik. Turunan asam salisilat menimbulkan efek samping
iritasi lambung.
OBAT ANTIRADANG BUKAN
STEROID
2. Turunan 5-pirazolidindion
Turunan 5-Pirazolidindion seperti
fenilbutazon dan oksifenbutason adalah
antiinflamasi non steroid yang banyak
digunakan untuk meringankan rasa nyeri yang
berhubungan dengan rematik, dan sakit
persendian. Turunan ini menimbulkan efek
samping iritasi pada lambung.
OBAT ANTIRADANG BUKAN
STEROID

3. Turunan asam N-arilantranilat


Turunan asan N-arilantranilat
terutama digunakan sebagai antiinflamasi
untuk pengobatan rematik, dan sebagai
analgesic untuk mengurangi rasa nyeri yang
ringan dan moderat. Contoh dari turunan ini Asam mefenamat
adalah asam mefenamat, asam flufenamat,
2 - [(2,3-dimetilfenil)
natrium meklofenamat, glafenin, floktafenin. amino] asam benzoat
OBAT ANTIRADANG BUKAN
STEROID

4. Turunan asam arilasetat


Turunan ini mempunyai aktivitas antiinflamasi dan
analgesic yang tinggi, dan terutama digunakan sebagai
antirematik. Seperti pada obat antirematik yang lain, turunan
ini juga menimbulakn efek samping iritasi saluran cerna cukup
besar.
OBAT ANTIRADANG BUKAN
STEROID

5. Turunan Oksikam
Turunan ini pada umumnya bersifat asam, mempunyai
efek antiinflamasi, analgesic, dan antipiretik. Efektif untuk
pengobatan simptomatik rematik arthritis, osteoarthritis, dan
antipirai. Contohnya piroksikam, tenoksikam, dan isoksikam.
OBAT ANTIRADANG BUKAN
STEROID

6. Turunan heteroarilasetat
Turunan heteroarilasetat memiliki aktivitas cukup tinggi
namun efek samping pada saluran cerna cukup besar. Contoh
turunan heteroasetat antara lain fentiazak, asam tiaprofenat,
asam metiazinat, dan ketorolak trometamol.
7. Turunan Lain-Lain
Turunan ini menimbulkan efek samping iritasi saluran
cerna, serta menyababkan ketidaknormalan hematologis dan
kadang-kadang bersifat hepatotoksik dan nefrotoksik. Contoh
diantaranya benzidamin HCL, tinoridin, asam niflumat.

Você também pode gostar